Anda di halaman 1dari 22

Seks Bebas Remaja Indonesia

Merajalela

Kelompok 15
Tutor : dr. Dewi
Ketua : Andryan Kurniadi
Sekertaris : Dian Kartika
Penulis : Laurensia Stefanny Marcella
Anggota :
1. Melly Harsono
2. Ignatius Ivan Nofirman
3. Yantina Larasati
4. Prilly Prianty
5. Evi Elfrida Syani
6. Ellissa
7. Dionisius Tannur
8. Agustinus Kristantoko
9. Natalia
Seks Bebas Indonesia Merajalela
Orang tua mana yang tak bergidik mengetahui data tentang perilaku seks bebas remaja
Indonesia masa kini dibawah ini. Seks bebas sungguh telah menjadi luar biasa! Bagaimana
cara menangkalnya? Peneletian di pelbagai negara telah menemukan bahwa anak remaja akan
terhindar dari keterlibatan dengan seks bebas, jika mereka dapat membicarakan masalah seks
dengan prang tuanya. Artinya, oran tuha harus menjadi pendidik seksualitas bagi anak-anak
nya! Telah siapkah kita, para orang tua menjadi pendidik seksualitas bagi anak-anak kita?
Bagaimana meluwekan lidah kita agar tak kelu ketika harus berbicara saru dengan anak-anak
kita?

Berita di Republika mengutip hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia


(PKBI). Survei dilakukan pada 2003 di lima kota, di antaranya Bandung,Jakarta, dan
Yogyakarta. Hasil survei PKBI, yang juga dikutip Media Indonesia, menyatakan pula bahw
asebanyak 85 persen remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan
pacar mereka. Penelitian pada 2005 itu dilakukan terhadap 2.488 responden di Tasikmalaya,
Cirebon, Singkawang, Palembang, dan Kupang.

Ironisnya menurut Direktur Eksekutif PKBI, Inne Silviane, hubungan seks itu
dilakukan di rumah sendiri-rumah tempat mereka berlindung. Sebanyak 50 persen dari remaja
itu mengaku menonton meida pornografi, di antaranya VCD. Dari penelitian itu pula
diketahui, 52 persen yang memahami bagaimana kehamilan bisa terjadi.
Tayangan telivisi, media-media berbau porno, semakin mendekatkan para remaja itu
berhubungan seks diluar nikah. VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya dengan
Rp 5.000. Sekali dirazia, setelah itu bebas lagi diperjualbelikan. Sistem pendidikan yang
mengejar angka-angka pun memberi andil kerusakan generasi muda itu.

Hasil survei itu semestinya menyadarkan kita, para pendidik, orangtua, ulama,
pengelola telivisi, media massa, dan tentu juga pemerintah. Angka-angka yang terungkap itu,
boleh jadi puncak gunung es. Setelah ini, apakah kita membiarkan bencana moral itu terus
berlangsung. Ya Allah, ini bencana yang nyata dan sangat menakutkan ....

1.Apa saja aspek lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, dan etika yang terkait dengan berita di
atas?
2.Mengapa seks bebas remaja menjadi permasalahan saat ini?
3.Bagaimana cara mengatasi masalah ini?
Learning Objektif

1. Seven Jumps
2. Mengetahui latar belakang perilaku seks bebas di kalangan
remaja
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas
di kalangan remaja
4. Mengetahui cara mengatasi perilaku seks bebas di kalangan
remaja
5. Mengetahui siapa saja yang berperan dalam mengatasi perilaku
seks bebas di kalangan remaja
Seven Jumps

Proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran


berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari
masalah ini mahasiswa dirangsang untuk mempelajari masalah
ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah
mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari
prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan
pengalaman baru.
Langkah-langkah Seven Jumps :

1. Mengklarifikasi istilah-istilah dan konsep yang tidak


dimengerti bersama kelompok
2. Menentukan masalah-masalah
3. Menganalisa masalah (brainstorming) untuk menemukan
penjelasan masalah.
4. Menata usulan penjelasan masalah dari langkah 3 menjadi
penjelasan terstruktur (menyusun hipotesis)
5. Menentukan tujuan pembelajaran
6. Mengumpulkan informasi (dengan cara belajar mandiri) dari
berbagai sumber
7. Melaporkan hasil pembelajaran dalam kelompok, menyusun
penjelasan dan menerapkan pengetahuan yang didapatkan dari
belajar mandiri untuk menjelaskan masalah-masalah yang ada
Mengetahui Latar Belakang Perilaku Seks Bebas di
Kalangan Remaja

Remaja atau kawula muda adalah harapan bangsa. Di


pundak mereka, masa depan dan cita-cita bangsa ini
dipertaruhkan.

Mereka dididik agar mengenal bangku sekolah, tahu


sopan santun, bermoral, beragama, peduli lingkungan, peduli
masa depan, dan segudang nilai-nilai positif lain.
Sebagaimana remaja umumnya, mereka tak lepas dari
keceriaan dunia remaja yang diakrabinya. Dalam batas wajar,
masa remaja sering meninggalkan kesan manis. Sekadar
mejeng di mal memang masih wajar.

Tapi tak sedikit di antara mereka yang "berjalan" terlalu


jauh. Mereka menjadi lepas kendali. Buntutnya adalah
kebablasan. Misalnya terjerat dalam pesta hura-hura ganja,
putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain. Tak sedikit pula di antara
mereka yang kemudian hamil di luar nikah akibat sex bebas
(free sex).
Ada beberapa sebab yang dapat dijadikan alasan
merebaknya perilaku seks bebas , di antaranya adalah :

1. Pengaruh Negatif Media Massa

Media masssa seperti televisi, film, surat kabar, majalah dan


sebagainya belakangan semakin banyak memasang dan
mempertontonkan gambar-gambar seronok dan adegen seks serta
kehidupan yang glamour yang jauh dari nilai-nilai agama.

Hal ini diperparah lagi dengan berkembangnya tehnologi


internet yang menembus batas-batas negara dan waktu yang
memungkinkan kawula muda mengakses hal-hal yang bisa
meningkatkan nafsu seks. Informasi tentang seks yang salah turut
memperkeruh suasana.

Akibatnya remaja cenderung ingin mencoba dan akhirnya


terjerumus kepada sex bebs (free sex).
2. Lemahnya Keimanan

Hampir semua, bila tidak mau dikatakan semua, perilaku seks


bebas, tahu akan beban dosa yang mereka terima. Tapi entah
kenapa, bagi mereka hal itu 'dibelakangkan' dan menjadikan nafsu
sebagai pemimpin. Ini menunjukkan lemahnya rasa keimanan
mereka.

3. Tidak adanya pendidikan sex yang benar, tepat dan dilandasi nilai-
nilai agama.

4. Lemahnya pengawasan orang tua.

5. Salah dalam memilih teman (salah pergaulan)


Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari perilaku
seks bebas di kalangan remaja

Dampak dari sex bebas (free sex), khususnya pada


remaja dapat dibagi menjadi :

1. Bahaya Fisik
Bahaya fisik yang dapat terjadi adalah terkena penyakit
kelamin (Penyakit Menular Sexual/ PMS) dan HIV/AIDS
serta bahaya kehamilan dini yang tak dikehendaki.

Penyakit klamin yang dapat terjadi adalah kencing nanah


(Gonorrhoe), raja singa (Sifilis), herpes genitalis,
limfogranuloma venereum (LGV), kandidiasis, trikomonas
vaginalis, kutil kelamin , dan sebagainya.
2. Bahaya perilaku dan kejiwaan
Sex bebas akan menyebabkan terjadinya penyakit
kelainan seksual berupa keinginan untuk selalu melakukan
hubungan sex.

Akibatnya bila tidak mendapat teman untuk sex bebas, ia


akan pergi ke tempat pelacuran (prostitusi) dan menjadi
pemerkosa. Lebih ironis lagi bila ia tak menemukan orang
dewasa sebagai korbannya, ia tak segan-segan memerkosa
anak-anak dibawah umur bahkan nenek yang sudah uzur.
3. Bahaya sosial
Sex bebas juga akan menyebabkan seseorang tidak lagi
berpikir untuk membentuk keluarga, mempunyai anak, apalagi
memikul sebuah tanggung jawab. Mereka hanya
menginginkan hidup di atas kebebasan semu.

4. Bahaya perekonomian
Sex bebas akan melemahkan perekonomian si pelaku
karena menurunnya produktivitas si pelaku akibat kondisi
fisik dan mental yang menurun, penghamburan harta untuk
memenuhi keinginan sex bebasnya.

5. Bahaya keagamaan dan akhirat


Mengetahui cara mengatasi perilaku seks bebas di
kalangan remaja

Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi


perilaku seks bebas di kalangan remaja antara lain :

1. Memperdalam keimanan

2. Mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat


Banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan oleh seorang
remaja untuk mengisi waktu kosongnya, bisa dengan olahraga,
rekreasi, membaca buku yang berfaidah, membuat kerajinan
tangan, menghadiri pengajian, mengiktui perlombaan dan lain-
lain aktifitas yang bermanfaat.
3. Selektif memilih teman
Suatu kenyataan dan pengalaman membuktikan bahwa
ketika seorang remaja berteman dengan teman yang baik maka
ia akan terpengaruh pula untuk melakukan kebaikan.

4. Menjauhi dan menghindari media massa yang buruk


Banyak acara-acara ditelevisi dan pemberitaan di koran
dan majalah yang mengumbar nafsu seks, gambar-gambar
yang seronok, iklan-iklan yang berbau pornografi. Sekarang
ini ada pepatah yang mengatakan ”tontonan telah menjadi
tuntunan, sebaliknya banyak tuntunan hanya tinggal sebagai
tontonan saja” .
5. Berpuasa
Berpuasa dapat mengendalikan hawa nafsu seksual,
disamping itu juga akan menghindari timbulnya pikiran-
pikiran kotor, sehingga dapat melindungi seorang remaja dari
melakukan seks bebas.

6. Menggunakan cara-cara medis


Untuk mengendalikan nafsu seksual dapat diupayakan
cara-cara medis seperti : memperbanyak olahraga dan
latihan fisik , tidak terlalu banyak mengkonsumsi daging
merah dan telur, dan tidak terlalu banyak mengkonsumsi
semampunya minuman perangsang saraf seperti kopi.
Mengetahui siapa saja yang berperan dalam mengatasi
perilaku seks bebas di kalangan remaja

1. Keluarga : Mendidik anggota keluarga berdasarkan norma


agama
2. Partisipasi aktif para tokoh masyarakat
3. Lembaga keagamaan dan adat
4. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
5. Lembaga pendidikan
6. Media massa
Kesimpulan

Diperlukan adanya pemahaman dan penerangan


tentang seks secara benar dan tepat yang dilandasi
oleh nilai-nilai agama, budaya dan etika yang ada di
masyarakat, sehingga seorang remaja dapat terhindar
dari hal-hal yang negatif dan tercela terkait dengan
masalah seks.
Saran

Perilaku seks bebas pada remaja harus


dihindarkan dan dicegah karena mengandung banyak
bahaya baik dari aspek medis, sosial, ekonomi,
budaya maupun agama.
Daftar Pustaka

1. Universitas Brawijaya. Student- guideline_


PBL_semester-509_12-9-2011.pdf:
Universitas Brawijaya, agustus 2011.
Available from:
2. Jusuf, AA. Bahaya Seks Bebas pada Remaja:
Universitas Indonesia, 28 Desember 2006.
Available from:

Anda mungkin juga menyukai