2, Mei 2017
101
The Correlation Of Nurses Knowledge About Transcultural Nursing With Their Attitude In
Providing Nursing Care To Patients Of Different Cultures In i.a Moeis Hospital Samarinda
Ns. Alfi Ari Fakhrur Rizal, M.Kep
STIKES Muhammadiyah Samarinda
ABSTRAK
Latar belakang :
Perawat sering mempunyai latar belakang etnik, budaya, dan agama yang berbeda dengan
klien. Penting artinya bagi perawat untuk memahami bahwa klien mempunyai wawasan
pandangan dan interpretasi mengenai penyakit dan kesehatan yang berbeda, didasarkan pada
keyakinan
sosial-budaya dan agama klien. Kalimantan Timur khususnya kota Samarinda memiliki penduduk
yang
multi etnis, yang mempunyai beragam adat, bahasa dan kebiasaan yang berbeda. Bila hal tersebut
diabaikan oleh perawat, maka akan berakibat cultural shock dan cultural imposition, konflik dan
pertentangan antara perawat dengan pasien/ keluarga pasien seperti perdebatan, komunikasi yang
tidak
baik bahkan ketidakpuasan akan terjadi.
Tujuan penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Pengetahuan perawat tentang
transcultural nursing dengan sikap perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien yang berbeda budaya di RSUD I.A Moeis Samarinda.
Metode Penelitian :
Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation dengan metode pendekatan cross
sectional. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Maret sampai dengan April 2013.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat yang memberikan pelayanan kepada pasien secara
langsung di RSUD I.A Moeis Samarinda pada tahun 2012 berjumlah 143 orang, cara pengambilan
sampel dengan simple random sampling didapatkan jumlah sampel 105 perawat. Alat yang digunakan
kuesioner dengan pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan tentang transcultural nursing sebanyak
15 item, pernyataan sikap dalam memberikan asuhan keperawatan sebanyak 25 item pertanyaan.
Analisa untuk uji hipotesis dengan uji statistik Chi Square.
Hasil penelitian :
Hasil uji statistik Chi Square diketahui nilai P = 0,038 nilai tersebut lebih kecil dari
alfa (P<0,05) maka Ho ditolak berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat
tentang transcultural nursing dengan sikap perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien yang berbeda budaya di RSUD I.A Moeis Samarinda.
Kesimpulan :
Saran:
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan perlu mempelajari dan memahami konsep
Transcultural Nursing secara mendalam. Sehingga dalam pemberian asuhan keperawatan, perawat
dan pasien tidak mengalami Cultural shock dan Cultural imposition.
Kata Kunci :
ABSTRACT
Background:
Nurses often have ethnic backgrounds, cultures, and different religions with clients.
Important for nurses to understand that clients have insights and interpretations about different
diseases and health, based on the socio-cultural beliefs and religious clients. East Kalimantan
Samarinda city in particular has a multi-ethnic population, who have diverse customs, languages and
different customs.if it is ignored by nurses, it will result in culture shock and cultural imposition,
conflict and disagreement between nurses with patient / family like debate, communication is not
good even dissatisfaction will occur.
Objective:
This study aimed to determine the correlation of nurses knowledge about transcultural
nursing with their attitude in providing nursing care to patients of different cultures in I.A Moeis
Hospital Samarinda.
Methods:
The study design was a descriptive correlation with cross sectional method. The experiment
was conducted for two months from Maret to April 2013. The study population was all nurses who
provide direct care to patients in I.A Moeis Hospitals Samarinda in 2012 amounted to 143 people, a
way of sampling with simple random sampling of 105 nurses found the number of samples.
Instrument
used a questionnaire with questions of knowledge about the Transcultural nursing as many as 15
items, in the statement provide nursing care as much as 25 item questionnaire. Analysis to test the
hypothesis with the statistical test Chi Square.
The results:
The results of the statistical test Chi Square known P value = 0.038, the value is smaller
than alpha (P <0.05) then Ho is rejected means that there is a significant correlation between nurses'
knowledge about the Transcultural nursing with their attitude in providing nursing care to patients of
different cultures in I.A Moeis Hospitals Samarinda.
Conclusion:
There is a significant correlation between nurses' knowledge about transcultural nursing
with their attitude in providing nursing care to patients of different cultures in I.A Moeis Hospital
Samarinda.
Suggestion:
Nurses as providers of nursing care need to learn and understand in depth the concept of
Transcultural Nursing. So that the provision of nursing care, the nurse and the patient did not
experience Cultural shock and Cultural imposition.
Keywords:
Transcultural nursing, different culture, nursing care
PENDAHULUAN
Seorang perawat kesehatan adalah petugas kesehatan yang mempunyai peran dominan dalam
membantu pasien sembuh dari penyakit yang dideritanya. Seorang perawat sebagai ujung tombak
pelayanan di rumah sakit, sebagai aktor yang langsung berhadapan dengan pasien dalam waktu yang
lama. Kondisi yang seperti itu menuntut totalitas seorang perawat dalam menjalankan fungsinya.
Nilai-nilai budaya bersifat kompleks, karena setiap manusia yang menjadi pasien mempunyai latar
belakang, lingkungan hidup, dan pengalaman hidup yang tidak sama. Perkembangan IPTEK
mempunyai dampak dalam dinamika nilai-nilai budaya, yang mempengaruhi paradigma seseorang
terhadap persepsi yang dihadapinya. Realitas yang seperti itu menuntut seorang perawat yang selalu
berhadapan dengan pasien harus banyak memahami model pemenuhan harapan pasien bukan hanya
dari sisi metode pelayanan klinis teknis keperawatan namun pendekatan nilai-nilai budaya yang
beraneka ragam yang menjadi milik pasien harus dimengerti dan dipahami, agar harapan pasien
sebagai manusia dapat dipenuhi secara komprehensif dan holistik. Transcultural nursing merupakan
suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya (nilai
budaya yang berbeda, ras, yang mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan
keperawatan kepada pasien/ klien). 1 Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada
abad ke-21, termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar.
Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar negara (imigrasi) dimungkinkan,
menyebabkan adanya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan. Leininger beranggapan
bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan
asuhan keperawatan kepada klien. Perawat sering mempunyai latar belakang etnik, budaya, dan
agama yang berbeda dengan klien.
Penting artinya bagi perawat untuk memahami bahwa klien mempunyai wawasan pandangan
dan interpretasi mengenai penyakit dan kesehatan yang berbeda, didasarkan pada keyakinan sosial
budaya dan agama klien. Jika kesadaran tentang dan kepekaan klien terhadap keunikan keyakinan
dan praktik kesehatan serta penyakit disampaikan kepada perawat, maka terbina hubungan yang baik.
Hubungan ini meningkatkan pemberian asuhan keperawatan yang aman dan yang secara budaya
efektif.² Kalimantan Timur khususnya Kota Samarinda memiliki penduduk yang multi etnis, yang
mempunyai beragam adat, bahasa dan kebiasaan yang berbeda. Bila hal tersebut diabaikan oleh
perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock dan cultural imposition. Cultural shock akan
dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan
perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Cultural imposition berkenaan dengan kecenderungan
tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena
percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain. Hal ini dapat
menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami
disorientasi. Ketika mengantisipasi atau mengalami suatu penyakit atau krisis, individu bisa saja
menggunakan pendekatan modern atau tradisional untuk pencegahan dan penyembuhan, atau
mungkin menggunakan kedua pendekatan tersebut. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan
memberikan pertanyaan mengenai konsep transcultural nursing kepada dua belas orang perawat di
RSUD I. A Moeis didapatkan informasi bahwa delapan dari dua belas perawat belum mengerti dan
memahami tentang konsep transcultural nursing. Dari pengamatan yang dilakukan peneliti, sikap
perawat di RSUD I. A Moeis dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berbeda
budaya dan kultur sangat bervariasi, seperti dalam hal pasien mengungkapkan perasaan nyeri dengan
cara berteriak dan mengeluarkan kata-kata yang menurut perawat tidak pantas dan terlalu berlebihan,
tetapi bagi pasien itu merupakan hal yang biasa. Perawat cenderung menghindari komunikasi dengan
pasien dalam waktu yang lama. Adanya perbedaan bahasa antara perawat dan pasien sehingga terjadi
hambatan dalam berkomunikasi. Apabila hal semacam itu tidak dipahami oleh perawat, maka akan
berakibat terjadinya konflik dan pertentangan antara perawat, pasien/ keluarga pasien seperti
perdebatan, komunikasi yang tidak baik bahkan ketidakpuasan. Sehingga penelitian ini sangat perlu
dilakukan untuk menghindari konflik diatas.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel independen dan variabel dependen 3, dengan
metode pendekatan Cross Sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor dan resiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada satu saat (point time approach) .4 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang
memberikan pelayanan kepada pasien secara langsung di RSUD I.A Moeis Samarinda pada tahun
2012 sebanyak 143 orang. Teknik sampel yang dipakai adalah Probability sampling dengan simple
random sampling yaitu teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. 5 Jumlah sampel sebanyak 105 responden.
Besarnya sampel ditentukan dengan rumus. 6 Sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi, criteria
inklusinya yaitu bersedia menjadi responden, perawat yang bekerja di RSUD I.A Moeis Samarinda
yang melayani pasien secara langsung. Sedangkan criteria eksklusinya perawat yang sedang
menjalani cuti pada saat dilakukan penelitian, perawat yang pernah menjadi responden dalam uji
validitas dan reliabilitas dalam penelitian. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini pengetahuan
perawat tentang Transcultural Nursing dan sikap perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien yang berbeda budaya di RSUD I.A Moeis Samarinda. Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti
yang diambil dari teori/ referensi terkait. meliputi, kuesioner pengetahuan perawat tentang
transcultural nursing dan kuesioner mengenai sikap perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien yang berbeda budaya.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian tentang hubungan antara pengetahuan perawat tentang Transcultural Nursing
dengan sikap perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berbeda budaya di
RSUD I.A Moeis Samarinda yang datanya telah dikumpulkan pada bulan Maret sampai April 2013,
dengan jumlah responden sebanyak 91 perawat. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa
kuesioner. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan tekstual yang didasarkan pada analisis
univariat dan bivariat.
A.Hasil Penelitian
1.AnalisaUnivariat
a.Karakteristik Responden
1) Umur Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Di
RSUD I.A Moeis Samarinda Bulan Maret 2013
Sumber:
Data Primer Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran bahwa dari 91
responden yang terlibat dalam penelitian ini rata-rata usia responden 27,10
tahun dengan umur minimal 21 tahun dan maksimal 40 tahun
2)Jenis kelamin
3)Pendidikan