PROMOSI KESEHATAN
OLEH :
OLEH :
ANISA APTA SARI (2109200413201002)
ASTRIA RIVANA (2109200413201012)
DEWI SARTIKA (2109200413201006)
DISTA (2109200413201008)
WELMINA NAMSO (2209200413201003)
I GEDE SUNATA YASA (2209200413201011)
SUKMAWATI (2209200413201012)
TUTUN TRISNAWATI (2209200413201013)
IRMAWATI (2209200413201015)
RISNA ERAWATY (2209200413201016)
TITI NUR SAPITRI (2209200413201018)
DIAN MATAARI ALBAR (2209200413201020)
S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk membuat makalah promosi kesehatan ini.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Permasalahan remaja sekarang ini cukup kompleks. Salah satu yang paling
peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual
remaja. Hal ini dapat terjadi karena remaja dalam perkembangannya cenderung
memiliki tingkat seksual yang tinggi sehubungan dengan mulai matangnya
hormon seksual dan organ-organ reproduksi. Keadaan ini menyebabkan rentannya
perilaku remaja yang mengarah kepada terpuaskannya dorongan seksual. Remaja
yang dapat mengendalikan akan terhindar dari perilaku seksual yang
menyimpang. Sebaliknya, para remaja tidak dapat mengendalikannya, maka akan
terjerumus ke dalam penyimpangan seksual, misalnya pemerkosaan, pornografi,
dan hubungan bebas.
Pada remaja bermasalah yang dikuasai dorongan agresi dan antagonistik, maka
kepekaan terhadap pengaruh perilaku seks menyimpang pada umumnya akan
lebih tinggi. Remaja tipe ini akan menyalurkan rasa ingin tahu terhadap seks
melalui membaca “terbitan stensilan” di antara teman remaja sekelompok,
menonton film biru, dan melakukan eksperimen seksual dengan cara onani
bersama teman remaja, mencoba hubungan seksual dengan lawan jenis sebaya,
bahkan dengan pekerja seks, mencoba perilaku seks homoseksual dengan teman
sebaya atau dengan waria yang berprofesi sebagai prostitusi, melakukan
pemerkosaan bersama teman terhadap korban yang ditemui di jalan. Perilaku
4
remaja tersebut merupakan sikap seksual negatif yang ditandai perilaku
psikososioseksual (Dianawati, 2003)
Gaya pacaran remaja zaman sekarang tidak sehat sebab tidak lagi
mengindahkan nilai-nilai moral dan pertimbangan logika. Akibatnya banyak
remaja hamil pranikah, bahkan terinfeksi HIV/AIDS. Seperti diungkapkan Wijaya
(2004) bahwa saat ini terjadi fenomena global life style sehingga berperilaku
sangat bebas.Jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi serta tayangan impor
(pornografi) dari berbagai negara ditiru oleh remaja, bahkan tindakan seks bebas
pranikah juga dilakukan oleh remaja di Indoensia.
B. Rumusan Masalah
5
5. Bagaimana dampak kesehatan yang di timbulkan dari seks bebas dan perilaku
menyimpang keluarga
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memberi pemahaman kepada
remaja tentang seks bebas, perilaku seks bebas dikalangan remaja, dan perilaku
menyimpang remaja yang berdampak pada kesehatan remaja.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Seks Bebas
1. Pengertian Seks Bebas.
7
dampak negatif yang tidak diharapkan seperti kehamilan yang tidak
direncanakan, penyakit menular, depresi, dan perasaan berdosa. Selain itu
dengan adanya pengaruh dalam pemberian pendidikan seks bisa di
manfaatkan oleh pendidik di masing-masing sekolah untuk memberikan
informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja agar remaja memiliki
bekal pengetahuan yang baik dan sikap positif dalam menanggapi
permasalahan seks bebas dikalangan remaja (Sarwono, 2010).
8
yang sudah mabok akan sangat gampang untuk ditiduri oleh teman-teman
lelakinya. Perilaku seks bebas dapat didefinisikan sebagai bentuk
perilaku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis
maupun sejenis. Menurut Simkin, Perilaku seks bebas adalah segala
tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis
maupun dengan sesama jenis. Bentuk tingkah laku ini beraneka ragam
mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu
dan bersenggama.
9
dan keinginan-keinginan untuk pemuasan seksual. Sebagian besar dari
remaja biasanya sudah mengembangkan perilaku seksualnya dengan
lawan jenis dalam bentuk pacaran atau percintaan. Bila ada kesempatan
para remaja melakukan sentuhan fisik, mengadakan pertemuan untuk
bercumbu bahkan kadang-kadang remaja tersebut mencari kesempatan
untuk melakukan hubungan seksual. Meskipun fungsi seksual remaja
perempuan lebih cepat matang dari pada remaja laki-laki, tetapi pada
perkembangannya remaja laki-laki lebih aktif secara seksual dari pada
remaja perempuan. Banyak ahli berpendapat hal ini dikarenakan adanya
perbedaan sosialisasi seksual antara remaja perempuan dan remaja laki-
laki. Bahkan hubungan seks sebelum menikah dianggap ”benar” apabila
orang orang yang terlibat saling mencintai ataupun saling terikat.
Perilaku seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun
sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan menurut agama. Perilaku
seks bebas yang sehat dan adaptif dilakukan ditempat pribadi dalam
ikatan yang sah menurut hukum. Sedangkan Perilaku seks bebas
merupakan perilaku seksual yang dilakukan tanpa melalui proses
pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
10
Perilaku negatif remaja terutama hubungannya dengan
penyimpangan seksualitas, pada dasarnya bukan murni tindakan diri
mereka sendiri, melainkan ada faktor pendukung atau yang
mempengaruhi dari luar.
1) Hubungan seks:
11
hubungan seksual. Dengan anggapan yang salah ini, maka juga akan
menyebabkan tindakan yang salah. Karena itu, sebelum pacaran,
sebaiknya orang tua wajib memberi pengertian yang benar kepada anak
remajanya agar mereka tidak terjerumus pada tindakan yang salah.
12
tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri, cenderung
berakibat negatif, yaitu terjadi hubungan seks bebas di masa pacaran
remaja. Sebaliknya, kematangan biologis, disertai dengan kemampuan
pengendalian diri akan membawa kebahagiaan remaja dimasa depannya,
sebab ia tidak akan melakukan hubungan seks.
1. Faktor Internal
13
dibawanya sejak lahir atau bisa disebut juga dengan kemampuan dasar dan
kemampuan dari luar, yang diterima dan dipelajari individu dari keadaan
sekitarnya dia berada. Pada penelitian ini ada dua hal yang secara internal
ditemukan dalam mempengaruhi perilaku seks bebas dikalangan remaja,
diantaranya:
b) Aspek Motivasi
Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak mulai dihadapkan pada
relaita kehidupan. Pada saat inilah jiwa seoarang remaja mengalami
peralihan dari jiwa kekanak-kanakan kearah pendewasaan. Dalam masa
peralihan ini tentunya anak banyak mengalami peristiwa baru yang selama
ini belum pernah dialami pada masa sebelumnya. Peralihan keadaan inilah
yang dapat memicu timbulnya dorongan untuk mencoba hal-hal baru yang
selama ini belum pernah mereka coba, tentunya tanpa pemikiran yang
matang tentang akibat-akibat yang bisa ditimbulkan karena keterbatasan
pemikiran pada usia dewasa. Motivasi adalah dorongan bertindak untuk
14
memuaskan suatu kebutuhan, dorongan dalam motivasi diwujudkan dalam
bentuk tindakan.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar individu, yang
dapat mendorong remaja untuk melakukan seks bebas. Dalam hal ini penulis
me nemukan beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi fenomena yang
terjadi. Terdapat beberapa faktor eksternal, diantaranya:
a) Aspek Keluarga
b) Aspek Pergaulan
15
teman sebaya dapat membawa seseorang kearah positif dan negatif. Aspek
positifnya adalah tersedianya saluran aspirasi, kreasi, pematangan
kemampuan, potensi dan kebutuhan lain sebagai output pendidikan orang
tua dan potensinya. Akan tetapi jika yang dimasukinya adalah lingkungan
yang buruk maka akan mendorong mereka kepada hal negatif. Pergaulan
dengan teman sebaya yang di dalamnya terdapat keakraban dan adanya
intensitas pertemuan yang tinggi dapat memberikan pengaruh terhadap
individu lain di dalam kelompok tersebut.
16
Penyimpangan secara normatif didefinisikan sebagai penyimpangan
terhadap norma, di mana penyimpangan itu adalah terlarang bila diketahui
dan mendapat sanksi. Jumlah dan macam penyimpangan dalam masyarakat
adalah relatif tergantung dari besarnya perbedaan Penyimpangan adalah
relatif terhadap norma suatu kelompok atau masyarakat. Karena norma
berubah maka penyimpangan berubah.
1. Narkoba
Menurut WHO yang dimaksud dengan pengertian definisi narkoba
ini adalah suatu zat yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh akan
mempengaruhi fungsi fisik dan atau psikologi (kecuali makanan, air, atau
oksigen). Narkoba (nakoba dan Obat/Bahan Berbahaya), disebut juga
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah obat bahan
atau zat bukan makanan yang jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau
disuntikan, berpengaruh pada kerja otak yang bila masuk kedalam tubuh
manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak (susunan saraf pusat),
sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi
sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta
ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA tersebut. Berdasarkan
jenisnya narkoba dapat menyebabkan; perubahan pada suasana hati,
perubahan pada pikiran dan perubahan perilaku.
Jika diambil rata- ratakan usia sasaran pengguna narkoba ini adalah
usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal
17
kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau
remaja.
Berikut ini jenis dan golongan narkoba narkotika antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya
adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian
dan ilmu pengetahuan. Contoh jenis narkoba golongan satu antara
lain adalah : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif
kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh
jenis narkoba golongan dua antara lain adalah : petidin, benzetidin,
dan betametadol.
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif
ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh
jenis narkoba golongan tiga antara lain adalah : kodein dan
turunannya.
Bahaya pemakaian narkoba sangat besar pengaruhnya terhadap
negara, jika sampai terjadi pemakaian narkoba secara besar-besaran di
masyarakat, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang sakit,
apabila terjadi demikian negara akan rapuh dari dalam karena ketahanan
nasional merosot. Dampak penggunaan narkoba bisa dalam berbagai
bentuk antara lain adalah sebagai berikut :
a. Menyebabkan penurunan atau pun perubahan kesadaran.
b. Menghilangkan rasa.
c. Mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri.
d. Menimbulkan ketergantungan / adiktif (kecanduan).
Dampak negative penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja
pelajar antara lain adalah sebagai berikut :
a. Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian.
b. Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai- nilai
pelajaran.
18
c. Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah.
d. Sering menguap, mengantuk, dan malas.
e. Tidak memedulikan kesehatan diri.
f. Suka mencuri untuk membeli narkoba.
2. Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol merupakan zat psikoaktif yang bersifat adiksi
atau adiktif. Zatpsikoaktif adalah golongan zat yang bekerja secara
selektif, terutama pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan
pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi dan kesadaran seseorang dan
lain-lain. Sedangkan adiksi atau adiktif adalah suatu bahan atau zat
yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan atau
ketergantungan (Apriansyah, 2008). Penyalahgunaan minuman
beralkohol saat ini merupakan permasalahan yang cukup
berkembang di dunia remaja, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk
kenakalan-kenakalan, perkelahian, munculnya geng-geng anak
muda, perbuatan asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan
remaja.
19
yang mengalami gangguan kendali koordinasi motorik, dapat berbuat
apa saja tanpa sadar.
