Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pernahkah anda membayangkan bagaimana pengertian seks dalam
benak orang lain? Hampir setiap orang mempunyai pandangan dan
pengertian sendiri-sendiri mengenai seks. Bagi seseorang, seks barangkali
dipandang sebagai sesuatu yang bersifat rahasia dan suci. Bagi orang
lainnya, seks mungkin diartikan sebagai sesuatu yang jorok dan menjijikkan.
Bahkan ada pula orang yang memandang seks sebagai hal yang tabu dan
terlarang sehingga tidak layak diperbincangkan secara terbuka.
Sebagian orang memandang seks sebagai sumber penderitaan,
kekacauan, dan hal yang memalukan. Pandangan ini bersumber dari
pengalaman masa kanak-kanak yang tidak baik yang berhubungan dengan
seks. Apabila anak-anak tidak memperoleh penerangan yang baik mengenai
seks, maka sulit diharapkan bahwa mereka akan mampu memberikan
pendidikan seksual yang baik kepada keturunan mereka kelak setelah
mereka menjadi orang tua. Ini disebabkan karena orang-orang seperti ini
kurang senang apabila ank-anak menanyakan perihal seks secara polos dan
langsung kepada mereka.
Kita tentunya tidak merasa sulit untuk menceritakan kepada anak-anak
mengenai bagaimana tumbuhnya tanaman atau apa yang menyebabkan
turunnya hujan atau mengapa matahari terbit di timur dan tenggelam di ufuk
barat. Tetapi untuk menerangkan keadaan tubuh kita sendiri, bagaimana
terjadinya kita, dan bagaimana fungsi tubuh serta organ-organ kelamin kita,
dibutuhkan metode tersendiri. Hal ini dikarenakan seks adalah sesuatu yang
khusus. Seks erat sekali hubungannya dengan emosi dan keinginan kita.
Oleh karena itu, tidaklah tepat apabila kita memperbincangkannya dengan
anak-anak seperti menerangkan biologi atau ilmu alam misalnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari pendidikan seksual pada anak?
2. Apa pentingnya pendidikan seks bagi anak?
3. Kapan pendidikan seks sebaiknya dimulai?
4. Apa faktor-faktor pendukung pendidikan seks bagi anak?
5. Bagaimana memilih kata-kata yang cocok untuk menerangkan
kehidupan seks?
6. Bagaiman dengan pertanyaan-pertanyaan pertama dari seorang anak?
7. Bagaimana bila anak tidak mau bertanya mengenai seks?
8. Bagaimana berolok-olok mengenai kehidupan seks?
9. Apakah maturbasi berbahaya?
10. Bagaimana dengan kata-kata jorok?
11. Bagaimana menerangkan menstruasi kepada gadis kecil?
12. Bagaimana menerangkan peranan ayah dalam kelahiran bayi?
13. Bagaimana tehnik pendidikan seks?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai pentingnya
1.3.2

pendidikan seks bagi anak.


Tujuan Khusus
1 Mengetahui pengertian dari pendidikan seksual pada anak.
2 Mengetahui pentingnya pendidikan seks bagi anak.
3 Mengetahui pendidikan seks sebaiknya dimulai.
4 Mengetahui faktor-faktor pendukung pendidikan seks bagi anak.
5 Mengetahui cara memilih kata-kata yang cocok untuk
6
7
8
9
10
11
12
13

menerangkan kehidupan seks.


Mengetahui pertanyaan-pertanyaan pertama dari seorang anak.
Mengetahui bila anak tidak mau bertanya mengenai seks.
Mengetahui berolok-olok mengenai kehidupan seks.
Mengetahui masturbasi berbahaya.
Mengetahui kata-kata jorok.
Mengetahui cara menerangkan menstruasi kepada gadis kecil.
Mengetahui cara menerangkan peranan ayah dalam kelahiran bayi.
Mengetahui tehnik pendidikan seks.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Perilaku seksual dan reproduksi pada manusia merupakan hasil
interaksi dari berbagai factor. Perilaku seksual dan reproduksi pada binatang,
terutama mamalia, antara lain ditandai dengan perilaku yang disebut sebagai
estrus. Kata estrus berasal dari bahasa Yunani oistros yang berarti nafsu
birahi, atau gelisah.
Perilaku seksual dipacu oleh pengaruh hormon : pada perempuan
hormon estrogen dan progesterone, sedangkan pada laki-laki hormon
testosterone. (Mohamad, 1998 : 1)
Seksualitas adalah ekspresi seksual seseorang yang secara social
dianggap dapat diterima serta mengandung aspek-aspek kepribadian yang
luas dan mendalam. Seksualitas merupakan gabungan dari perasaan dan
perilaku seseorang yang tidak hanya didasarkan pada cirri seks secara
biologis, tetapi juga merupakan salah satu aspek kehidupan sebagai manusia
yang tidak dapat dipisahkan dari aspek hidup yang lain. (Mohamad, 1998 :
36)
Makna seksualitas adalah bagaimana suatu masyarakat memberikan
arti atau makna terhadap hal-hal seksual yang secara nyata ada di
masyarakat. Misalnya, dengan siapa orang boleh berhubungan seks, kapan
harus berhubungan seks, dan apa yang harus dilakukan secara seksual,
mengapa orang harus melakukan hal-hal seksual, apa yang pantas dan tidak
pantas dibicarakan, dan dengan siapa pembicaraaan tentang seksualitas
dilakukan (Wagner dan Yatim, 1997:87).
Dari beberapa penelitian, kita mengetahui bahwa ada masyarakat yang
memperbolehkan berhubungan seks sebelum menikah, tetapi ada juga
masyarakat yang melarangnya. Ini berarti bahwa tingkat pembatasan
aktifitas seksual antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tidak

selalu sama selama rentang kehidupan tertentu. Ada masyarakat yang


memberikan batasan yang lunak bagi remaja tapi tidak bagi orang dewasa.
Seksualitas adalah maksud dan motif dalam diri manusia. Seksualitas
adalah hasrat (desire) dan keinginan (want), yang tumpang tindih dengan
aspek-aspek lain kehidupan.
Seksualitas adalah mengenai prilaku seksual, perilaku feminim dam
maskulin, peran gender dan interaksi gender. Tergantung dari alirannya,
maka ada teori yang beranggapan seksualitas seseorang berkembang dengan
dipengaruhi secara kuat oleh mitos dan stereotip yang berlaku dalam
masyarakat (ekstern), ada pula yang menganggap seksualitas ditentukan olek
struktur anatomi-biologis yang dimiliki oleh seseorang (psikoanalisa).
Sementara itu, teori yang berkembang berdasarkan aliran psikologi
humanistik menekankan bahwa perilaku seksual atau seksualitas seseorang
dikembangkan sebagai hasil pilihan orang itu sendiri.
Pendidikan seks tidaklah menyangkut uraian atau penjelasanpenjelasan yang bersifat anatomis saja. Pendidikan seks, bagaimanapun juga
tetap akan menyangkut sifat (behavior), emosi, kepribadian, pandangan
hidup, lingkungan sosial dan nilai-nilai moral yang berlaku dalam suatu
masyarakat.
Tidaklah berlebihan ketika Sigmun Freud menyatakan bahwa faktor
libido

atau

dorongan

seksual

merupakan

faktor

dominan

yang

mempengaruhi sifat, kepribadian dan jalan hidup setiap individu. Pernyataan


ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman dan pengetahuan seks yang
benar ditanamkan secara dini dan wajar ke dalam benak anak-anak agar
mereka dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan layak kelak.
2.2 Pentingnya Pendidikan Seks Bagi Anak
Berdasarkan hasil penyelidikan terhadap pasiennya, Sigmund Freud
seorang dokter dan pemikir besar Austria, telah mengungkapkan adanya
hubungan yang erat antara gangguan psikologis dan emosional yang
dialami seseorang pada masa dewasanya dengan pengalaman seks yang

tidak baik pada masa kanak-kanaknya. Gangguan psikologis yang menjadi


pemikiran bagi para pakar penganjur pendidikan seks bagi anak-anak adalah
gangguan mental pada masa dewasanya yang diakibatkan pengaruh segi
seksualnya, rasa takut terhadap hal-ikhwal seks, sikap dingin pada kaum
wanita, lemah syahwat pada kaum pria, homoseksualitas, lesbianisme, dan
gejala-gejala penyimpangan seksual yang lainnya.
Ada beberapa alasan pentingnya pendidikan seks. Berikut ini alasanalasan tersebut yang mendasari pendidikan seks.
1. Pendidikan seks secara dini akan memudahkan anak-anak menerima
keberadaan tubuhnya secara menyeluruh dan menerima fase-fase
perkembangannya secara wajar. Pendidikan ini akan membantu anakanak untuk mampu membicarakan perihal seks dengan perasaan yang
wajar.
2. Pendidikan seks secara dini akan membantu anak-anak untuk mengerti
dan merasa puas dan peranannya dalam kehidupan. Dengan berbekal
pendidikan seks yang sehat dan baik, anak laki-laki akan tumbuh
menjadi pria yang bertanggung jawab kelak. Anak-anak perempuan pun
akan tumbuh menjadi seorang wanita yang wajar dan ibu yang penuh
perhatian dan kelembutan terhadap anak-anaknya kelak.
3. Pendidikan seks yang cukup efektif untuk menghilangkan rasa ingin tahu
yang tidak sehat yang sering muncul dalam benak anak-anak. Anak-anak
mengetahui kenyataan dan tahu bahwa orang tuanya mau menjawab
pertanyaan-pertanyaan mereka dengan tuntas akan merasa tidak takut
atau malu-malu lagi untuk melibatkan diri dalam perbincangan dengan
orag tuanya mengenai seks. Mereka tidak akan tertarik lagi pada kepada
cerita-cerita yang kotor dan bahan porno yang bersifat tidak mendidik.
Pendidikan seks tidak dimaksudkan dan memang tidak menghilangkan
minat anak untuk mengetahui perihal seks, tetapi cukup efektif untuk
menghambat hasrat anak-anak untuk melakukan penyelidikan yang tidak
terarah dan pengalaman-pengalamannya yang bersifat menjerumuskan.
Secara kesuluruhan, informasi seks yang Anda berikan akan
melindungi kehidupan masa depan mereka dari komplikasi dan kelainan
5

seks. Pendidikan seks ini akan mendorong anak-anak menumbuhkan


sifat-sifat yang normal dan sehat.
4.

Pendidikan seks yang diajarkan secara terbuka dan wajar akan


membantu gairah dan semangat hidup seseorang, karena pendidikan
tersebut akan membebaskan diri dari persoalan seks yang seringkali
menjadi sumber ketidakbahagiaan dalam kehidupan pada saat itu

maupun setelah dia dewasa kelak.


5. Pendidikan seks yang sehat, jujur, dan terbuka juga akan menumbuhkan
rasa hormat dan patuh anak-anak terhadap orang tuanya.
6. Pendidikan seks yang diajarkan secara terarah dan terpimpin di dalam
lingkungan keluarga cenderung cukup efektif untuk mengatasi informasi
negatif-negatif yang berasal dari lingkungan diluar keluarga.
7. Pendidikan seks membuat kelahiran manusia menjadi terang dan jelas.
8. Pendidikan seks juga cukup efektif untuk membuat seorang anak dengan
pengetahuan dan sifat yang baik untuk bisa menerima dengan tenang dan
gembira kehadiran saudara barunya.
9. Pendidikan seks akan membuat masing-masing anak bangga dengan
jenis kelaminnya. Perasaan bangga seperti ini akan membantu mereka
menumbuhkan sifat-sifat yang layak menurut jenis kelaminnya dan akan
cenderung menumbuhkan mereka menjadi orang tua yang wajar dan
bertanggung jawab kelak setelah dewasa.
10. Pendidikan seks akan membuat anak-anak sadar dan paham kelak akan
peranannya didalam masyarakat menurut jenis kelaminnya. Kesadaran
ini akan menumbuhkan rasa percaya diri yang cukup besar dalam jiwa
anak-anak tersebut. Ini berarti bahwa pendidikan seks juga akan
memperkuat kepribadian orang tersebut.
11. Pendidikan seks yang sehat dan wajar memugkinkan anak-anak meraih
taraf kedewasaan yang layak menurut usianya.
12. Pendidikan seks mempersiapkan seseorang anak untuk kelak menjadi
orang tua yang, dengan baik dan benar, akan mengajarkan penegtahuan
seks kepada anak-anaknya.
Salah satu fakta yang patut mendapat perhatian dari para orang tua
adalah bahwa percobaan seks sering kali dilakukan atau terjadi pada anakanak yang tidak memiliki pengetahuan yang baik mengenai seks. Anak-anak
6

