Disusun oleh:
Abstrak
1
2
A. Pendahuluan
hal ini yang menjadi keresahan warga karena lingkungannya terganggu oleh
aktivitas-aktivitas yang tidak bermoral oleh orang asing dari lingkungan tersebut.
Kecurigaan warga juga tidak serta merta curiga tanpa adanya sebuah bukti, sebab
dari warga sendiri tak jarang melakukan aksi grebek dalam rangka menertibkan
pasangan muda-mudi agar tidak melakukan perbuatan yang tidak bermoral. Pada
tahun 2018 lalu ketika warga menyelenggarakan aksi grebek pada kost-kost daerah
Sukun, Malang, terdapat tiga kost yang diketahui ada muda-mudi tinggal dalam
satu kamar tanpa ada hubungan suami-istri, tentu hal ini memicu rasa kekhawatiran
Secara psikologis maupun sosiologis, remaja pada rentang usia 19-21 tahun
pencarian jati diri yang belum kunjung berakhir, mereka mudah sekali terombang
ambing dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Mereka juga mudah
terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat sekitarnya. Gaya hidup hura-hura, seks
3
bebas, menghisap ganja dan zat adiktif lainnya cenderung mudah menggoda para
remaja1. Dalam Psikologi Islam karya Jalaluddin juga disebutkan bahwa di usia
sikap dan perilaku menyimpang, hingga para remaja tidak merasa salah atau
seatap tanpa nikah, menjadi bagian dari gejala perilaku menyimpang yang terkait
kesusilaan harus diperhatikan dan diterapkan dalam sebuah pergaulan agar etika
diperhatikan lagi dalam sebuah pergaulan, maka hal tersebut akan menmbulkan
yang menyangkut watak budi pekerti pribadi seseorang yang bernilai buruk dan
dibedakan antara yang bersifat kejahatan dan pelanggaran, maka dapatlah dikatakan
1
(Baharuddin & Mulyono, 2008:128)
2
Psikologi Islam karya Jalaluddin (2012:90)
4
bidang seksual, tetapi juga meliputi hal-hal yang termasuk dalam penguasaan
pendapat dua ahli tersebut dapat diketahui bahwa kesusilaan dalam pergaulan
bermasyarakat sangat berpengaruh dan merupakan unsur yang harus ada sehingga
bebas. Terlebih lagi ketika yang terjerat penyimpangan tersebut adalah kalangan
pemudi yang mempunyai tingkatan intelektual dan moral yang tinggi. Sehingga
menjadi tanda akan merosotnya moral mereka. Perlunya karakter yang kuat dalam
undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam pasal 26 sd.
28 diatur dengan jelas hak-hak setiap orang sebagai perwujudan dari hak asasi
manusia, Namun kebebasan tersebut bukan berarti tanpa batas. Khususnya dalam
3
Hadikusma Himan, Hukum Pidana Adat, (Bandung: Alumni, 1989), 80.
4
Roeslan Saleh, Perbuatan Pidana dan Pertanggung Jawaban Pidana, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
t.th), 67.
5
peragaulan itu harus sesuai dengan norma keagamaan. Jika norma kesusilaan
sebenarnya memiliki efek luar biasa jika individu dapar menyerap secara baik nilai-
nilai yang terkandung di dalam agama. Sebagaimana dalam Agama Islam, larangan
keras bagi perilaku-perilaku pergaulan bebas yang dituangkan dalam Qs.Al Isra: 32
yang berbunyi:
ً ِّ اح شَ ة ً َو سَ ا ءَ س َ ب
يل ِّ َو ََل ت َق ْ َر ب ُوا
ِّ َ الز ن َا ۖ إ ِّ ن َّ ه ُ كَ ا َن ف
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.
