Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti bahwa islam
diperuntukan bagi seluruh ummat manusia dimuka bumi dan dapat diterapkan dalam setiap
waktu dan tempat sampai akhir zaman. Komprehensif artinya bahwa islam mempunyai ajaran
yang lengkap dan sempurna (syumul). Kesempurnaan ajaran islam, dikarenakan islam
mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, tidak saja aspek spritual (ibadah murni), tetapi
juga aspek muamalah yang meliputi ekonomi, sosial, politik, hukum, dsbg.

Kesempurnaan Islam ini tidak saja disebutkan dalam Al Quran, namun juga dapat
dirasakan baik itu oleh para ulama dan intelektual muslim sampai kepada non muslim.
Seorang orientalis paling terkemuka bernama H.A.R Gibb mengatakan, “Islam is much more
than a system of theologi its a complete civilization” (Islam bukan sekedar sistem theologi,
tetapi merupakan suatu peradaban yang lengkap).

Sehingga menjadi tidak relevan jika Islam dipandang sebagai agama ritual an sich,
apalagi menganggapnya sebagai sebuah penghambat kemajuan pembangunan (an obstacle
to economic growth). Pandangan yang demikian, disebabkan mereka belum memahami Islam
secara utuh.
BAB II

PEMBAHASAN

A.PEMBANGUNAN EKONOMI

Pembangunan ekonomi telah sampai menempati tempat yang vokal dalam kebijakan-
kebijakan pemerintah dizaman modern. Namun kemajuan ekonomi rakyat juga telah menjadi
perhatian semua penguasa yang bijak dizaman lampau, sekalipun pengertian kata
pembangunan seperti yang kita pahami setiap hari tidak mereka kenal pada waktu itu.
Tekhnik-tekhnik penggunaan sumber daya ekonomi juga baru sekarang diperkenalkan pada
masa lalu, para penguasa hanya menggunakan keluasan pikiran dan kebijaksanaan yang
membimbing mereka dalam membuat keputusan.

Nabi Muhammad SAW. Menjunjung tinggi kesejahteraan ekonomi rakyat. Beliau suka
melihat umat islam berkecukupan dari pada dalam keadaan kelaparan dan kekurangan

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Ak-khudri, Rasulullah SAW. Beliau bersabda: “ya ALLAH, aku
berlindung kepada-MU dari kekufuran dan kemisinan” lalu seseorang bertanya: “ Apakah
kedua-duanya sama? Beliau menjawab “ya”.

Pembangunan ekonomi yang Rasul ajarkan, yaitu:

 Meletakkan para pengikutnya ditangga teratas pembangunan dengan membangun


muakhat (persaudaraan) antara kaum anshar (penolong) di Madinah dan kaum
muhajirin (imigran) asal Makah. Untuk menuju rehabilitas ekonomi bagi para
imigran.
 Beliau juga mengajarkan kode hukum mengenai perdagangan dan bisnis, skema
permainan yang wajar dan saling membantu dalam semua kontrak perdagangan ini
dimaksudkan untuk mengakhiri eksploitasi dan menyediakan suasana persamaan
untuk memajukan perdagangan dan industri.
 Beliau juga menekankan pembangunan intensif SDM memberikan nilai yang tinggi
pada industri, efisiensi dan kerja. Untuk mendorong rakyat agar bekerja keras dan
berusaha daripada berpangku tangan/mengemis.
 Beliau juga mengajarkan untuk saling membagi kelebihan yang dimiliki kepada yang
membutuhkan agar dengan mudah dapat dijadikan dasar bagi perencanaan
penggunaan sumber daya dalam ekonomi.
 Beliau juga mengajarkan satu deret nilai yang kondusif untuk pembangunan sumber
daya, spt: infaq, ihsan, menahan diri dari kezhaliman dan kebakhilan, dll. Agar
menciptakan suatu ekonomi yang baik.

