Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK


MEMBERIKAN PERTANYAAN TERBUKA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi


Dosen Mata Ajar : Novi Widyastuti R,M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.J

Oleh :

MAULA ANINDITA
2820173111

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2018/2019
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
MEMBERIKAN PERTANYAAN TERBUKA

A. Pengertian
Memberikan kesempatan untuk memilih. Contoh: apakah yang sedang saudara pikirkan?. Beri dorongan dengan cara
mendengar atau mengatakan, saya mengerti.... atau o-o-o.
Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban yang luas sehingga pasien dapat mengemukakan masalahnya, perasaannya
dengan kata-kata sendiri atau dapat memberikan informasi yang diperlukan. Contoh : coba Ibu ceritakan apa yang biasanya
dilakukan bila ibu sakit perut?.
Tujuan perawat bertanya dengan pertanyaan terbuka adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai kondisi
riil dari klien dengan menggali penyebab klien mencari pertolongan atau penyebab klien datang ke tempat pelayanan
kesehatan. Diharapkan klien maupun keluarga mempunyai inisiatif membuka diri dengan menyeleksi topik yang akan
dibicarakan secara berurutan dan sistematis penyebab klien dan keluarga datang ke tempat pelayanan kesehatan.
Pertanyaan terbuka memberikan peluang maupun kesempatan klien untuk menyusun dan mengorganisir pikirannya dalam
mengungkapkan keluhannya sesuai dengan apa yang dirasakannya. Kesan yang didapatkan dengan pertanyaan terbuka adalah
tidak menginterogasi atau menyidik serta jawabannya tidak mengesankan yes or no question, akan tetapi memberikan peluang
bagi klien untuk mengekspresikan keluhannya tanpa adanya tekanan dari luar sehingga respon yang didapatkan merupakan

1
data terapeutik, yaitu data yang dapat dipakai acuan dasar untuk
melaksanakan asuhan keperawatan dalam membantu memenuhi kebutuhan
dasar manusia melalui perumusan diagnosis keperawatan yang tepat dan
akurat.
Dalam pertanyaan terbuka, kesan klien dijadikan sebagai subyek dan
bukan objek, artinya yang mendominasi interaksi justru dari klien dan
bukan sebaliknya. Mari kita bandingkan kedua pertanyaan ini:

1. “ada apa di rumah sehingga ibu membawa anak ibu ke UGD?”


2. “apakah anak ibu kejang sehingga ibu datang ke UGD?”

Pada pertanyaan poin (1) akan kita dapatkan data yang mungkin lebih
dari satu kalimat atau satu kata, karena pertanyaan itu sifatnya pertanyaan
terbuka yang memberikan peluang kepada ibu untuk menceritakan
kejadian-kejadian yang dialami oleh anaknya di rumah. Pertanyaan
tersebut memberikan kesempatan pada ibu untuk mengingat-ingat kembali
kejadian yang telah terjadi pada anaknya. Beda dengan pertanyaan (2)
yang mempersempit gerak dan imajinasi ibu dalam mengungkapkan apa
yang dialami anaknya sewaktu di rumah. Mungkin ibu akan menjawab
dengan jawaban ya atau tidak tanpa mampu mengembangkan tanda dan
gejala yang ada pada anaknya. Kesannya jutru perawat yang mendominasi
interaksi dan jawaban yang dihasilkan kemungkinan banyak yang biasa
karena tampak sekali perawat mendikte klien. Kegiatan ini bernilai
terapeutik apabila klien menunjukkan penerimaan dan nilai dari inisiatif
klien dan menjadi nonterapeutik apabila perawat mendominasi interaksi
dan menolak respons klien (Stuart and Sundeen, 1995). Hal inilah yang
dikatakan klien sebagai objek dan bukan subjek.

B. Contoh Teknik Komunikasi


1. “Coba Ibu ceritakan apa yang biasanya dilakukan bila ibu sakit
perut?”.

1
2. “ada apa di rumah sehingga ibu membawa anak ibu ke UGD?”
3. “apa yang membuat anak ibu terluka?”
4. “ada apa di rumah sehingga ibu terlihat sedih?”
5. “apa yang terjadi sehingga luka nya menjadi seperti ini?”

DAFTAR PUSTAKA

Dalami, Ermawati. 2009. Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans


Info Media

Muhith, Abdul. 2009. Komunikasi dalam Keperawatan Teori dan Aplikasi.


Jakarta: Salemba Medika

Taufik. 2010. Komunikasi Terapeutik dan Konseling dalam Praktik Kebidanan.


Jakarta: Salemba Medika

2
3

Anda mungkin juga menyukai