Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Akad

(Nafadz dan Ilzam)


Mata Kuliah: Fiqih Muamalah
Dosen Pengampu: Ach. Mus’if, S.HI., MA

Osla Nur Auditia (190711100059)


Pada setiap akad yang dilakukan para pelaku akad Pengaruh umum adalah suatu yang berlaku pada
mempunyai pengaruh khusus dan umum. Pengaruh setiap akad atau mayoritas akad berupa hukum dan
khusus yaitu hukum akad yang mendasari pada akibat. Pengaruh umum ada tiga, yaitu nafadz
suatu akad. Inilah tujuan inti dilakukannya suatu (terealisasi), ilzam (komitmen) dan luzum (harus).
akad, seperti berpindahnya kepemilikan pada akad Misalnya dalam jual beli, setelah terjadi jual beli,
jual beli dan hibah, memperoleh manfaat pada akad maka harus ada komitmen seperti barang
sewa dan pinjaman dll. dipindahkan dan harganya dibayar. Setelah itu ada
hak-hak pembeli seperti menjaga dan merawat
barang tersebut.
Nafadz
Kata Nafadz pada asalnya berarti meneruskan atau mengizinkan. Syarat Nafadz (terealisasikannya suatu akad). Agar akad
Kemudian digunakan oleh para ulama fiqih dalam masalah dapat terjadi, maka harus memenuhi syarat ahliyah
transaksi, sehingga ketika transaksi dikatakan nafadz berarti (kelayakan atau kepemilikian) dan wilayah (otoritas)
transaksi tersebut menghasilkan beberapa konsekuensi hukum sebagaimana yang sudah disebutkan pada pelaku akad. Akad
syar’i setelah terpenuhinya syarat in’iqad. Artinya, dengan tidak dapat terjadi ketika salah satunya tidak ada. Seorang
adanya kerelaan dari kedua pelaku transaksi, ketentuan- misalnya memiliki barang, tetapi masih bayi, maka dia tidak
ketentuan serta konsekuensi transaksi yang terkait dengan hak- dapat melakukan akad. Sebaliknya jika seorang yang sudah
hak dan harta benda dapat diteruskan tanpa menunggu adanya dewasa tapi tidak memeiliki barang, maka tidak dapat
izin atau persetujuan dari pihak tertentu. melakukan akad jual beli.
Ilzam
Ilzam ialah pengaruh yang umum bagi setiap
Dalam suatu akad dapat terjadi pembatalan akad. Ada juga yang menyatakan bahwa
akad, hal itu karena para subyek hukum ilzam ialah ketidakmungkinan bagi yang
(mahkum alaih dan mukallaf) memiliki hak melakukan akad untuk mencabut akadnya
untuk tidak melaksanakan kesepakatan secara sepihak tanpa persetujuan pihak yang
sebagaimana yang telah ditentukan dalam lain. Hak untuk mendapatkan sesuatu,
perjanjian yang disepakati tersebut. Hak menikmati apa yang sudah dianugerahkan
tersebut ialah ilzam Allah SWT.
Daftar Pustaka
Nurhaeti. 2019. “KONSEP ILZAM DAN ILTIZAM, SUBYEK HUKUM, FORCEMAJEURE,
MAJHUR, DAN WANPRESTASI”. Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah. I(01)

Akhmad Mujahidin. 2016. “Urgensi Akad Dalam Perdagangan Islami”. Jurnal Pendidikan
Dan Pemikiran. 11(2)
Thanks

Anda mungkin juga menyukai