20
menghadapi masa depan yang kurang mengunntungkan. Apalagi bila
kehamilan tersebut terjadi diluar nikah. Kehamilan diluar nikah dapat
berakhir dengan perkawinan yang terpaksa, pengguguran kandungan, atau
pengungsian untuk sementara.
Secara medik angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi pada
masa ini lebih tinggi. Ada 2 komplikasi utama yang dapat timbul dengan
kehamilan remaja yaitu :
- Keracunan kehamilan
- Ketidakseimbangan besar bayi dan luas panggul.
2. Penyakit Hubungan Seksual
a. Gonore
b. Herpes simpleks
Herpes simpleks merupakan penyakit infeksi akut oleh virus
herpes hominis. Gejala berupa demam, malaise, anorexia, tumbuh
vesikel berkelompok berisi cairan jernih.
c. Sifilis
d. HIV/AIDS
AIDS adalah penyakit defisiensi imunitas seluler pada penderitanya
tidak dapat ditemukan penyebab defisiensi tersebut. Akibat kehilangan
kekebalan penderita AIDS mudah terkena berbagai infeksi bakteri,
jamur parasit dan virus tertentu. Selain itu penderita AIDS sering kali
menderita keganasan seperti sarkoma kaposi dan limpoma yang
menyerang otak. Gejala klinis adalah pembesaran dan kelenjar getah
21
bening non inguinal, penurunan berat badan lebih dari 10%, demam
intermiten terus menerus.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Seks bebas adalah segala perbuatan tingkah laku yang didorong oleh keinginan
seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis (homoseksual) yang
dilakukan di luar pernikahan dan bertentangan dengan norma-norma tingkah
laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.
5. Perilaku seks bebas diklangan remaja dilakukan dengan berbagai tindakan atau
prilaku seks bebas beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu antara
lain, dimulai dengan pegang tangan, cium kening, cium basah atua cium bibir,
berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral seks, dan
23
bersenggama. Faktor penyebab seks bebas dikalangan remaja, banyak faktor
ditemukan oleh para ahli dalam memberikan pemahaman dan masukkan guna
untuk mencegah perilaku seks bebas dikalngan remaja ini semakin tinggi
diantaranya. Ada empat faktor menjadi sumber penyimpangan tersebut, yaitu :
a. Kualitas diri remaja itu sendiri, b. Kualitas keluarga yang tidak mendukung
anak berlaku baik, c. Kualitas lingkungan yang kurang sehat, d. Kurangnya
kualitas informasi yang masuk pada remaja. Sedangkan hal-hal yang
mendorong remaja melakukan seks bebas adalah: a. Hubungan seks ( bentuk
penyaluran kasih sayang yang salah dalam masa pacaran), b. Kehidupan iman
yang rapuh, c. Faktor kematangan biologis. Selain itu perilaku seks bebas
dipengaruhi oleh: a. Belum adanya regulasi atau peraturan terhadap
penyelanggaraaan hubungan seks, b. Perubhan sosial. Serta berdasarkan
beberapa artikel yang juga penulis kutip yang mana dalam memmbagi faktor
penyebab seks bebas dikalangan remaja terbagi menjadi dua faktor, yaitu: a.
Faktor Internal ( aspek perkembangan alat seksual dan aspek motivasi), b.
Faktor Eksternal (Aspek keluarga, aspek pergaulan dan aspek media masa).
Perbedan tingkat pengetahuan dan sikap remaja dalam pencegahan seks bebas
sebelum dan sesudah di berikan pendidikan seks.
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Amrillah. 2006. Perilaku Seksual dan Seksualitas. Surakarta: UMS Press. Baswori
& Kasinu A. 2007. Metodologi Penelitian Sosial. Kediri: CV Jenggala Pustaka
Utama.
BKKBN
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Penyakit Hubungan Seksual, Edisi 1 Fakultas
Kedokteran UI, Jakarta 1987.
25