yang mempunyai pengertian yang utuh dan menyeluruh mengenai peristiwa


kelahiran

dan

perkembangan

manusia

cenderung

lebih

mudah

mengendalikan dorongan-dorongan yang bersumber dari dalam dirinya


sendiri. Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa para pelaku
kejahatan seksual umumnya berasal dari keluarga-keluarga yang sama sekali
tidak atau sedikit sekali memperoleh penjelasan dan pengetahuan mengenai
seks.
Pendidikan seks yang baik dan benar tidak hanya setengah-tengah
memuaskan rasa ingin tahu anak mengenai masalah seks. Justru sebaliknya,
anak-anak yang mengetahui fakta-fakta seksual dan sadar bahwa mereka
orang tuanya sudi membicarakn hal ini dengan mereka cenderung kurang
tertarik terhadap percobaan-percobaan seksual yang tidak terarah bila
dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengetahui fakta-fakta dan
kesadaran tersebut. Memberikan penjelasan, seksual selalu mempunyai
pengaruh positif; anak-anak mungkin masih ingin mengajukan beberapa
pertanyaan, tetapi mereka akan lebih suka mengajukan secara langsung
kepada orang tuanya, bukan kepada sumber sumber yang kesadaran
tanggung jawabnya atau moralitasnya masih diragukan.
Tetapi banyak informasi atau penjelasan mungkin membutuhkan bahan
atau pengetahuan yang terlalu luas dan cenderung berakibat negatif terhadap
kepribadian anak-anak tersebut. Tidaklah bijaksana dan tidak juga mendidik
apabila para orag tua menceritakan segala hal yang mereka ketahui
mengenai seks.
Pada umumnya, pertanyan-pertanyan anak-anak bersifat sederhana dan
mudah dan, karena itu hanya membutuhkan keterangan atau jawaban yang
juga sederhana. Jujur dan sederhana adalah jawaban yang tepat bagi mereka.
Kemudian tunggulah dengan sabar pertanyaan-pertanyan berikutnya.
Kita bisa menyelamatkan anak-anak kita dari perasaan malu yang tidak
pada tempatnya atau dari pemikiran yang terlalu kritis, apabila kita
menegaskan bahwa persoalan seks sebaiknya dibicarakan hanya di rumah.
Abak-anak kita mudah menerima aturan sederhana ini.

2.3 Usia Pendidikan Seks Sebaiknya Dimulai


Sesungguhnya pendidikan sex telah diberikan secara atau tidak sadar
oleh para orang tua kepada anaknya semenjak hari kelahiran anak-tersebut.
Lewat perbuatan-perbuatan seperti menimbang, merawat, membersihkan
badannya, bermain dengannya dan juga tertawa senang bersamannya, para
orang tua tanpa sadar telah mengajarkan beberapa hal penting mengenai sex.
Barangkali anda bertanya apakah perbuatan tersebut merupakan pendidikan
sex

juga.

Melalui

perbuatan-perbuatan

yang

menyenangkan

ini

sesungguhnya anda sedang memperkenalkan kepadannya suatu hal yang


teramat penting dalam hidup ini. Biasanya anak-anak mulai bertanya
mengenai sex pada usia 2-4 tahun. Pada usia ini anak-anak gemar berbicara
dan merasa senang apabila pertanyaan-pertanyaannya mendapat tanggapan,
meskipun sebenarnya dia sering tidak memahami arti atau maksud yang di
kemukakan dalam jawaban ini. Seringkali orang tua merasa bahwa anak
kecil tidak perlu dan belum pantas mendapatkan pendidikan sex. Ini
merupakan pandangan yang keliru karena sesungguhnya para orang tua
secara tidak sadar telah memberikan pendidikan sex semenjak hari kelahiran
anak-anaknya. Tetapi masalahnya adalah bahwa orang tua ini tidak mau
membicarakan tentang sex dengan anaknya sampai anak-anaknya mencapai
usia 13 tahun, usia yang mereka anggap cocok untuk anak-anaknya untuk
mulai mendapat pendidikan sex. Dan tentu saja, usia 13 tahun sudah terlalu
lambat untuk memulai pendidikan sex secara sadar dari orang tua. Dalam
kurun waktu 0-13 tahun beberapa peristiwa penting dalam kehidupan dan
perkembangan keperibadian si anak telah terlewatkan, dan mustahil bisa
terulang. Apabila anak-anak bertanya mengenai sex, jangan tangguhkan
jawabannya sampai waktu yang anda anggap tepat, karena waktu yang tepat
untuk menjawab anak-anak adalah saat ketika ia bertanya. Apabila anda
menangguhkannya, pertanyaan itu mungkin akan terlupakan dan daya tarik
alamiah atau perbedaan yang dia lihat tersebut adalah hal yang wajar, bahwa

perempuan menciptakan wanita berbeda dari laki-laki, dan keduannya


adalah baik baginya.
Membiarkan anak-anak tersebut memperoleh jawaban dari orang lain
atau sumber-sumber yang lain cenderung membuat anak-anak itu kurang
percaya kepada orang tuannya ataupun tempatnya bertanya, pada gilirannya,
akan membuat komunikasi antara anak dengan orang tuanya menjadi
terganggu. Masalah seperti ini, bila tidak segera diatasi, bias berdampak luas
terhadap perkembangan keperibadian anak-anak itu kelak setelah mereka
dewasa.
Secara garis besar, dr. Boyke membagi pendidikan seks bagi anak
berdasarkan usia ke dalam empat tahap yakni usia 1 4 tahun, usia 5-7
tahun, 8-10 tahun dan usia 10-12 tahun.

Usia 1 sampai 4 tahun


Orangtua disarankan mulai memperkenalkan anatomi tubuh, termasuk
alat genital. Perlu juga ditekankan pada anak bahwa setiap orang adalah
ciptaan Tuhan yang unik, dan berbeda satu sama lain. Kenalkan, ini
mata, ini kaki, ini vagina. Itu tidak apa-apa. Terangkan bahwa anak lakilaki dan perempuan diciptakan Tuhan berbeda, masing-masing dengan

keunikannya sendiri.
Usia 5 7 tahun
Menurut dr. Boyke, rasa ingin tahu anak tentang aspek seksual biasanya
meningkat. Mereka akan menanyakan kenapa temannya memiliki organorgan yang berbeda dengan dirinya sendiri. Rasa ingin tahu itu
merupakan hal yang wajar. Karena itu, orang tua diharapkan bersikap
sabar dan komunikatif, menjelaskan hal-hal yang ingin diketahui anak.
Kalau anak laki-laki mengintip temannya perempuan yang sedang
buang air, itu mungkin karena ia ingin tahu. Jangan hanya ditegur lalu
ditinggalkan tanpa penjelasan. Terangkan, bedanya anak laki-laki dan
perempuan. Orangtua harus dengan sabar memberikan penjelasan pada

anak, ujar Boyke.