Pada ayat tersebut tidak hanya terkandung makna larangan berbuat zina
namun juga anjuran agar menjauhi segala sesuatu perbuatan yang memiliki
kemungkinan untuk menuju ke arah zina. Jika ditelaah kembali pada masa
dalam memperlakukan para pelaku zina, bagi para mereka yang sudah atau pernah
adalah di rajam hingga mati, sedangkan bagi mereka yang belum bersuami dan
beristri hukumannya di dera sebanyak delapan puluh kali. Hal ini tidak semata-mata
hanya ingin membuat efek jera bagi para pelaku zina saja, namun juga untuk
6
menjaga nasab, harkat, dan kemuliaan manusia yang tidak sama halnya dengan
hewan.
dengan baik, dalam artian hal tersebut benar-benar ditaati maka perlu diperhatikan
dalam penyampaiaannya, harus ada penitik beratan rasa pengertian dan tidak selalu
condong menyalahkan terhada segala sesuatu yang telah diperbuat oleh orang yang
norma agama yang harus dituruti dan dilakonkan. Kehidupan kos-kosan jika
justru akan menghasilkan kehidupan yang baik, yaitu dapat menciptakan diri yang
dan mendapat rahmat serta ridho Allah. Subjek yang memiliki daya kuat dapat
kepribadiannya yaitu adalah pemilik kost, sebab pemilik kost memiliki posisi yang
dihormati dan disegani oleh kalangan muda-mudi yang kost di rumahnya, ajakan-
5
Jalaluddin (2012: 257)
7
Adapun tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh pemilik kost dalam
mahasiswa.
B. Kajian Teori
1. Pergaulan Bebas
pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia. Tapi perlu diketahui
Nampak negative yang lahir akibat perkembangan itu, salah satunya adalah budaya
pergaulan bebas. Istilah pergaulan bebas bukan hal yang tabu lagi dalam kehidupan
masyarakat, tanpa melihat jenjang usia kata pergaulan bebas sudah sangat popular,
artinya bahwa ketika masyarakat mendengar kata pergaulan bebas maka arah
bertentangan, terutama bagi aturan Agama. Dari segi bahasa pergaulan artinya
proses bergaul, sedangkan bebas yaitu lepas sama sekali( tidak terhalang,
bebas adalah tindakan atau sikap yang dilakukan oleh individu atau kelompok
6
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Depdiknas, 2008), 307.
8
dengan tidak terkontrol dan tidak dibatasi oleh aturan-aturan hukum yang berlaku
perilaku yang dapat merusak tatanan nilai dalam masyarakat, menurut Kartono,
social pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social, akibatnya
berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara social hingga terjadi
tindakan yang dapat merusak akhlak pada diri seseorang”.Dari definisi diatas maka
berlaku dalam masyarakat sehingga dengan itu dapat merusak citra pribadi ataupun
bebas remaja adalah perwujudan sikap dan perbuatan remaja dengan tidak
memperhatikan norma dan aturan yang berlaku, atau dengan kata lain cenderung
seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa”. Atau dapat dikatakan bahwa masa
7
Kartini Kartono, Ilmu Sosiologi, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), 34.
8
Hamzah, Kultur Masyarakat Indonesia, ( Surabaya : Pelita 1992), 92.
9
Demran” Peranan Dakwah Islam Dalam Mencegah Pergaulan Bebas Remaja Di Desa Motaha
Kec. Angata Kab. Konsel”(Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian IAIN Kendari 2015, Kendari
2015”.
9
dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak
berakhir, ditandai pertumbuhan fisik secara cepat. Bila ditinjau dari sudut
perkembangan fisik, remaja dikenal sebagai tahap perkembangan fisik dimana alat
Masa remaja dapat dilihat dari perubahan fisik. Bagi laki-laki alat
estrogen telah menghasilkan sel telur atau ovum. Selain perubahan fisik yang
dialami remaja juga terdapat perubahan psikis Umar hasim berpendapat bahwa:
d) Ia berpikir kritis, tetapi mudah tersinggung bila sedikit saja mendapat celaan.
e) Masa remaja ini ada yang mengatakan sebagai masa yang negative, masa
penemuan diri.
10
Sunarto dan Ny.B. Agung Hartono,Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001),
53.
10
sebelumnya.
pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak
dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan
perkembangan.
kebudayaan dari barat kepada kebanyakan orang termaksud remaja. Orang orang
barat telah menguasai cara berpikir dan selera mereka. Mereka telah diperdaya
dengan rayuan dan bisikan dari barat bahwa merekalah pusat peradaban dunia
kebaratan tempat berkiblat generasi muda ini. Ada dua bentuk proses pembaratan
11
Yulia Singgih D, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,( Jakarta : Gunung Mulia), 6.
11
yang dilakukan saat ini yakni pembaratan dibidang pemikiran dan pembaratan
dibidang budaya.12
Dalam konteks pemikiran banyak remaja saat ini yang telah membuat
perbuatan yang menjurus pada perbuatan yang jauh dari aturan Islam, sebab
Dalam konteks budaya, remaja saat ini menjadi korban disinilah penulis
akan menjelaskan beberapa hal yang terkait dengan bentuk-bentuk pergaulan bebas
lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baik
fisik ataupun psikis sehingga pengguna narkoba menjadi tidak normal dalam
menjalani kehidupan.
12
An-nabhani,system pergaulan dalam islam, cet. III, (Bogor: Pustaka Tariqul Izzah, 2001), 7.
13
Taqiyudin an-Nabhani, System Peraturan dalam Islam, Cet.1, (Bogor: Pustaka Tariqul Izzah,
2000), 1.
12
hidup manusia karena akan berpengaruh pada kondisi fisik dan emosional
penderita.
akan terjadi bencana punahnya suatu generasi bangsa. Setiap muslim harus
perbuatan ini sangat merugikan baik fisik ataupun psikisnya. Disamping itu
narkoba.14
b) Seks Bebas
Seks bebas adalah perbuatan keji yang dilarang agama Islam. Perbuatan
seks bebas akan menjauhkan pelakunya dari jalan yang benar karena perbuatan
perbuatan ini akan dapat menimbulkan mudharat yang besar dalam kehidupan
Seks bebas hukumnya haram dan merupakan salah satu bentuk dosa
14
Roli Abdul Rahman, Menjaga Akidah dan Akhlak, (Surakarta: PT Tiga Serangkai, 2009), 65.
13
merupakan jalan yang buruk. Firman Allah dalam Al-Quran Surah al-isra/17 :
32
ً ِّاس ب
يلا ِّ َوَلا ا تَ ْق رب وااالزِّ ََن ا ۖا إِّنَّه ا َك ا َن ا ف
َ َاو َس اء
َ ًش ة
َ اح ُ َُ َ
Larangan mendekati zina ini termasuk didalamnya melarang mendekati
membahayakan. Akibat seks bebas yang paling fatal bagi semua orang akan
kerusakan moral manusia dari segala zaman. Hal ini sangat memprihatinkan
berkualitas.
berjuang demi bangsa dan negaranya, tapi apa yang terjadi pada Negara kita
15
Mulyadi, Aqidah Akhlak, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2005), 88.
14
c) Minuman Beralkohol
Orang yang suka mabuk tidak tahu urusan hukum ataupun akibat yang
masa depan umat manusia dan menjadi pintu gerbang munculnya berbagai
Pergaulan bebas tidak terjadi dengan sendirinya atau terjadi hanya dengan
satu sebab melainkan banyak sebab. beberapa hal yang mempengaruhi timbulnya
a) Lemahnya Iman
merupakan salah satu aspek saja dari ajaran Islam secara keseluruhan.
Karenanya, tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia
16
Azyumardi Azra, 6.
