Anda di halaman 1dari 10

TUGAS LATIHAN KASUS 2

PETUNJUK PENGERJAAN

1. Setiap mahasiswa akan mendapatkan kasus sesuai dengan urutan absensi (misal kasus 1 untuk no
absensi 1), sama seperti kasus sebelumya.

2. Baca kasus dengan seksama dan buatlah diagnosa, tujuan dan kriteria hasil serta intervensi dalam
bentuk tabel ditulis tangan, difoto (harus jelas ya..) dan kirim via email ke
anggikusuma578@gmail.com. paling lambat hari minggu, 1 Mei 2020 pukul 23.59 WIB dengan
subjek Nama_NPM_Tugas Kasus 2

Contoh Penulisan Tugas :

Nama :
NPM :
No absen :

Kasus

Perencanaan Keperawatan

Diagnosa (Dx) Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

Dx : Tujuan :

Kriteria hasil:

DO :

DS :

Perhatikan Syarat penulisan


ISIKAN ISIKAN intervensi : (lihat contoh di tabel)
PERBAIKAN PERBAIKAN 1. terdapat tanggal
TUGAS 1 TUGAS 1 2. Kata kerja yg dpt di ukur
yg dpt dilihat, dirasa dan
didengar
3. Ada subjek
4. Ada hasil
5. Target tanggal dan
6. Tanda tangan perawat
KESALAHAN-KESALAHAN PENGERJAAN TUGAS 1

1. Pada bagian Diagnosa

Pada bagian ini kesalahan yang dilakukan mahasiswa :

a. Penulisan diagnosa yang seharusnya mempunyai unsur Problem/masalah dan Penyebab (untuk
diagnosa aktual) dan Problem/masalah dan fakor resiko (untuk diagnnosa resiko). Misalnya :

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi tertahan


Problem/masalah Penyebab

b. Diagnosa diambil tidak berdasarkan/atau tidak ada di NANDA/SDKI.


Contoh (saya ambil dari hasil penegrjaan tugas kalian)
1) Kebutuhan akan pelayanan imunisasi b.d bayi belum mendapatkan imunisasi lanjutan
2) Nyeri kepala dan perut b.d pola makan yang kurang sehat

c. Pemilihan diagnosa kurang tepat berdasarkan tanda dan gejala pasien.


Misalnya pada kasus 19 retardasi mental, anak tidak tidak mampu mandi, makan dan toileting
maka diagnosanya yang lebih tepat defisit perawatan diri b.d gangguan neuromuskular

Dari data tidak mandi, Dari data retardasi


makan toileting mental yang diderita

d. Diagnosa keperawatan bukan diagnosa medis


Contoh (saya ambil dari hasil penegrjaan tugas kalian) kasus 17
Diagnosa keperawatan yang di tulis mahasiswa : Tumor wilms (ini diagnosa medis)
Diagnosa keperawatan diambil dari data pasien, dan di cocokkan di NANDA/SDKI. Kasus 17 ini
mungkin akan lebih cocok terkait kecemasan/ defisit pengetahuan.

2. Pada Penulisan Tujuan dan Kriteria hasil

Kebanyakan mahasiswa tidak mengikuti penulisan kriteria hasil yang harus memiliki komponen S
(subjek) P (Predikat) K (kriteria) K (Kondisi) W (waktu), terutama komponen W (waktu). Lihat
materi lagi yang ibu sampaikan.

Contoh yang benar kriteria hasil :

