Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ENTEREPRENEUSRSIP

“PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM”

DI SUSUN OLEH :

RESTU MAHEZA PUTRA (2141010202)

SINTA SAFITRI (2141010217)

SEPTIAN EKO BUDIANTORO (2141010216)

SENOAJI PRAMONO (2141010215)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Enterpreneurship kami yang
berjudul “PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM” Sholawat dan Salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad Salallahu’alaihi Wassallam. Beserta
keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca
adalah sangat berharga bagi kami.

Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah keilmuan
dan bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan
makalah dengan tema yang senada diwaktu yang akan datang. Aamiin yaarobbal ‘alamin.

Bandar Lampung, 13
April 2023

KELOMPOK 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehadiran ekonomi Islam telah memunculkan harapan baru bagi banyak


orang, khususnya bagi umat Islam akan sebuah ekonomi alternatif dari sistem
ekonomi kapitalisme dan sosialisme sebagai arus utama perdebatan sebuah sistem
ekonomi dunia, terutama sejak perang dunia II yang memunculkan banyak Negara-
negara Islam bekas jajahan imperialis. Dalam hal ini, keberadaan ekonomi Islam
sebagai sebuah model ekonomi alternatif memungkinkan bagi banyak pihak,
muslim maupun non muslim untuk melakukan banyak penggalian kembali
berbagai ajaran Islam.Khususnya yang menyangkut hubungan pemenuhan
kebutuhan antar manusia melalui aktivitas perekonomian maupun aktifitas lainnya.

Meskipun begitu, system ekonomi dunia saat ini masih dikendalikan oleh
system ekonomi kapitalisme, karena umat Islam sendiri masih terpecah dalam hal
bentuk implementasiekonomi Islam dimasing-masing Negara. Kenyataan ini oleh
sebagian pemikir Islam masih diterima dengan lapang karena ekonomi Islam secara
implementasinya di masa kini relatif masih baru. Masih perlu dilakukan banyak
sosialisasi dan pengarahan serta pengajaran kembali umat Islam untuk melakukan
aktifitas ekonominya sesuai dengan hukum Islam. Sementara sebagai lainnya
menilai bahwa faktor kekuasaan memainkan peran signifikan, karenanya
mengkritisi bahwa ekonomi Islam atau ekonomi syariah belum akan dapat sesuai
dengan syariah jika pemerintahnya sendiri belum menrapkan syariah dalam
kebijakan-kebijakannya.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Ekonomi Islam?
2. Apa saja prinsip-prinsip dalam Ekonomi Islam?
3. Bagaimana karakteristik Ekonomi Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Ekonomi Islam
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang ada dalam Ekonomi Islam
3. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dalam Ekonomi Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EKONOMI ISLAM


Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai sebuah studi tentang
pengelolaan harta benda menurut perspektif Islam. Ekonomi Islam merupakan
ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur
berdasarkan peraturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaiman
dirangkum dalam rukun Islam dan rukun iman. Ilmu ekonomi Islam merupakan
ilmu pengetahuan social yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang
diilhami oleh nilai-nilai Islam.

Secara epistimologis ekonomi Islam dibagi menjadi dua disiplin ilmu,


yang pertama yaitu ekonomi Islam normatif, yaitu studi tentang hukum-hukum
syariah Islam yang berkaitan dengan urusan harta benda. Cakupannya adalah
kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dan distribusi kekayaan kepada
masyarakat. Bagian ini merupakan pemikiran yang terikat nilai, karena diperoleh
dari sumber nilai Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah melalui metode istinbat
hukum. Kedua, ekonomi Islam positif, yaitu studi tentang konsep-konsep Islam
yang berkaitan dengan urusan-urusan harta benda, khususnya yang berkaitan
dengan produksi barang dan jasa. Cakupannya adalah segala macam cara dan
sarana yang digunakan dalam proses produksi barang dan jasa. Bagaian ini tidak
harus mempunyai dasar konsep dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, tapi cukup
disyaratkan tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Segala aturan yang diturunkan Allah SWT dalam system Islam mengarah
pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan
kejahatan, kesengasaraan dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian
halnya dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai
kemenangan di dunia dan akhirat.
Ekonomi Islam memiliki beberapa tujuan antara lain;

 Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi
masyarakat dan lingkungannya.

 Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud


mencakup aspek kehidupan dibidang hokum dan muamalah.

 Tercapainya maslahahatan yang mencakup, keselamatan keyakinan agama,


keselamatan jiwa, keselamatan akal, keselamatan keturunan dan keluarga serta
keselamatan harta benda.

Berikut pendapat para ahli : Pengertian ekonomi islam


Yusuf Qardhawi. Pengertian Ekonomi Islam merupakan ekonomi yang
berdasarkan pada ketuhanan. Esensi sistem ekonomi ini bertitik tolak dari Allah,
tujuan akhirnya kepada Allah, dan memanfaatkan sarana yang tidak lepas dari
syari’at Allah.
Umer Chapra. Menurutnya, ekonomi islam merupakan suatu cabang ilmu
pengetahuan yang membantu manusia dalam mewujudkan kesejahteraannya
melalui alokasi dan distribusi berbagai sumber daya langka sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan berdasarkan syariah )al–‘iqtisad al–syariah( tanpa mengekang
kebebasan individu secara berlebihan, menciptakan ketidakseimbangan
makroekonomi dan ekologi, atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta
ikatan moral yang terjalin di masyarakat.
Muh. Nejatullah ash-Shiddiqi. Pengertian ekonomi islam adalah tanggapan
atau respon para pemikir muslim terhadap berbagai tantangan ekonomi pada masa
tertentu. Dalam hal ini mereka dituntun oleh Al-Qur’an dan sunnah serta akal
pengalaman dan ijtihad

M.M. Metwally. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku


muslim )yang beriman( dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti al Qur’an,
Hadis, Ijma dan Qiyas.
Ziauddin Ahmad. Ekonom yang berasal dari Pakistan ini merumuskan
pengertian ekonomi islam merupakan upaya pengalokasian sumber-sumber daya
untuk memproduksi barang dan jasa sesuai petunjuk Allah SWT untuk
memperoleh ridha-Nya.
M. Syauqi Al-Faujani. Ekonomi Islam merupakan segala aktivitas
perekonomian beserta aturan-aturannya yang didasarkan kepada pokok-pokok
ajaran Islam tentang ekonomi.
S.M. Hasanuzzaman. Ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi
ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam
pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi
manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban mereka terhadap
Allah dan masyarakat.”
Muh. Abdul Mannan. Ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan
social yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-
nilai Islam.”
Khursid Ahmad. Ilmu ekonomi Islam merupakan suatu upaya sistematis untuk
mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam
hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam.”
Veithzal Rivai dan Andi Buchari. Diuraikan pengertian ekonomi Islam
sebagai suatu ilmu multidimensi atau interdisiplin, komprehensif dan saling
terintegrasi, mencakup ilmu Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah
serta ilmu-ilmu rasional. Dengan ilmu tersebut, manusia dapat mengatasi
keterbatasan sumber daya untuk mencapai kebahagiaan.
Untuk menambahkan khasanah berfikir kita, maka ekonomi islam itu adalah :
Ekonomi islam atau ekonomi syariah adalah sebuah sistem ekonomi yg
dalam aktifitasnya melarang saling zholim menzholimi yg bertujuan
meningkatkan produktifitas dengan memacu sektor reel dan meggunakan zakat
infaq dan sedekah sebagai distribusi pemerataan ekonomi.
Secara spesifik yang dilarang dalam ekonomi islam yaitu saling zholim
menzholimi.
Secara umum ada tiga praktek yang sering terjadi dalam muamalah yaitu :
1. MAYSIR
Perkataan Maisir bermaksud memperolehi sesuatu dengan mudah atau
memperolehi keuntungan tanpa usaha. Islam melarang semua bentuk urusniaga
di mana keuntungan kewangan diperolehi hanya berdasarkan nasib atau
spekulasi dan bukannya dengan usaha gigih untuk mendapatkannya.

2. GHARAR

DEFINISI GHARAR Menurut bahasa Arab, makna al-gharar adalah, al-


khathr pertaruhan(. Sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, al-
gharar adalah yang tidak jelas hasilnya )majhul al-‘aqibah(. Sedangkan menurut
Syaikh As-Sa’di, al-gharar adalah al-mukhatharah )pertaruhan( dan al-jahalah)
ketidak jelasan. Perihal ini masuk dalam kategori perjudian.