16
b) Faktor Keluarga
orang tua, apabila orang tua mendidik anaknya dengan benar maka anaknya
akan tumbuh sesuai dengan didikan orang tuanya. Begitu pula jika anaknya
terjerumus ke dunia pergaulan bebas maka ada yang perlu diperbaiki dalam
pendidikan yang diterapkan orang tua terhadap anaknya. Ada beberapa faktor
orang tua terhadap anak. Orang tua membiarkan anaknya tanpa pernah
mengawasi atau memperhatikan sama sekali pergaulan anaknya. Hal ini akan
membuat anak berpikir bahwa mereka bebas melakukan apapun. Kedua, terjadi
kesenjanagan antara orang tua dan anak. Kesenjangan tersebut adalah ketidak
pergaulan anaknya.
sehingga anak tidak takut atau khawatir jika mereka melakukan sesuatu yang
tidak diketahui orang tuanya misalnya anak mengakses situs porno dan sama
sekali tidak khawatir karena orang tuanya tidak sama sekali mengerti internet.
berpengaruh besar, anak yang nakal kebanyakan berasal dari keluarga yang
menganut pola menolak karena mereka selalu curiga terhadap orang lain dan
menentang kekuasaan.17
17
Suyanto Bagong dan J. Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana
Media Group, 2004), 94.
17
apapun, karena orang tua merupakan factor yang paling utama dalam upaya
anak.
yang hidup didalamnya. Kita tahu bahwa setiap individu tidak mungkin hidup
tanpa bergaul masyarakat. Selain itu juga banyak hal yang dapat kita peroleh
lingkungan yang terluas bagi remaja dan sekaligus paling banyak menawarkan
pilihan.
18
Drostn J.I.G, Sekolah : Mengajar atau Mendidik, (Yogyakarta, Kanisius, 1998), 69-70.
18
yang sangat berarti tetapi juga timbul masalah yang mengejutkan. Maka hal
ada di sekitarnya.19
bagi manusia, Islam tidak mengabaikan tanggung jawab social dan menjadikan
lingkungan yang aman dengan berbagai cara seperti ikut berpartisispasi dalam
19
Riko, “Penanggulangan Kenakalan Siswa”(Laporan Hasil Penelitian IAIN Kendari) Kendari,
2015
19
waktunya berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama,
kejahatan di ibu kota dan kota-kota besar lainnya semakin meningkat bahkan
telah dilakukan oleh semua pihak ,baik pemerintah maupun masyarakat pada
umumnya. Berbagai program serta kegiatan yang telah dilakukan sambil terus
mencari cara yang paling tepat dan efektif dalam mengatasi masalah tersebut.
memberikan penyuluhan yang terfokus pada remaja”20. Untuk lebih jelasnya maka
Nilai-nilai yang perlu ditanamkan dalam diri antara lain pendidikan agama,
moral, dan etika dalam keluarga, kerjasama guru, orang tua dan masyarakat
20
A. Wahab Suneth dan Syarifuddin Djohan, Problematika Dakwah dalam Era Indonesia Baru,
(Jakarta : Bina Rena Pariwa, 2000), 72.
20
keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga diri, dan
agama dan pandangan masyarakat. Kalau gerakan sederhana ini dimulai dari
kehidupan.
masyarakat
c) Mengenakan hukuman yang lebih berat dan proses penghakiman yang lebih
cepat
keselamatan pribadi
21
Http//Biologi, Guru Psikologi Pendidikan.com ( Diakases pada 14 Maret 20119)
21
C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif, yakni penelitian yang
dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, dan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat di amati.
2. Pendekatan Penelitian
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Tujuan dari
22
Rahman Aswendi, Faktor Seks Bebas dan Cara Mengatasinya ( Jakarta: Dinamika, 2011), 27.
23
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. XIII, (Bandung : PT Remaja Rosdakary,
2012), 3.