Usia 8 10 tahun

Anak sudah mampu membedakan dan mengenali hubungan sebab


akibat. Pada fase ini, orangtua sudah bisa menerangkan secara sederhana
proses reproduksi, misalnya tentang sel telur dan sperma yang jika

bertemu akan membentuk bayi.


Usia 11-13 tahun
Anak sudah mulai memasuki pubertas. Ia mulai mengalami perubahan
fisik, dan mulai tertarik pada lawan jenisnya. Ia juga sedang giat
mengeksplorasi diri. Anak perempuan, misalnya, akan mulai mencobacoba alat make up ibunya. Pada tahap inilah peran orangtua amat sangat
penting. Orangtua harus menerima perubahan diri anaknya sebagai
bagian yang wajar dari pertumbuhan seorang anak-anak menuju tahap
dewasa, dan tidak memandangnya sebagai ketidakpantasan atau hal yang
perlu disangkal.
Di sisi lain orangtua harus berusaha melakukan pengawasan lebih ketat,
dengan cara menjaga komunikasi dengan anak tetap berjalan lancar.
Kalau anak merasa yakin dan percaya ia bisa menceritakan apa saja
kepada orang tuanya, orang tua akan bisa mengawasi si anak dengan
lebih baik.
Sebaiknya anak perempuan memiliki hubungan lebih dekat dengan ibu,
dan sebaliknya. Hal itu mempermudah anak membentuk identitas dirinya
sendiri sebagai individu dewasa.
Kalau anak perempuan jauh lebih dekat dengan ayahnya, dan kurang
akrab dengan ibunya, ia bisa saja mencari sosok ayah jika ia mencari
pasangan hidup kelak, tidak suka teman seusianya.

2.4 Faktor-Faktor Pendukung Pendidikan Seks Bagi Anak


1. Lingkungan Keluarga
Pendidikan seks dapat berkembang dengan baik dalam lingkungan
keluarga yang sehat dan wajar, yaitu masing-masing anggota keluarga
hidup selaras satu sama yang lain. Hubungan yang hangat dan terbuka
antara orang tua dan anak-anak akan memindahkan komunikasi antara
kedua belah pihak, sehingga ke dua belah pihak dapat membicarakan
perihal seks dengan perasaan yang wajar dan tidak malu-malu.

10

2. Teladan
Anak-anak secara tidak sadar cenderung mencontoh sikap dan perbuatan
orang tuanya. Para orang tua seringkali tidak sadar bahwa anak-anaknya
menyerap dan meniru perasaan-perasaan dan sifat-sifat orang tuanya.
3. Perasaan Malu
Perasaan malu yang diperlihatkan secara kentara oleh para orang tua di
hadapan anak-anak ketika anak-anak itu bertanya mengenai seks,
biasanya diartikan sebagai petunjuk bahwa para orang tua tidak
menyukai pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Karena itu, mereka
mungkin tidak mau lagi bertanya kepada orang tuanya. Tetapi rasa ingin
tahu anak-anak tidak pernah berhenti sehingga mereka akan berusaha
mendapatkan informasi dari luar lingkungan keluarga-dari cerita temanteman , majalah, gambar-gambar porno, dan lain-lain. Informasi seperti
ini tentunya tidak bersifat mendidik dan kebenarannya pun tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
Karena itu, perlihatkanlah sikap yang tenang dan seimbang ketika
menghadapi pertanyaan semacam ini. Akan sangat bermanfaat apabila
jawaban anda didahului dengan kata ibu senang kamu menanyakan hal
itu. Pertanyaan sederhana ini akan menumbuhkan keyakinan anak anda
benar-benar bersedia menjawab pertanyaan.
4. Pertanyaan
Rasa ingin tahu yang normal dari anak-anak biasanya diwujudkan dalam
bentuk pertanyaan. Anak ini dapat di bina dan dipelihara dengan jalan
berusaha membeikan jawaban-jawaban yang jujur dan masuk akal atas
setiap pertanyaan yang mereka ajukan, termasuk pertanyaan-pertanyaan
yang menyangkut seks.
5. Kehidupan Hewan Peliharaan
Kehidupan binatang peliharaan yang sudah dikenal oleh anak-anak dapat
menjadi sarana penunjang bagi pendidikan seks bagi anak-anaknya atau
induk anjing uang sedang menyusui anak-anaknya. Berilah jawabanjawaban yang dapat dimengerti anak-anak .
6. Perjalanan Waktu
Ketika anak-anak bertumbuh makin besar dan mulai mengerti mengenai
orang-orang yang ada di sekelilingnya, seiring dengan perkembangan ini

11

tumbuh pula secara alamiah rasa ingin tahunya. Tunggulah sampai anakanak anda bertanya dan pada saat itulah.
Jawaban Anda akan benar-benar diperhatikan dan diserap anak-anak
Anda. Memberi penjelasan tanpa ditanyakan oleh anak-anak tidak akan
banyak manfaatnya, karena anak-anak cenderung kurang tertarik kepada
penjelasan seperti itu.
7. Kesediaan Mendengar
Simaklah dengan cermat setiap pertanyaan anak Anda agar Anda dapat
mengetahui apa sebenarnya yang ingin diketahuinya.
8. Jangan Mengangguhkan Penjelasan Anda
Janganlah berusaha menunda penjelasan Anda dengan jalan mengalihkan
perhatian anak terhadap hal yang lain. Dia akan bingung dan heran
mengapa Anda tidak bersedia menjawab pertanyaannya.
9. Jawaban Yang Wajar Dan Sederhana
Jawaban yang selalu mendetail dan panjang akan membingungkan anak
itu.
10. Mendidik Sebagai Suatu Proses
Pendidikan seks bukanlah dalam bentuk suatu pelajaran, tetapi lebih
merupakan sebuah proses perkembangan kepribadian yang mestidijalani
anak-anak agar dapat menjadi manusia yang memahami seks secara
proporsional. Proses ini harus dimulai semenjak anak-anak baru lahir
hingga mencapai usia dewasa.
11. Tingkah Laku Orang Tua
Mereka akan meniru sikap dan tingkah laku Anda.
12. Orang Tua Sebagai Nara Sumber Utama
Sumber terbaik bagi anak-anak Anda untuk memperoleh informasi seks
adalah diri Anda sendiri, yakni orang tuanya.
13. Pola Hidup Yang Baik
Keberhasilan Anda dalam memberikan pendidikan seks kepada anakanak Anda tidak dapat dpisahkan dari segi-segi kehidupan yang lainnya.
Karena itu, sebagai orang tua, Anda perlu membina pola kehidupan
rumah tangga yang baik. Anak-anak cenderung tumbuh dan berkembang
dengan mengikuti pola dan pandangan hidup yang diperluhatkan oleh
orang tuanya dan orang-orang dewasa yang ada disekelilingnya.
2.5 Memilih Kata-Kata Yang Cocok Untuk Menerangkan Kehidupan Seks

12

Persoalan seks selalu erat kaitannya dengan tata susila, maka anda
perlu menjelaskan kepada anak-anak bahwa kata-kata seperti vagina, penis,
payudara, testis, dan semacamnya sebaiknya tidak diucapkan didepan umum
tetapi tidak ada salahnya bila dibicarakan dilingkungan keluarga. Tunjukkan
kepada anak-anak anda bahwa anda bersedia membicarakan masalah
tersebut dengan anak-anak anda hanya didalam lingkungan keluarga atau di
rumah, tidak di depan umum. Nama-nama dan fungsi organ-organ tubuh
juga penting dihafalkan. Pengetahuan tentang organ tubuh yang ada
kaitannya dengan kelamin penting dalam pendidikan seks, tetapi sebaiknya
kata-kata tersebut diperhalus dan dapat dimengerti anak-anak dan tidak
terkesan seronoh.
2.6 Pertanyaan-Pertanyaan Pertama Dari Seorang Anak
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul pertama dari seorang anak kepada
orang tuanya diantaranya :
1. Bertanya mengenai alat kelaminnya
2. Menanyakan mengapa laki-laki mempunyai penis sedangkan perempuan
tidak (biasanya pertanyaan ini ditanyakan oleh anak-anak yang berusia
3-4 tahun)
3. Dari mana ibu memperoleh saya ?
4. Apakah ayah mempunyai bayi diperutnya ?
5. Nanti setelah besar, apakah saya punya bayi juga ?
Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan anak mengenai seks adalah
bahwa yang dia ucapkan jarang sekali sama dengan pikirannya dengan arti
bahwa bertanya mengenai seks tidaklah selalu disebabkan hasratnya yang
kuat terhadap seks. Berilah keterangan yang jujur dan sederhana, dan bila
anak tidak bertanya lebih jauh lagi-bilama anak itu mulai mencari
mainannya atau bila perhatiannya beralih ke hal-hal lain, hal tersebut
menunjukkan bahwa dia telah puas dengan jawaban tersebut untuk saat itu
dan orang tua tidak perlu menambah lagi. Tunggulah sampai dia bertanya
kembali dan selalu memberi jawaban yang jujur dan sederhana.

13

Beberapa contoh jawaban sederhana dari orang tua atas pertanyaan


anak-anaknya : sebagai contoh, seorang anak yang berusia 3 tahun, mungkin
baru bisa menanyakan dari manakah asalnya bayi, orang tua boleh
menjawab, bayi tumbuh didalam tubuh ibunya samapi ia cukup besar untuk
keluar dari tubuh ibunya, bagi anak-ank yang berusia 4-5 tahun, orang tua
boleh menambahkan semua anak berasal dari kedua orang tuanya, setiap
bayi mula-mula amat kecil didalam perut ibu, kemudian dia terus tumbuh
dan bertambah besar dan setelah cukup besar ia akhirnya keluar dari perut
ibunya. Kadang-kadang anak kecil mengutarakan keinginannya untuk
masuk kembali kedalam perut ibunya. Kepada anak ini jelaskan bahwa
setiap bayi lahir itu kehendak tuhan dan bayi yang telah lahir tidak bisa
kembali lagi kedalam perut ibunya. Ketiaka anak bertanya tentang mengapa
laki-laki mempunyai penis sedangkan perempuan tidak ? orang tua pun
menjawab tuhan mengkaruniakan vagina pada semua perempuan dan kepada
laki-laki dikaruniakan penis padanya.
Jawaban yang jujur atas pertanyaan-pertanyaan akan memudahkan
untuk merumuskan jawaban yang jujur dan gambling atas pertanyaanpertanyaan yang muncul kemudian. Cerita bohong atau tidak benar, hanya
akan menimbulkan pemahaman yang keliru dan kebingungan dalam benak
anak-anak serta akan melahirkan pertanyaan-pertanyaan aneh yang
jawabannya semakin sulit.
2.7 Bila Anak Tidak Mau Bertanya Mengenai Seks
Anak-anak usia sekolah dasar jarang mau menanyakan soal-soal seks.
Keadaan seperti ini tentunya kurang menguntungkan, karena pertanyanpertanyaan mereka biasanya sederhana dan mudah dijawab namun penting
sekali bagi perkembangan kehidupan seksualnya kelak setelah dewasa. Para
orang tua yang mempunyai dasar-dasar pendidikan seks yang lemah akan
kelabakan nantinya menjawab pertanyaan-pertanyaan anaknya setelah
anaknya bertambah besar.

14

Penyebab yang mungkin menyebabkan sejumlah anak tidak mau


bertanya megenai seks:
-

Mereka mungkin tidak berminat untuk memperhatikan kehidupan


keluarga.
Anak tunggal, anak bungsu, dan anak yang sewaktu adiknya lahir tidak
begitu ingat, karena ia masih sangat kecil, jarang sekali atau bahkan
tidak pernah menyaksikan atau merasakan peristiwa kehadiran bayi
didalam keluarganya. Karena itu rasa ingin tahunya jarang atau tidak
pernah terangsang.

Sikap orang tua yang tertutup terhadap pembicaraan mengenai seks.