B. FILSAFAT PEMBANGUNAN EKONOMI

Filsafat ekonomi Islam didasarkan pada konsep triangle: yakni filsafat Tuhan, manusia dan
alam. Bangunan ekonomi islam didasarkan pada fondasi utama yaitu tauhid, fondasi
berikutnya adalah syariah dan akhlak. Pengamalan syariah dan akhlak merupakan refleksi dari
tauhid. Landasan tauhid yang tidak kokoh akan mengakibatkan inflementasi syariah dan
akhlak terganggu. Manusia bebas memilih berbagai alternative yang telah Allah berikan
karena manusia sebagai khalifah, bukan hanya satu khalifah didunia ini. Tapi masih banyak
yang lainnya, maka mereka harusmemanfaatkan sumber-sumber daya itu secara adil dan
efisien sehingga terwujudlahsuatu pencapaian kesejahteraan (falah) yang menjadi tujuan
ekonomi islam. Sebagai khalifah Allah, manusia bertanggung jawab kepada-NYA dan mereka
akan diberi pahala atau disiksa sesuai atau bertentangan dengan petunjuk Allah.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa ia mennyampaikan sebuah hadist dari
Rasululloh SAW:”sesungguhnya orang kafir, bila ia mengerjakan suatu kebaikan, diberikan
sebuah kelezatan didunia. Sedangkan orang beriman, Maka Allah menyimpan untuknya
kebaikannya diakhirat dan memberikan rezeki kepadanya sesuai dengan ketaatan-ketaatan
kepada Allah.

C. FILSAFAT PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM ISLAM

Filsafat pembangunan ekonomi dalam Islam terdapat dalam hadits yang diriwayatkan
dari Anas bin Malik, bahwa ia menyampaikan sebuah hadits dari Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya orang kafir, bila mengerjakan suatu kebaikan, diberikan sebuah kelezatan
di dunia. Sedangkan orang yang beriman, maka Allah manyimpan untuknya kebaikan-
kebaikannya di akhirat dan memberi rizki kepadanya di dunia sesuai dengan ketaatannya
kepada Allah.”

Dari kajian para ulama dapat dirumuskan dasar-dasar filosofis pembangunan ekonomi ini,
yaitu :

 Tauhid

yaitu menyatakan dasar-dasar hukum Allah untuk selanjutnya mengatur model


pembangunan yang berdasarkan Islam. Tauhid mengandung implikasi bahwa alam semesta
secara sadar dibentuk dan diciptakan oleh Allah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Esa, karena itu
tidak mungkin jagad raya ini muncul secara kebetulan. Hal ini terdapat dalam Q.S .Ali
Imran:191 dan Q.S. Shaad:27.

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. 3:191)

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang
kafir itu karena mereka akan masuk neraka. “ (QS. 38:27)

 Khilafah, (fungsi manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi).

Ajaran ini menetapkan kedudukan dan peranan manusia, baik sebagai individu maupun
anggota masyarakat, sebagai pengemban jabatan khilafah itu. Disini kelebihan konsep
pembangunan Islam dari konsep-konsep lainnya, dengan mendudukkan peranan manusia
pada tempat yang tinggi dan terhormat, tetapi sangat bertanggung jawab. Hal ini terdapat
dalam Q.S . Al-Baqarah:30, Al-An’am:165, Faathir:39, Shad:28, dan al-Hadid:7.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui".”(QS. 2:30)

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang
apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-An’am:165)

“Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, maka
(akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak
lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang
yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.” (Faathir:39)

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang
Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu
dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.”( Al-Hadid:7)

Sebagai khalifah Allah, manusia bertanggung jawab kepada-Nya, Khalifah pada dasarnya
mengandung makna persatuan fundamental dan persaudaraan umat manusia.

 Keadilan

yaitu pembangunan ekonomi yang merata . Konsep persaudaraan umat manusia


hanya akan berjalan jika dibarengi dengan konsep keadilan. Oleh karena itu pula,
menegakkan keadilan dinyatakan oleh Allah sebagai salah satu tujuan utama yang akan
dicapai oleh para rasul Allah(al-Hadid:25) dan al-Qur’an meletakkan keadilan paling dekat
kepada takwa (al-Maidah:8).