HUKUM GHARAR Dalam syari’at Islam, jual beli gharar ini terlarang.
Dengan dasar sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu
Hurairah yang berbuny

3. RIBA

Menurut bahasa atau lugat, pengertian ribaartinya ziyadah )tambahan( atau


nama’ )berkembang(. Sedangkan menurut istilah pengertian dari riba adalah
penambahan pada harta dalam akad tukar-menukar tanpa adanya imbalan atau
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil

B. PRINSIP-PRINSIP EKONOMI ISLAM


Pada pelaksanaannya, sistem ekonomi Islam mengedapankan prinsip-
prinsip ekonomi yang bertujuan untuk mensejahterakan manusia. Adapun
beberapa prinsip ekonomi Islam adalah sebagai berikut:
1. Mencegah Kesenjangan Sosial

“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul,


supaya kamu diberi rahmat.” (QS An-Nur: 56)

Dalam ekonomi Islam diutamakan untuk memberikan bantuan kepada orang


lain yang membutuhkan. Meskipun tetap memperbolehkan kompetisi, hal ini
bukan berarti mengesampingkan kepedulian terhadap orang lain dan
lingkungan.

2. Tidak Bergantung Kepada Nasib atau Keberuntungan

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada


keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi
dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.”…” (QS Al-Baqarah: 219)

Segala yang berhubungan dengan perjudian dan mengandalkan


keberuntungan adalah sesuatu yang dilarang dalam ekonomi Islam. Prinsip
ekonomi Islam mengacu pada kejelasan transaksi dan tidak bergantung pada
keberuntungan yang tidak jelas, apalagai sampai melalaikan kerja keras dan
ikhtiar.

3. Mencari dan Mengelola Kekayaan Alam

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.”
(QS Al Jumuah: 10).
Dalam prinsip ekonomi Islam, setiap manusia diharuskan mencari dan
mengelola sumber daya alam sebaik-baiknya. Hal ini termasuk dalam
memaksimalkan hasil bumi, hubungan kerjasama dengan orang lain, dan lain-
lain.

4. Melarang Praktik Riba

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba yang belum dipungut( jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Al-
Baqarah: 278)
Seperti yang telah disebutkan di atas, sistem ekonomi Islam melarang praktik
riba dalam setiap kegiatn ekonomi karena dianggap dapat menyengsarakan
peminjam dana, khususnya mereka yang kurang mampu.

5. Membuat Catatan Transaksi dengan Jelas

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar” (QS Al Baqarah:
282)

Dalam ekonomi Islam, setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dengan
baik. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik atau masalah di masa
depan karena adanya potensi kelalaian atau lupa

6. Mengutamakan Keadilan dan Keseimbangan dalam Berniaga.

“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan


neraca yang benar. Itulah yang lebih utama )bagimu( dan lebih baik akibatnya.”
(QS Al Isra: 35)
Dalam ekonomi Islam juga memerintahkan agar kegiatan niaga berjalan
secara adil dan seimbang. Artinya, setiap melakukan transaksi maka pembeli
maupun penjual tidak boleh melakukan hal-hal yang dapat merugikan satu sama
lain, misalnya menipu atau membohongi.

C. KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM

Ada beberapa karakteristik ekonomi Islam sebagaimana disebutkan dalam al-


Mawsuah al-Ilmiyah wa al-Amaliyah al-Islamiyah dalam Ghufran, yang dapat
diringkas sebagai berikut:

1. Harta kepunyaan Allah dan manusia khalifah harta. Karakteristik pertama ini
terdiri dari dua bagian, yaitu semua harta, baik benda maupun alat produksi
adalah milik )kepunyaan Allah(, dan manusia adalah khalifah atas harta
miliknya. Hak milik pada hakikatnya adalah milik Allah. Manusia
menafkahkan hartanya itu haruslah menurut hukum-hukum yang telah
disyariatkan Allah.

2. Ekonomi Islam terikat dengan akidah, syariat )hukum( dan moral. Hubungan
ekonomi Islam dengan akidah Islam tampak jelas dalam banyak hal, seperti
pandangan Islam terhadap alam semesta yang disediakan untuk kepentingan
manusia. Di antara bukti hubungan ekonomidan moral dalam Islam adalah:

 Larangan terhadap pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat


menimbulkan kerugian atas harta orang lain atau kepentingan
masyarakat.

 Larangan melakukan penipuan dalam transaksi.