22
penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih dari subjek
penelitian.
akurat dan otentik dengan cara peneliti bertemu dan berhadapan langsung dengan
sistematis, mencatat semua hal yang berkaitan dengan subjek yang diteliti, dan
3. Lokasi Penelitian
a) Jalan Pisang Candi no. 54, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota
malang.
b) Jalan bandulan no. 74, Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
c) Jalan Mergan Lori no 12, kelurahan Mergan, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data dapat
diperoleh. Berkenaan dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini,
penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah
sendiri oleh peneliti secara langsung dari sumbernya. Adapun data primer penelitian
23
ini adalah berupa hasil mewawancarai langsung dengan salah satu pemilik Kos di
memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data Suatu cara yang dapat
ukuran yang telah ditentukan. Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
a) Observasi
pengamatan dari peneliti baik secara langsung atau tidak langsung terhadap
objek peneliti yang sedang diteliti. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara
mungkin timbul atau yang akan diamati) Dari dua jenis observasi, penulis
Peneliti bertemu langsung dengan pemilik salah satu kos dan mewawancarai
b) Wawancara
pertanyaan itu. Teknik ini di gunakan untuk memperoleh data dari informan-
kejadian, organisasi, dan memperluas informasi yang diperoleh. dalam hal ini
6. Analisis Data
Analisis atau pengolahan data adalah teknik dimana data yang diperoleh
kemudian diolah untuk lebih bisa menjelaskan bagaimana atas pengertian yang
didapat bisa dicerna menjadi pengertian yang utuh, sehingga dapat diuraikan
sebagai berikut:24
24
Saifullah, Metodologi Penelitian, Buku Panduan Fakultas Syariah, (Malang:
UIN MALIKI, 2006), 18.
25
a) Editing Data.
dengan data yang lain. data dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara
b) Klasifikasi Data.
dengan pemilik kos, maupun data lainnya. seluruh data yang diperoleh tersebut
sesuai kebutuhan.
c) Verifikasi Data.
d) Analisis data.
yang lebih mudah dibaca dan dipahami, dalam penelitian ini analisis data yang
keadaan atau suatu fenomena dengan kata atau kalimat kemudian dipisahkan
e) Konklusi.
26
D. Hasil Penelitian
Dalam paparan data penulis akan memaparkan hasil wawancara yang telah
Para pemilik kos di Sukun, Kota Malang setuju dalam hal pemilik kost
memiliki pengaruh dalam mencegah pergaulan bebas. Dalam penelitian ini penulis
mewawancarai sebanyak tiga pemilik kos yaitu Pak Yitno selaku pemilik kos jalan
Pisang Candi, Sukun, Pak Bambang selaku pemilik kos jalan Bandulan, Sukun,
kalangan mahasiswa. Pada dasarnya kasus ini sudah menjadi keresahan di kalangan
pemilik kos di Sukun, Kota Malang. Sebagai pemilik kost selaku penanggung jawab
apapun yang terjadi pada kostnya maka para pemilik kost harus memiliki peran
“saya rasa sangat berpengaruh dek, karena bagaimana pun pemilik kost lah
yang membuat aturan kost, dan agar aturan ditaati oleh mereka kita harus
jalin hubungan yang baik”.
25
Yitno, Wawancara, (25 April 2019)
27
Hal ini juga sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Bambang26:
“sebenarnya pemilik kost juga harus perhatian mas, tapi juga kembali pada
mahasiswa sendiri, kadang kita sudah memberi nasehat tapi kita kan gak
seterusnya bisa mengawasi”.
Sejalan pula dengan pendapat Leli27, beliau mengatakan sebagai berikut:
“sangat berpengaruh mas, jadi pemilik kost tidak bisa serta merta
membiarkan anak kost hanya berlandas kepercayaan, seumuran
mahasiswa paling rentan sama pergaulan bebas, jadi pemilik kost juga
harus tegas dalam memberi aturan”.
