Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep keperawatan dan kesehatan komunitas

2.1.1 Perawatan Kesehatan komunitas

Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa ilmu dan praktik kesehatan masyarakat,
yang diimplementasikan melalui penggunaan proses keperawatan yang sistematis,
dirancang untuk mempromosikan kesehatan dan mencegah penyakit pada kelompok
populasi (Clark, 1999). Dimana sebagai pelayanan keperawatan profesional diberikan
komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
dipengaruhi oleh lingkuangan (bio, psiko, sosio, mental dan spiritual) mempengaruhi
status kesehatan masyarakat. Pada praktik keperawatan komunitas itu sendiri
rangkaian prosesnya dimulai dari awal tahap pengkajian sampai evaluasi, dimana
diharapkan terjadi alih peran sehingga peran perawat yang lebih banyak berangsur-
angsur berkurang digantikan meningkatnya kemandirian masyarakat sebagai klien
seperti terlihat pada gambar.

Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan dapat


dicapai dengan pengorganisasian masyarakat karena peran serta masyarakat
didalamnya akan meningkat oleh karena itu, dalam proses keperawatan komunitas
ada tahap-tahap yang perlu dilaksanakan perawat (Depkes RI, 1993), yaitu:

1. Tahap pesiapan: Memilih area atau daerah yang menjadi prioritas, menentukan
cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari serta bekerjasama dengan
masyarakat.

2. Tahap pengorganisasian: persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian pola


dalam masyarakat dilanjutkan dengan pemilihan ketua kelompok dan pengurus inti.

3. Tahap pendidikan dan pelatihan kelompok masyarakat: kegiatan pertemuan teratur


dengan kelompok masyarakat, melakukan pengkajian, membuat program
berdasarkan masalah atau diagnosa keperawatan, melatih kader kesehatan yang akan
membina masyarakat dilingkungannya dan pelayanan keperawatan langsung
terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
4. Tahap formasi kepemimpinan : memberi dukungan latihan dan pengembangan
keterampilan kepemimpinan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan, dan pengawasan kegiatan pemeliharaan kesehatan.

5. Tahap koordinasi intersektoral: kerjasama dengan sector terkait dalam upaya


memandirikan masyarakat.

6. Tahap akhir: supervise bertahap, evaluasi serta umpan balik untuk perbaikan
kegiatan kelompok kerja berikutnya.

2.1.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan


masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga,


kelompok, dalam konteks komunitas.

2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general


community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat
yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok. Selanjutnya secara
spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai
kemampuan untuk :

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami

2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi , yang


akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara kesehatan secara
mandiri (self care)
2.1.3 Sasaran keperawatan Komunitas

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah


meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, 8 membimbing dan
mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian,
kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan
derajad kesehatannya. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006)

1. Sasaran individu Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil
risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria,
Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit degeneratif.

2. Sasaran keluarga Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan
prioritas :

a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesm dan
jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.

b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai


masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita,
kesehatan reproduksi, penyakit menular.

c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas


serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan

3. Sasaran kelompok Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang


rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat
dalam suatu institusi.

a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain
Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, 9 Kelompok Usia Lanjut,
Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.

b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga
pemasyarakatan (lapas).

4. Sasaran masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau


mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada
a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yangq mempunyai :

1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain


2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain

3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain

4) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam


berdarah, dll)

5) Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya

2.1.4 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

1. Upaya Promotif
Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan jalan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur
e. Rekreasi
f. Pendidikan seks

2. Upaya Preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesqehatan terhadap individu, keluaga,
kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan
rumah
c. Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di rumah
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui

3. Upaya Kuratif
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit
ataupun masalah kesehatan melalui:
a. Perawatn orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatn orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari puskesmas dan Rumah Sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan nifas
d. Perawatan tali pusat bayi baru lahir

4. Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun terhadap
kelomqpok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
a. Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang,
kelainan bawaan
b. Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti TBC, pelatihan
nafasq dan batuk, penderita struk melalui fisioterafi

5. Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kqelompok khusus kedalam pergaulan
masyarakat.

