Disusun Oleh :
1. 205231172 ICHSAN WAHYU ADI NUGROHO
2. 205231173 NASHIROTUN NISA' AYU AMANDA
3. 205231174 FATIN NUR AFIFAH
4. 205231175 PURNANING HASTUTI TRISNANTO
5. 205231176 MUHAMMAD BAYU NASHRULLAH
PERBANKAN SYARIAH 2E
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI IAIN SURAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Ekonomi Islam tentang “Tokoh Ekonomi Islam dan Pemikirannya
Periode Ketiga”.
Dalam makalah ini, akan dijelaskan tentang pengertian ekonomi islam, sejarah
ekonomi islam, dan tokoh-tokoh perekonomian islam periode ketiga.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan,baik dalam penyusunan kata, bahasa, dan sistematika pembahasannya.
Penulis meminta maaf apabila ada kesalahan dalam makalah ini. Oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan masukan atau kritikan serta saran yang bersifat membangun untuk mendorong
kami menjadi lebih baik kedepannya.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang sudah berkenan
membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami dan
pembaca.
Penulis
KELOMPOK III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti
"keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum".
Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau
"manajemen rumah tangga". Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau
ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Sedangkan menurut, AristotelesAristoteles berpendapat bahwa ilmu ekonomi
adalah suatu cabang yang bisa digunakan melalui dua jalan yaitu adanya
kemungkinan untuk dipakai dan kemungkinan untuk ditukarkan dengan barang. (Nilai
pemakaian dan nilai pertukaran).Menurut Adam Smith Ilmu ekonomi menurut Adam
Smith, merupakan ilmu sistematis yang mempelajari tingkah laku manusia dalam
usahanya untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan
tertentu.
Sedangkan ekonomi islam/Syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh nilai-
nilai Islam. Ekonomi syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme,
sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari sistem
kapitalisme, sistem Ekonomi Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal
terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu,
ekonomi dalam kacamata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran
yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam etika dan moral syariah islam.
Sejarah ekonomi islam dimulai dari periode awal ekonomi Islam, yang
dimulai sejak misi kenabian Muhammad SAW hingga tahun 1500 M, tepatnya pada
masa kejatuhan Andalusia. Kedua, periode stagnasi dan transisi, dimulai tahun 1500
M hingga 1950 M. Ketiga, periode resurgensi atau kebangkitan kembali, dimulai pada
tahun 1950 M hingga sekarang.
Tahap pertama adalah fase yang sangat strategis dalam pengembangan
ekonomi Islam. Tahap ini merupakan fase perkembangan teori klasik ekonomi Islam,
yang dihasilkan selama kurun waktu 9 abad, meski para tokoh ulama yang muncul di
tahap ini tidak menyebutnya sebagai teori ekonomi.Selanjutnya, tahap kedua adalah
masa dimana perkembangan ekonomi Islam mulai mengalami stagnasi. Hampir tidak
ada hal baru yang berkembang pada periode ini. Pada fase ini, yang menjadi
representasi utama kekuatan dunia Islam adalah khilafah Turki Usmani, dengan
kontribusi pentingnya adalah menjadikan wakaf tunai sebagai mesin pertumbuhan
ekonomi selama kurang lebih lima abad.Tahap ketiga ,tahap ekonomi islam
kontemporer/modern.Siapa dan bagaimana pemikiran dari tokoh-tokoh
tersebut?.Dalam menjawab pertanyaan tersebut kami kelompok tiga membuat
makalah tentang tokoh ekonomi islam dan pemikirannya periode ketiga dan
kontemporer.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa saja tokoh yang berperan dalam periode ketiga/ kontemporer?
2. Apa pemikiran dari tokoh-tokoh tersebut?
3. Bagaimana sejarah perkembangan eskonomi islam pada periode ketiga?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui latar berlakang terciptanya periode ketiga/ kontemporer.
2. Mengetahui tokoh yang beperan dalam periode tersebut.
3. Mengetahui pemekiran dari para tokoh ekonomi islam pada masa itu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomoi Islam
Ekonomi syariah adalah cabang ilmu pengetahuan sosial yang membahas
tentang ekonomi dengan ajaran agama Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW.
Ekonomi islam menurut bahasa adalah ekonomi islam merupakan ilmu yang
mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan
agama islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman
dan rukun islam.
Menurut M. Akram Khan bahwa ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk
melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan
mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar kerja sama dan partisipasi. Definisi
yang dikemukakan Akram Khan ini memberikan dimensi normatif (kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat) serta dimensi positif (mengorganisir sumber daya alam).
Ilmu ekonomi Islam adalah Ilmu normatif karena ia terikat oleh norma-norma yang
telah ada dalam ajaran dan sejarah masyarakat Islam. Ia juga merupakan ilmu positif
karena dalam beberapa hal, ia telah menjadi panutan masyarakat Islam.