Jadi pada kesimpulannya para pemilik kost di daerah Sukun, Kota Malang
berpendapat bahwa pemilik kost memiliki daya pengaruh dan peran penting dalam
menjadi titik perhatian bagi pemilik kost dalam melakukan pencegahan beraneka
ragam, seperti halnya yang dilakukan oleh Pak Yitno yang fokus terhadap
keharusan mahasiswa menaai aturan kost yang sudah dibuat, Pak Bambang yang
intens untuk mempermudah memberikan arahan pada mahasiswa agar terjauh dari
pergaulan bebas.
untuk terjauh dari perilaku pergaulan bebas, pemilik kost berpendapat sebagai
berikut:
Menurut Yitno28:
“Disini baik-baik saja dek, cuman mungkin pernah ada satu yang berontak
pengen ngajak teman lawan jenisnya masuk ke dalam kost dengan alasan
26
Bambang, Wawancara, (25 April 2019)
27
Leli, Wawancara, (26 April 2019)
28
Yitno, Wawancara, (25 April 2019)
28
kerja kelompok, tapi setelah saya bicara baik-baik, ya syukur dia bisa
mengerti”.
dapat merespon positif terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemilik kost. Dengan
cara yang varian semua memiliki tujuan yang sama yaitu agar mahasiswa mampu
merespon dengan baik terhadap kebijakan-kebijakan pemilik kost agar, hal tersebut
kalangan mahasiswa.
Upaya yang dilakukan pemilik kost dalam mencegah pergaulan bebas pada
mahasiswa memiliki cara yang berbeda-beda. Hal ini memang karena latar
belakang pemilik kost yang juga berbeda-beda, namun semuanya bertujuan sama
yakni agar tidak terjadi perilaku pergaulan bebas di kalangan mahasiswa pada
29
Bambang, Wawancara, (25 April 2019)
30
Leli, Wawancara, (26 April 2019)
29
lingkungan kost. Mengenai hal ini para pemilik kost memiliki masing-masing
“Ya pas ada momen gitu saya kasih nasehat ke anak-anak dek, seperti pas
makan bareng gitu, mereka saya suruh ingat-ingat jasa orang tua dirumah,
biar mereka tidakterjerumus pada hal pergaulan bebas yang marak saat ini,
selebihnya diluar kost saya percaya pada mereka”
Sebagaimana yang kita ketahui dari hasil wawancara pada Pak Yitno,
beliau selaku pemilik kost mencoba menarik perhatian mahasiswa dengan cara
mahasiswa terjauh dari perilaku pergaulan bebas. Hal ini berbeda dengan pendapat
“Saya titik beratkan agar semua taat aturan mas, kalau gak boleh bawa
lawan jenis ya apapun alasannya gak boleh, kalau melanggar ada
konsekuensi tersendiri sesuai kesepakatan diawal dulu”
Pendapat Leli33 terkait hal ini sejalan dengan Yitno, beliau berpendapat
sebagai berikut:
pemilik kost mencoba untuk mempererat hubungan terlebih dahulu sebelum hendak
melakukan pencegahan pergaulan bebas kepada mahasiswa. Tentu hal ini patut
menjadi titik berat yang perlu diperhatikan oleh pemilik kost, sebab hubungan
31
Yitno, Wawancara, (25 April 2019)
32
Bambang, Wawancara, (25 April 2019)
33
Leli, Wawancara, (26 April 2019)
30
antara pemilik kost dan mahasiswa menjadi faktor penentu suksesnya pencegahan
pergaulan bebas di kalangan mahasiswa yang dilakukan oleh pemilik kost. Agar
“Kalau saya setiap ada rezeki sebulan sekali, saya ajak mahasiswa yang
ngekost untuk makan bareng dilantai satu bareng keluarga, sebab mereka
yang kost disini juga saya anggap sebagai anak sendiri”
Cara yang dilaukan oleh Yitno adalah mencoba untuk menjadi keluarga
pertimbangan sangat penting bagi setiap orang, hal ini yang diharapkan oleh Yitno
agar dengan hubungan yang seperti itu, Nasehat darinya dapat diterima dengan baik
di kalangan mahasiswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Leli35, beliau berpendapat:
“kalau itu saya sempatkan untuk tanya-tanya pada mereka mas termasuk
