PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tingkat bahaya yang cukup tinggi, TBC masih menjadi perhatian serius
badan kesehatan dunia (WHO) hal ini disebabkan oleh tingkat penularan
ini semakin diperburuk oleh gizi anak yang tdak memenuhi standar,
ini dapat juga menyebar kebagian tubuh lain seperti meningen, ginjal,
penyakit tuberkolosis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep medis penyakit Tuberkulosis?
2. Bagaimana konsep keperawatan pada anak dengan penyakit
Tuberkulosis?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep medis penyakit Tuberkulosis
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep keperawatan pada anak
BAB II
PEMBAHASAN
I. Konsep Medis
Tuberkulosis menjadi penyakit yang sangat diperhitungkan dalam
2
Diperkirakan sepertiga populasi dunia terinfeksi Micobakterium Tuberkulosis.
Dari seluruh kasus 11% nya dialami oleh anak-anak dibawah 15 tahun.
Penyakit tuberkulosis pada anak merupakan penyakit yang sistemik, yang
dapat bermanifestasi paa berbagai organ, terutama paru. Sifat sistemik ini
pembentukan substansi mirip kasein), fibrosis, dan kavitasi. Penyakit ini dapat
juga menyebar kebagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus
imunisasi BCG pada anak dan pengobatan sumber infeksi, yaitu penderita TB
dewasa. Disamping itu dengan adanya penyakit karena HIV maka perhatian pada
3
penyakit TB harus lebih ditingkitakan. Anak biasanya tertular TB, atau juga
disebut mendapat infeksi primer TB, akan membentuk imunitas sehingga uji
tuberkulin akan mendapat positif, tidak semua anak yang terinfeksi TB primer ini
B. Etiologi
ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 0,3-0,6 µm. Sebagian besar kuman berupa
lemak/lipit, sehingga kuman tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia
atau fisik, meskipun memiliki ketahanan terhadap asam, bakteri TBC cepat mati
jika terpapar sinar matahari langsung. Akan tetapi, bila berada di dalam tempat
yang lembab dan gelap, bakteri ini mampu bertahan hidup selama berberapa jam.
Ketika berada di dalam tubuh manusia, kuman ini dapat tertidur lama (dorman)
selama beberapa tahun. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang menyukai
daerah dengan banyak oksigen, dan daerah yang memiliki kandungan oksigen
tinggi yaitu apikal/apeks paru. Daerah ini menjadi predileksi pada penyakit
4
dahak halus, yang berukuran dari 5 micron dan akan melayang-layang di udara.
trakea dan bronkus, droplet nuclei akan segera dikeluarkan oleh gerakan cilia
selaput lendir saluran pernapasan ini. Namun, bilamana berhasil masuk sampai ke
dalam alveolus ataupun menempel pada mucosa bronkeolus, droplet nuclei akan
biak setempat. Oleh karena itu infeksi TB berhasil. (US PHS, 1991; CROFTON et
al, 1992).
tama ialah jumlah basil dan virulensinya. Dapatlah dimengerti bahwa makin
banyak dahak basil di dalam dahak seorang penderita, makin besarlah bahaya
Dengan demikian, para penderita dengan dahak yang sudah positif pada
pemeriksaan langsung dengan mikroskop (untuk minimal harus ada 100.000 basil
dalam 1 ml sputum) akan jauh lebih berbahaya dengan mereka yang baru positif
pada perbenihan, yang jumlah basilnya di dalam dahak jauh lebih sedikit (minimal
Cara batuk memegang peranan penting. Jika batuk ditahan, hanya akan
mengeluarkan sedikit basil, apalagi kalau pada saat batuk penderita menutup
5
Faktor lain ialah cahaya matahari, kemungkinan penularan dibawah terik
matahari sangat kecil. Dan diketahui bahwa ventilasi yang baik, dengan adanya
penukaran udara dari dalam rumah dengan udara segar yang ada diluar, dapat juga
C. Manifestasi Klinik
Gejala klinis yang terjadi tergantung pada jenis organ yang terinfeksi
kuman ini. Infeksi paru-paru (tuberkulosis paru) akan menimbulkan gejala batuk-
sering penderita tidak menunjukkan gejala klinis atau keluhan yang nyata selama
bertahun-tahun (asimtomasis).
Gejala umum TBC atau tanda dan gejala sistemik adalah anoreksi dan
penurunan berat badan, tubuh terasa lelah, berkeringat di malam hari dan lesuh,
deman dan sering kedinginan. Pada TBC kulit, kelainan berupa unkus atau papun
yang dijumpai pada bayi atau penderita berusia lanjut yang daya tahan tubuhnya
rendah.
Gejala TBC yang tampak pada anak-anak yaitu berat badan turun selama
tiga bulan berturut turut tanpa sebab yang jelas, berat badan anak tidak bertambah
(anak kecil/kurus terus), tidak ada nafsu makan, demam lama dan berulang,
6
muncul benjolan di daerah leher, ketiak, dan lipat paha, batuk lama lebih dari dua
bulan dan nyeri dada, diare berulang yang tidak sembuh dengan pengoatan diare
biasa.
Nyeri dada
Batuk yang menghasilkan sputum mukopurolen
Bunyi dedas kripitasi, bunyi napas bronkial, bunyi menciut, dan
D. Patofisiologi
Seseorang yang dicurigai menghirup basil Mycrobacterium tuberculosis
Penyebaran basil ini bisa juga melalui sistem limfe dan aliran darah kebagian
tubuh lain (ginjal, tulang, korteks serebri) dan area lain dari paru-paru (lobus
atas).
Sistem kekebalan tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi.
yang hidup dan yang sudah mati, dikelilingi oleh makrofag yang membentuk
7
dinding Granuloma berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian
tengah dari massa tersebut disebut Ghon Tubercl. Materi yang terdiri atas
respon sistem imun yang yang tidak adekuat. Penyakit aktif dapat juga timbul
akibat infeksi ulang atau aktifnya kembali bakteri yang tidak aktif. Pada kasus
ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus dan basil terus
menjdai lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid
mengalami nekrosis serta jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan
E. Diagnostik keperawatan
Selama penyakit TB paru masih merupakan penyakit rakyat, selama
itupula penyakit ini akan sering dijumpai dalam klinik sehari-hari. Oleh sebab itu,
di negara-negara yang endemis TB, seperti Indonesia, sudah selayaknya bila kita
8
harus pertama-tama mencurigai TB bilamana seorang penderita mengemukakan
Fisik, Tes Tuberkulin, Foto Rontgen Paru, Pemeriksaan Bakteriologik, dan akhir-
F. Pengobatan
Penanganan meliputi terapi antituberkular denagn dosis orar
pasien yang menderita AIDS atau pasien yang responnya lambat. Setelah 2
sampai 4 minggu penyakit umunya tidak menular pasien bisa menjalani gaya
II.Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1. Biodata
berapapun, namun usia paling umum adalah anatara 1-4 tahun. Anak lebih
9
sering mengalami TB luar paru-paru (extrapulmonary) di banding TB
pada orang dewasa (disertai lubang atau kavitas pada paru-paru). Dari
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang sering muncul antara lain sebagai berikut:
a. Demam : subfebris, febris (40-41 ºC) hilang timbul.
b. Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, sebagai reaksi tubuh
setengah paru.
d. Nyeri dada : jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai
menurun, sakit kepala, nyeri otot, serta berkeringat pada malam tanpa
sebab.
f. Pada atelektasis terdapat gejala berupa : sianusis, sesak nafas, dan kolaps.
Bagian dada klien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung
terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto torak tampak bayangan hitam pada
10
g. Perlu ditanyakan pada siapa klien tinggal, karena biasanya penyakit ini
tuberkolosis. Tanda dan gejala paru dapat terlihat pada tahap selanjutnya
berupa:
a. Sistemik: akan ditemukan malaise, anoreksia, penurunan berat
fremisus mengeras
Pemeriksaan expansi pernafasan di temukan gerakan dada
asimetris.
Pada keadaan lanjut terjadi atropi, retraksi interkonstal, dan
fibrosis.
Bila mengenai pleura terjadi efusipleura (perkusi memberikan
suara pekat)
Bentuk dinding dada pistus karenatum
c. sistem pencernaan
Meningkatnya sputum pada saluran napas secara tidak
11
karenakan menurunnya ke inginan untuk makan di sertai dengan
C. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin timbul:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektik berhubungan dengan :
Sekresi yang kental, lengket dan berdarah
Lelah dan usaha batuk yang kurang
Edema trakea/laring
resiko :
Berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelectasis
Kerusakan membrane alveolar kapiler
Secret yang kental
Edema bronkial
D. Intervensi
Diagnosis Perencanaan
No keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Bersihan jalan Jalan nafas bersin mandiri Adanya
nafas tidak dan efektif setelah Kaji fungsi perubahan fungsi
efektik yang hari perawatan, respirassi misal respirasi dan
berhubungan dengan kriteria: suara nafas, pengunaan oto
dengan: Klien jumlah, irama dan tambahan
Sekret menyatakan kedalaman serta menandakan
kental, bahwa batuk penggunaan otot kondisi penyakit
viskous berkurang atau nafas tambahan. yang masih harus
atau hilang, tdk ada mendapat kan
mengandu sesak, dan Catat penanganan
ng darah. sekret kemampuna penuh.
12
Fattigue berkurang. untuk
Kemampu Suara nafas mengeluarkan
an batuk normal mukus atau Ketidak
kurang. (vesikular). batuk seecara mampuan
Edema Frekuensi efektif. mengeluarkan
trakea nafas, mukus menjadi
atau faring nafas 16-20 timbulnya
Ditandai dengan: x/menit Atur posisi tidur kongesti
Data subjektif: ( dewasa). high flowler. berlebihan pada
Suara Tidak ada Bantu klien saluran
nafas dispnea. untuk berlatih pernafasan.
abnormal batuk secara
efektif dan tarik Posisi semi atau
(ronchi/ral
nafas dalam. high plowler
es,
memberikan
wheezing)
kesempatan
;
paru-paru
Frekuesi
berkembang
nafas.
secara maksimal
X/menit
Bersihkan akibat diafragma
(> dari
sekresi dari turun kebawah.
normal
dalam muluk dan Batuk efektif
dengsn
trakea, suction mempermudah
irama
jika ekspektorasi
(regular
memungkinkan. mukus.
atau
iregular). Klien dalam
Dispnea.
kondisi sesak
Berikan minum cenderung untuk
kurang lebih bernafas melalui
2.500 ml/hari, muluk yang pada
anjurkan untuk akhirnya jika
diberikan dalam tidak
kondisi hangat ditindaklanjuti
jika tdk ada akan
kontrak mengakibatkan
indikasi. otomatitis.
Air digunakan
untukmengantika
n keseimbangan
13
cairan tubuh
akibat cairan
banyak keluar
melalui
pernafasan, air
hangat akan
mempermudah
mengencerkan
mukus melalui
proses konduksi
yang
mengakibatkan
arteri pada area
sekitar leher
bervasodilatasi
dan
mempermudah
cairan dalam
pembuluh darah
dapat diikat oleh
mukus atau
sekret.
Berfungsi
meningkatkan
kadar tekanan
persial oksigen
dan saturasi
oksigen dalam
darah.
Kalaborasi Berfungsi
Berikan untuk
oksigen mengence
udara rkan
insvirasi dahak
yang meningkat
lembap. kan atau
memperle
14
bar
saluran
udara.
meningkat
kan atau
Berikan
memperle
pengobatan atas
bar
indikasi:
saluran
Agen
udara.
mukolitik,
misal
asetilsistein
(mucomyst)
. memperte
Bronkodilat bal
or, misal dinding
leovilin, saluran
okstrivilin. udara
Kortikostero (brongkus
id ).
(rednison).
Misal
deksamytas
on
Berikan agen
anti infeksi, menurunn
misal: ya
o Obat primer: keaktifan
isoniaazid dari mikro
(INH), organisme
ethaambutol , sehingga
(EMB), dapat
rifampin menurunk
(RMP). an respon
o Pyrazinamid invlamasi
e (PZA), para- dan
amino salicilic ( nantinya
PAS),
15
streptomychin, berefek
monitor pada
pemeriksaan menurunn
laboratorium ya
(sputum). produksi
sekret.
16
klien menyataka respiratori. penyembuhan.
( makan< n protein Anjurkan
dari porsi darah/dala makanansek
yang di m rentang itit tapi
anjurkan ) normal. sering
; dengan
Adanya tinggi kalori
ppenuruna tinggi menemukan
n berat protein kebutuhan nutrisi
badan (TKTP) yang tepat bagi
(tidak Anjurkan klien.
selalu keluarga mengontrol
muncul untuk keeftifan tindakan
Penurunan membawa terutama dengan
albumin makanan kadar protein
pada dari rumah darah
pemeriksa terutama meningkatkan
an yang komposisi tubuh
laboratori disukai oleh akan kebutuhan
um darah klien dan vitamin dan nafsu
( albumine makan makan klien.
mia bersama
klien jika
tidak ada
kontraindika
si.
kalaborasi:
Ajukan
pada ahli
gizi untuk
menentukan
komposisi
diet.
Monitor
pemeriksaan
laboratoriu
m, misal
BUN,serum
17
protein,dan
albumin
Berikan
vitamin atas
indikasi.
18
lanjutan keluarga/or lain. klien.
Malnutrisi ang Identifikasi
Kurangny terdekat risiko yang
a yang lain,
pengetahu penyimpanan
tertular TB. misalnya
an untuk sputum pada
anggota
mencegah wadah yang
keluarga,te
paparan terdentifikasi
man dekat
dari inttruksikan
kuman kepada
patogen klien jika
batuk/bersin
ludahkan ke peningkata suhu
tissue menandakan
Anjurkan terjadinya infeksi
menggunak sekunder.
an tissue
penghentian
untuk
terapi
membuang
mengakibatkan
sputum
pengobatan
review
berulang dari
pentingnya
awal da
untuk
mengakibatkan
mengontrol
resistensi bakteri.
infeksi
misalnya makanan
penggunaan seimbang akan
masker. meningkatkan
Monitor
metabolisme
suhu sesuai
tubuh untuk
indikasi
proses
penyembuhan.
Anjurkan
untuk tidak
menghentik berfungsi untuk
an terapi menonaaktifkan,
mematikan
virulensi dari
bakteri
19
Berikan
makanan
seimbang
kalaborasi:
Berikan
sebagai data
agen anti
untuk melihat
infeksi,misa
efektifitas dari
l
Obat primer, terapi
isomiazid
( NH),etham
butol
(EMB),RIF
AMPIN
(RMP)
pyrazinamide
(PZA), para-
amino salicili
(PAS),strepto,y
cin
monitor
pemeriksaan
laboratorium
(sputum)
4. resiko gangguan harga diri klien Mandiri
harga diri yang dapat terjaga atau Kaji ulang mengetahui aspek
berhubungan tidak terjadi konsep diri klien diri negatif dan
dengan: gangguan harga Berikan apresiasi positif yang
Citra diri diri, dengan pada setiap memungkinkan
negatif kriteria: tindakan yang perawat
tentang Klien mengarah kepada menentukan
penyakit. mendemon peningkatan rencana perawat
Perasaan strasikan harga diri lanjutan.
mali untuk Jelaskan tentang
menunjuka kondisi klien pujian dan
n aspek Libatkan klien perhatian akan
dalam setiap meningkatkan
20
positif dari kegiatan. harga diri klien.
dirinya.
Klien
mampu pengetahuan
bergaul tentang kondisi
dengan diri akan menjadi
orang lain dasar bagi klien
tanpa untukmenentukan
merasa kebutuhan bagi
malu. dirinya.
pelibatkan akan
meningkatkan
mekanisme
koping klien
dalam menangani
masalah.
1. diagnosis pertama
Defisit Nutrisi
Defisit nutrisi merupakan asupan tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolism
a. Pengkajian
N SUBJEKTIF OBJEKTIF
O
1. (Tidak tersedia) Berat badan menurun
minimal 10% di bawah
rentang ideal
21
b. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi :bentuk dada dan gerakan pernapasan,serta batuk dan sputum.
b. Palpasi :
palpasi trakea yaitu adanya pergeseran trakea menunjukan
sakit
c. Diagnosis keperawatan
O
1. Do: Ketidak mampuan Defisit nutrisi
Cepat kenyang setelah
makan menelan makanan
Keram/nyeri pada
abdomen
Nafsu makan menurun
Ds:
Bising usus
hiperaktif
otot pengunyah
lemah
otot menelan lemah
Membrane mukosa
pucat
Sariawan
22
Serum albumin
turun
Rambut rontok
berlebihan
Diare
d. Intervensi keperawatan
Manajemen nutrisi
Definisi :
Mengidentifikasi dan mengelola asuhan nutrisi yang seimbang
Tindakan :
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan inteloransi makanan
Identifikasi makanan yang di sukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
Identikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
Monitor asuhan makan
Monitor berat badan
Monitor hasil laboratorium
Terapeutik
Edukasi
23
Kolaborasi
nutrient
e. Luaran
Berat badan
2. Diagnosis kedua
a. Pengkajian
N SUBJEKTIF OBJEKTIF
O
1. (Tidak tersedia) Batuk tidak efektif atau tidak
mampu batuk
Sputum berlebihan/
obstruksi dijalan nafas/ atau
meconium dijalan nafas
(pada neonatus)
Mengi,wheezing dan /atau
24
ronkhi kering
2. Dyspnea Gelisah
Sulit Bicara Sianosis
Ortopnea Bunyi nafas menurun
Frekuensi nafas berubah
Pola nafas berubah
b. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi :bentuk dada dan gerakan pernapasan,serta batuk dan
sputum.
