Anda di halaman 1dari 11

ILMU KOMUNIKASI SEBAGAI BAGIAN SISTEM

INFORMASI SBAR
KELOMPOK 1
AGI ZAHRA DEVI RAMADANTI M. NUKHIN TOMY SUDRAJAT
ALFINA EKA DIMAS FIRMANSYAH M. RAFI ZAKARIA WILLDAN
AMELIA NURUL FANNESA NURUL TASPINAH
AMELIYAWATI IBNU SIDDIQ TEGUH
FRADIANSAH
AYU SINTA INDY PUSPITASARI TEGUH SUTARSO
CINDY SAFITRI KOMALA SARI TRI MAHARANI
PENGERTIAN ILMU KOMUNIKASI
Menurut Edward Depari Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan
yang disampaikanmelalui lambang tertentu, mengandung arti dilakukan oleh penyampai pesan
ditujukan kepada penerima pesan.
Sedangkan menurut Harold dan CYRIL o‟Donell, dalam buku Komunikasi Keperawatan,
karangan Musliha dan Fatmawati, mengemukakan bahwa pengertian komunikasi adalah
pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas percaya atau tidak. Tetapi informasi
yang ditransfer tentulah harus dimengerti oleh penerima. (Musliha dan Fatmawati, 2010:1)
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-
kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus tidak
hanya memerlukan transmisi data, tetapi bahwa tergantung pada ketrampilan-ketrampilan
tertentu untuk membuat sukses pertukaran informasi (Handoko Hani, 1986:272)
TUJUAN KOMUNIKASI
Adapun tujuan komunikasi antara lain (Musliha & Fatmawati 2010:5-10 ):
1. Mampu memahami perilaku orang lain
2. Menggali perilaku bila setuju dan tidak setuju
3. Memahami perlunya memberi pujian
4. Menciptakan hubungan personal yang baik
5. Memperoleh informasi tentang situasi atau sikap tertentu
6. Untuk menentukan suatu kesanggupan
7. Untuk meneliti pola kesehatan
8. Mendorong untuk bertindak
9. Memberi nasehat
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI
Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi yang
berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem Informasi mempunyai
komponen- komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia,
produk, pelanggan, supplier, dan rekanan. (Eko,I. 2001).
 Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi.
 Manfaat adanya sistem informasi dalam suatu instansi yaitu:
1. Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan suatu keputusan.
2. Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian.
3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI SBAR
(SITUATION, BACKGROUND,ASSESMENT,
RECOMMENDATION)
SBAR menurut Standart Nasional Akreditasi RS Indonesia (SNARS) tahun 2017 adalah
kerangka komunikasi efektif yang digunakan dirumah sakit untuk mengkomunikasikan
informasi penting yang membutuhkan perhatian segera yang dapat meningkatkan keselamatan
pasien. SBAR juga dapat digunakan untuk meningkatkan serah terima atau antara staf di daerah
klinis yang sama atau berbeda.
SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan
lainnya. SBAR merupakan strategi dalam menyampaikan kondisi pasien yang telah terbukti
dapat mengurangi kesalahan. SBAR adalah bentuk komunikasi terstruktur yang diadaptasi dari
penerbangan dan industri andal lainnya untuk menggambarkan situasi atau kondisi pasien
kepada tim yang lain. SBAR juga dapat meningkatkan keselamatan pasien dengan mendorong
penggunaan komunikasi yang jelas dan terfokus dalam kondisi kritis (Compton, 2016).
PROSEDUR PELAKSANAAN KOMUNIKASI
DENGAN SBAR
Langkah-langkah pelaksanaan komunikasi efektif dengan metode SBAR menurut Perry, dkk
(2020) yaitu:
1. Mengidentifikasi tujuan menghubungi kolega (misalnya, melaporkan hasil pemeriksaan
laboratorium, status pengobatan intravena (IV), insiden jatuh, dan perubahan kondisi klinis
pasien).
2. Menilai faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan orang lain (lingkungan,
waktu, kepercayaan dan nilai budaya yang dianut, pengalaman sebelumnya).
3. Perhatikan bahasa nonverbal yang dapat mempengaruhi komunikasi dengan orang lain dan
jangan menghakimi.
4. Persiapakan lingkungan fisik, pergi ketempat yang sunyi, tenang, mengurangi gangguan
seperti suara dari luar.
5. Perhatikan perbedaan hierarki antara anggota tim perawatan kesehatan dengan pasien yang
sebagai penghalang komunikasi dan kolaborasi yang efektif.
6. Perkenalkan diri dan tujuan dari tindakan.
7. Perhatikan bahasa tubuh dan intonasi suara, tidak menyilangkan kedua tangan pada dada, pertahankan kontak mata.
8. Gunakan keterampilan berkomunikasi yaitu ajukan pertanyaan terbuka, jangan berasumsi, jangan menganggu,
jangan menyalahkan satu sama lain, berikan umpan balik, aktif mendengarkan dan klarifikasi pesan yang
dismapaikan bila perlu.
9. Menggunakan metode komunikasi yang tertulis di tempat kerja seperti komunikasi dengan metode SBAR untuk
menyampaikan kondisi pasien kepada teman sejawat.
10. Kerangka SBAR dalam timbang terima atau handover yaitu: S (Situation): nama pasien, usia, jenis kelamin, keluhan
utama, kondisi saat ini. B (Background): riwayat alergi, status kode darurat (tidak di resusitasi), riwayat penyakit dan
operasi, berkebutuhan khusus (buta, tuli, dan amputasi), dan riwayat imunisasi. A (Assessment): nilai dan amati
kondisi yang terjadi saat ini, perhatikan adanya perubahan kondisi, termasuk informasi yang disampaikan oleh
