Anda di halaman 1dari 15

Kasus Sistem

Reproduksi
Kelompok 2:
• Andri Rivan KHGC 19050
• Alfina Liani KHGC 19048
• Dina Novaliana KHGC 19061
• Neng Ayu Yuliandri KHGC 19072
• Revita Fitria KHGC 19080
• Uniq Kania A KHGC 19089
Gangguan Pada Sistem Reproduksi
• Infeksi
• A. infeksi Klamidia
Chlamydia trachomatis, patogen bakteri yang paling umum
ditularkan melalui hubungan seksual. Wanita dan pria yang memiliki
pasangan seksual lebih dari satu merupakan kelompok berisiko tinggi.
Diantara infeksi klamidia adalah :
1. Gonore
2. Sifilis
• B. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome
Tranmisi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) suatu retrovirus, terjadi terutama
pertukaran cairan tubuh (darah, semen ). Depresi berat pada sistem imun seluler
menandai sindrom imnudefisiensi didapat (AIDS). Begitu HIV memasuki tubuh, serum
HIV menjadi positif dalam 10 minggu pertama pemaparan. Walaupun perubahan serum
secara total asimptomatik, perubahan ini disertai viremia, respons tipe influenza
terhadap infeksi HIV awal. Gejala meliputi demam, malaise, mialgia, mual, diare, nyeri
tenggorokan, ruam dan dapat menetap selama dua sampai tiga minggu. Hasil
laboratorium menunjukkan leukopenia, trombositopenia, anemia dan peningkatan laju
endap darah.
• Neoplasma
Neoplasia mengacu pada pertumbuhan jaringan baru, yang juga disebut
tumor. Sebagian besar jaringan tubuh mempunyai kemampuan untuk
mengalami perubahan neoplasti. Neoplasia benigna merupakan sel yang
tumbuh secara lambat, terorganisasi dengan baik, dan tidak menyerang
jaringan lain si sekitarnya. Neoplasia umumnya tidak mengancam jiwa
penderita.
Neoplasia maligna, yang dengan istilah kanker, merupakan sel yang tumbuh
dengan sangat cepat, tidak terorganisasi, dan sering kali menyerang jaringan
lain dan sekitarnya.
Gangguan Neoplasma diantaranya :
1. Neoplasma Serviks
Perubahan pada sel serviks biasa terjadi, disertai dengan beragam karakteristik
histologis. Sel–sel pada taut skuamokolumnar, yang juga disebut zona transformasi,
sering kali mengalami perbaikan. Pada proses ini, sel kolumnar (endoserviks) berubah
menjadi sel epitel skuamosa (ektoserviks) di bawah pengaruh aktivitas hormon
gonadotropin. Perubahan neoplasti pertama kali terjadi pada taut skuamokolumnar.
Kanker serviks terutama dialami oleh wanita dewasa muda dan dewasa pertengahan.
2. Neoplasma Ovarium Jinak
Sekitar 75% massa di ovarium bersifat jinak (benigna). Neoplasia ovarium jinak
yang umum dialami oleh wanita berusia 20–40 tahun dapat berupa kista ovarium
fungsional, kistadenoma, kista teratoma, fibroma, endometrioma (kista coklat), dan
kehamilan tuboovarium (kehamilan ektopik).
Lanjutan….
Setengah dari massa tersebut adalah kista fungsional kecuali
ukurannya cukup besar, massa pada ovarium biasanya tidak
menimbulkan gejala dan sering kali ditemukan secara tidak
sengaja pada saat pemeriksaan. Jika terdapat gejala-gejala
berupa rasa tidak nyaman sakit di abdomen bawah, dan rasa
penuh, tertekan, dispareuna, atau ketidaknyamanan saat
menstruasi atau defekasi. Kehamilan tuboovarium
menyebabkan nyeri akut sebelum dan selama ruptur.
3. Kanker ovarium
Faktor risiko kanker ovarium adalah sebagai berikut: Diet tinggi lemak
(risiko ganda). Merokok, meminum alkohol. Polutan lingkungan.
Riwayat dua orang dalam satu tingkat silsilah keluarga mengalami
kanker payudara atau kanker ovarium (risiko 50%). Riwayat pribadi
menderita kanker kolon, payudara, atau endometrium.
4. Mioma Uteri
• Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan
leiomioma, fibriomioma atau fibroid (Prawirohardjo Sarwono, 2009).
• Faktor risiko kanker endometrium terdiri atas :
Ketidakseimbangan hormon (estrogen yang tidak diimbangi).
Obesitas. Infertilitas dan nulliparitas. Awitan menopause
lambat. Hipertensi.
Etiologi

1. Walaupun mioma uteri terjadi banyak tanpa penyebab, namun dari hasil
penelitian Miller dan Lipschultz yang megutarakan bahwa terjadi mioma
uteri tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada “Cell Nest”
yang selanjutnya dapat dirangsang, terus menerus oleh estrogen
2. Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sell nest” oleh estrogen, faktor: Tak
pernah dijumpai sebelum menstruasi, Atropi setelah menopause, Cepat
membesar saat hamil, Sebagian besar masa reproduktif
Patofisiologi
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibanding
miometrium normal. Teori “Cell Nest” atau teori “Genitoblat” membuktikan
dengan pemberian estrogen ternyata menimbulkan tumor fibromatosa yang
berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang
tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering
ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan
sekunder pada mioma uteri sebagian besar bersifat degeneratif karena
berkurangnya aliran darah ke mioma uteri. Menurut letaknya mioma terdiri
dari mioma submukosum, intramuskular dan subserosum.
4. KLIMAKTERIUM DAN PASCAKLIMATERIUM
Klimakterium mengacu pada periode kehidupan seorang wanita saat ia berpindah
dari tahap reproduktif ke tahap tidak reproduktif, disertai regresi fungsi ovarium.
Gejala Klimakterium
1. Ketidakstabilan Vasomotor
2. Gangguan emosi
3. Atrofi genetalia dan perubahan seksualitas
5. GANGGUAN HAID DAN ENDOMETRIOSIS
a. Gangguan Haid
1. kelainan siklus
• Amenore Amonore (tidak ada haid) bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala.
• Oligomenore Haid jarang, siklus panjang. Oligomenore terjadi kalau siklus lebih dari 35 hari.
• Polimenore/metrorragi Haid sering datang, jadi siklusnya pendek, kurang dari 25 hari.
2. kelainan jumlah aliran darah
• Hipermenore/menoragia
• Hipomenore
• dismenore
• Pseudoamenore (kriptomenore
• Menstruasi praekoks
• Polisistik ovaries
b. Gangguan Edmotriosis
- Endometriosis adalah kasus jaringan endometrium (lapisan dinding Rahim) yang
tumbuh di luar rahim (implant endometrium).
- Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik
- Gelaja edmotriosis meluputi :
a. nyeri
b. disparaunia
c. menoragi
d. infestilitas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai