Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN ETIKA PROFESI

A. Pengertian Nilai Sosial Budaya


Ada beberapa pengertian nilai yaitu :
 Nilai adalah Keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga,
kebenaran, atau keyakinan tentang ide-ide, objek atau
perilaku khusus (Znowski, 1974)
 Nilai adalah Seperangkat keyakinan dan sikap pribadi seseorang
tentang kebenaran, keindahan dan penghargaan dari suatu pemikiran,
objek atau perilaku yang berorientasi pada tindakan dan memberikan
arah serta makna pada kehidupan seseorang (Simon, 1978)
 Nilai adalah Sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya
(pengertian umum).

Setiap perawat memiliki nilai dan perilaku pribadi masing-masing.


Kode etika profesi membawa perubahan perilaku personal kepada perilaku
profesional dan menjadi pedoman bagi tanggungjawab perorangan sebagai
anggota profesi dan tanggungjawab sebagai warga Negara. Tanggung
jawab  profesional berdasarkan anggapan bahwa profesi keperawatan
berkerja sama dengan kelompok asuhan  kesehatan (kelompok asuhan
yang dimaksud adalah profesi dokter, ahli gizi, tenaga farmasi, tenaga
laboratorium, kesehatan lingkungan dll) untuk meningkatkan kesehatan,
mengurangi penderitan, dan menemukan pencapaian tujuan berdasarkan
kebutuhan manusiawi. Setiap perawat harus bertanggungjawab kepada
seseorang yang sakit maupun yang sehat, keluarga, dan masyarakat.
Tanggungjawab ini memerlukan pelaksanaan etika keperawatan
yang berkaitan dengan peraturan yang relevan dengan keperawatan.
Tanggungjawab ini antara lain :
1. Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai derajat manusia,
tidak membedakan kebangsaan.
2. Perawat melindungi hak pasien/klien, kerahasian pasiren, melibatkan
diri hanya terhadap hal yang relevan dengan asuhan keperawatan.
3. Perawat mempertahankan kompetensinya dalam praktik keperawatan,
mengenal dan menerima tanggungjawab untuk kegiatan dan keputusan
yang akan di ambil.

1
4. Perawat melindungi pasien/klien bila keperawatan dan
keselamatannya diganggu oleh orang-orang yang tidak berwenang,
tidak etis atau tidak legal.
5. Perawat mempertimbangkan orang lain dengan kriteria tertentu
apabila akan mendelegasikan tugas atau menunjuk seseorang untuk
melakukan kegiatan keperawatan.
6. Perawat berpartisipasi dalam kegiatan riset bila hak individu yang
menjadi subjek dilindungi.
7. Perawat berpartisipasi dalam usaha profesi untuk meningkatkan
standar pratik dan pendidikan keperawatan.
8. Perawat bertindak melalui organisasi profesi, berperan serta dalam
mengadakan dan mempertahankan kondisi pekerjaannya yang
memungkinkan kualitas asuhan keperawatan yang tinggi.
9. Perawat berkerja sama dengan anggota profesi kesehatan dan orang
lain dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
10. Perawat menolak tawaran untuk subjek advertensi atau promosi
komersial.

Kode etik keperawatan ditanamkan kepada para perawat sejak dalam


pendidikan keperawatan. Sekolah keperawatan bertanggungjawab atas
pemilihan calon-calon perawat yang mampu melaksanakan kode etik.
Tanggungjawab lain sekolah keperawatan adalah membuat kondisi yang
memungkinkan bagi peserta didik untuk mengaplikasikan kode etik.
Pengajar dan staf sekolah membantu peserta didik untuk mengetahui
perilaku yang dapat diterima dan dikembangkan sebagai perilaku perawat.

B. HUBUNGAN NILAI SOSIAL BUDAYA DENGAN ETIKA PROFESI


Seorang perawat sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat umum dalam menghadapi pasien, seorang
perawat harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah juga
manusia. Perawat harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan
pasien. Perawat diharapkan harus ramah, baik bertabiat halus/ lembut, jujur
dapat dipercaya, cerdas, cakap, terampil, dan mempunyai tanggungjawab moral
yang baik. Perawat harus berperilaku yang dapat dihargai orang lain, menyadari
bahwa dirinya adalah perawat yang perilakunya akan mempengaruhi
pasien,teman, keluarga, dan masyarakat. Apabila perilakunya tidak diterima, dia
akan dikritik oleh teman sejawat atau masyarakat.

2
Dalam keperawatan, merupakan peilaku yang tidak benar apabila
membahayakan orang lain yang menjadi tanggungjawabnya. Kadang–kadang
ada perbedaan anggapan tentang perilaku yang baik, tetapi kebanyakan akan
setuju apabila seseorang mempertahankan standar profesi yang akan
membawa dirinya dalam situasi profesional. Keberhasilan perawat dalam
keperawatan bergantung pada konsep diri dan tujuanya menjadi perawat.
Kemampuan intektual perawat sangat penting. Kemampuan ini diukur dengan
barbagai cara perawat memenuhi tanggungjawab keperawatan.

Intergritas pribadi sangat penting dalam keperawatan, semua orang


harus jujur kepada dirinya sendri. Ini memberikan dasar integritas dalam
kehidupan profesionalnya. Akan ada kemungkinan terjadi kesalahan. Orang
yang berhati besar mengakui kesalahanya, tetapi orang berhati kecil tidak akan
mengatakan apa-apa, tetapi bertahun tahun akan menderita karena perasaan
bersalah. Apabila perawat membuat kekeliruan, sebaiknya dibicarakan dengan
orang yang tepat dan tentukan pengetahuan, keterampilan atau sikap yang
mendasari terjadinya kekeliruan.

C. Sikap Profesional Perawat di Kaitkan dengan Nilai Social Budaya


Hubungan sosial perawat untuk mengembangkan persaudaran penting
dalam tanggung jawab sosial. Setiap orang mempunyai paling tidak seorang
teman dekat dan beberapa teman biasa. Teman adalah orang yang membantu
kita dalam mengerjakan sesuatu. Persahabatan sangat penting dalam
kehidupan, diperlukan untuk membantu kita menjadi seseorang yang kita
kehendaki. Teman adalah seseorang yang kita banggakan , yang membuat kita
senang, dan kepada siapa kita bertukar pengetahuan.
Hubungan dengan masyarakat di Indonesia menganut kebiasaan timur,
saling menghormati terutama kepada orang yang lebih tua, baik tua dalam usia ,
dalam pengalaman, dalam pendidikan maupun dalam kedudukan. Masyarakat
Indonesia terkenal sangat ramah,  mempunyai sifat gotong royong, keberhasilan
dalam pergaulan akan terarah pada diri kita masing-masing. Kita tidak bisa
memanggil nama orang dengan namanya saja kepada yang belum banyak
dikenal, lebih-lebih pada orang yang lebih tua. Hendaknya memangil seseorang
dengan predikat yang telah umum digunakan di daerah setempat agar lebih
akrab, misalnya dengan memanggil “ Mbak” untuk wanita  dan “Mas” untuk pria,
memangil “Ibu” atau “Bapak” kepada wanita dan pria yang lebih tua  di daerah

3
jawa. Begitu pula di daerah lain, biasanya panggilan “Bapak” dan “Ibu” diterima
juga di daerah lain untuk yang muda maupun yang tua.
Penghargaan kepada jasa sekecil apapun harus diberikan, misalnya
dengan ucapan “terima kasih” terhadap tindakan yang membantu kita.
Komunikasi dimulai ketika bertemu denga orang lain. Banyak bahan untuk
memulai komunikasi, misalnya dengan mengucapkan “ Selamat pagi” atau
“Selamat siang” atau “Selamat malam”, sesuai dengan waktu pertemuan kita
dengan orang yang kita jumpa. Bagi perawat yang lebih mudah menghargai
orang yang lebih tua atau orang yang mempunyai posisi lebih tinggi, dengan
sopan santun, mendahulukan mereka untuk lewat atau memberikan mereka
duduk, memberi mereka tempat duduk yang lebih depan, memberikan
kesempatan mereka berbicara lebih dahulu dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai