Anda di halaman 1dari 8

Nama : Cut Farah Zikra

NPM : 2012101010088

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

A. Batasan Lab Rutin


Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berlandaskan ilmu dan kiat
keperawatan yang ditujukan bagi individu, keluarga, dan masyarakat pada umumnya
guna mengetahui status kesehatannya. Dan setiap layanan keperawatan kepada klien
dilakukan dengan menggunakan metode proses keperawatan yang mencakup tahapan
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Penerapan dari proses
keperawatan ini, merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat
dari seorang perawat terhadap kliennya.
Perawat mempunyai kontribusi dalam pengkajian status kesehatan klien
dengan mengumpulkan specimen cairan tubuh. Semuja klien rawat inap maupun yang
berobat menjalani paling sedikit satu kali pengumpulan specimen laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium pada specimen seperti urine, feses, sputum, dan draainase
luka memberikan informasi tambahan yang penting untuk mendiagnosis masalah
kesehatan dan mengukur respons terhadap terapi.

B. Tujuan Lab rutin


Untuk mendeteksi penyakit, menentukan resiko, memantau perkembangan
penyakit, memantau perkembangan pengobatan, dan lain-lain. 

C. Peran Perawat dalam pengambilan spesimen


Perawat sering diberikan tanggung jawab untuk mengumpulkan specimen.
Tergantung pada jenis specimen dan ketrampilan yang diperlukan. Menurut Kozier
dan Erb (2009), tanggung jawab perawat dalam pengumpulan specimen meliputi:

1. Berikan kenyamanan, provasi, dan keamanan bagi klien. Klien mungkin merasa
malu atau tidak nyaman saat pengambilan specimen. Perawat haru menjaga privasi
klien semaksimal mungkin dan tidak boleh menghakimi dan sensitive terhadap
kemungkinan kepercayaan social budaya yang dapat mempengaruhi keinginan klien
untuk berpartisipasi dalam pengumpulan specimen.
2. Jelaskan tujuan pengumpulan specimen dan prosedur pengambilan specimen. Klien
mungkin cemas terhadap prosedur, terutama bila dirasakan oleh klien sebagai
gangguan atau klien takut terhadap hasil pemeriksaan yang belum diketahuinya.
Keterangan yang jelas akan membuat klien mau diajak bekerja sama dalam
pengumpulan specimen. Dengan instruksi yang tepat, klien mampu mengumpulkan
specimen mereka sendiri.
3. Gunakan prosedur yang benar untuk mendapatkan specimen. Pastikan klien
mengikuti prosedur dengan benar. Teknik aseptic digunakan dalam pengumpulan
specimen untuk mencegah kontaminasiyang dapat menyebabkan hasil tes tidak
akurat. Prosedur keperawatan atau petunjuk laboratorium tersedia bila perawat belum
terbiasa dengan prosedur tersebut.
4. Perhatikan informasi yang relevan pada slip permintaan laboratorium, contohnya
pengobatan yyang sedang digunakan oleh klien yang dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan, sehingga hasil laboratorium dapat akurat.
5. Bawa specimen ke laboratorium dengan segera. Specimen yang segar akan
memberikan hasil yang lebih akurat.
6. Laporkan hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal pada tenaga kesehatan
yang bertugas

D. Tanggung Jawab Perawat dalam pengambilan spesimen


1. Memberikan kenyamanan, mempertahankan privasi dan keamanan saat
pengambilan spesimen
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. Melakukan prosedur pengambilan, penyimpanan dan pengiriman spesimen
dengan benar
4. Mencatat informasi yang terkait dengan pemeriksaan pada lembaran dengan
benar
5. Melaporkan jika ditemukan hasil yang tidak normal

E. Hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan specimen

1. Persiapan pasien.

-Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-10 jam sebelum pengambilan
spesimen (untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, profil lipid, profil besi), tidak
melakukan aktifitas fisik yang berat, tidak merokok, tidak minum alkohol, dsb.

2. Peralatan sampling.

-Tabung tes atau vacutainer yang sesuai warna.

-Label yang sesuai

3. Penting untuk diperhatikan bahwa semua peralatan memenuhi persyaratan sebagai


berikut :

-bersih

-kering

-tidak mengandung detergent atau bahan kimia

4. Antikoagulan

Antikoagulan adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk mencegah pembekuan


darah.

5. Lokasi sampling.

Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi pengambilan sesuai dengan jenis


spesimen yang diperlukan. Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh terdapat luka,
hematoma, infeksi, oedema.

(Ronald; Richard 2004)


F. Prosedur Pengambilan spesimen

 Pengambilan Spesimen Feses

Spesimen feses diperlukan untuk skrining infekssi gastrointestinal.


Pengambilan specimen feses ini digunakan melihat ada tidaknya darah.
(Johnson; Taylor, 2004).

1. PENGKAJIAN

Menentukan kemampuan klien untuk menyediakan spesimen

Mengkaji warna, bau, dan konsistensi feses dan adanya tanda klinis.

2. PERENCANAAN

Tentukan prosedur yang tepat untuk memperoleh spesimen dari klien

3. IMPLEMENTASI

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan dan alasannya, seperti :

- menentukan adanya darah samar

- menganalisis produk diet

- mendeteksi adanya ovum/parasit

- mendeteksinya adanya bakteri/virus

-Beritahu Instruksi Kepada Klien

- Melakukan Defekasi Pada Bedpan Yg Bersih

- Tidak Mengkontaminasi Antara Urin Dengan Spesimen

- Jangan Meletakkan Kertas Tisu Di Bedpan Setelah Defekasi

- Beritahu Perawat Sesegera Mungkin Setelah Defekasi

4. EVALUASI

-Laporkan Hasil Lab Ke Dokter

-Diskusikan Hasil Dengan Pasien


 Pengambilan Spesimen Sputum

Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dan
trakea.Individu yang sehat tidak memproduksi sputum.Klien perlu batuk
untuk memdorong sputum dari paru-paru, bronkus dan trakea ke mulut dan
mengeluarkan ke wadah penampung. (Kozier; Erb, 2009)

-Berikan Perawatan Mulut Sehingga Spesimen Tidak Terkontaminasi.

-Minta Klien Tahan Napas Dalam Dan Batukkan 1-2 Sendok Makan Sputum.

-Gunakan Sarung Tangan Untuk Menghindari Kontak Langsung Dengan


Sputum.

-Minta Klien Untuk Meludahkan Sputum Kedalam Wadah Spesimen.

-Setelah Sputum Diambil, Tawarkan Obat Kumur Kepada Klien.

-Beri Label Dan Dan Antar Spesimen Ke Laboratorium.

-Dokumentasikan Pengambilan Spesimen Sputum Pada Bagan Dokumentasi


Klien.

 Pengambilan specimen urine

Pengambilan specimen urin ini biasanya digunakan untuk


mengidentifikasi E.coli spesies Klebsiella, Serratia, Shigella, Candida,
Enterrobacter.( Ronald; Richard, 2004)

1. PENGKAJIAN

Menentukan Kemampuan Klien Untuk Menyediakan Spesimen.Mengkaji


Warna, Bau, Dan Konsistensi Urine Dan Adanya Tanda Klinis Infeksi
Saluran Kemih, Misalnya Urgensi, Disururia, Hematuria,dsb.

2. PERENCANAAN

Delegasi : Staf Bantu Yang Belum Memiliki Izin Dapat Mengumpulkan


Spesimen Urine Porsi Tengah. Namun Perawat Harus Mengajarkan Staf
Tersebut Tentang Bagaimana Menyampaikan Kepada Klien Proses
Pengambilan Spesimen Yang Benar.

Peralatan:

-Sarung Tangan Bersih

-Kertas Tisu Antiseptik, Seperti Povidone-iodine

-Bola Kapas Steril Ataubantalan Kasa 2x2


-Wadah Spesimen Steril

-Label Identifikasi Spesimen

3. IMPLEMENTASI

-Kumpulkan Peralatan Yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Prosedur


Pengumpulan Spesimen.

-Jelaskan Kepada Klien Bahwa Spesimen Urine Diperlukan , Metode


Yang Digunakan Untuk Mengumpulkannya, Diskusikan Bagaimana
Hasil Pemeriksaan Digunaksn Dalam Perencanaan Perawatan Dan
Terapi Selanjutnya.

-Cuci Tangan Dan Lakukan Prosedur Pengendalian Infeksi Lainnya


Yang Sesuai.

-Jaga Privasi Klien.

-Untuk Klien Ambulasi Dan Dapat Mengikuti Instruksi.

Untuk Klien Wanita

-Gunakan Setiap Tisu Antiseptik Hanya Satu Kali Pakai, Bersihkan


Area Perineal Dari Depan Ke Belakang Dan Buang Kertas Tisu.
Gunakan Semua Kertas Tisu Yang Disediakan.

Untuk Klien Pria

-Jika Tidak Disirkumsisi, Tarik Kulup Sedikit Untuk Membuka


Meatus Urinarius. Gunakan Gerakan Memutar Bersihkan Meatus
Urinarius Dan Bagian Distal Penis Serta Bersihkan Bagian Bawah
Batang Penis. Gunakan Tisu Sekali Kemudian Buang.

-Untuk Klien Yang Memerlukan Bantuan, Persiapkan Klien Dan


Peralatan.

-Kumpulkan Spesimen Dari Klien Yang Tidak Mampu Ambulasi Atau


Jelaskan Kepada Klien Yang Mampu Ambulasi Bagaiman Cara
Mengambil Spesimen.

-Beri Label Pada Spesimen Dan Kirim Kelaboratorium.

-Dokumentasikan Data Yang Terkait.

4. EVALUASI

-Laporakan Hasil Laboratorium Ke Dokter.


-Diskusikan Hasil Temuan Uji Laboratorium Dengan Dokter Dan
Klien.

 Pengambilan specimen darah

Pengambilan specimen darah ini biasanya digunakan untuk mengetahui Bakteremia,


septicemia, syok pasca operasi dan demam yang tidak diketahui asalnya.

1. PENGKAJIAN

-Tentukan Frekuensi Dan Jenis Pemeriksaan

-Pemahaman Dan Respon Klien Terhadap Prosedur Dan Pemeriksaan Sebelumnya

-Tinjau Catatan Klien Dan Kajikemampuan Perawatan Diri Klien

2. PERENCANAAN

-Tentukan Prosedur Yang Tepat Dan Siapkan peralatan:

-Glukosadarah Meter

-Setrip

-Handukkertas

-Kain Hangat

-Swab Antiseptic

-Sarungtangan Disposable

-Lansetsteril

-Bola Kapas

3. IMPLEMENTASI

-Jelaskan Pada Klien, Proses Dan Alasan Dilakukan Prosedurini

-Cuci Tangan Dan Gunakan Sarung Tangan

-Jaga Privasi Klien

-Pilih Dan Siapkan Area yang akan dilakukan

-Ambil Specimen Darah

-Letakkan Injector, Pastikan Lanset Tegaklurus


-Tusuk Kulit Dengan Lanset Atau Jarum

-Usap Darah Pertama Yang Keluar Dengan Bola Kapas

-Remas Area Tusukan Sampa Idarah Keluar

-Pegang Setrip Reagen Sampai Darah Cukup Menutupi Lingkaran

-Minta Pasien Untuk Menekan Area Penusukan

-Biarkan Darah Diatas Setrip Uji Untuk Beberapa Saat

-Ukur Glukosa Darah

-Dokumentasikan Metode Pengukuran Dan Hasilnya

-Periksa Program Unutk Menentukan Skala Insulin

4. EVALUASI

-Bandingkan Hasil Dengan Range Normal

-Bandingkan Hasil Dengan Hasil Yang Sebelumnya

-Laporkan Hasil Kepada Dokter

-Lakukan Tindak Lanjut

Referensi :

Arif, M. 2015. Penuntun Praktikum Hematologi. Fakultas Kedokteran


UNHAS Makassar.

Fischbach, FT. 2009. A Manual of Laboratory Diagnostic Tests. 8 Ed.


Lippincott. Philadelphia.

Freud M, Hecner F, Dany F alih bahasa. 2012. Atlas Hematologi. Buku


Kedokteran EGC. Jakarta.

Gandasoebrata, R. 2011. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai