Pelabuhan Jakarta
ILMU PENYAKIT SARAF
Periode 21 Agustus – 23 September 2017
Evie Elfrida Syani
406161010
FK Untar
anatomi
Menurut WHO (World Health
Organization) 2005 stroke adalah suatu
gangguan fungsional otak yang terjadi
secara mendadak dengan tanda dan
gejala klinik baik fokal maupun global
yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau
dapat langsung menimbulkan kematian,
dan semata-mata disebabkan vaskular.
Obstruksi deposit lemak pada pembuluh
darah dibagi menjadi 2 tipe :
1. Trombosis cerebral
2. Embolism cerebral
• Pada iskemia otak yang luas, tampak
daerah yang tidak homogen akibat
perbedaan tingkat iskemia :
1. Iskemik core
2. ischemic penumbra
Berdasarkan arteri yang teroklusi
1. Middle cerebral artery syndrome
2. Anterior cerebral artery syndrome (ACA)
3. Sindrom internal carotid
4. Sindrom vertebrobasiler
5. Posterior Cerebral Artery syndrome
6. Lakunar syndrome
OKLUSI ACA
OKLUSI MCA 1. kelemahan
1. hemiparesis ekstremitas bawah
kontralateral kontralateral
2. penurunan 2. gangguan sensorik
sensorik, 3. Motor neglect
3. homonymous 4. gangguan bicara
hemianopia (kesulitan saat akan
4. conjugate gaze memulai bicara) ,
paresis. dapat berupa afasia
DIAGNOSIS
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan neurologis terutama pemeriksaan saraf
kranialis, rangsang selaput otak, sistem motorik, sikap dan
cara jalan refleks, koordinasi, sensorik dan fungsi kognitif.
Skala stroke yang dianjurkan saat ini adalah NIHSS
• Pemeriksaan penunjang :
1. Ct scan kepala
2. MRI kepala
3. CT angiografi
4. MRI angiografi
5. Transkranial doppler
6. Conventional angiografi
Pemeriksaan penunjang lain yang
dilakukan yaitu EKG, foto torak,
pemeriksaan darah lengkap, Protrombin
time/INR, APTT, glukosa darah, elektrolit,
jika hipoksia Analisa gas darah
tatalaksana
Pemberian oksigen
jika <95%
TERAPI
UMUM Pemasanga ETT
jika pO2 50
mmHg
Pemberian cairan
kristaloid atau koloid.
Hindari cairan hipotonik
(glukosa)
Stabilisasi
Hemodinam Optimalisasi
ik tekanan darah
Cardiac
monitoring
Tinngikan
posisi
kepala 20-
30 derajat
Hindari
hipertermia,
tetap
normovolemia
Jika
terdapat . Manitol 0.25 - 0.50
peningkat gr/kgBB, selama >20
an TIK menit, diulangi setiap
4 - 6 jam dengan
target ≤ 310 mOsrn/L
Kalau perlu,
berikan
furosemide
dengan dosis
inisial 1
mg/kgBB i.v.
1. Tissue plaminogen activator
(recombinant t-PA) iv : 0,9 mg/kg (maksimal
90 mg)
2. Antiplatelet : Pemberian Aspirin dengan dosis awal
325 mg dlam 24 sampai 48 jam setelah awitan stroke
dianjurkan untuk seiap stroke iskemik akut
3. Neuroprotektif : 2x1000 mg intravena 3 hari.
Lanjut dengan oral 2x1000 mg selama 3 minggu
TERAPI
•Fase pasca akut :
1. Rehabilitasi
upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita,
fisik dan mental, dengan fisioterapi, terapi wicara, dan
psikoterapi.
2. Preventif
◦ Pengobatan hipertensi
◦ Mengobati diabetes mellitus
◦ Menghindari rokok, obesitas, stress, dll
◦ Berolahraga teratur
DAFTAR PUSTAKA
http://www.who.int/topics/cerebrovascular_accident/en/
Ginsberg, lionel. Lecture Notes Neurologi. 2005. Penerbit
Erlangga;Jakarta
Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wuysang G. Gambaran umum
tentang gangguan peredaran darah otak. Dalam: eds. Harsono.
Kapita Selekta Neurologi. Edisi ke-2. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press; 2005. h.81-82.
Bruno A, Kaelin DL. The subacute stroke patient: hours 6 to 72
after stroke onset. In cohenSN. Management of ischemic stroke.
McGraw-Hill. 2000. Pp 53
American academy of neurology. Managing acute ischemic stroke:IV
TPA. Chicago avenue : Minneapolis
Brian-Fred. Current Diagnosis and Treatment in Neurology. Lange
Medical books, McGraw Hill. P 100-106
http://www.strokeassociation.org
Edward C, et all. Guideline for the early management of patients
with acute ischemic stroke. AHA/ASA; 2013
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline Stroke
Tahun 2011. PERDOSSI. Jakarta; 2011
Wibowo, Samekto. Gofir, Abdul. Farmakoterapi stroke prevensi
primer dan prevensi sekunder dalam Farmakoterapi dalam
Neurologi. Penerbit Salemba Medika. Hal: 53-73.