 Larangan menimbun emas dan perak atau sarana-sarana moneter


lainnya, sehingga mencegah peredaran uang, karena uang sangat
diperlukan buat mewujudkan kemakmuran perekonomian dalam
masyarakat. Menimbun uang berarti menghambat fungsinya dalam
memperluas lapangan produksi dan penyiapan lapangan kerja buat
para buruh.

 Larangan melakukan pemborosan, karena akan menghancurkan


individu dalam masyarakat.
3. Ketiga: Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan. Islam adalah
agama yang menjaga diri, tetapi juga toleran )membuka diri(. Selain itu,
Islam adalah agama yang memiliki unsur keagamaan )mementingkan
segi akhirat( dan sekularitas )segi dunia
4. Keempat: Keadilan dan keseimbangan dalam melindungi kepentingan
individu dan masyarakat. Arti keseimbangan dalam sistem sosial Islam
adalah tidak mengakui hak mutlak dan kebebasan mutlak, tetapi
mempunyai batasan-batasan tertentu, termasuk dalam bidang hak milik.
Hanya keadilan yang dapat melindungi keseimbangan antara batasan-
batasan yang ditetapkan dalam sistem islam untuk kepemilikan individu
dan umum
5. Bimbingan Konsumsi. Dalam konsumsi Islam mempunyai pedoman
untuk tidak melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan tidak
melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan
6. Keenam: Petunjuk Investasi. Kriteria atau standar dalam menilai proyek
investasi, memandang ada lima kriteria yang sesuai dengan Islam untuk
dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi.
7. Ketujuh: Zakat. Zakat adalah sedekah yang diwajibkan atas harta
seorang muslim yang telah memenuhi syarat, bahkan ia merupakan
rukun Islam yang ketiga. Zakat merupakan sebuah sistem yang menjaga
keseimbangan dan harmoni sosial di antara muzzaki dan mustahik. Zakat
juga bermakna komitmen yang kuat dan langkah yang konkret dari
negara dan masyarakat untuk menciptakan suatu sistem distribusi
kekayaan dan pendapatan secara sistematik dan permanen.
8. Kedelapan: Larangan riba. Islam telah melarang segala bentuk riba
karenanya itu harus dihapuskan dalam ekonomi Islam. Pelarangan riba
secara tegas ini dapat dijumpai dalam al-Quran dan hadist. Arti riba
secara bahasa adalah ziyadah yang berarti tambahan, pertumbuhan,
kenaikan, membengkak, dan bertambah, akan tetapi tidak semua
tambahan atau pertumbuhan dikategorikan sebagai riba.
9. Kesembilan: Pelarangan Gharar. Ajaran islam melarang aktivitas
ekonomi yamg mengandung gharar. Gharar adalah sesuatu dengan
karakter tidak diketahui sehingga menjual hal ini adalah seperti
perjudian.
10. Kesepuluh: Pelarangan yang haram. Dalam ekonomi Islam segala
sesuatu yang dilakukan harus halalan toyyiban, yaitu benar secara hukum
Islam dan baik dari perspektif nilai dan sesuatu yang jika dilakukan akan
menimbulkan dosa. Haram dalam hal ini bisa dikaitkan dengan zat atau
prosesnya dalam hal zat, Islam melarang mengonsumsi, memproduksi,
mendistribusikan, dan seluruh mata rantainya terhadap beberapa
komoditas dan aktivitasnya

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

 Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia


yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan
tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
 Adapun prinsip dasar dari ekonomi Islam yaitu tauhid, akhlak dan
keseimbangan.

 Ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu


dengan kepentingan umum
DAFTAR PUSTAKA

https://ekonomi-islam.com/pengertian-ekonomi-islam/
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/sistem-ekonomi-islam.html/

https://suduthukum.com/2015/11/karakteristik-ekonomi-islam.html

http://tanbihun.com/analisis/prinsip-prinsip-ekonomi-islam/

http://suherilbs.wordpress.com/ekonomi-mikro/ekonomi-makro/

http://tanbihun.com/analisis/prinsip-prinsip-ekonomi-islam/

http://hermanmoslem.blogspot.com/2009/11/prinsip-prinsip-ekonomi-islam.html
http://suherilbs.wordpress.com/ekonomi-mikro/ekonomi-makro/

Anda mungkin juga menyukai