Anda di halaman 1dari 13

AKAD DALAM MUAMALAH

Kelompok 1 :
* Mihaju'din Mursalim
* DIAN RAHAYU PUSPA
* SULFITRI RAMADHANI

*
PENGERTIAN AKAD

Akad atau kontrak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam transaksi suatu bisnis. Sebab dari akad akan diketahui hak
dan kewajiban serta ketentuan -ketentuan yang berlaku pada transaksi bisnis yang akan dijalani. Bahkan dari akad bisa
ditentukan hukum halal atau haram suatu transaksi. Oleh karena itu akad menduduki posisi penting dalam transaksi bisnis,
terlebih pada transaksi bisnis syariah.

pengertian Akad menurut kompilasi hukum ekonomi syariah adalah suatu kesepakatan dalam suatu perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak
atau lebih untuk melakukan dan atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu (Perundang-Undangan, 2010) Di Indonesia, akad dikenal
dengan istilah kontrak.

Menurut bahasa, akad adalah Ar-rabbth (ikatan), sedangkan menurut istilah akad memiliki dua makna yaitu makna khusus dan makna umum.
Makna khusus akad adalah ijab dan qabul yang melahirkan hak dan tanggungjawab terhadap objek akad (ma'qud 'alaih).
Sedangkan makna umum akad adalah setiap perilaku yang melahirkan hak, atau mengalihkan atau mengubah atau mengakhiri hak, baik itu
bersumber dari satu pihak ataupun dua pihak.
Secara terminologi, Wahbah al Zuhaili mendefinisikan akad dengan :
"Pertalian atau keterikatan antara ijab dan qabul sesuai dengan kehendak syariah (Allah dan Rasul-Nya) yang menimbulkan akibat hukum pada
objek perikatan"
PENGERTIAN AKAD
Imam Hanafih
1
Menurut fiqh hanafiyah sebagaimana dalam majallāt al-ahkām al-‘adliyāt yang
dikutip oleh abd al-azīz menyatakan bahwa akad yaitu, kesepakatan kedua
belah pihak terhadap sesuatu yang diungkapkan dalam ijab dan qabul.

Imam Hambali
2 Berdasarkan beberapa makna di atas, akad menurut
istilah fikih yang bersifat khusus mencakup seluruh
Makna akad menurut fiqh hambali yaitu muamalah yang menimbulkan
akad-akad māliyah yang dilaksanakan oleh dua belah
kewajiban dianatara kedua belah pihak berdasarkan adanya ijab dan qabul
pihak atau lebih seperti akad jual beli, ijarah, gadai dan
Imam Syafi'i lain sebagainya, serta akad-akad gair māliyah seperti
3 akad nikah dan lain-lain.

Menurut asy-syāfi‘i menyatakan bahwa akad merupakan pertalian antara ijab


dan qabul.
Rukun dan Syarat Akad

Menurut mayoritas ulama, rukun akad ada tiga:

Tujuan dan maksud


1 Sighat 2 3
Pelaku Akad ('Aqidan) pokok akad

Shighat adalah ijab dan qabul (serah terima), Pelaku akad yang dimaksud bisa satu orang atau Objek akad yatu harga atau barang yang
baik diungkapkan dengan ijab atau cukup lebih, bisa pribadi atau badan hukum, baik
menjadi objek transaksi.
dengan ijab saja yang menunjukan qabul dari sebagai pelaku langsung atau sebagai wakil dari
pihak lain (secara otomatis). pelaku akad.
Syarat objek akad :
Syarat sighat : Syarat pelaku akad : Pertama, Barang yang masyru' (legal)
Pertama, Maksud Shighat itu harus jelas dan bisa Pertama, Ahliyah (kompetensi) yaitu bisa Kedua, Barang bisa diserahterimakan
dipahami. Artinya ada keinginan niat dan melakukan kewajiban dan mendapatkan hak
saat akad.
maksud pelaku akad untuk bertransaksi. sebagai pelaku akad. Terbagi dua, yaitu Ahliyah
Ketiga, Jelas diketahui oleh para pihak
Kedua, Ada kesesuaian antara Ijab dan Qabul. wujub, pelaku akad berkompeten untuk
Ketiga, Ijab dan Qabul dilakukan berturut-turut. menunaikan kewajiban dan mendapatkan hak. yang berakad.
Artinya dilakukan dalam satu waktu dan salah Ahliyah 'ada yaitu berkompeten untuk Keempat, Harus ada pada waktu akad.
satu pihak tidak menyatakan ketidaksetujuan melaksanakan akad sesuai syariah.
terhadap isi ijab. Kedua, Wilayah yaitu kewenangan untuk
Keempat, Keinginan untuk melakukan akad saat melakukan transaksi menurut syar'i yaitu sudah
itu, bukan pada waktu mendatangh mukallaf (aqil baligh, berakal sehat, dan
dewasa/cakap hukum).
HUKUM AKAD
Ada tiga pendapat tentang hukum akad, yaitu:

Pertama, menurut mazhab Dzahiriyah hukum akad pada asalnya adalah TERLARANG,
1 sampai ada dalil yang melandasi kebolehannya. Sehingga akad yang boleh dilakukan
adalah akad yang secara nash ada dalilnya, jika tidak ada maka akad tersebut terlarang.

