Anda di halaman 1dari 23

SIKAP PERAWAT

DALAM
BERKOMUNIKASI
 Perawat hadir secara utuh ( fisik dan
psikologis ) pada waktu berkomunikasi
dengan klien. Perawat tidak cukup
hanya mengetahui teknik komunikasi
dan isi komunikasi tetapi yang sangat
penting adalah sikap atau penampilan
dalam berkomunikasi
5 Sikap atau cara untuk menghadirkan diri
Secara fisik ( Egan dikutip Kozier dan Erb,
1983 ), yaitu :
1. Berhadapan  “ saya siap membantu
mengatasi masalah anda “
2. Mempertahankan kontak mata
Kontak mata pada level yang sama berarti
menghargai klien & menyatakan keinginan
untuk tetap berkomunikasi
3. Membungkuk ke arah klien
Menunjukkan kepedulian & keinginan
perawat untuk mengatakan atau mendengar
sesuatu yang dialami klien
4. Mempertahankan sikap terbuka
Tidak melipat kaki atau tangan
menunjukkan keterbukaan untuk
berkomunikasi. Sikap terbuka perawat ini
meningkatkan kepercayaan klien kepada
perawat atau petugas kes. lainnya.
5. Tetap relaks
Tetap dapat mengontrol keseimbangan
antara ketegangan & relaksasi dalam
memberi respon terhadap klien. Sikap
ini sangat bermanfaat bila klien dalam
kondisi stress atau emosi yang labil
dalam merespon kondisi sakitnya
Kehadiran Diri Secara Psikologis

Kehadiran diri secara psikologis dibagi


dalam 2 dimensi (Stuart dan Sundeen)
yaitu :
1. Dimensi Respon
2. Dimensi Tindakan
1. DIMENSI RESPON
 Dimensirespon terdiri dari respon
perawat yang ikhlas, menghargai, empati
dan konkrit
 Dimensi
respon sangat penting pada awal
berhubungan dengan klien untuk
membina hubungan saling percaya dan
komunikasi yang terbuka
Respon ini harus terus dipertahankan sampai
pada akhir hubungan :
a. Keikhlasan
 Sikap ikhlas perawat dapat dinyatakan melalui
keterbukaan, kejujuran, ketulusan dan
berperan aktif dalam hubungan dengan klien
 Perawat berespon dengan tulus, tidak
berpura-pura, mengekspresikan perasaan yang
sebenarnya dan spontan
 Perawat bertindak sepenuh hatinya
sesuai dengan tanggungjawab dan
wewenangnya
Contah : “ Bu, saya suster…… yang dinas
pada shif ini, silahkan nanti pijit bel
atau memanggil kami bila ada yang
perlu kami bantu
b. Menghargai
 Perawat menerima klien apa adanya
 Sikap perawat harus tidak menghakimi,
tidak mengkritik, tidak mengejek dan tidak
menghina
 Rasa menghargai dapat dikomunikasikan
melalui : duduk diam bersama klien yang
menangis, minta maaf atas hal yang tidak
disukai klien dan menerima permintaan klien
untuk tidak menanyakan pengalaman
tertentu
 Sikapini secara psikologis dapat
menimbulkan perasaan nyaman dan
peningkatan harga diri bagi klien
contoh : kami percaya saudara mampu
melewati masa-masa seperti ini, kami
menghargai apapun yang menjadi pilihan
anda
c. Empati
 Empati merupakan kemampuan masuk dalam
kehidupan klien agar dapat merasakan pikiran
dan perasaannya
 Perawat memandang melalui pandangan klien,
merasakan melalui perasaan klien dan
kemudian mengidentifikasi masalah klien
serta membantu klien mengatasi masalah
tersebut
d. Konkrit
o Perawat menggunakan istilah yang khusus
dan jelas, bukan yang abstrak. Hal ini perlu
untuk menghindarkan keraguan dan
ketidakjelasan selama komunikasi.
Sikap ini mempunyai tiga kegunaan, yaitu :
1. Mempertahankan respon perawat
terhadap perasaan klien
2. Memberi penjelasan yang akurat oleh
perawat
3. Mendorong klien memikirkan masalah
yang spesifik
contoh : Dapatkah anda menunjukkan
bagian tubuh mana yang anda rasakan
nyeri ?
2. DIMENSI TINDAKAN
Tindakan yang dilaksanakan harus dalam
konteks kehangatan dan pengertian. Perawat
senior sering segera masuk dimensi tindakan
tanpa membina hubungan yang adekuat sesuai
dengan dimensi respon. Dimensi respon
membawa klien pada tingkat penilikan diri
yang tinggi dan kemudian dilanjutkan dengan
dimensi tindakan
Dimensi tindakan terdiri dari konfrontasi,
kesegeraan, keterbukaan, emotional chatarsis
dan bermain peran (Stuart dan Sundeen,1987)
A. Konfrontasi
Merupakan ekspresi perasaan perawat
tentang perilaku klien yang tidak sesuai
3 kategori konfrontasi, yaitu :

Ketidaksesuaian antara konsep diri klien
(ekspresi klien ttg dirinya) dan ideal
diri klien (keinginan klien)
• Ketidaksesuaian antara ekspresi non
verbal dan perilaku klien
• Ketidaksesuaian antara pengalaman
klien dan pengalaman perawat
 Konfrontasi berguna untuk
meningkatkan kesadaran klien
terhadap kesesuaian perasaan, sikap,
kepercayaan dan perilaku
 Sebelum melakukan konfrontasi perawat
perlu mengkaji : tingkat hubungan saling
percaya, waktu yang tepat, tingkat
kecemasan klien & kekuatan koping klien
 Konfrontasisangat diperlukan pada klien
yang telah mempunyai kesadaran diri tetapi
perilakunya belum berubah
Contoh : katanya batuk anda akan sembuh
bila tidak merokok, kenapa sekarang anda
merokok?
B. Kesegeraan
Tindakan perawat untuk segera berespon
terhadap keluhan klien menimbulkan
perasaan tentang klien dan keluarganya. Hal
ini sangat penting terutama kepada klien &
keluarganya yang mudah panik terhadap
perubahan yang dialami klien
C. Keterbukaan
 Perawat harus terbuka dalam memberikan
informasi tentang dirinya, ideal diri,
perasaan, sikap dan nilai yang dianutnya
 Perasaan membuka diri ttg pengalaman
yang berguna untuk terapi klien
 Melalui penelitian ditemukan bahwa
peningkatan keterbukaan antara perawat-
klien dapat menurunkan tingkat kecemasan
perawat-klien
D. Emotional Chatarsis
 Emotional chatarsis terjadi jika klien
diminta bicara tentang hal yang sangat
mengganggu dirinya
 Ketakutan, perasaan, dan pengalaman dibuka
dan menjadi topik diskusi antara perawat-
klien
 Jika klien mengalami kesukaran
mengekspresikan perasaannya, perawat
dapat membantu dgn mengekspresikan
perasaannya jika berada pada situasi klien
E. Bermain Peran
 Bermain peran adalah melakukan peran pada
situasi tertentu
 Berguna untuk meningkatkan kesadaran
dalam berhubungan dan kemampuan melihat
situasi dari pandangan orang lain
 Bermain peran menjembatani antara pikiran
serta perilaku dan klien akan merasa bebas
mempraktikkan perilaku baru pada
lingkungan yang aman

Anda mungkin juga menyukai