menampung curhatan mereka, kadang juga tak suruh makan,
Alhamdulillah lama-lama kita akrab”
antara pemilik kost dan mahasiswa, para pemilik kost mencoba mendekati secara
34
Yitno, Wawancara, (25 April 2019)
35
Leli, Wawancara, (26 April 2019)
36
Bambang, Wawancara, (25 April 2019)
31
Dari semua upaya baik yang dilakukan oleh pemilik kost dalam mencegah
sudah diluar kendali seperti halnya sudah terlanjur terjadi pergaulan bebas pada
kalangan mahasiswa di lingkungan kost. Hal ini berbeda-beda cara pemilik kost
“karena disini belum pernah ada ya dek, mungkin jika ada saya coba
hubungi orangtuanya untuk diberitahu serta saya usulkan untuk
dinikahkan saja”
Hal ini juga sama dengan yang dialami oleh Leli, beliau juga berpendapat
sebagai berikut38:
“selama ini di kost saya belum ada mas, mungkin jika ada ya mungkin
akan ada teguran hingga pengeluaran dari kost”
“Dulu pernah ada mas, dari perbuatannya itu harus menerima konsekuensi
bagi yang melanggar disini kalau sudah pelanggaran berat maka harus
keluar dari kost, dan hubungan laki-laki perempuan yang bukan suami istri
sudah tidak bisa ditolerir”
terjadinya pergaulan bebas di lingkungan kost, hal antara lain disebabkan karena
kewaspadaan dan upaya pencegahan yang dilakukan oleh pemilik kost sehingga
tercipta lingkungan yang terkendali. Sedangkan bagian kost yang pernah terjadi
praktek pergaulan bebas, pemilik kost juga masih berkomitmen terhadap aturan
37
Yitno, Wawancara, (25 April 2019)
38
Leli, Wawancara, (26 April 2019)
39
Bambang, Wawancara, (25 April 2019)
32
yang sudah disepakati bersama, yakni berani secara tegas untuk mengeluarkan
Tempat kos merupakan salah satu fasilitas yang sangat penting terutama
bagi para mahasiswa yang tentu saja jarak rumah dengan kampus tidak mungkin
ditempuh dengan cara laju. Selain itu tempat kos dapat menjadi tempat istirahat
apabila terdapat jeda dalam kuliah. Alasan yang lain adalah tempat kos dapat
Akan tetapi pada praktiknya tempat kos tak jarang disalahgunakan bagi para
penunjang hal-hal positif seperti yang telah disebutkan di atas, tetapi malah sering
fasilitas tersebut. Hal ini tentu akan berdampak yang tidak baik apabila dibiarkan
begitu saja.
Dengan hidup di kos dan jauh dari orangtua seharusnya dapat melatih
mahasiswa hidup lebih mandiri dan dapat memenejemen waktu hidupnya secara
teratur karena mereka telah diberi kebebasan. Selain itu mereka juga sudah
diberikan kepercayaan oleh orangtua mereka, namun tak jarang kepercayaan ini
yang tidak mencerminkan bahwa mereka telah dewasa dan menjadi seorang
mahasiswa.
menjadi penentu juga. Salah faktor yang mendukung penyalahgunaan tampat kos
mahasiswa misalnya saja: kurangnya pengawasan dari pemilik kos pada tempat kos
tersebut. Faktor ini tentulah sangat berpengaruh juga, apabila pemilik kos tidak
pernah menegur dan memeperdulikan para penghuni kos maka penghuni kos akan
bertindak semaunya sendiri. Mereka akan sangat merasa bebas dan sangat leluasa
dalam bertindak.
Menurut data yang kami dapat dari hasil wawancara kepada para pemilik
kost. Mereka mengatakan bahwa pemilik kost mempunyai pengaruh yang sangat
bagaimanapun juga pemilik kost secara otomoatis menjadi orang tua kedua bagi
anak-anak kostnya. Oleh sebab itu sang pemiik kost perlu memperhatikan agar anak
kostnya tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak diinginkan seperti halnya
terbuka di masyarakat maka fardu ‘ain bagi pemilik kostnya untuk mengawasi,
menjaga, dan menasehati anak kostnya agar tidak terjerumus pada hal-hal tersebut.
