Guru pembimbing:
Disusun :
Penulis menyadari ada pihak yang telah memberikan dukungan, nasehat, serta
bantuan selama proses penyelesaian proposal, sehingga penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih terutama kepada Ibu Ida Fitria Rusli ,S,Ag. Selaku Guru
Pembibing Mata Pelajaran Sosiologi.
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja adalah masa dengan rentang usia berkisar 10 sampai 24 tahun
merupakan suatu fase peralihan dari masa kanak-kanak (dependent) menuju masa
dewasa (independent) dan normal terjadi pada kehidupan manusia. Periode tersebut
menunjukkan bahwa seorang remaja akan banyak sekali mengalami perkembangan
dan pertumbuhan guna mencari identitas dan jati dirinya. Berbagai perubahan akan
muncul baik dari sisi psikologis, fisik (pubertas) dan sosial lingkungan.
Perilaku seks bebas di kalangan remaja merujuk pada aktivitas seksual yang
dilakukan tanpa penggunaan metode kontrasepsi yang memadai atau tanpa
persetujuan kedua belah pihak yang terlibat. Hal ini dapat berdampak negatif pada
kesehatan fisik, psikologis, dan sosial remaja, termasuk risiko penularan penyakit
menular seksual (PMS), kehamilan remaja yang tidak direncanakan, tekanan
emosional, dan konsekuensi sosial seperti stigmatisasi atau pengucilan.
Oleh karena itu, secara yuridis, perilaku seks bebas di kalangan remaja merupakan
tindakan yang dapat berakibat pada tindakan hukum dan dapat mengancam masa
depan mereka. Penting untuk mengedukasi para remaja tentang pentingnya menjaga
diri dan menghindari perilaku seksual yang tidak sehat. Selain itu, peran orangtua,
sekolah, dan masyarakat juga sangat penting dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan yang tepat pada para remaja untuk menghindari perilaku seks bebas.
Ada banyak penulis yang telah meneliti tentang PERILAKU SEKS BEBAS
DI KALANGAN REMAJA beberapa penulis dan penelitian yang terkait dengan
topik tersebut antara lain:
Penelitian oleh E. K. Dompas, G. H. Wirawan, dan H. Panjaitan (2016)
tentang "Hubungan Antara Persepsi Risiko, Norma Subyektif, dan Kontrol Diri
dengan Perilaku Seks Bebas pada Remaja". Hasil penelitian menunjukkan bahwa
remaja yang memiliki persepsi risiko yang rendah terhadap perilaku seks bebas,
memiliki norma subyektif yang lebih tinggi terhadap perilaku tersebut, dan rendah
dalam kontrol diri, cenderung lebih cenderung untuk melakukan perilaku seks bebas.
Namun, secara umum, dalam masyarakat yang lebih konservatif, perilaku seks
bebas dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas, tidak etis, dan bertentangan
dengan nilai-nilai moral dan agama yang dianut. Sementara itu, di masyarakat yang
lebih terbuka, pandangan mengenai perilaku seks bebas remaja lebih luwes, terutama
dalam kasus remaja yang telah mencapai usia dewasa secara hukum. Namun, di
kedua jenis masyarakat ini, perilaku seks bebas masih menjadi isu yang penting dan
memerlukan perhatian dalam pemenuhan hak-hak seksual anak muda dan
penghindaran risiko bahaya seksual.
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang holistik dan komprehensif dalam
membicarakan tentang perilaku seks bebas di kalangan remaja, yang mencakup
penyediaan edukasi seksual yang tepat dan pemberdayaan remaja agar dapat
membuat keputusan yang lebih sehat mengenai perilaku seksual mereka. Selain itu,
pandangan masyarakat umum juga dapat ditingkatkan oleh pengajaran dasar tentang
pentingnya hidup sehat, kontrasepsi, kontrol diri, dan kesadaran tentang hak dan
penghargaan individu dalam hubungan seksual.
B.RUMUSAN MASALAH
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seks bebas pada remaja.
2. Memberikan informasi yang lebih jelas tentang dampak dari perilaku seks bebas
pada kesehatan fisik dan psikologis remaja.
3.Meningkatkan kesadaran orang tua dan sekolah tentang pentingnya mencegah
perilaku seks bebas di kalangan remaja.
4.Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kurangnya pemahaman
konsekuensi dari perilaku seks bebas sebagai faktor penyebabnya.
6. Merumuskan strategi komunikasi yang lebih efektif untuk memberikan informasi
tentang pentingnya menjaga perilaku seksual yang sehat bagi remaja.
7. Memberikan informasi yang berguna untuk pengembangan kebijakan dan program
kesehatan yang lebih efektif dalam mencegah perilaku seks bebas di kalangan remaja.