2 Kedua, menurut Jumhur Fuqaha, hukum akad pada dasarnya adalah BOLEH selama tidak
melanggar kaidah-kaidah umum dalam muamalah

3 Ketiga, menurut mazhad Hanabilah, khususnya Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim, lebih
longgar, selama tidak ada dalil syar'i yang melarang suatu akad, maka dibolehkan,
bahkan dibolehkan untuk mendesain akad-akad baru.
Macam-Macam Akad dalam Islam
Dalam hal pembagian akad ini, ada beberapa macam akad yang didasarkan
atas sudut pandang masing-masing, yaitu:

1. Macam-macam akad berdasarkan ketentuan syara’


- Akad sahih, yaitu akad yang memenuhi unsur dan syarat yang telah
ditetapkan oleh syara’. Akad yang memenuhi rukun dan syarat maka akad
tersebut masuk dalam kategori akad sahih.
- Akad ghairu sahih, yaitu akad yang tidak memenuhi unsur dan syaratnya.
Akad semacam ini tidak berdampak hukum atau tidak sah. Ulama
hanafiyah membedakan antara akad fasid dan akad batal, di mana ulama
jumhur tidak membedakannya. Akad batal adalah akad yang tidak
memenuhi rukun, seperti tidak ada barang yang diakadkan, akad yang
dilakukan oleh orang gila dan lain-lain. Sedangkan akad fasid adalah akad
yang memenuhi syarat dan rukun, tetapi dilarang oleh syara’, seperti
menjual narkoba, miras dan lain-lain.
2. Macam-macam akad berdasarkan zatnya

- Benda yang berwujud (al-‘ain), yaitu benda yang dapat


dipegang oleh indra kita, seperti sepeda, uang, rumah dan
lain sebagainya.
- Benda tidak berwujud ( ghair al-‘ain), yaitu benda yang
tidak dapat kita indra dengan indra kita, namun manfaatnya
dapat kita rasakan, seperti informasi, lisensi, dan lain
sebagainya.
Akad dalam Transaksi Lembaga
Keuangan Syariah

• 1. Murabahah. Macam- 2. Akad Wadiah. Akad wadiah 3. Istishna. Akad istishna


macam akad ini adalah adalah akad penitipan barang merupakan akad pembiayaan
sebuah akad jual beli di barang yang diwujudkan
atau uang antara pihak yang
mana harga serta dalam bentuk pemesanan
keuntungan yang memiliki barang atau uang
disepakati pihak penjual dengan pihak yang diberi dan pembuatan barang
dan pembeli. kepercayaan untuk menjaga dengan kriteria dan juga
keamanan, keselamatan dan syarat tertentu yang telah
keutuhan dari barang atau disepakati antara pemesan
uang yang dititipkan. atau pembeli dan penjual
atau pembuat.
• 4. Akad Hawalah. Akad 5. Musyarakah. Macam-macam akad ini
hawalah merupakan akad merupakan akad kerjasama antara dua
pengalihan utang yang berasal pihak atau lebih dalam sebuah usaha
dari pihak berutang kepada tertentu. Masing-masing pihak akan
pihak lain sehingga wajib
membayar atau memberikan porsi dana dengan ketentuan
menanggungnya. keuntungan akan dibagi sesuai kesepakatan
sementara kerugian ditanggung sesuai porsi
6. Salam. Akad salam merupakan dana dari masing-masing pihak.
akad pembiayaan dari suatu barang
dengan cara memesan. 7. Qardh. Macam-macam akad yang
Pembayaran harga dilakukan satu ini merupakan salah satu akad
terlebih dahulu dengan syarat pinjaman dana kepada nasabah.
tertentu yang sudah disepakati oleh Ketentuan yang ada dalam akad ini
masing-masing pihak. adalah nasabah wajib untuk
mengembalikan dana yang sudah ia
terima dalam waktu yang sudah
• 8. Akad Ijarah. Akad Ijarah adalah 9. Ijarah Muntahiya Bittamlik. Akad Ini
penyediaan dana dalam rangka adalah akad penyediaan dana untuk
untuk memindahkan hak guna atau memindahkan hak guna atau manfaat
manfaat sebuah barang atau jasa sebuah barang atau jasa berdasarkan
berdasarkan kepada transaksi sewa
tanpa perlu diikuti pemindahan dengan transaksi sewa dengan opsi
kepemilikan dari barang tersebut. pemindahan dari kepemilikan barang.

10. Musyarakah Mutanaqisah. Akad di antara


dua pihak atau lebih yang berserikat atau
telah berkongsi pada suatu barang, di mana
ada salah satu pihak yang membeli bagian
pihak lain dengan cara bertahap.
KONSEP MULTI-AKAD ( HYBRID CONTRACT)

Multi akad adalah akad yang terjadi antara dua pihak untuk
melakukan transaksi muamalah dengan menggabungkan dua akad
atau lebih yang berakibat hak dan kewajiban dari masing- masing
akad menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
• Mayoritas ulama Hanafiyah, sebagian pendapat ulama Malikiyah,
ulama Syafi’iyah, dan Hanbali berpendapat bahwa hukum hybrid
contract adalah sah dan diperbolehkan menurut syariat Islam. Ulama
yang membolehkan beralasan bahwa hukum asal dari akad adalah
boleh dan sah, tidak diharamkan dan dibatalkan selama tidak ada dalil
hukum yang mengharamkan atau membatalkannya.
produk Bank Syariah yang mengandung
multi akad dan yang sudah lazim
dipraktikan, diantaranya adalah
pembiayaan murabahah, ijarah
muntahiya bittamlik (IMBT) dan
musyarakah mutanaqishah (MMq).
THANK YOU
PROFESSIONAL POWERPOINT
Standing on high and learn to lay down the body Windy will understand
muzzled some clothes

Anda mungkin juga menyukai