Setiap pemilik kost mempunyai cara lain untuk mencegah anak-anak kostnya agar
dalam kost tersebut dan ada pula yang menggunakan pendekatan terhadap anak-
anak-anak kostnya.
34
tetapkan oleh pemilik menurut data yang kami dapat kebanyakan meraka patu
terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kost. Namun tidak semua
patuh, tapi ketidak patuhan itu masih bisa di slesaikan baik-baik oleh pemilik kost.
tegasnya peraturan yang ada dalam kos tersebut. Faktor ini juga tak kalah
pentingnya, dapat kita bayangkan apabila di dalam hidup ini tidak ada aturan
yang berlaku. Dapat disimpulkan bahwa betapa carut marutnya hidup ini tanpa
peraturan yang tegas di dalam suatu kos kosan itu penting adanya. Karena
dengan adanya peraturan yang tegas dari pemilik kos setidaknya dapat
melakukan pelanggaran tata tertib dan pelanggaran aturan tentang tata tertib itu
diatur secara tegas maka bagi pelanggar dapat dikenai efek jera dan mereka
bisnis para pengelola kos dengan segala implikasinya maupun dari dimensi
secara umum mengenai kehidupan para mahasiswa di kost. Adanya rumah kost
campur, pria dan wanita, maka mereka lebih bebas mengekpresikan nafsu
mudanya bersama teman cewek satu kost. Untuk mengatasi hal tersebut maka
perlu ditetapkan suatu regulasi atau komitmen pemilik rumah kos agar dapat
menata penghuni rumah kos untuk tidak mencampur antara laki dan perempuan
bebas.
dapat memusyawarahkan apa-apa yang harus dilakukan. Bila pemilik kos dapat
pemilik kost dan anak kost. Dari sana akan terciptanya kontrol pergaulan bebas.
Dalam hal ini Pemilik memiliki cara yang berbeda-beda dalam melakukan
pendekatan dengan anak kostnya agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas.
makan dan dinikmati bersama pemilik kostnya atau dengan cara lain.
Namun ketika ada dari anak kostnya sudah terjerumus dalam pergaulan
bebas. Pemilik kost juga bebeda-beda dalam menghadapi permasalah seperti itu.
Ketika sang pemilik kost berpacu pada aturan maka ketika hal itu dilanggar harus
berpacu pada pendekatan terhadap anak kostnya maka nasehat lah alternatif untuk
36
menyelesaikan hal tersebut dan ada pula yang langsung menghubungi atau lapor
terhadap orang tuanya karena telah terjerumus terhadap pergaulan bebas. Seperti
itulah upaya yang telah dilakukan oleh sang pemilik kost agar anak kostnya tidak
F. Kesimpulan
bagaimanapun juga pemilik kost secara otomoatis menjadi orang tua kedua bagi
anak-anak kostnya. Oleh sebab itu sang pemiik kost perlu memperhatikan agar anak
kostnya tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak diinginkan seperti halnya
pergaulan bebas tersebut. Kedua, Upaya Pemilik kost dalam mencegah anak
macam. Ada yang harus taat pada kebijakan kost tersebut, ada yang dengan nasihat,
dan ada pula yang menggunakan pendekatan pada anak kostnya. Baik pendekatan
Buku
Al-Qur‘an al-Karim
Sunarto dan Ny.B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka
Cipta, 2001.
Rahman, Roli Abdul. Menjaga Akidah dan Akhlak, Surakarta: PT Tiga Serangkai,
2009.
Bagong, Suyanto dan J. Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,
Jakarta: Kencana Media Group, 2004..
Aswendi, Rahman. Faktor Seks Bebas dan Cara Mengatasinya, Jakarta: Dinamika,
2011.
37
38
Karya Ilmiah
Wawancara
Website