Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 2: AKAD

MUAMALAH
Mohammad Fauzan Ni’ami (16210018)
Hanadi Zahrotun Nisa’ (16210154)
Wan Mohd Afdhil Akram Bin Wan Abdull Hadi (16210186)
Asal-Usul Akad
Aqdi
Contoh: jual
beli, sewa-
menyewa
Fi’li

Tasharru Ghair
f ‘Aqdi
Pernyataan
Qauli Contoh: wakaf, talak

Perwujudan
Contoh: gugatan, ikrar
Pengertian Akad
Mengikat, Ikatan ( ar-rabth), yaitu:
ْ ‫صحِاَا َق ِط‬
ِ َِ‫ع َة و و‬
‫ح َد و‬ ْ ‫صل َ َف ُص‬
ِ ‫ح َّتى يَ َّت‬
َ ‫خ ِر‬
ِ ‫همَا بِاأل‬ َ َ‫َش ُّد أ‬
ُ ‫ح ُد‬ ْ ِ‫م ُع طَ َرف‬
َ ‫ي َوي‬ ْ ‫ج‬
َ
“Mengumpulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan yang lain
sehingga bersambung, kemudian keduanya menjadi sebagainsepotong benda”.

Sambungan (aqdatun), yaitu:


‫س ُك ُهمَا َو ُي َوثِ ِّ ُك ُهمَا‬ ْ ‫ل ِلَّ ِد‬
ْ ‫ى ُي‬
ِ ‫م‬ ُ ‫ص‬ َ ‫ِْل‬
ِ ‫م ْو‬
“Sambungan yang memegang kedua ujung itu dan mengikatnya”.

Janji (al’ahudu) sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an:


ُّ ‫ا‬
) 76:‫ب ِْلم َّت ِط ْصنَ (ِلةمرِن‬ َّ ‫َن َِ ْو َفى بِ َة ْه ِد ِه وَِتَّ َطى َف ِإ‬
ِ ‫ن هللا ُي‬ ْ ‫بَلَى م‬
Ya, siapa sajanyang menepati janjinya dan takut kepada Allah, sesungguhnya Allah
mengasihi orang-orang yang taqwa ( Q. S Ali Imran: 76)

Dalam terminologi hukum islam akad didefiniskan sebagai berikut:


‫ِرتحاط ِيجاب يطحول على وجه مشروع يثحت أثره فى ماله‬
“Akad adalah pertalian antara ijab dan qabul yang dibenarkan oleh
syara’ yang menimbulkan akibat hukum terhadap obyeknya”.
Contoh akad dalam jual beli

• Misalnya, dalam akad jual beli, pihak pertama menyatakan, “ Aku jual
sepeda ini kepadamu dengan harga sekian, tunai,” dan pihak kedua
menyatakan menerimaa, “ Aku beli sepeda ini dengan harga sekian tunai. “
Dapat pula pihak pertama adalah pembelinya yang mengatakan, aku beli
sepedamu dengan harga sekian, tunai, “ dan pihak kedua menyatakan
menerima, “ Aku jual sepedaku kepadamu dengan harga sekian
tunai,”Pernyataan pihak pertama ini disebut ijab dan pernyataan pihak
kedua disebut Kabul.
Fuqaha Jumhur:
Pembentukan Akad
sebagian fuqaha
seperti Imam Ghazali,
1. Al-Aqidain, para
seorang ulama dari
pihak yang terlibat Fuqaha’ Hanafiyah: mazhab Syafi’iyah dan
langsung dengan akad. rukun akad hanya satu Syihab al-Karakhi, dari
2. Mahallul ‘aqd, yakni , yakni sighat al-‘aqd . kalangan mazhab
obyek akad, yakni Menurut mereka al- Malikiyah memandang
sesuatu yang hendak ‘aqidain dan mahallul ‘aqid juga sebagai
diakadkan. ‘aqd bukan sebagai rukun akad selain
3. Sighat al-‘aqd, yakni rukun akad, melainkan sighat akad dalam
pernyataan kalimay lebih tepat sebagai pengertian karena ia
akad, yang lazimnya syarat akad. merupakan salah satu
dilaksanakan melalui
dari pilar utama dalam
pernyataan lijab dan
tegaknya akad.
pernyataan qabul.
Lanjutan
Al-‘aqidain

Mahallul ‘aqd (obyek


akad)

Pembentukan akad
menurut jumhur ulama
Maudhu’ul ‘aqad (tujuan
akad)

Sighat aqad (ijab dan


qabul)
1. ‘aqidain (kedua belah pihak yang melakukan akad). Dalam hal ini seorang
‘aqid harus memenuhi prinsip kecakapan (ahliyah) melakukan akad untuk
dirinya sendiri, atau karena mendapat kewenangan (wilayah) melakukan
akad menggantikan orang lain atau berdasarkan perwakilan (wakalah).
2. Mahallul ‘aqdi atau al-ma’qud alaih adalah sesuatu yang dijadikan obyek
akad dan dikenakan padanya akibat hukum yang ditimbulkannya. Tidak
semua benda (barang) dapat dijadikan obyek akad.
3. Maudhu’ul ‘aqad (tujuan akad)
• Ialah tujuan dan hukum yang mana satu akad disyariatkan untuk tujuan tersebut. Untuk
satu jenis akad tujuan yang hendak dicapainya satu, dan untuk jenis akad lainnya berlaku
tujuan yang berbeda. Misalnya: Untuk akad ba’I tujuan yangbhendak dicapai adalah
pemindahan kepemilikan dari penjual kepada pembeli dengan imbalan (iwadh).
4. Sighat aqad (ijab dan qabul) Ijab adalah pernyataan pertama
yang dinyatakan oleh salah satu dari muta’aqidain yang
mencerminksn kesungguhan kehendak untuk mengadakan
perikatan. Adapun Qabul adalah pernyataa oleh pihak lain setelah
ijab yang mencerminkan persetujuan atau persepakatan terhadap
akad.
SYARAT-SYARAT AKAD
1. Syarat Syar’i, yaitu suatu syarat yang
Secara global
ditetapkan oleh syara’. ahliyah
(kemampuan) pada si aqid.
2. Syarat Ja’li, yaitu syarat yang ditetapkan
oleh orang yang berakad.

Dalam Fiqh Islam


1. Syarat in’iqad (terjadinya akad),
2. Syarat sah,
3. Syarat nafadz,
4. Syarat luzum
Syarat in’iqad
adalah suatu yang disyaratkan terwujudnya untuk
menjadikan suatu akad dalam zatnya sah menurut syara’.
Apabila syarat tidak terwujud maka akad menjadi batal.
Seperti: shigat, aqid, objek akad,

.Syarat Luzum
Pada dasarnya akad itu sifatnya mengikat Syarat Nafadz (kelangsungan akad)
(lazim). Untuk mengikatnya (lazim-nya) suatu 1. Adanya kepemilikan atau kekuasaan tidak
akad, seperti jual beli dan ijarah, disyaratkan ada kekuasaan maka akad tidak bisa
tidak adanya tempt khiyar (pilihan) yang dilangsungkan, tapi mauquf(ditangguhkan),
kemungkinan di-fasakh. menurut asy-Syafi’i dan ahmad: batal.
2. Di dalam objek akad tidak ada hak orang lain.

Syarat sah
adalah syarat yang ditetapkan oleh syara’ untuk
timbulnya akibat-akibat hukum dari suatu akad.
Syarat tak ada maka fasid. Tapi sah
MACAM-MACAM AKAD
Ditinjau dari segi hukum dan Akan sahih
sifatnya Akad ghair shahih
(fasid/batil).

,
Hanafiyah:
Akad shahih
Akad ghairu shahih
Akad yang batil
Akad yang fasid.
‫ه‬ ْ ‫ه و َو‬
ِ ‫ص ِف‬ ِ ‫هو ما قان مشروعا باص ِل‬
Akad Shahih
Akad yang shahih adalah suatu akad yang Akad shahih menurut Hanafiah dan
disyariatkan dengan asalnya dan sifatnya. Malikiyyah terbagi menjadi dua
bagian:

Akad yang mauquf


. (ditangguhkan). Akad mawquf,
Akad yang nafidz (bisa
adalah akad yang dilakukan
dilangsungkan)
seseorang yang cakap bertindak
dilakukan oleh orang
hukum, tetapi ia tidak memiliki
yang memiliki ahliyah
kekuasaan untuk melaksanakan
ada’ .
akad ini. Syafi’iyyah dan
Hanabillah=batal.
Akad Ghair‫من‬Shahih
َ ‫ل فصه ِح ُد عناصر ِه الَساسصَّ ِو‬
‫شرط‬ َّ ‫هو ما ِخ َت‬
Akad fasid ُ
‫ه‬
ِ ِ‫شروت‬
Hanafiyyah: akad yang sama sekali tidak
Akad ghoir shahih adalah suatu akad yang salah
terpenuhi rukun, objek, dan syaratnya. Jual beli
satu unsurnya yang pokok atau syaratnya telah
oleh orang gila.
rusak (tidak terpenuhi).

akad .fasid
adalah suatu akad yang rukunya terpenuhi, pelakunya
memiliki ahliyah, objeknya dibolehkan oleh syara’, Hukum akadnya mahrum
ijab qabul-nya beres, tetapi didalamnya terdapat sifat karahah tahrim: Hanafiyah, dan
yang dilarang oleh syara’. Contohnya jual beli barang haram: jumhur fuqoha
yang majhul (tidak jelas).
Ditinjau dari Segi Tabi’at atau Hubungan
Antara Hukum dengan Shighatnya

Akad yang dilaksanakan (al-aqdu al- Akad yang disandarkan pada masa
munjaz) mendatang (al-aqdu al-mudhaf li-al-
mustaqbal). Misalnya ”Saya sewakan rumah
saya kepada anda, mulai tahun depan”
,
Akad yang digantungkan kepada syarat (al-
aqdu al-muallaq ‘ala syarh). Contohnya “Jika
engkau pergi ke Jakarta maka engkau adalah
wakil saya”.
Ditinjau dari segi maksud dan tujuanya
• Akad at-Tamkilat
Yaitu akad yang dimaksudkan untuk memiliki suatu benda, manfaatnya.
• Akad Isqatath
Yaitu suatu akad yang dimaksudkan untuk menggugurkan suatu hak, baik dengan pengganti maupun tanpa pengganti.
• Akad Ithlaqat
Yaitu pelepasan oleh seorang kepada tangan orang lain dalam mengerjakan suatu pekerjaan . Contohnya seperti wakalah
• At-Taqyidat
Yaitu suatu akad yang membatasi atau mencegah seseorang untuk melakukan tasarruf/transaksi karena hilangnya
kemampuan,
• Al-Isytirak
Yaitu suatu akad yang dimaksudkan untuk bekerja sama dalam pengerjaan dan keuntungan
• Al-Hifzhu
• Yaitu suatu akad yang dimaksudkan untuk menjaga dan memelihara harta bagi pemiliknya, seperti akad wadi’ah
(penitipan).
BERAKHIRNYA AKAD (INTIHA AL-‘AQD)

• Pembatalan (fasakh)
Adapun pembatalan (fasakh) dalam akad-akad lazimah, terdapat beberapa bentuk:
1. Fasakh Karena Akadnya Rusak
2. Fasakh batal karena khiyar
3. Fasakh batal karena iqalah
4. Fasakh karena Tidak Bisa Dilaksanakan
5. Fasakh Karena Habisnya Masa yang Disebutkan dalam Akad, atau Karena Tujuan Akad telah Terwujud.
• Pelaku meninggal dunia
• Tidak adanya persetujuan dalam akad yang mauquf.

Anda mungkin juga menyukai