Menurut Muhammad Abdul Mannan bahwa ilmu ekonomi Islam adalah ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalahmasalah ekonomi masyarakat yang
diilhami oleh nilai-nilai Islam.
Menurut M. Umer Chapra bahwa ilmu ekonomi Islam adalah sebuah
pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi
dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu
pada pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku
makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa ketidak seimbangan lingkungan.
Menurut Kursyid Ahmad bahwa ilmu ekonomi Islam adalah sebuah usaha
sistematis untuk memahami masalah-masalah ekonomi dan tingkah laku manusia
secara relasional dalam perspektif Islam.2 Ekonomi Islam dapat juga diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang diatur oleh Islam
dengan landasan Alqur’an dan Sunah.
Tahap Keempat atau Periode Kedua (1058-1448 M). Pemikir Ekonomi Islam Periode
ini Al Gazali (1111 M), Ibnu Taymiyah (1328 M), Ibnu Khaldun (1040 M), Syamsuddin Al
Sarakhsi (1090 M), Nizamu Mulk Tusi (1093 M), Ibnu Masud Al kasani (1182 M), Al-
Saizari (1993), fakhruddin Al Razi (1210 M), Najnudin Al Razi (1256 M), Ibnul Ukhuwa
(1329 M).
Tahap Kelima atau Periode Ketiga (1446-1931 M). Shah Walilullah Al Delhi (1762
M), Muhammad bin Abdul Wahab (1787 M), Jamaluddin Al Afghani (1897 M), Mufti
Muhammad Abduh (1905 M), Muhammad Iqbal (1938 M), Ibnu Nujaym (1562 M), Ibnu
Abidin (1836), Syeh Ahmad Sirhindi (1524M).
Tahap Keenam atau Periode Lanjut (1931 M – Sekarang). Muhammad Abdul Mannan
(1938), Muhammad Najatullah Siddiqi (1931 M), Syed Nawad Haider Naqvi (1935), Monzer
Kahf, Sayyid Mahmud Taleghani, Muhammad Baqir as Sadr, Umer Chapra.
b) Pemikiran Ekonomi
Pemikiran Ekonomi Shah Waliullah dapat ditemukan dalam karyanya yang
terkenal berjudul, Hujjatullah Al-Baligha. Ia banyak menjelaskan rasionalitas dari
aturan-aturan syariat bagi perilaku manusia dan pembangunan masyarakat.
Menurutnya, manusia secara alamiah adalah makhluk sosial sehingga harus
melakukan kerja sama antara satu orang dengan orang lainnya. Kerja sama ini
misalnya dalam bentuk pertukaran barang dan jasa, kerja sama usaha
(mudharabah, musyarakah), kerja sama pengelolaan pertanian, dan lain-lain. Islam
melarang kegiatan-kegiatan yang merusak semangat kerja sama ini, misalnya
perjudian dan riba. Kedua kegiatan ini mendasarkan pada transaksi yang tidak
adil, eksploitatif, mengandung ketidakpastian yang tinggi, berisiko tinggi dan
karenanya memberikan kontribusi bagi peradaban manusia.
Shah Waliullah menekankan perlunya pembagian faktor- faktor ekonomi yang
bersifat alamiah secara lebih merata, misalnya tanah. Ia menyatakan, bahwa
semua tanah sebagaimana masjid atau tempat-tempat peristirahatan diberikan
kepada wayfarers. Benda-benda tersebut dibagi berdasarkan prinsip siapa yang
pertama datang dapat memanfaatkannya (first come first served). Kepemilikan
terhadap tanah akan berarti hanya jika orang lebih dapat memanfaatkannya dari
pada orang lain. Untuk pengelolaan negara, diperlukan adanya suatu pemerintahan
yang mampu menyediakan sarana pertahanan, membuat hukum dan
menegakkannya, menjamin keadilan, serta menyediakan berbagai sarana publik
seperti jalan dan jembatan. Untuk berbagai keperluan ini, negara dapat memungut
pajak dari rakyatnya. Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan kegiatan
negara yang penting, tetapi harus memperhatikan pemanfaatan kan kemampuan
masyarakat untuk membayarnya. Berdasarkan pengamatannya terhadap
perekonomian di kekaisaran Mughal India, Waliullah mengemukakan dua faktor
utama yang menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomian. Dua faktor
tersebut yaitu : pertama, keuangan negara dibebani dengan berbagai pengeluaran
yang tidak produktif; kedua, pajak yang di bebankan kepada pelaku ekonomi
terlalu berat sehingga menurunkan semangat berekonomi. Menurutnya,
perekonomian dapat tumbuh jika terdapat tingkat pajak yang ringan yang
didukung oleh administrasi yang efisien.
