Pengkajian adalah tahap pertama dalam proses keperawatan. Tahap ini merupakan tahap
yang penting dalam proses keperawatan karena tahap-tahap selanjutnya dalam proses
keperawatan tidak akan dapat berjalan dengan baik jika tahap pengkajian tidak dilakukan
dengan baik. Pada tahap ini perawat menggunakan kemampuan verbal ataupun nonverbal
dalam mengumpulkan data klien. Dalam pengkajian, perawat dituntut untuk mampu
melakukan komunikasi dengan baik verbal dan melakukan pengamatan terhadap perilaku
nonverbal serta menginterpretasikan hasil pengamatan dalam bentuk masalah. Keterampilan komunikasi perawat tahap pengkajian akan sangat
menentukan kelengkapan data yang diperolehnya dan akan
menentukan proses selanjutnya.
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Setiap Tahap Proses
Keperawatan
Adapun bentuk-bentuk komunikasi yang dapat digunakan perawat pada tahap pengkajian dari proses keperawatan ini adalah wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi,
serta pengumpulan data melalui catatan medik/rekam medik dan dokumen lain yang relevan.
Wawancara/interview
Pada tahap proses keperawatan ini komunikasi dilakukan untuk mengklarifikasi data dan
mendiskusikan dengan klien. Masalah atau diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan
dikomunikasikan/disampaikan kepada klien agar dia kooperatif dan berusaha bekerja sama
dengan perawat untuk mengatasi masalahnya dan juga kepada perawat lain secara
langsung dan tulisan untuk dokumentasi. Teknik yang dilakukan pada tahap diagnosis Contoh komunikasi pada fase kerja:
keperawatan adalah teknik memberikan informasi (informing). “Berdasarkan data yang saya peroleh melalui pemeriksaan fisik dan informasi
dari ibu terkait dengan keluhan yang menyebabkan ibu masuk rumah sakit,
Beberapa contoh diagnosis keperawatan terkait dengan gangguan nutrisi sebagai saya menyimpulkan bahwa ibu mengalami gangguan nutrisi karena ada
berikut. masalah pada proses digesti. Lambung ibu bermasalah, terkait dengan
masalah pada lambung ibu, saya akan berkolaborasi dengan dokter untuk
Nutrisi tidak adekuat (kurang) sehubungan dengan gangguan proses digesti.
pengobatan dan tindakan selanjutnya.”
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan gangguan metabolisme.
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Setiap Tahap Proses
Keperawatan
KOMUNIKASI PADA TAHAP PERENCANAAN
Pada tahap ini, tugas perawat adalah merumuskan tujuan keperawatan dan menetapkan Contoh komunikasi pada fase kerja:
kriteria keberhasilan, merencanakan asuhan keperawatan, dan tindakan kolaboratif yang “Berdasarkan masalah keperawatan yang telah kita tetapkan bersama,
akan dilakukan. Komunikasi yang penting dilakukan perawat pada fase ini adalah selanjutnya saya kolaborasikan dengan dokter terkait dengan masalah
mendiskusikan kembali rencana yang sudah disusun perawat dan bersama klien tersebut, saya sampaikan bahwa salah satu tindakan yang akan dilakukan
menentukan kriteria keberhasilan yang akan dicapai. Dalam fase ini, keterlibatan keluarga pada ibu adalah pemasangan infus. Tujuan pemasangan infus ini adalah untuk
juga penting kaitannya dengan peran serta keluarga dalam perawatan klien. Rencana memenuhi kebutuhan nutrisi ibu. Untuk saat ini, lambung ibu harus
asuhan keperawatan selanjutnya ditulis atau didokumentasikan dalam status klien sebagai diistirahatkan dulu untuk pemeriksaan selanjutnya. Pemasangan infus ini
bentuk tanggung jawab profesional dan memudahkan komunikasi antartim kesehatan sifatnya sementara; jika ibu tidak mual atau muntah lagi, maka akan kami
untuk asuhan keperawatan yang berkesinambungan. lepaskan.”
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Setiap Tahap Proses
Keperawatan
Pada tahap ini, berkomunikasi atau diskusi dengan para profesional kesehatan lain
adalah penting dalam rangka untuk memberikan penanganan yang adekuat
kepada klien. Pada tahap ini, perawat sangat efektif berkomunikasi dengan pasien
karena perawat akan menggunakan seluruh kemampuan dalam komunikasi pada
saat menjelaskan tindakan tertentu, memberikan pendidikan kesehatan,
memberikan konseling, menguatkan sistem pendukung, membantu meningkatkan
kemampuan koping, dan sebagainya. Perawat menggunakan verbal ataupun
nonverbal selama melakukan tindakan keperawatan untuk mengetahui respons
pasien secara langsung (yang diucapkan) ataupun yang tidak diucapkan. Semua
aktivitas keperawatan/ tindakan harus didokumentasikan secara tertulis untuk
dikomunikasikan kepada tim kesehatan lain, mengidentifikasi rencana tindak lanjut,
dan aspek legal dalam asuhan keperawatan.
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Setiap Tahap Proses
Keperawatan
Teknik komunikasi terapeutik yang digunakan pada fase ini adalah memberikan
informasi (informing) dan mungkin berbagi persepsi.
Contoh komunikasi pada fase kerja: “Tadi sudah saya sampaikan bahwa salah satu
tindakan yang akan saya lakukan adalah memasang infus. Tujuan pemasangan infus
adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu. Saat pemasangan, ibu akan merasa sakit
sedikit waktu jarum infus dimasukkan ke pembuluh darah. Apakah ibu sudah siap?”