Anda di halaman 1dari 3

B.

Secara pidana

Apa yang dilakukan oleh teman anda tersebut dapat dilaporkan sebagai tindak
pidana penipuan sebagaimana diatur dalam KUHP pasal 378 sd 395.

Rumusan perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana penipuan


adalah perbuatan yang memenuhi unsur-unsur pasal 378 KUHP: Barang siapa
dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat,
ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan
barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan
piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Unsur-unsur penipuan pokok dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Unsur-unsur objektif

a. Perbuatan : menggerakkan atau membujuk

b. Yang digerakkan : orang

c. Perbuatan tersebut bertujuan agar:

1) Orang lain menyerahkan suatu benda

2) Orang lain memberi hutang

3) Orang lain menghapuskan piutang

d. Menggerakkan tersebut dengan memakai

1) Nama palsu

2) Tipu muslihat

3) Martabat palsu

4) Rangkaian kebohongan

2. Unsur-unsur subjektif
a. Dengan maksud (met het oogmerk)

b. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain

c. Dengan melawan hukum

Jadi, pada dasarnya, saudara dapat menempun 2 langkah tersebut, baik secara
perdata maupun pidana dengan melampirkan bukti-bukti seperti surat perjanjian
bermaterai tesrebut, dll yang ada hubungannya dengan masalah tersebut. Untuk
mendapatkan hak saudara yang telah dirugikan oleh teman saudara tersebut dapat
digugat secara perdata dengan menuntut kerugian yang telah saudara alami selama
dipermainkan oleh teman saudara tersebut sebagaimana diatur dalam pasal 1243
KUHPerdata tesrebut.

Selanjutnya apabila digugat secara pidana, maka kendaraan tersebut dapat disita
oleh pihak kepolisian sebagai barang bukti tindak pidana.

Penyitaan dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) diatur


secara terpisah dalam dua tempat, sebagai besar diatur dalam Bab V, bagian
keempat Pasal 38 sampai dengan Pasal 46 KUHAP dan sebagian kecil diatur
dalam Bab XIV mengenai penyitaan tercantum dalam Pasal 1 butir 16 KUHAP,
yaitu serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan
dibawah penguasaan benda bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk
kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di
pengadilan.

Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan:

1. Penyitaan termasuk tahap penyidikan karena dikatakan “serangkaian tindakan


penyidikan untuk barang bukti dalam proses pidana;

2. Penyitaan bersifat pengambil-alihan penyimpanan di bawah peguasaan


penyidik suatu benda milik orang lain;

3. Benda yang disita berupa benda begerak dan tidak bergerak, berwujud dan
tidak berwujud;
4. Penyitaan itu untuk tujuan kepentingan pembuktian. Di sini terdapat
kekurangan sesungguhnya penyitaan seharusnya dapat dilakukan bukan saja untuk
kepetingan pembuktian, tetapi juga untuk benda-benda yang dapat dirampas. Hal
demikian diatur dalam Pasal 94 Ned, Sv (Hukum Acara Pidana Belanda) (Andi
Hamzah, Pengusutan Perkara Melalui Saranan Teknik dan Sarana Hukum,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986) hlm. 121.

Demikian jawaban dari kami.

Atas kesalahan dan kekurangannya, kami mohon maaf.

Semoga bermanfaat

Wassalam

Anda mungkin juga menyukai