b) Pemikiran Ekonomi
Meskipun di dunia luas lebih sebagai filosof, satrawan atau juga pemikir
politik, Muhammad Iqbal sebenarnya juga memiliki pemikiran-pemikiran
ekonomi yang brilian. Pemikiranya memang tidak berkisah tentang hal-hal teknis
dalam ekonomi, tetapi lebih kepada konsep-konsep umum yang mendasar. Dalam
karyanya puisi dari Timur ia menunjukan tanggapan Islam terhadap kapitalisme
Barat dan reaksi ekstrim dari komunisme. Iqbal menganalisis dengan tajam
kelemahan kapitalisme dan komunisme dan menampilkan sesuatu pemikiran
“poros tengah” yang dibuka oleh Islam. Semangat kapitalisme, yaitu memupuk
kapital atau materi sebagai nilai dasar sistem ini, bertentangan dengan semangat
Islam. Demikian pula semangat komunisme yang banyak melakukan paksaan
kepada masyarakat juga bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Keadilan sosial
merupakan aspek yang mendapat perhatian yang besar dari Iqbal dia menyatakan
bahwa negara memiliki tugas yang besar untuk mewujudkan keadilan sosial ini.
Zakat, yang hukumnya wajib dalam Islam, dipandang memiliki posisi yang
strategis bagi penciptaan masyarakat yang adil.
b) Pemikiran Ekonomi
Pada tahun 1970 Islam dalam tahapan pembentukan, berkembang dari
pernyataan tentang prinsip ekonomi secara umum dalam Islam hingga uraian lebih
seksama. Hingga saat itu tidak ada satu Universitas pun yang mengajarkan
ekonomi Islam. Seiring dengan waktu maka ekonomi Islam pun diajarkan di
Universitas- Universitas hal ini mendorong ia menerbitkan bukunya yang lain
pada tahun 1984 yaitu The Making Of Islamic Economic Society dan The Frontier
Of Islamic Economics. Muhammad Abdul Mannan memperoleh gelar Master dan
Doktornya dari Universitas Michigan, Amerika Serikat dan memiliki pengalaman
bertahun-tahun sebagai pengajar dan peneliti di Universitas Universitas di dunia
termasuk di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Mannan sangat terkenal atas
karya-karyanya di bidang ekonomi Islam dan keuangan secara umum. Selain itu,
Muhammad Abdul Mannan memberikan kontribusi dalam pemikiran ekonomi
Islam melalui bukunya yang berjudul Ekonomi Islam teori dan praktek, yang
menjelaskan bahwa sistem ekonomi Islam sudah ada petunjuknya dalam Al-
Qur’an dan Haditst, namun dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang sering
menimbulkan pertanyaan. Buku tersebut sangat bermanfaat untuk menjalankan
ekonomi yang sesuai dengan hukum Islam. Yang dibahas dalam buku ini antara
lain adalah teori harga, bank Islam, perdagangan, asuransi dan lain-lain.347
Muhammad Abdul Mannan juga mengemukakan beberapa aspek pembayaran
dalam sistem ekonomi Islam, yang meliputi zakat, jizyah (pajak yang dikenakan
pada non-Muslim sebagai imbalan untuk jaminan yang diberikan negara Islam
pada mereka guna melindungi kehidupannya, harta benda dan lain sebagainya),
kharaj (pajak bumi), ghanimah (rampasan perang), pajak atas pertambangan dan
harta karun, serta bea cukai dan pungutan. Secara tegas Mannan mem-
bandingkan bahwa terdapat perbedaan mendasar antara zakat dan jizyah, dimana
zakat dipungut dari kaum Muslim, sementara jizyah dan rikaz dipungut dari non-
Muslim. Akan tetapi bukan berarti zakat merupakan pajak religius, sementara
jizyah dan kharaj merupakan pajak sekuler. Hal ini disebabkan negara Islam
dikategorikan sebagai negara sekuler. Selain itu, ada pula hal menarik yang
dikemukakan oleh Mannan, dimana terdapat perbedaan tentang sifat pajak yang
dikenakan pada pertambangan atau harta karun. Dimana menurut mazhab Syafi’i
dan Hambali, pajak ini dianggap sebagai zakat, sementara golongan Hanafi lebih
cenderung mengkategorikan persoalan di atas sebagai harta rampasan perang.
BAB III
PENUTUP
1. Ekonomi syariah adalah cabang ilmu pengetahuan sosial yang membahas tentang
ekonomi dengan ajaran agama Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW.
Ekonomi islam menurut bahasa adalah ekonomi islam merupakan ilmu yang
mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan
agama islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman
dan rukun islam.
2. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Islam dari sejak masa nabi sampai sekarang
dapat dibagi menjadi 6 tahapan,yaitu: