KELAS IC
Disusun Oleh:
YOGYAKARTA
2018/2019
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah
suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami
peningkatan tekanan. Tekanan darah dihasilkan dari kekuatan darah dalam
mendorong dinding pembuluh darah arteri yang dipompa oleh jantung.
Semakin tinggi tekanan, semakin keras jantung harus memompa. Hipertensi
yang dibiarkan tidak terkendali dapat menyebabkan serangan jantung,
pembesaran jantung, dan akhirnya gagal jantung (World Health
Organization,2013).
Menurut (Lewis et al, 2004) di Amerika Serikat ± 50 juta orang (1
dari 4 orang dewasa) memiliki tekanan darah sistolik >140 mmHg atau
diastolik >90 mmHg. Tahun 2000 tercatat 38,4 juta orang penderita hipertensi
dan pada tahun 2025 diperkirakan akan meningkat menjadi 67,4 juta orang
dibeberapa negara lain di Asia (Wahyuni, 2008).
Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit
kardiovaskular yang menyebabkan kematian nomor tiga terbanyak didunia
dan merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia setelah stroke dan
tuberkolosis, yaitu mencapai 6,8% dari populasi kematian di Indonesia
(KemenKes RI, 2014). Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 25,8%
dari populasi pada usia 18 tahun keatas. Prevelansi kasus hipertensi di
Provinsi Jawa Tengah sebesar 26,4%.
Data survei dari Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta pada tahun 2010 menunjukkan bahwa Provinsi Yogyakarta masuk
dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak dengan jumlah
35,8% diatas rata-rata seluruh Indonesia yaitu 31,7% (Dinas Kesehatan
Provinsi DIY, 2 2012). Data laporan dari Survailans Terpadu Penyakit (STP)
ditingkat puskesmas di Yogyakarta pada tahun 2013, hipertensi menempati
urutan kedua setalah influenza dalam sepuluh distribusi penyakit dengan
kunjungan terbanyak (Dinkes Provinsi DIY, 2015). Menurut RISKESDAS
(2013), prevalensi kejadian hipertensi di Kabupaten Kulon Progo pada usia
≥18 tahun berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan, minum obat dan
wawancara memiliki angka yang paling tinggi diantara 4 kabupaten lainnya di
DIY.
Kami melakukan wawancara pada Ny. Warga Dusun Pangukrejo
Umbulharjo Cangkringan pada tanggal 29 Maret 2018. Ny X sering
mengalami hipertensi dengan hasil pemeriksaan tekanan darah 160./120
mmHg. Berdasarkan wawancara yang kami lakukan di Dusun Pangukrejo
Umbulharjo Cangkringan tanggal 29 Maret 2018 pada Ny. X yang mengalami
hipertensi dengan hasil pemeriksaan tekanan darah 160/120 mmHg.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami faktor-faktor aspek-aspek sosial budaya individu,
keluarga dan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan
menghadapi masalah kesehatannya.
2. Tujuan Khusus
Mampu mengidentifikasi hubungan kondisi sosial budaya ditempat
tinggal, interkasi sosial, kepercayaan/adat istiadat setempat,
pengetahuan dan perilaku kesehatan, dan pencarian pengobatan.
C. Tinjauan Teori
Hipertensi adalah
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah keadaan
kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekananan darah pada
dinding pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan
jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh
melalui pembuluh darah. Hal ini dapat mengganggu aliran darah,
merusak pembuluh darah, bahkan menyebabkan penyakit degeneratif,
hingga kematian.
Seseorang dikatakan mengalami hipertensi atau penyakit
tekanan darah tinggi jika pemeriksaan tekanan darah menunjukkan
hasil diatas 140/90 mmHg atau lebih dalam keadaan istirahat, dengan
dua kali pemeriksaan dan selang waktu lima menit. Dalam hal ini, 140
atau nilai atas menunjukkan tekanan sistolik, sedangkan 90 atau nilai
bawah menunjukkan tekanan diastolik.
Tekanan sistolik adalah tekanan darah ketika jantung
berkontraksi atau berdetak memompa darah. Tekanan diastolik adalah
tekanan darah ketika jantung berelaksasi. Pada saat beristirahat,
sistolik dikatakan normal jika berada pada nilai 100-140 mmHg,
sedangkan diastolik dikatakan normal jika berada pada nilai 60-90
mmHg. Tetapi jika pemeriksaan tekanan darah menunjukkan hasil
diatas 120/80 mmHg dalam keadaan istirahat, hal tersebut sudah
termasuk dalam keadaan prehipertensi.
2. Gejala Hipertensi
Gejala umum yang terjadi pada penderita hipertensi antara lain jantung
berdebar, penglihatan kabur, sakit kepala disertai rasa berat pada
tengkuk, kadang disertai dengan mual dan muntah, telinga berdenging,
gelisah, rasa sakit di dada, mudah lelah, mudah memerah, serta
mimisan.
Hipertensi berat disertai dengan komplikasi dengan beberapa gejala
lain gangguan penglihatan, gangguan saraf, gangguan jantung,
gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak). Gangguan serebral
ini dapat mengakibatkan kejang dan perdarahan pembuluh darah otak,
kelumpuhan, gangguan kesadaran, bahkan koma.
3. Klasifikasi Hipertensi
Joint National Committee (JNC) pada tahun 2003 mengeluarkan
klasifikasi hipertensi:
Klasifikasi
Hipertensi
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi Tahap I 140 -159 90 – 99
Hipertensi Tahap 2 ≥160 ≥100
4. Etiologi
a. Hipertensi Primer
Disebut juga hipertensi idiopatik karena hipertensi ini memiliki
penyebab yang belum diketahui. Penyebab yang belum jelas
atau belum diketahui tersebut sering dihubungkan dengan
faktor gaya hidup yang kurang sehat. Hipertensi primer
merupakan hipertensi yang paling banyak terjadi, yaitu sekitar
90% dari kejadian hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit
ginjal, kelainan hormonal, atau penggunaan obat tertentu.