Anggapan anak tentang anak tidak mau bertanya mengenai seks karena
ingin menjadi anak baik, sehingga anak menjadi ragu-ragu dan tidak
percaya diri untuk bertanya dan cenderung penakut.
Anak-anak yang terlalu penakut dapat dibantu dengan mengurangi

beban tekanan menjadi anak baik dengan memuji anak-anak itu diatas suatu
keberhasilan yang diraihnya, sekecil apapun keberhasilan tersebut, buatlah
peraturan-peraturan yang tidak terlalu ketat yang menyisakan ruang bagi
mereka untuk bertanya dengan bebas, tempatkanlah anak-anak itu dalam
suasana santai dan gembira, ciptakanlah situasi dalam rumah tangga yang
membuat anak berani bertanya, ketika anak-anak sudah senang dan merasa
aman bersama anda mereka tidak akan begitu enggan lagi membagi rasa
ingin tahunya dan mau bertanya.
Akibat anak-anak tidak mau bertanya soal seks kepada orang tuanya di
rumah padahal rasa ingin tahu anak sebenarnya tidak pernah diam dan arena
itu mereka tetap akan mencari informasi seks di luar lingkungan
keluarganya, yaitu memilih tokoh atau nara sumber lain karena menganggap
bawa orang tuanya tidak lagi menjadi tempat aman untuk bertanya. Hal ini
berbahaya karena anak belum mampu memilih sumber informasi seks yang
baik dan benar
Cara yang dapat dimanfaatkan untuk membantu anak mengembangkan
minat yang normal terhadapan kehidupan seks:

15

Bisa melalui pengamatan kehidupan binatang peliharaan, pelajaran


melalui pengamatan kehidupan binatang memang baik, tetapi itu tidak
cukup, anak harus mengerti mengenai dirinya sendiri dia harus belajar

tentang kehidupan manusia yang sesungguhnya.


Obyek lain yang efektif untuk menumbuhkan rasa ingin tahu anak
adalah bayi yang baru lahir. Biasanya setelah anak memperhatikan bayi
baru lahir rasa ingin tahunya mulai tumbuh. Untuk membantu anak
katakanlah komentar sepertiiwaktu baru lahir dulu, kamu sangat kecil

seperti bayi itu


Apabila anak anda yang sudah mencapai usia sekolah masih tidak mau
bertanya, meskipun kelihatannya dia dia mempunyai keinginan untuk
bertanya, anda bisa membantunya dengan memahami pertanyaanpertanyaan yang sebenarnya ingin diajukannya namun dia tidak mau
mengajukannya, amati tingkah laku dan sifat-sifatnya dengan cermat,
ciptakan situasi yang kondusif dan tunjukkan bahwa anda selalu siap
dengan senang hati menjawab segala pertanyaannya, berilah motivasi
agar anak itu mulai bertanya. Bila cara-cara diatas telah diterapkan
namun belum berhasil maka anak masih bisa menolongnya dengan
mengajaknya diskusi secara langsung.

2.8 Berolok-Olok Mengenai Kehidupan Seks


Berolok-olok mengenai pacar lelaki ataupun perempuan sering
dilakukan para orang tua terutama orang yang tidak berfikiran jauh kedepan.
Bagaimanapun, olok-olok semacam ini selalu menimbulkan perasaan negatif
dalam fikiran anak-anak.
Hampir semua anak kecil akan merasa tidak senang apabila sering
diolok-olok tentang teman bermainnya yang berlawanan jenis. Sedikit saja
olok-olok semacam ini, akan membuatnya merasa canggung dalam
hubungan pergaulan dengan teman-temannya terutama yang berlawanan
jenis kelamin dengannya.
Dalam fikirannya akan terbentuk persepsi bahwa bergaul dengan
sesama anak-anak tetapi yang berlawanan jenis kelamin merupakan
16

perbuatan yang tidak pantas. Dia cenderung menarik diri dari pergaulan
dengan anak-anak lain yang berlawanan jenis dengannya. Dan apabila
keadaan ini terus berlanjut, dia akan merasa sulit atau bahkan tidak mampu
bekerja sama dengan lawan jenisnya kelak setelah dia dewasa.
2.9 Maturbasi- Berbahayakah ?
Anak-anak sering merasa bersalah atau berdosa setelah melakukan
masturbasi. ini adalah ketakutan yang wajar.Para orang tua takut kalaukalau anaknya mengalami kelainan seksual dan dengan melakukan
masturbasi dapat merusak perkembangan fisik dan psikis anak-anaknya.
Hampir

semua

anak-anak

melakukan

masturbasi

pada

masa

perkembangannya. Masturbasi sering dilakukan anak-anak yang berusia 2-6


tahun , dan kembali lagi pada anak-anak yang berusia 12-18 tahun.Dalam
frekuensi sedang, hal ini dapat dianggap sebagai pengalaman yang normal
dalam masa-masa pertumbuhan anak-anak.
Belum ada bukti bahwa masturbasi menimbulkan kerusakan atau
gangguan fisik kecuali rasa nyeri secara local di daerah genital.Kerugian
yang sesugguhya dialami anak-anak ini adalah rasa malu dan cemas yang
diperlihatkan orang tua.
Masturbasi pada tingkat wajar (frekuensi sedang) tidaklah berbahaya.
Tetapi bila terlalu sering dilakukan masturbasi bisa menimbulkan perasaan
bersalah yang pada gilirannya akan menimbulkan akibat-akibat negative
pada terhadap pertumbuhan fisik dan psikis anak.
Hal yang perlu diperhatikan ketika anak bermain

Apakah dia banyak melakukan permainan fisik?


Apakah dia punya teman bermain yang sebaya dengan dia?
Apakah dia mempunyai waktu yang cukup untuk bermain?
Apakah dia mempunyai benda-benda mainan yang bisa disusun,

dibentuk atau dibangun dengan caranya sendiri?


Bilamana dia sudah agak besar lebih tertarik pada suatu aktivitas

khusus?
Apakah perasaanya terlihat wajar dan dapat dibenarkan?

17

Apakah pakaiannya tidak terlalu ketat, terutama di daerah genital?


Apakah dia tidak menderita penyakit gatal-gatal?
Apabila jawaban terhadap semua pertanyaan diatas adalah Ya maka

anak itu akan melakukan masturbasi secara berlebihan.


Pembicaraan mengenai perihal kehidupan seks dapat diikuti dengan
wajar oleh anak berusia 5-6 tahun tanpa perasaan malu-malu. Katakan
dengan serius tapi santai bahwa anda tidak ingin dia melakukan
masturbasi.Dan jelaskan bahwa anak-anak yang lain juga melakukan
masturbasi tapi orang tuanya juga tidak menghendaki hal itu. Dan bantulah
anak menghindari hal-hal yang bisa mendorongnya melakukan masturbasi.
2.10

Kata-Kata Jorok
Anak-anak yang berusia dua atau tiga tahun sering mengulangi istilah-

istilah kamar mandi yang baru dipelajarinya seperti cebok, berak, kencing,
dan lain sejenisnya. Karena kata-kata itulah yang di ketahui dan bisa
diucapkan dengan terpatah-patah oleh mereka. Perlihatkan kepadanya bahwa
anda tidak menyukai kata-kata itu diucapkan di depan banyak orang.
Sebagai penggantinya, ajarkan kata-kata baru yang lebih sopan dan
tunjukkan bahwa Anda suka mendengar mereka mengucapkan kata-kata itu.
Kadang-kadang sejumlah orang tua menyangka bahwa anaknya agak
nakal ketika anak itu mengucapkan beberapa kata yang kurang ajar, tetapi
sebenarnya anak itu mungkin tidak begitu mengerti arti kata-kata tersebut.
Anak kecil belajar dengan menyimak dan meniru-niru. Mereka memperkaya
perbendaharaan katanya dengan jalan mengulang-ulang beberapa kata yang
diucapkan orang lain. Karena itu, jika anak Anda memetik beberapa kata
yang kurang ajar dari teman bermainnya atau dari tetangga, adalah hal yang
wajar apabila dia mengulang-ulang kata tersebut.
Anak-anak yang lebih tua mempunyai alasan yang berbeda untuk
menggunakan kata-kata jorok ini. Kadang-kadang mereka mengucapkannya
hanya karena ingin melucu. Adakalanya hanya untuk menarik perhatian.
Anak laki-laki umumnya lebih sering mengucapkan kata-kata jorok ini

18

dibandingkan dengan anak perempuan. Anak laki-laki sering merasa perlu


sekali untuk mengetahui istilah-istilah ini dan menggunakannya supaya
diterima di sebuah kelompok atau supaya dianggap sebagai jagoan. Para
orang tua perlu memahami perasaan-perasan semacam ini dan menyadari
bahwa perbuatan seperti itu merupakan hal yang wajar dari masa
pertumbuhan

anak.

Tetapi

hal

sepertiini

tidak

baik

dibiarkan

berkepanjangan. Anda harus berusaha menghentikannya dengan jalan


menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah wajar sampai masa tertentu
tetapi tidak baik jika terus berkepanjangan hingga menjadi sebuah kebiasaan
berbicara yang tidak disukai orang banyak.
2.11 Bagaimana Menerangkan Menstruasi Kepada Gadis Kecil
Anak perempuan,khususnya memasuki usia

9-10 tahun, sering

bertanya-tanya dalam hati mengenai peristiwa berdarah-darah tersebut.


Banyak diantara mereka takut kalau peristiwa itu suatu saat akan menimpa
dirinya. pada usia tersebut,umumnya daya pikir mereka sudah cukup
berkembang maka anda dapat memberikan keterangan yang agak rinci
sebagai berikut:
Bayi didalam kandungan ibunya belum bisa makan seperti kita.
Karena itu tuhan mengatur supaya bayi itu memperoleh makan melalui
perempuan. Jadi,makanan bayi terkandung dalam darah ibunya. Makanan
terseabut dikumpulkan setiap bulannya disuatu tempat dalam perut
perempuan yang sudah dewasa,sebagai cadangan kalau ada bayi nanti dalam
rahim perempuan tersebut. Apabila tidak ada bayi ,darah itu tidak
dibutuhkan dan dibuang melalui vagina perempuan. Peristiwa ini terjadi
sekali sebulan bagi setiap perempuan dewasa. Jadi, keluarnya darah itu
bukan karena penyakit atau luka-luka didaam. Tuhanlah yang menghendaki
perempuan mengalami peristiwa itu sekali sebulan.
2.12 Bagaimana Menerangkan Peranan Ayah Dalam Kelahiran Bayi

19

Mengenai peranannya dalam proses keberadaan dan kelahiran bayi,


para ibu tentunya agak mudah menerangkannya kepada anak-anaknya.
Misalnya dengan menerangkan bahwa dulu sewaktu masih kecil sekali, bayi
itu ada dalam perut ibu dan setelah cukup besar keluar dari suatu celah yang
ada diantara kedua paha bagian atas. Penejlasan semacam ini biasanya sudah
cukup untuk memuaskan rasa ingin tahu anak kecil. Tetapi bagaimanakah
cara menerangkan kepada anak-anak kecil peranan sang ayah dalam
keberadaan dan kelahiran sang bayi? Inilah pertanyaan yang seringkali sulit
dijawab oleh para orang tua. Perlu diingat, cara kita menerangkan hal
tersebut selalu ada efeknya bagi sifat-sifat anak tadi selama bertahun-tahun,
tidak hanya selama masa kanak-kanak tetapi juga ketika anak itu telah
dewasa nantinya.
Sebelum berusaha menerangkan bagaimana peranan ayah dalam
kelahiran sang bayi, baik sekali bila para orang tua terlebih dahulu
menanamkan ke dalam benak anak-anaknya bahwa persetubuhan suami
isteri merupakan peristiwa yang indah dan baik yang direstui Tuhan. Tetapi
jangan

buru-buru

menambahkan

bahwa

persetubuhan

itulah

yang

menyebabkan terciptanya bayi dalam tubuh ibunya.


Sulit meramalkan pada usia berapa anak-anak akan bertanya mengenai
persetubuhan.

Setiap

anak

mempunyai

tingkat

pertumbuhan

dan

pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Tetapi kebanyakan anakanak yang berusia 5 atau 6 tahun mulai bertanya mengenai asal-usulnya dan
hal-hal yang ada sangkut-pautnya dengan persetubuhan. Seperti yang telah
dikemukakan tadi, agak sulit menerangkan bagaimana peranan sang ayah
dalam kelahiran bayi. Kesulitan ini dirasakan terutama oleh para orang tua
yang pada masa kecilnya tidak mendapatkan pendidikan dan pemahaman
seks yang sehat, tetapi hal ini sebenarnya tidaklah terlalu sulit.
Salah satu pengertian yang perlu ditanamkan ke dalam pikiran anak
kecil secara dini adalah bahwa setiap bayi itu harus mempunyai ayah dan

20

ibu. Konsep ini penting sekali karena merupakan landasan bagi penjelasan
selanjutnya tentang peranan ayah dalam kelahiran sang bayi. Para orang tua
perlu menerangkan bahwa setiap bayi itu punya dua orang tua ayah dan
ibunya. Misalnya dengan menerangkan bahwa seekor anak kelinci ada
induknya dan bapaknya.
Satu hal yang barangkali perlu dikemukakan adalah bahwa ayah dan
ibu sepakat untuk mempersatukan bibit mereka hanya karena saling
mencintai dan mengasihi. Katakan pula bahwa ayah dan ibu menginginkan
bayi ini untuk dicintai dan dirawat dengan gembira. Disamping itu, perlu
juga ditekankan bahwa persetubuhan itu hanya boleh dilakukan oleh suamiisteri. Persetubuhan kita bicarakan hanya sebatas dibutuhkan untuk
menjelaskan bagaimana bibit ibu bertemu dan bersatu dengan bibit ayah.
Penjelasan perasaaan mengenai cinta memang perlu tetapi penjelasan
tanpa disertai perbuatan nyata tidak banyak manfaatnya. Pemahaman yang
baik mengenai cinta sangat berguna untuk memudahkan pengertian yang
sehat mengenai kehidupan seks.
Masalahnya menjadi agak sulit apabila anak itu sendiri tidak pernah
mengenal salah satu orang tuanya, dalam hal ini ayahnya. Sebagai akibatnya
penjelasan-penjelasan di atas mungkin menjadi sulit diterima si anak. Bila
sang ayah tidak hadir dalam diri anak karena sudah meninggal, sesorang
masih bisa berterus terang dengan keadaan tersebut.
2.13 Tehnik Pendidikan Seks
Strategi pendidikan seks, sebagaimana pendidikan dengan materi
apapun, harus disesuaikan dengan tujuan, tingkat kedalaman materi, usia
anak, tingkat pengetahuan dan kedewasaan anak, dan media yang dimiliki
oleh pendidik. Apabila dikaitkan dengan budaya lokal, penjelasan harus
tidak tercerabut dari tradisi lokal yang positif, moral, dan ajaran agama.
Secara edukatif, anak bisa diberi pendidikan seks sejak ia bertanya di
seputar seks. Bisa jadi pertanyaan anak tidak terucap lewat kata-kata, untuk

21

itu ekspresi anak harus ditangkap oleh orangtua atau pendidik. Clara
Kriswanto,

sebagaimana

yang

dikutip

oleh

Nurhayati

Syaifuddin,

menyatakan bahwa pendidikan seks untuk anak usia 0-5 tahun adalah
dengan teknik atau strategi sebagai berikut.

1.

Membantu anak agar ia merasa nyaman dengan tubuhnya.


2. Memberikan sentuhan dan pelukan kepada anak agar mereka merasakan
kasih sayang dari orangtuanya secara tulus.
3. Membantu anak memahami perbedaan perilaku yang boleh dan tidak
boleh dilakukan di depan umum seperti anak selesai mandi harus
mengenakan baju kembali di dalam kamar mandi atau di dalam kamar.
Anak diberi tahu tenang hal-hal pribadi, tidak boleh disentuh, dan dilihat
orang lain.
4. Mengajar anak untuk mengetahui perbedaan anatomi tubuh laki-laki dan
perempuan.
5. Memberikan penjelasan tentang proses perkembangan tubuh seperti
hamil dan melahirkan dalam kalimat yang sederhana, bagaimana bayi
bisa dalam kandungan ibu sesuai tingkat kognitif anak. Tidak
diperkenankan berbohong kepada anak seperti adik datang dari langit
atau dibawa burung. Penjelasan disesuaikan dengan keingintahuan atau
pertanyaan anak misalnya dengan contoh yang terjadi pada binatang.
6. Memberikan pemahaman tentang fungsi anggota tubuh secara wajar
yang mampu menghindarkan diri dari perasaan malu dan bersalah atas
bentuk serta fungsi tubuhnya sendiri.
7. Mengajarkan anak untuk mengetahui nama-nama yang benar pada setiap
bagian tubuh dan fungsinya. Vagina adalah nama alat kelamin
perempuan dan penis adalah alat kelamin pria, daripada mengatakan
dompet atau nama burung.
8. Membantu anak memahami konsep pribadi dan mengajarkan kepada
mereka kalau pembicaraan seks adalah pribadi.
9. Memberi dukungan dan suasana kondusif agar anak mau berkonsultasi
kepada orangtua untuk setiap pertanyaan tentang seks.
10. Perlu ditambahkan, teknik pendidikan seks memberikan pemahaman
kepada anak tentang susunan keluarga (nasab) sehingga memahami

22

struktur sosial dan ajaran agama yang terkait dengan pergaulan laki-laki
dan perempuan.
11. Membiasakan dengan pakaian yang sesuai dengan jenis kelaminnya
dalam kehidupan sehatri-hari dan juga melaksanakan salat akan
mempermudah anak memahami dan menghormati anggota tubuhnya.
Sebagaimana telah disebutkan, teknik pendidikan seks tersebut
dilakukan dengan menyesuaikan terhadap kemampuan dan pemahaman anak
sehingga teknik penyampaian dan bahasa amat perlu dipertimbangkan.

23

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Seksualitas adalah ekspresi seksual seseorang yang secara social
dianggap dapat diterima serta mengandung aspek-aspek kepribadian yang
luas dan mendalam. Pendidikan seks sangat penting untukdiberikan kepada
anak. Dengan pemberian pendidikan seks ini akan dapat membuat anak
merasa puas dengan keberadaannya, anak juga akan merasa senang dapat
mengetahui jawaban keingin tahuannya dan akan mengarahkan anak untuk
tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas.
3.2 Saran

24

DAFTAR PUSTAKA

Hidayana, I.M. dkk. 2004. Seksualitas Teori dan Realitas. Jakarta : FISIP UI
Mohamad, Kartono. 1998. Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan
Tretsakis, Maria. 2003. Seks Dan Anal-Anak. Bandung : Pionir Jaya
http://rental-sukses.blogspot.com/2010/12/pendidikan-seks-pada-anak-usiadini.html
http://article.duniaaretha.com/2011/01/perlunya-pendidikan-seks-pada-anak.html

25

Anda mungkin juga menyukai