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang
nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan
besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Al-
Hadid:25)
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al-Maidah:8).

 Tazkiyah (penyucian dan pengembangan).

Tugas yang dibebankan kepundak para rasul Allah adalah melakukan tazkiyah (penyucian)
manusia dalam segala hubungan dan pergaulannya dengan Allah, dengan manusia
sesamanya, dengan lingkungan alamnya, dan dengan masyarakat serta bangsa dan
negaranya.

Berdasarkan dasar-dasar filosofis di atas dapat diperjelas bahwa prinsip pembangunan


ekonomi menurut Islam adalah :

1. Pembangunan ekonomi dalam Islam bersifat komprehensif dan mengandung unsur


spiritual, moral dan material, ekonomi, sosial spiritual dan fiskal tidak dapat
dipisahkan. Kebahagian yang ingin dicapai tidak hanya kebahagian dan kesejahteraan
material di dunia, tetapi juga di akhirat.
2. Fokus utama pembangunan adalah manusia dengan lingkungan kulturalnya. Ini
berbeda dengan konsep pembangunan ekonomi modern yang menegaskan bahwa
wilayah operasi pembangunan adalah lingkungan fisik saja. Dengan demikian Islam
memperluas wilayah jangkauan obyek pembangunan dari lingkungan fisik kepada
manausia.
3. Pembangunan ekonomi adalah aktivitas multidimensional sehingga semua usaha
harus diserahkan pada keseimbangan berbagai faktor dan tidak menimbulkan
ketimpangan.

Penekanan utama dalam pembangunan menurut Islam, terletak pada:

 Pemanfaatan sumberdaya yang telah diberikan Allah kepada ummat manusia dan
lingkungannya semaksimal mungkin.
 Pemanfaatan sumberdaya tersebut melalui pembagian, peningkatannya secara
merata berdasarkan prinsip keadilan dan kebenaran. Islam menganjurkan sikap
syukur dan adil dan mengutuk sikap kufur dan zalim.

D. FAKTOR-FAKTOR PEMBANGUNAN EKONOMI

 Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

Diriwayatkan dari Aisyah ra. Bahwa Nabi Muhammad SAW. Bersabda :” barang siapa yang
menghidupkan tanah yang tidak menjadi milik seseorang, maka ia lebih berhak (atas tanah
itu). “urwah mengatakan”: umar telah membuat putusan sesuai dengan hadist ini pada masa

 Faktor budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang


dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

 Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh
SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat
lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya
selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan.

 Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas
dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya
berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

 Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas
IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan
dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.

D.PEMANFAATAN SUMBER DAYA DENGAN INTENSIF

Diriwayatkan dari ibnu ‘abbas yang mengatakan: seorang gadis mantan budak
Maimunah disedekahi seekor kambing, lalu kambing itu mati. Kemudian Raslullah saw.
Melewati daerah itu, lalu bersabda:”Kenapa tidak kalian ambil kulitnya? Kalian dapat
emanfaatkannya setelah mennyamaknya.”Mereka menjawab: Itu adalah bangkai. Beliau
bersabda:”yang diharamkan hanyalah memakannya.” Abu bakar dan Ibnu Abi ‘umar
menceritakan hal ini dalam hadist mereka diriwayatkan dari Maimunah ra.

E. PENGEMBANGAN KERJA

Diriwayatkan dari Abu Ubaid (mantan budak dari AbdAr-Rahman bin auf) bahwa ia
mendengar AbuHurairah ra. Menyampaikan sabda Rasululloh saw.: “Bahwa salah seorang
dari kalian mencari seikat kayu bakar dan meletakkannya dipunggungnya, lebih baik baginya
dari pada meminta-minta kepada seseorang yang memberi atau tidak memberinya”.
DAFTAR PUSTAKA

www.Blog_Agustianti.com

M.Akram Khan, Ajaran Nabi Muhammad saw tentang eknomi.Jakarta:BMI,t.t.

M.Umar Chapra, Islam dan pembangunan ekonomi.Jakarta: Gemainsani press,2000

Anda mungkin juga menyukai