Anda di halaman 1dari 13

ASSALAMU’ALAIKUM....

KONSEP AKAD ATAU


TRANSAKSI DALAM ISLAM

Kelompok 2 :
1. Berliani Listyaningrum(175221100)
2.Shofiana Nur Hafizhah (175221081)
3. Riska Amalia Sari (175221104)
4. Rohmatul Azizah (175221110)
Pengertian Akad (Transaksi)
Perikatan atau perjanjian, ataupun transaksi-transaksi
lainya dalam konteks fiqih muamalah dapat disebut dengan
akad. Kata akad berasal dari bahasa arab al-‘aqd bentuk
jamaknya al-‘uqud yang mempunyai arti perjanjian,
persetujuan kedua belah pihak atau lebih dan perikatan.

 Transaksi atau aqd dalam fikih muamalah adalah


keterkaitan atau pertemuan ijab dan qabul yang berakibat
timbulnya akibat hokum. Ijab adalah penawaran yang
diajukan oleh salah satu pihak. Qabul adalah jawaban
persetujuan yang diberikan mitra akad sebagai tanggapan
terhadap penawaran pihak yang pertama.
Hukum Akad
Al-Maidah ayat
1
……… ‫امنُوٓا ْ أَوۡفُوا ْ ِبٱل ُۡعقُو ِ ۚد‬ َ ‫يَٰٓأَيُّ َها ٱل َّ ِذ‬
َ ‫ين َء‬
 ١

  
Berdasarkan ayat diatas
dapat disimpulkan Artinya: “Hai orang-orang
bahwa memenuhi akad yang beriman, penuhilah aqad-
yang pernah dilakukan aqad itu. …..”
atau disepakati adalah
wajib hukumnya.
Rukun Akad Atau Transaksi Islam :
1. Aqid adalah orang yang berakad.
2. Mauqud alaih adalah benda-benda yang
diakadkan seperti benda-benda yang
dijual.
3. Maudhu’ al ‘aqd adalah tujuan atau
maksud pokok mengadakan akad.
4. Shighat al ‘aqd adalah ijab dan qobul
Syarat Adanya Sebuah Akad
(Syarth Al-In-Iqod) :
Syarat adanya akad adalah sesuatu yang mesti
ada agar keberadaan suatu akad diakui syara’.
Syarat umum ini ada 3, yaitu : 

Syarat-syarat yang Akad itu bukan akad itu harus


harus dipenuhi akad yang bermanfaat
pada empat rukun terlarang
lima hal perusak sahnya dalam akad,
yaitu :
1. ketidakjelasan jenis yang menyebabkan
pertengkaran (al-jilalah)
2. untuk adanya paksaan (ikrah)
3. membatasi kepemilikan terhadap suatu
barang (taufiq)
4. terdapat unsur tipuan (gharar)
5. terdapat bahaya dalam pelaksanaan akad
(dharar)
Syarat Berlakunya Akad
Adanya kepemilikan terhadap barang atau
adanya otoritas (AL-Wilayah) untuk
mengadakan akad, baik secara langsung
atau pun perwakilan.

 Pada barang atau jasa tersebut tidak


terdapat hak orang.
PEMBAGIAN AKAD :
Akad ditinjau dari tujuannya terbagi atas
dua jenis :

Akad tabarru yaitu akad yang dimaksud untuk menolong


dan murni semata-mata karena mengharapkan ridlo dan
pahala dari Allah SWT. Seperti wakaf, wasiat, wakalah dll.

Akad tijari  yaitu akad yang dimaksudkan untuk mencari


dan mendapatkan keuntungan dimana rukun dan syarat telah
dipenuhi semuanya. Seperti murabahah, istishna’, dan
ijarah.
Berdasarkan sifatnya akad terbagi
menjadi dua yakni :

Ghair shahih, yaitu yang


Shahih, yaitu akad yang
tidak terpenuhi rukun
semua rukun dan
atau syaratnya sehingga
syaratnya terpenuhi
tidak menimbulkan
sehingga menimbulkan
menimbulkan dampak
dampak hukum
hukum

Nafidh Mauquf Batil Fasid


Berdasarkan hubungan dampak hukum
dengan sighatnya :

Munjiz, yaitu akad yang sighatnya untuk cukup membuatnya terjadi


dan dampak hukumnya ada seketika (seperti jual beli).

Mudhof ilal mustaqbal sighatnya menunjukkan akad, namun dampak


hukumnya terjadi pada waktu akan datang yang telah ditentukan oleh
kedua belah pihak (saya sewakan rumah saya kepada anda seharga
20 dinar perbulan mulai depan).

Mu’allaq, yaitu akad yang kewujudannya digantungkan kepada


kewujudan sesuatu lainnya(seperti, kalau saya pergi ke irak, maka
kamu jadi wakilku dalam perjualan rumahku).
WA’ALAIKUMSALAM...

Anda mungkin juga menyukai