pasien, keluarga, care giver dan tim penyedia layanan, pemeriksaan laboratorium, diagnosa medis, termasuk terapi
atau pengobatan yang sudah diberikan dan hasil yang diharapkan (perubahan obat, menggunakan oksigen), berikan
pendidikan kesehatan tentang rencana pengobatan kepada pasien atau keluarga, evaluasi respon pasien dan hasil
yang ditemui. R (Recommendation): jelaskan prioritas masalah kepada perawat jaga selanjutnya, termasuk rujukan,
instruksi keperawatan dan tindakan keperawatan utama.
11. 11. Mengkaji perkembangan pasien dan melaporkannya setiap pergantian shift.
PROSEDUR PELAKSANAAN KOMUNIKASI SBAR
DALAM LAYANAN KESEHATAN MENURUT SIMAMORA
(2018)
1. Situation/Situasi Situasi membahas tentang kondisi pasien saat ini seperti, bagaimana situasi
pasien saat ini? Mengapa perawat menghubungi dokter? Apa yang sedang terjadi kepada
pasien saat ini?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijelaskan dengan kalimat yang singkat
sesuai dengan situasi yang sebenarnya terjadi sehingga dokter mendapatkan gambaran situasi
pasien saat ini.
2. Background/Latar belakang Background berisi tentang riwayat kesehatan yang dialami oleh
pasien seperti riwayat alergi, obat-obatan dan cairan infuse yang diberikan, jelaskan hasil
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan yang mendukung kondisi pasien, informasi
klinik yang mendukung, tanda vital pasien. Secara umum latar belakang membahas tentang
apa yang melatarbelakangi kondisi pasien? Apa saja tanda-tanda vital dan riwayat penyakit
pasien? Jelaskan bagaimana kondisi situasi yang akan datang? Keadaaan apa yang mengarah
pada kondisi tersebut?
3. Assessment/ Penilaian Penilaian berbicara tentang kesimpulan dari analisa terhadap
gambaran situasi pasien. Secara umum pada penilaian, menjelaskan tentang pertanyaan apa
penilaian anda terhadap kondisi tersebut? apa masalah yang terjadi kepada pasien
berdasarkan penilaian masalah tersebut?
4. Recommendation/ Rekomendasi Rekomendasi membahas tentang tindakan yang harus
dilakukan selanjutnya terkait kondisi yang terjadi pada pasien seperti: mengusulkan dokter
untuk mengunjungi pasien, menghubungi dokter tentang apa yang harus dilakukan
selanjutnya. Secara umum rekomendasi menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki masalah yang terjadi pada pasien? Tindakan apa yang harus dilakukan atau
diusulkan? Fase interaksi (perawat shift sebelumnya dengan perawat shift selanjutnya
bersama pasien dengan keluarga)
PENERAPAN KOMUNIKASI SBAR
1. Operan
Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan
kondisi pasien. Tujuan dilakukan operan adalah untuk menyampaikan kondisi pasien, menyampaikan
asuhan keperawatan yang belum dilaksanakan, menyampaikan hal yang harus ditindaklanjuti, menyusun
rencana kerja. Untuk mencapai tujuan harus diterapkan komunikasi efektif seperti SBAR.
2. Pelaporan
Kondisi Pasien Pelaporan Kondisi Pasien dilakukan oleh perawat kepada tenaga medis lain termasuk
dokter. Hal ini bertujuan untuk melaporkan setiap kondisi pasien kepada dokter sehingga dokter dapat
memberikan tindakan yang sesuai dengan kondisi pasien. Pelaporan kondisi pasien yang efektif dapat
meningkatkan keselamatan pasien (Davey, 2015) Faktor yang dapat mempengaruhi pelaporan kondisi
pasien adalah komunikasi. Komunikasi yang tidak efektif antara perawat dan dokter dapat mempengaruhi
keselamatan pasien. Berbagai jurnal yang telah diteliti dihasilkan komunikasi efektif seperti SBAR dapat
meningkatkan komunikasi antara perawat-dokter sehingga angka keselamatan pasien meningkat. (Sukesih,
2015)
3. Transfer
Pasien Transfer pasien adalah perpindahan pasien dari satu ruangan ke ruangan lain dan dari satu rumah
sakit ke rumah sakit lain untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Transfer pasien dibagi menjadi
transfer pasien internal dan external. Transfer pasien internal adalah transfer antar ruangan didalam rumah
sakit dan transfer pasien external adalah transfer antar rumah sakit. Transfer pasien dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan terkait prosedur transfer. Kemampuan dan
pengetahuan tenaga kesehatan yang harus dimiliki adalah memahami proses pra transfer, peralatan transfer,
dan komunikasi saat transfer pasien. Komunikasi yang efektif diperlukan untuk proses pelayanan
kesehatan. Salah satu proses pelayanan kesehatan adalah transfer pasien (Prakoso, 2016).
Komunikasi SBAR merupakan salah satu komunikasi efektif yang dapat meningkatkan keselamatan
pasien. Masalah komunikasi SBAR saat proses transfer berpotensi untuk mengalami masalah dan dapat
berdampak pada pasien. Masalah yang dialami seperti tidak lengkapnya laporan transfer pasien dan kurang
efektif komunikasi pelaporan informasi kondisi pasien saat transfer. Masalah yang sering terjadi seperti
komunikasi yang gagal akibat kurangnya interaksi secara langsung dan dokumentasi yang kurang jelas.
Masalah yang terjadi saat transfer pasien dapat berdampak pada keselamatan pasien maka perlu
diperhatikan mekanisme transfer pasien (Landua, 2014)

Anda mungkin juga menyukai