Anda di halaman 1dari 6

Adapun tahap tahap turunya al-qur’an ada 3 tahap, yaitu[1] :

1. Tahap pertama ( At-Tanazzulul Awwalu ), Al-Qur’an diturunkan atau


ditempatkan di Lauh Mahfudh, yakni suatu tempat di mana manusia tidak bisa
mengetahuinya secara pasti. Hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam QS Al-
Buruj : 21-22.

2. Tahap kedua (At-Tanazzulu Ats-Tsani), Al-Qur’an turun dari Lauh


Mahfudh ke Baitul `Izzah di Sama’ al-Dunya (langit dunia), yakni setelah Al-
Qur’an berada di Lauh Mahfudh, kitab Al-Qur’an itu turun ke Baitul `Izzah di
langit dunia atau langit terdekat dengan bumi ini. Banyak isyarat maupun
penjelasannya dari ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits Nabi SAW. antara lain
sebagai berikut dalam Surat Ad-Dukhan ayat 1-6 :

3. Tahap ketiga (At-Tanazzulu Ats-tsaalistu), , Al-Qur’an turun dari


Baitul-Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi Muhammad SAW., yakni
setelah wahyu Kitab Al-Qur’an itu pertama kalinya di tempatkan di Lauh
Mahfudh, lalu keduanya diturunkan ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian
pada tahap ketiga Al-Qur’an disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad
saw dengan melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dalam hal ini antara lain
tersebut dalam QS Asy-Syu`ara’ : 193-194, Al-Furqan :32

Adapun tentang kayfiyat Al-Qur’an itu di turunkan telah terjadi


penyelisihan antara para ulama. Dalam hal ini ada tiga pendapat :
1. Al-Qur’an itu diturunkan ke langit dunia pada malam al-qadr sekaligus
lengkap dari awal sampai akhir. Kemudian diturunkan berangsur-angsur
sesudah itu dalam tempo 20 tahun atau 23 tahun atau 25 tahun berdasarkan pada
perselisihan yang terjadi tentang berapa lama nabi bermukim di mekkah
sesudah beliau di angkat menjadi rasul. Pendapat ini berpegang pada riwayat
Ath Thabary dari Ibnu abbas beliau berkata “diturunkan Al-Qur’an dalam
lailatul qadr dalam bulan ramadhan ke langit dunia sekaligus semuanya,
kemudian dari sana (langit) diturunkan sedikit sedikit kedunia”. Dari segi isnad
riwayat tersebut kurang kuat akan tetapi boleh di gunakan[1]
2. Al-Qur’an itu di turunkan ke langit dunia dalam 20 kali lailatul qadr dalam 20
tahun atau 23 kali lailatul qadr dalam 23 tahun atau 25 kali lailatul qadr dalam
25 tahun. Pada tiap-tiap malam diturunkan ke langit dunia tersebut, sekedar
yang hendak di turunkan dalam tahun itu kepada Nabi Muhammad SAW
dengan cara berangsur-angsur.
3. Al-Qur’an itu permulaan turunnya ialah di malm al qadr, kemudian
diturunkan setelah itu dengan berangsur-angsur dalam berbagai waktu.
Dalam Alquran surah Al-Hijr (15) ayat 9, Allah berfirman,

''Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang

menjaganya.'' Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan

kemurnian Alquran selama-lamanya hingga akhir zaman dari pemalsuan.

Karena itu, banyak umat Islam, termasuk di zaman Rasulullah SAW, yang hafal

Alquran. Dengan adanya umat yang hafal Alquran, Alquran pun akan senantiasa

terjaga hingga akhir zaman.

Selanjutnya, demi memudahkan umat membaca Alquran dengan baik, mushaf

Alquran pun dicetak sebanyak-banyaknya setelah melalui tashih (pengesahan dari

ulama-ulama yang hafal Alquran). Alquran pertama kali dicetak pada tahun 1530

Masehi atau sekitar abad ke-10 H di Bundukiyah (Vinece). Namun, kekuasaan gereja

memerintahkan agar Alquran yang telah dicetak itu dibasmi. Kemudian, Hankelman

mencetak Alquran di Kota Hamburg (Jerman) pada tahun 1694 M atau sekitar abad

ke-12 H. (Lihat RS Abdul Aziz, Tafsir Ilmu Tafsir, 1991: 49). Kini, Alquran telah

dicetak di berbagai negara di dunia.