Pasien mampu melakukan Batuk efektif tanpa bantuan


Subjek Kata kerja yg dpt diukur hasil Kriteria

Setelah 3 jam perawatan


target waktu
KASUS 1

Seorang anak laki-laki yang berumur 5 tahun dibawa orang tuanya ke UGD RSUD Sukomulyo dengan
mengeluh sesak nafas yang sudah berlangsung kurang lebih 3 jam yang lalu. Saat di kaji didapatkan anak ini
sudah 3 hari yang lalu batuk setelah seharian main di tempat berenang umum dan belum berobat.
Didapatkan pemeriksaan fisik berupa bunyi nafas wheezing pada sepanjang ekspirasi dan inspirasi. TD
90/40 mmHg, RR 59x/mnt, ND 105x/mnt dengan ekspirasi memanjang dan BBny 22 kg. Anaknya Nampak
sulit bicara sebelum manarik nafas dan kondisi umumnya lemah. Selama diruangan observasi anak ini
mendapatkan nebulizer dengan obat golongan beta, agonist. Setelah pemberian 1x anak Nampak lebih stabil
tapi masih tampak lemah dan enggan berbicara, anak masih enggan makan dan minum, akral masih dingin,
mukosa bibir pucat tapi tidak sianosis, pengobatan dihentikan tapi tetap diobservasi. 2 jam observasi
permintaan keluarga anak untuk dirawat karena ini pertama kalinya terkena

KASUS 2

Seorang anak perempuan berumur 8 tahun telah mengalami batuk selama 1 bulan lebih selama 2 minggu
akhir ini sering disertai dahak yang mengandung darah segar, dibawa neneknya ke puskesmas untuk berobat
yang sebelumnya pernah berobat tapi tidak ada hasilnya. Di puskesmas anak dirujuk ke RS untuk
pemeriksaan lebih lanjut. Setibanya di RS anak tersebut dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan TD
90/50mmHg, RR 50X/menit, Nadi 80X/menit terdengar bunyi nafas ronkhi dan mengeluh nyeri dada apalagi
saat malam hari selalu batuk dan berkeringat walaupun tanpa kegiatan. Anak ini dianjurkan untuk dirawat
guna mendapatkan data penunjang lainnya. Setibanya di ruang rawat anak diberikan 3 botol untuk
menampung dahaknya setiap paginya satu botol untuk pemeriksaan BTA, dan direncanakan pemeriksaan
rontgen dan mountox tes.

KASUS 3

Seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan sudah waktunya datang ke posyandu untuk di berikan imunisasi,
namun orangtua bayi tidak datang ke posyandu, akhirnya para kader mendatangi kediaman orangtua bayi
tersebut. Saat dilakukan wawancara dengan ibu, ibu mengatakan tidak tahu kalau anaknya harus di imunisasi
lagi, karena ketika datang ke posyandu bulan kemarin petugas kesehatan tidak menyarankan untuk datang ke
posyandu lagi. Saat dilakukan pengkajian oleh petugas kesehatan bayi telah mendapatkan imunisasi BCG,
HB 0, POLIO 1, DPT/HB 1

KASUS 4

Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dirawat diruang rawat anak dengan keluhan batuk dan pilek sejak 3
hari yang lalu, hasil pemeriksaan fisik pasien sesak, pernafasan : suhu 38,8 oC, RR 36 x/menit nadi 90
x/menit. Pasien didiagnosa pneumonia berdasarkan tanda dan gejala yang dialami.

KASUS 5

Seorang anak perempuan berumur 2 tahun 5 bulan masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan keluhan batuk
disertai dahak, suhu 38oC, pernafasan 45 x/menit nadi : 100 x/menit, terdengar ronchi basah, hasil rontgen
terdapat area konsolidasi pada jaringan bronchus kiri, setiap ada petugas yang dating anak selalu menangis
KASUS 6

Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun di bawa ke poli MTBS oleh kedua orangtuanya, orangtua klien
mengatakan demam sudah 7 hari, klien muntah-muntah klien tampak lemah, BB klien: 15 kg, RR: 24
kali/menit, S: 38,5oC, klien tinggal di daerah resiko tinggi malaria.

KASUS 7

Seorang anak perempuan berusia 12 tahun dirawat di ruang anak dengan diagnose medis ITP. TTV dalam
kondisi stabil, ekstremitas bawah tampak lebam-lebam, makan dan minum tidak ada masalah,BAB 1 kali1
hari,tidak ada keluhan gangguan tidur. Untuk mengetahui keberhasilan perawatan dan pengobatan klien
perlu dilakukan pemeriksaan kadar trombosit klien. Pada saat akan dilakukan tindakan pengambilan
specimen klien menolak untuk di ambil darahnya, klien meminta mengggunakan jarum yang kecil, dan
berteriak kencang saat perawat akan mengambil darahnya.