2.1.5 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas


1. Asuhan Langsung
Asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Kegiatan meliputi penentuan kebutuhan
klien, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan intervensi
dan menilai hasilnya. Kegiatan utama yaitu upaya promotive dan
preventive tanpa mengabaikan upaya kuratifmdan rehabilitative.
2. Penyuluhan Kesehatan
Dilaksanakan ditiap tingkat pelayanan kesehatan masyarakat. Kegiatan
melalui jalur formal dan nonforma. Penyuluhan secara nonformall
merupakan cara yang efektif, tetapi terselubung dimana contoh
perilaku sehat dari perawat yang kemudian dijadikan panutan.
3. Konselimh dan pemecahan masalah.
Kegiatan konseling membawa klien kea rah proses pemecahan
masalah dimana keputusan ditentuka oleh klien.
4. Rujukan.
Jika masalah tidak dapat diselesaikan maka perawat bertanggung
jawab melakuka tindakan rujukan jika perlu menangani tindak
lanjutnya.
5. Asuhan Komunity.
Kegiatan meliputi pengenalan komunity, perencanaan, intervensi dan
penilaian. Penerapan proses keperawatan dengan masyarakat sebagai
klien.
6. Penemu Kasus.
Kegiatan mengamati dan mendetiksi keadaan serta tanda-tanda dini
maalah kesehatan melalui hubungan atau kontak terus-menerus dengan
klien sebagai penerapan metode epidemiologi.
7. Penghubung
Keperawatan kesehatn masyarakat merupakan mata rantai antar
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan pelayanan
kesehatan yang diperlukan.
8. Koordinasi
Karena ada kontak langsung dengan klien, sering harus bertindak
sebagai koordinator dari berbagai pelayanan untuk klien. Karena
perawatan kesehatan masyarakat melihat klien secara ,menyeluruh
dengan tiap permaslahan yang ada.
9. Kerjasama.
Bekerjasama denga n tim kesehatan yang lain dan pengambilan
keputusan bersama klien, tujuan dan rencana juga ditentukan bersama.
10. Advokasi
Sebagai penasehat/pembela untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
11. Bimbingan dan Pembinaan
Supervisi dilakukan terhadap tenaga masyarakat yang membantu atau
kader, siswa melalui jadwal kerja, pembagian tugas, dsb. Merupakan
funsi administrative yang berkaitan dengan kegiatan.
12. Rencana Lepas Asuhan
Kegiatan ini mengarah kepembuatan rencana lepas asuhan dala m
hubungan dengan keperawatan tindak lanjut yang dilakuka di rumah
keluarga maupun masyarakat dimana diperlukan suatu kerjasama
dengan tenaga lain dan anggota keluarga atau masyarakat.
13. Pelimpahan wewenang.
Dilakuka terhadap pasien rawat jalan yaitu pendelegasian dokter ke
perawat.
14. Role Model
Perawat kesehatan Masyarakat seyogyanya menjadi panutan bagi tiap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan peran
yang diharapkan. Perbiuatan sesuai denga apa yang diucapkan,
dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani.
15. Penelitian
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu
mengedintifikasi serta mengembangkan teori-teori keperawatan yang
merupakan dasar praktek keperawatan. Menunjang pengembangan
method dan teknik baru dala asuhan keperawatan dan ikut dala
penelitian yang ada kaitannya dengan perawatan kesehatn masyarakat.

2.1.6 Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,


yaitu:
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2005).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjqutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektorqal (Riyadi, 2007).
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
e. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

2.1.6 Model Pendekatan Keperawatan Komunitas


a. Keperawatan adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong
klien yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan
meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien
secara rasional, sehingga pasien dapat sembuh atau meninggal dengan tenang.
(VIRGINIA HENDERSON,1978)
b. Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang diberikan untuk
menolong orang secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang
bertanggung jawab atas perawatan mereka tidak mampu memberikan
perawatan kepada mereka.
c. Keperawatan merupakan salah satu daya atau usaha manusia untuk membantu
manusia lain dengan melakukan atau memberikan pelayanan yang
professional dan tindakan untuk membawa manusia pada situasi yang saling
menyayangi antara manusia dengan bentuk pelayanan yang berfokus kepada
manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari lingkungannya. (DOROTHEA
OREM, 1978)
d.  Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu
dan kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat
kesehatan dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan
dan melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok
berprilaku yang sesuai dengan kondisi keperawatan. (IMOGENE KING,
1971)
e. Keperawatan adalah suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh
factor-faktor yang mempengaruhi respon individu terhadap penyebab stress,
tekanan intra, inter dan ekstra personal. (BETTY NEWMAN, 1989)
f.  Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa dan
tindakan yang berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau yang kurang
sehat. (CALISTA ROY, 1976)
g. Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi
kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan
penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.
(MARTHA ROGERS, 1970).
h.  Keperawatan adalah seni ilmu dalam memberikan pelayanan kepada individu,
keluarga dan masyarakat. (ABDELLAH FAYE)
i.  Keperawatan adalah suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia
lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar
manusia)Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk
meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam
berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
(PEPLAU)
j. Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling
baik untuk beraktivitas yaitu lingkungan yang sehat dan udara yang bersih.
(FLORENCE NIGHTINGALE, 1895)
k.  Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide dan
nilai-nilai , dimana perawat memandang manusia itu sama, merupakan suatu
rangkaian disiplin dalam menguasai organisasi atau kumpulan yang dimiliki
individu dalam menjalin hubungan manusia sekitarnya. (LEVINE)
l. Keperawatan berlandaskan teori hubungan interpersonal yang menitikberatkan
pada sifat unik individu atau klien dalam ekspresi verbal yang mengisyaratkan
adanya kebutuhan dan cara-cara memenuhi kebutuhan. (JEAN ORLANDO,
1961)

2.1.7 Asuhan Metode (Tahap-tahap dalam Melakukan Asuhan Keperawatan


Komunitas

Asuhan Keperawatan Komunitas

Pelayanan dalam asuhan keperawatan komunitas sifatnya berkelanjutan dengan


pendekatan proses keperawatan sebagai pedoman dalam upaya menyelesaikan
masalah kesehatan komunitas. Proses keperawatan komunitas meliputi
pengkajian, analisa dan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi:

1. Pengkajian

Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan


negatif) yang berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun
strategi untuk promosi kesehatan. Dimana menurut model Betty Neuman
(Anderson and Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi demografi, populasi,
nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi oleh sub
system komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik, perumahan,
pendidikan, keselamatan dan transportasi, politik pemerintahan, kesehatan,
pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut
dikaji melalui pengamatan langsung, data statistik, angket dan wawancara.

2. Analisa dan diagnosa keperawatan komunitas

Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa


besar stresor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang
timbul dalam masyarakat tersebut. Kemudian dijadikan dasar dalam
pembuatan diagnosa atau masalah keperawatan. Diagnosa keperawatan
menurut Muecke (1995) terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik
populasi dan lingkungan yang dapat bersifat aktual, ancaman dan potensial.
Prioritas Masalah Komunitas( Ekasari, 2006)

No Masalah ABCDEFGHIJKL
Kesehatan

Keterangan Huruf:

A= sesuai dengan peran CHN

B= sesuai dengan program pemerintah

C= sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan

D= Risiko terjadi

E= Risiko parah

F= Minat masyarakat

G= kemudahan untuk diatasi

H= tempat

I= dana

J= Waktu

K= fasilitas

L= petugas
Keterangan angka:

1=Sangat rendah

2= Rendah

3= Cukup

4= Tinggi

5=Sangat tinggi

3. Perencanaan

Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier


yang cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai
dengan diagnosa yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap
perencanaan ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah
berdasarkan diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan
masalah), penetapan tujuan dan sasaran, menetapkan strategi
intervensi dan rencana evaluasi.

4. Pelaksanaan (Implementasi)Pelaksanaan kegiatan komunitas


berfokus pada tiga tingkat pencegahan (Anderson dan Mcfarlene,
1985), yaitu:
a. Pencegahan primer

Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau


disfungsi dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya,
mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan
perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya, kegiatan
penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini dalam
kesehatan keluarga.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat


terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan
ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan inervensi yang tepat untuk
menghambat proses penyakit atau kelainan sehingga
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya
mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh
kembang anak usia bayi sampai balita.

c. Pencegahan tersier

Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada


pengembalian individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika
terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap
bertujuan untuk mengembalikan ke fungsi semula dan
menghambat proses penyakit.

5. Evaluasi

Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang


diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah melakukan
evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi,
menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan
dalam memberikan asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai