Anda di halaman 1dari 3

INTERPERSONAL APPROACH

DISUSUN OLEH

Kelompok 1

1. Siska Cahyati Ftimah (A.18.10.057)


2. Samsidar (A.18.10.054)
3. Wiwi Oktaviani (A.18.10.064)
4. Aswar Yanto (A.18.10.035)
5. Sahratul Aeni (A.18.10.060)
6. Nurfadillah (A.18.10.047)
7. Musdalifah Nasrum (A.18.10.042)
8. Uswatun Hasanah (A.18.10.063)

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2019/2020
PENGERTIAN PERAWATAN PALIATIF

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan


kualitas hidup pasien ( anak- anak dan dewasa) dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan dari rasa sakit
melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta
masalah lainya, baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual (World Health
Organization, 2016).

Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan pada pasien yang dengan
penyakit yang dapat membatasi hidup mereka atau penyakit terminal dimana penyakit
ini sudah tidak dapat lagi merespon terhadap pengobatan yang dapat memperpanjang
hidup (Robert, 2003).

MODEL KOMUNIKASI DALAM PERAWATAN PALIATIF


Memahami keinginan pasien disaat menjelang akhir hayat akan mencegah
petugas kesehatan melakukan intervensi yang tidak diinginkan dan sekaligus
merupakan upaya menghargai harkat dan martabat serta otonomi pasien. Akibat
proses interaksi antara petugas kesehatan-pasien merupakan hal dinamis sehingga hal
ini mendorong para ilmuwan untuk melakukan riset mengenai upaya pengembangan
model komunikasi yang tepat seperti bagaimana model pesan yang disampaikan
dapat mempengaruhi keyakinan pasien mengenai kesehatan serta perilakunya.
Berikut beberapa model komunikasi yang dapat diterapkan dalam perawatan paliatif
terutama pada kondisi menjelang akhir hayat (Candrian, 2015).

AN INTERPERSONAL APPROACH

Komunikasi model interpersonal menitik beratkan pada pentingnya perspektif


mengenai dimensi perawatan yang terkoordinasi pada kondisi menjelang akhir hayat.
Namun, model ini mendapat kritikan sebagaimana dipahami bahwa komunikasi
merupakan proses transmisi ide dari pasien sebagai sender ke petugas kesehatan
sebagai receiver, atau secara sederhana dipahami sebagai proses pertukaran pesan
atau informasi, atau dimana seseorang menyampaikan sedangkan yang lainnya
mendengarkan. Sayangnya, pemahaman yang spesifik mengenai model ini kadang
menyebabkan ketidak mampuan para petugas kesehatan melakukan mediasi, pada
kondisi plural atau majemuk dan interdependensi.

Sangat penting adanya untuk meningkatkan wawasan melalui interaksi yang


produktif dan sensitive antara petugas kesehatan dan pasien. Memberikan kesempatan
untuk memilih merupakan hal yang sangat produktif dalam interaksi secara
interpersonal, yang mana hal tersebut memberikan perhatian khusus terhadap celah
atau kesenjangan dalam pola komunikasi saat ini. Ruang dan kesenjangan tersbut
akan menarik perhatian kita dalam memahami bagaimana pengalaman tentang hidup
dan kematian itu terbentuk menjadi sangat penting,bagaimana pergeseran perhatian
kita terhadap kesenjangan yang ada menjadi jalan untuk memahami bagaimana
pemahaman itu terbentuk dan dikomunikasikan selama berinteraksi. Sehingga
wawasan kita akan meningkat melalui interaksi kita ditatanan klinis, serta ide tentang
kehidupan dan kematian akan menjadi suatu pemahaman hingga akhirnya kita
memahami mengapa hal tersebut harus dipahami.

Anda mungkin juga menyukai