KASUS 8

Seorang anak perempuan usia 2 tahun 3 bulan dengan BB 13,5 kg datang ke puskesmas bersama oranh
tuanya. Orang tuanya mengatakan anaknya sudah BAB 10 kali dari tadi malam hingga siang ini dengan
konsistensi cair. Dari hasil pemeriksaan pasien mata cekung, ubun-ubun cekung, bibir kering dan anak tidak
mau minum. Kemudian dokter menyarankan untuk rawat inap dan di pasang infus.

KASUS 9

Seorang anak laki-laki usia 2 tahun 6 bulan datang kepoli anak bersama ibunya. Ibu mengatakan anak
terlihat lemas dan pucat. Ibu juga mengatakan anak belum waktunya untuk kontrol ulang hb. Namun melihat
anaknya terlihat pucat ibu dengan segera membawa ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan kulit tampak
kuning, konjungtiva anemis, Hb 5,2 gr/dl dan BB 11 kg, perut membuncit dan saat paplasi terdapat
pembesaran limpa dan hati.

KASUS 10

Seorang anak laki-laki usia 7 tahun bersama orang tuanya datang ke IGD. Anak terlihat batuk produktif,
napas cepat dan dangkal 54 x/mnt, dan terdengar suara mengi. Saat anamnesis sang anak mengatakan dada
dan abdomennya terasa nyeri, sering menggigil dan sakit kepala. Saat pemeriksaan auskultasi terdengar
suara ronkhi dan mengi serta bising yang tersebar.

KASUS 11

Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan batuk dan sesak napas. Hasil
pengkajian : tidak nafsu makan, rewel, sulit tidur pada malam hari, terdengar ronchi kering yang kuat,
frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi 90x/menit, suhu 37,90C.

KASUS 12
Bayi perempuan usia 9 bulan di rawat di ruang anak dengan keluahan demam sudah 2 hari yang lalu. Hasil
pengakjian berkeringat banyak, kulit kemerahan di daerah pantat dan sudah 2 hari anak tidak di mandikan.
Ibu menolak memandikan anaknya karena mempunyai keyakinan anak demam tidak boleh dimandikan,
suhu 38,50C.

KASUS 13

Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena mengalami demam selama 3 hari. Hasil
pengkajian: mengeluh sakit kepala, suhu 38,80C. perawat akan melakukan uji torniquet. Perawat
menjelaskan prosedur dan meminta persetujuan kepada ibunya, mencuci tangan, memasang manset diatas
fossa cubiti, mengukur tekanan darah dan diperoleh hasil 110/70mmhg.

KASUS 14

Apakah laki-laki usia 5 tahun di bawa ibu ke IGD dengan keluhan panas hari ke 3 disertai muntah-muntah.
Hasil pengkajian anak tampak lemah, mukosa bibir kering, kelopak mata cekung, turgor kulit kembali
lambat, petechi pada ekstremitas. Suhu akral dingin. Frekuensi nadi 100x/menit, suhu 38,5 0C, frekuensi
napas 28x/menit.

KASUS 15

Anak laki-laki usia 4 tahun di rawat di ruang anak dengan keluhan bengkak pada muka, sakit kepala. Berat
badan meningkat drastis, mudah lelah. Hasil pengkajian oedea seluruh tubuh, conjungtiva pucat, porsi
makan tidak dihabisnya, hematuria.

KASUS 16

Anak laki-laki usia 3 tahun di bawa ke IGD dengan keluhan panas mulai tadi malam. Hasil pengkajian ibu
mengadakan demam mendadak dan terjadi kejang beberapa saat pada saat demam. Suhu 39 0C, akral teraba
hangat, anak nampak lemah, tidak nafsu makan dan merasa kedinginan.

KASUS 17

Anak R usia 8 tahun telah menjalani perawatan 2 hari di Rumah sakit. Anak R didiagnosa medis Tumor
Willm’s. Saat perawat melakukan pemeriksaan TTV, orang tua mengatakan urin anak berwarna merah.
Orang tua anak R menangis dengan kondisi anaknya. Orang tua mengeluh bingung apa yang harus dilakukan
jika anaknya kesakitan serta takut akan kondisi anak R selanjutnya. Anak R sering menangis karena
kesakitan.

KASUS 18
Anak A usia 12 tahun datang bersama ibunya dengan keluahan mual dan muntah. Perawat Ana melakukan
pengakajian pada anak A. Orang tua mengatakan anak A sudah 6 kali muntah serta tidak mau makan dan
minum. Kulit anak berwarna kekuning-kuningan, ada hepatomegali, splenomegali, TD 80/60, HR
80kali/menit, pernapasan 20 kali per menit, dan temperatur 38 C.

KASUS 19

Seorang perawat Anita sedang melakukan pengkajian pada anak dengan retardasi mental. Hasil pengkajian
ditemukan anak berusia 8 th, sehat secara fisik, anak tidak mampu mandi, toileting, makan, dan berpakaian
secara mandiri. Anak selalu membutuhkan orangtua dalam kesehariannya

KASUS 20

Anak A usia 15 tahun post operasi craniotomi. Saat pengkajian anak dalam keadaan koma. Anak terpasang
kateter, infus RL 20 kali/menit, TD 100/60 mmhg, serta terpasang oksigen NRM 10 liter/mnt.

KASUS 21

Anak T usia 15 tahun baru saja selesai kemoterapi. Orang tua tiba-tiba panik dan mendatangi perawat
mengatakan bahwa anaknya muntah-muntah. Perawat kemudian menemui anak R melakukan pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan anak mengatakan bahwa kepalanya pusing sekali, perutnya sakit, mual dan muntah bila
makan dan minum. Anak terlihat pucat dan lemas. TD 90/60 mmhg, RR 18x/menit, HR 80x/menit, suhu
36,80 C.

KASUS 22

Seorang anak laki-laki yang berumur 5 tahun dibawa orang tuanya ke UGD RSUD Sukomulyo dengan
mengeluh sesak nafas yang sudah berlangsung kurang lebih 3 jam yang lalu. Saat di kaji didapatkan anak ini
sudah 3 hari yang lalu batuk setelah seharian main di tempat berenang umum dan belum berobat.
Didapatkan pemeriksaan fisik berupa bunyi nafas wheezing pada sepanjang ekspirasi dan inspirasi. TD
90/40 mmHg, RR 59x/mnt, ND 105x/mnt dengan ekspirasi memanjang dan BBny 22 kg. Anaknya Nampak
sulit bicara sebelum manarik nafas dan kondisi umumnya lemah. Selama diruangan observasi anak ini
mendapatkan nebulizer dengan obat golongan beta, agonist. Setelah pemberian 1x anak Nampak lebih stabil
tapi masih tampak lemah dan enggan berbicara, anak masih enggan makan dan minum, akral masih dingin,
mukosa bibir pucat tapi tidak sianosis, pengobatan dihentikan tapi tetap diobservasi. 2 jam observasi
permintaan keluarga anak untuk dirawat karena ini pertama kalinya terkena

KASUS 23

Seorang anak perempuan berumur 8 tahun telah mengalami batuk selama 1 bulan lebih selama 2 minggu
akhir ini sering disertai dahak yang mengandung darah segar, dibawa neneknya ke puskesmas untuk berobat
yang sebelumnya pernah berobat tapi tidak ada hasilnya. Di puskesmas anak dirujuk ke RS untuk
pemeriksaan lebih lanjut. Setibanya di RS anak tersebut dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan TD
90/50mmHg, RR 50X/menit, Nadi 80X/menit terdengar bunyi nafas ronkhi dan mengeluh nyeri dada apalagi
saat malam hari selalu batuk dan berkeringat walaupun tanpa kegiatan. Anak ini dianjurkan untuk dirawat
guna mendapatkan data penunjang lainnya. Setibanya di ruang rawat anak diberikan 3 botol untuk
menampung dahaknya setiap paginya satu botol untuk pemeriksaan BTA, dan direncanakan pemeriksaan
rontgen dan mountox tes.

KASUS 24

Seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan sudah waktunya datang ke posyandu untuk di berikan imunisasi,
namun orangtua bayi tidak datang ke posyandu, akhirnya para kader mendatangi kediaman orangtua bayi
tersebut. Saat dilakukan wawancara dengan ibu, ibu mengatakan tidak tahu kalau anaknya harus di imunisasi
lagi, karena ketika datang ke posyandu bulan kemarin petugas kesehatan tidak menyarankan untuk datang ke
posyandu lagi. Saat dilakukan pengkajian oleh petugas kesehatan bayi telah mendapatkan imunisasi BCG,
HB 0, POLIO 1, DPT/HB 1

KASUS 25

Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dirawat diruang rawat anak dengan keluhan batuk dan pilek sejak 3
hari yang lalu, hasil pemeriksaan fisik pasien sesak, pernafasan : suhu 38,8 oC, RR 36 x/menit nadi 90
x/menit. Pasien didiagnosa pneumonia berdasarkan tanda dan gejala yang dialami.

KASUS 26

Seorang anak perempuan berumur 2 tahun 5 bulan masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan keluhan batuk
disertai dahak, suhu 38oC, pernafasan 45 x/menit nadi : 100 x/menit, terdengar ronchi basah, hasil rontgen
terdapat area konsolidasi pada jaringan bronchus kiri, setiap ada petugas yang dating anak selalu menangis

KASUS 27

Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun di bawa ke poli MTBS oleh kedua orangtuanya, orangtua klien
mengatakan demam sudah 7 hari, klien muntah-muntah klien tampak lemah, BB klien: 15 kg, RR: 24
kali/menit, S: 38,5oC, klien tinggal di daerah resiko tinggi malaria.

KASUS 28

Seorang anak perempuan berusia 12 tahun dirawat di ruang anak dengan diagnose medis ITP. TTV dalam
kondisi stabil, ekstremitas bawah tampak lebam-lebam, makan dan minum tidak ada masalah,BAB 1 kali1
hari,tidak ada keluhan gangguan tidur. Untuk mengetahui keberhasilan perawatan dan pengobatan klien
perlu dilakukan pemeriksaan kadar trombosit klien. Pada saat akan dilakukan tindakan pengambilan
specimen klien menolak untuk di ambil darahnya, klien meminta mengggunakan jarum yang kecil, dan
berteriak kencang saat perawat akan mengambil darahnya.

KASUS 29

Seorang anak perempuan usia 2 tahun 3 bulan dengan BB 13,5 kg datang ke puskesmas bersama oranh
tuanya. Orang tuanya mengatakan anaknya sudah BAB 10 kali dari tadi malam hingga siang ini dengan
konsistensi cair. Dari hasil pemeriksaan pasien mata cekung, ubun-ubun cekung, bibir kering dan anak tidak
mau minum. Kemudian dokter menyarankan untuk rawat inap dan di pasang infus.

KASUS 30

Seorang anak laki-laki usia 2 tahun 6 bulan datang kepoli anak bersama ibunya. Ibu mengatakan anak
terlihat lemas dan pucat. Ibu juga mengatakan anak belum waktunya untuk kontrol ulang hb. Namun melihat
anaknya terlihat pucat ibu dengan segera membawa ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan kulit tampak
kuning, konjungtiva anemis, Hb 5,2 gr/dl dan BB 11 kg, perut membuncit dan saat paplasi terdapat
pembesaran limpa dan hati.

KASUS 31

Seorang anak laki-laki usia 7 tahun bersama orang tuanya datang ke IGD. Anak terlihat batuk produktif,
napas cepat dan dangkal 54 x/mnt, dan terdengar suara mengi. Saat anamnesis sang anak mengatakan dada
dan abdomennya terasa nyeri, sering menggigil dan sakit kepala. Saat pemeriksaan auskultasi terdengar
suara ronkhi dan mengi serta bising yang tersebar.

KASUS 32

Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dirawat di ruang anak dengan keluhan batuk dan sesak napas. Hasil
pengkajian : tidak nafsu makan, rewel, sulit tidur pada malam hari, terdengar ronchi kering yang kuat,
frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi 90x/menit, suhu 37,90C.

KASUS 33

Bayi perempuan usia 9 bulan di rawat di ruang anak dengan keluahan demam sudah 2 hari yang lalu. Hasil
pengakjian berkeringat banyak, kulit kemerahan di daerah pantat dan sudah 2 hari anak tidak di mandikan.
Ibu menolak memandikan anaknya karena mempunyai keyakinan anak demam tidak boleh dimandikan,
suhu 38,50C.

KASUS 34

Anak perempuan usia 7 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena mengalami demam selama 3 hari. Hasil
pengkajian: mengeluh sakit kepala, suhu 38,80C. perawat akan melakukan uji torniquet. Perawat
menjelaskan prosedur dan meminta persetujuan kepada ibunya, mencuci tangan, memasang manset diatas
fossa cubiti, mengukur tekanan darah dan diperoleh hasil 110/70mmhg.

KASUS 35

Apakah laki-laki usia 5 tahun di bawa ibu ke IGD dengan keluhan panas hari ke 3 disertai muntah-muntah.
Hasil pengkajian anak tampak lemah, mukosa bibir kering, kelopak mata cekung, turgor kulit kembali
lambat, petechi pada ekstremitas. Suhu akral dingin. Frekuensi nadi 100x/menit, suhu 38,5 0C, frekuensi
napas 28x/menit.

KASUS 36

Anak laki-laki usia 4 tahun di rawat di ruang anak dengan keluhan bengkak pada muka, sakit kepala. Berat
badan meningkat drastis, mudah lelah. Hasil pengkajian oedea seluruh tubuh, conjungtiva pucat, porsi
makan tidak dihabisnya, hematuria.

KASUS 37

Anak laki-laki usia 3 tahun di bawa ke IGD dengan keluhan panas mulai tadi malam. Hasil pengkajian ibu
mengadakan demam mendadak dan terjadi kejang beberapa saat pada saat demam. Suhu 39 0C, akral teraba
hangat, anak nampak lemah, tidak nafsu makan dan merasa kedinginan.

KASUS 38

Anak R usia 8 tahun telah menjalani perawatan 2 hari di Rumah sakit. Anak R didiagnosa medis Tumor
Willm’s. Saat perawat melakukan pemeriksaan TTV, orang tua mengatakan urin anak berwarna merah.
Orang tua anak R menangis dengan kondisi anaknya. Orang tua mengeluh bingung apa yang harus dilakukan
jika anaknya kesakitan serta takut akan kondisi anak R selanjutnya. Anak R sering menangis karena
kesakitan.

KASUS 39

Anak A usia 12 tahun datang bersama ibunya dengan keluahan mual dan muntah. Perawat Ana melakukan
pengakajian pada anak A. Orang tua mengatakan anak A sudah 6 kali muntah serta tidak mau makan dan
minum. Kulit anak berwarna kekuning-kuningan, ada hepatomegali, splenomegali, TD 80/60, HR
80kali/menit, pernapasan 20 kali per menit, dan temperatur 38 C.

KASUS 40

Seorang perawat Anita sedang melakukan pengkajian pada anak dengan retardasi mental. Hasil pengkajian
ditemukan anak berusia 8 th, sehat secara fisik, anak tidak mampu mandi, toileting, makan, dan berpakaian
secara mandiri. Anak selalu membutuhkan orangtua dalam kesehariannya

KASUS 41

Anak A usia 15 tahun post operasi craniotomi. Saat pengkajian anak dalam keadaan koma. Anak terpasang
kateter, infus RL 20 kali/menit, TD 100/60 mmhg, serta terpasang oksigen NRM 10 liter/mnt.
KASUS 42

Anak T usia 15 tahun baru saja selesai kemoterapi. Orang tua tiba-tiba panik dan mendatangi perawat
mengatakan bahwa anaknya muntah-muntah. Perawat kemudian menemui anak R melakukan pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan anak mengatakan bahwa kepalanya pusing sekali, perutnya sakit, mual dan muntah bila
makan dan minum. Anak terlihat pucat dan lemas. TD 90/60 mmhg, RR 18x/menit, HR 80x/menit, suhu
36,80 C.

Anda mungkin juga menyukai