Pemeliharaan Alquran tak berhenti sampai di situ. Di sejumlah negara, didirikan

lembaga pendidikan yang dikhususkan mempelajari Ulum Alquran (ilmu-ilmu tentang

Alquran). Salah satu materi pelajaran yang diajarkan adalah hafalan Alquran. Di

Indonesia, terdapat banyak lembaga pendidikan yang mengajak penuntut ilmu ini

untuk menghafal Alquran, mulai dari pendidikan tinggi, seperti Institut Ilmu Alquran

(IIQ) hingga pesantren yang mengkhususkan santrinya menghafal Alquran, di

antaranya Pesantren Yanbuul Quran di Kudus (Jateng)

Arkanul iman
Iman adalah kumpulan kebenaran yang dipahami dan diyakini
secara mutlak, sesuatu yang kemudian mengarahkan
pemikiran, membentuk kemauan dan meluruskan perilaku.”

Berbicara konsep ketuhanan, Islam adalah satu-satunya agama yang


menanamkan kepada penganutnya konsep ketuhanan yang bersifat
tauhidi. Artinya, dalam hal keyakinan (akidah) seorang muslim wajib
meyakini bahwa Allah Maha Esa, Esa dalam Zat-Nya, Esa dalam sifat-
Nya, dan Esa dalam perbuatan-Nya. Dalam Islam, konsep ketuhanan
secara jelas dan tegas dituangkan dalam surat al-Ikhlas, sebuah surat
yang ringkas dan sarat akan makna ketauhidan.

1. Malaikat adalah makhluk Allah yang berjisim, tidak dapat dilihat, dirasa
dan dilihat oleh mata yang merupakan lasykar Allah atau bisa dikatakan
para kabinet-kabinet Allah yang memiliki tugas masing-masing.
2. Malaikat tercipta dari cahaya, sedangkan jin tercipta dari api yang
sangat panas.
3. Jumlah para malaikat sangat banyak dan tidak dapat diketahui jumlah
keseluruhannya dan malaikat tidak bertambah maupun berkurang,
mereka tidak akan mati hingga hari kiamat, tapi terdapat 10 malaikat
yang mesti kita ketahui yaitu Jibril, Mikail, Israil, Israfil, Munkar, Nakir,
Atid, Raqib, Malik, Ridwan.
4. Malaikat tidak pernah ingkar maupun membangkang terhadap Allah
Swt, mereka selalu mengerjakan perintah-Nya tanpa rasa lelah. Mereka
juga tidak tidur, makan, minum atau lain sebagainya yang dilakukan
seperti manusia.
5. Iblis merupakan golongan dari jin yang dulunya pernah tinggal di surga.
Hubungan Al-Qur’an dan Kitab Suci Lainnya
Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-
Qur’an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan
bagi manusia dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad
melalui perantaraan Malaikat Jibril; dan wahyu pertama yang diterima
oleh Nabi Muhammad adalah sebagaimana yang terdapat dalam Al-
Qur’an surat Al-‘Alaq ayat 1-5.
1. Al-Qur’an menuntut kepercayaan ummat Islam terhadap eksistensi kitab-kitab
terdahulu.

2. Al-Qur’an diposisikan sebagai pembenar dan batu ujian (verifikator) bagi kitab-kitab
sebelumnya

3. Al-Qur’an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan pendapat antara ummat-ummat rasul
yang berbeda

4. Meluruskan sejarah.

TUGAS PARA RASUL


1. Tugas agung mereka ialah mengajak manusia beribadah kepada Allah dan
meninggalkan sesembahan selainNya.[1]
2. Menyampaikan syari’at Allah kepada manusia dan menjelaskan agama yang
diturunkan kepada manusia

3. Menunjukkan umat kepada kebaikan dan menyampaikan kabar kepada mereka


tentang pahala yang disiapkan bagi pelakunya, serta memperingatkan kepada
mereka dari kejelekan dan siksaan yang disiapkan untuk yang melanggarnya
4. Memperbaiki manusai dengan teladan dan contoh yang baik dalam perkataan dan
perbuatan

5. Para rasul mempunyai tugas menegakkan dan menerapkan syari’at Allah diantara
hamba-hambaNya
6. Menjadi saksi sampainya hujjah kepada manusia

ARTI IMAN KEPADA QADHA DAN QODAR A. Arti Beriman Kepada Qadha dan
Qodar Rukun iman yang keenam ádalah mempercayai adanya qadha dan qodar.
Qodha artinya ketentuan atau keputusan Allah kepada mahluknya yang akan terjadi
baik di dunia maupun di akherat, sedangkan qodar ádalah segala sesuatu ketentuan
atau ketetapan Allah yang telah terjadi atas mahluknya. Pendek kata qadha ádalah
rencana Allah yang akan terjadi sedang jika rencana tersebut sudah terjadi menjadi
kenyataan pada diri mahluknya disebut qodar. Segala sesuatu yang ada di dunia ini
telah di tentukan qadha oleh Allah, sebagaima dijelaskan dalam Q.S. Al Hidayat ayat
22 yang berarti:

Anda mungkin juga menyukai