b. Palpasi :
palpasi trakea yaitu adanya pergeseran trakea menunjukan
yang sakit
c. Diagnosis keperawatan
O
1. DO: Ketidak seimbangan Gangguan
Batuk tidak efektif
atau tidak mampu ventilasi-perfusi pertukaran gas
batuk
Sputum berlebihan/
25
obstruksi dijalan
nafas/ atau
meconium dijalan
nafas (pada
neonatus)
Mengi,wheezing
dan /atau ronkhi
kering
DX:
Gelisah
Sianosis
Bunyi nafas
menurun
Frekuensi nafas
berubah
Pola nafas berubah
d. Intervensi keperawatan
Latihan batuk efektif
Definisi :Melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara
Terapeutik
Edukasi
26
Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, di
tahan selama 2 detik kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
Anjurkan mngulangi Tarik nafas dalam himgga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik nafas dalam
yang ketiga
Kolaborasi
3. diagnoosa ke tiga
Gangguan pertukaran gas
Definisi : kelbihan atau kekurangan oksigenasi dana tau eliminasi
NO SUBJEKTIF OBJEKTIF
1. Dispenea 1.PCO2 meningkat/menurun
2.PO2 menurun
3.takikardia
4.pH arteri meningkat/menurun
5.bunyi nafas tambahan
2. 1.pusing 1.sianosis
2.penglihatan 2.diaforesis
kabur 3.gelisah
4.nafas cuping hidung
5.pola nafas apnormal
(cepat/lambat,regular/ireguler,dalam/dangkal)
6.warna kulit abnormal (mis.pucat,kebiruan)
7.kesadaran menurun
b. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi :bentuk dada dan gerakan pernapasan,serta batuk dan
sputum.
b. Palpasi :
palpasi trakea yaitu adanya pergeseran trakea menunjukan
27
Gerakan diding torax anterial/ekxkrusi pernafasan. tb paru
yang sakit
c. Diagnosis keperawatan
28
d. Intervensi keperawatan (SIKI)
Terapi oksegen
Definisi :
Memberikan tambahan oksigen untuk mencegah untuk mengatasi kondisi
diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen (mis,aksemetrik,analisa gas
Terapeutik
Edukasi
Kaloborasi
29
e. Luaran (SLKI)
Pertukaran gas
Anoreksia
30
Ketidakcukupan sumber keuangan
Kemungkinan dibuktikan oleh : berat badan dibawah 10% - 20% ideal untuk
bentuk tubuh dan berat.
Edema trakea/faringeal
Dyspnea
31
Diagnosa keperawatan : pertukaran gas,kerusakan,risiko tinggi terhadap
Secret kental,tebal
Edama bronkia
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dibawah 15 tahun.
ini dapat juga menyebar kebagian tubuh lain seperti meningen, ginjal,
B. Saran
33
Demikian penjelasan mengenai asuhan keperawatan tuberkolosis ,
Daftar Pustaka
Dr. Halim damsantoso, S. P. (2010). Buku Saku Ilmu penyakit paru. Jakarta: EGC.
Ideks. (2011). memahami berbagai macam penyakit (halaman 637). Jakarta Barat:
Permata putri media.
INNDEKS. (n.d.).
mahayu, p. (2016). Buku Lengkap Perawatan Bayi (halaman 150). Yogyakarta: Saufa
(ISO).
Prof. Dr. Soedakto, D. d. (2009). penyakit menular di indonesia. Jakarta: CV Sagung Selto
(170).
sumantri, i. (2009). Askep Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: salomba
medika.
34
35