OLEH :
KELOMPOK 3
A. Latar Belakang
Masalah Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang,
dengan bertindak secara sendiri- sendiri ataupun secara kolektif, untuk
membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
Tuberkulosis, MTB, atau TB (singkatan dari bacillus berbentuk
tuberkel) merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak
kasus bersifat mematikan. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika
seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran
ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya bersifat
asimtomatikdan laten. Hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati
urutan ke-3 sedunia dalam hal jumlah penderita tuberkulosis (TB).
Baru pada tahun ini turun ke peringkat ke-4 dan masuk dalam
milestone atau pencapaian kinerja 1 tahun Kementerian Kesehatan.
Laporan WHO pada tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun
ke posisi lima dengan jumlah penderita TBC sebesar 429 ribu orang. Lima
negara dengan jumlah terbesar kasus insiden pada tahun 2009 adalah
India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria dan Indonesia (sumber WHO Global
Tuberculosis Control 2010). Pada Global Report WHO 2010, didapat data
TB Indonesia, Total seluruh kasus TB tahun 2009 sebanyak 294731 kasus,
dimana 169213 adalah kasus TB baru BTA positif, 108616 adalah kasus
TB BTA negatif, 11215 adalah kasus TB Extra Paru, 3709 adalah kasus
TB Kambuh, dan 1978 adalah kasus pengobatan ulang diluar kasus
kambuh (retreatment, excl relaps).
Sementara itu, untuk keberhasilan pengobatan dari tahun 2003
sampai tahun 2008 (dalam %), tahun 2003 (87%), tahun 2004 (90%),
tahun 2005 sampai 2008 semuanya sama (91%).
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah penulis ingin memberikan
atau memperluas pengetahuan masyarakat tentang turbekulosis atau TBC,
sehingga masyarakat mengetahui tanda- tanda awal timbulnya penyakit
TBC dan mengetahui cara penanggulangan penyakit atau pengobatan
dengan menggunakan obat tradisional dan obat sintetik.
BAB II
LAPORAN TENTANG TBC
1. Penyakit tuberculosis
TB adalah singkatan dari “Tubercle Bacillus” atau tuberculosis ,
dulu disingkat TBC. Penyakit TB disebabkan oleh infeksi bakteri
mycobacteria, pada manusia terutama oleh Mycobacterium tuberculosis .
Bakteri Tuberculosis biasanya menyerang paru-paru (sebagai TB paru)
tetapi TB bisa juga menyerang system syaraf pusat. Penyakit TB adalah
penyakit yang umum dan sering kali mematikan. TB menular melalui
udara, ketika orang-orang yang memiliki penyakit TB batuk, bersin, atau
meludah.
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang menakutkan di
Indonesia.Bakteri Mycobacterium tuberculosis ini berbentuk batang yang
mengelompok atau di sebut berkoloni,termasuk bakteri aerob yang tidak
membentuk spora.Walaupun tidak mudah diwarnai,namun jika telah
diwarnai,bakteri ini tahan terhadap peluntur warna (dekolarisasi) asam
atau alcohol.Oleh karena itu dinamakan bakteri tahan asam (BTA) atau
basil tahan asam. Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch
pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri
tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru
kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP) (Naga,2012).
Gejala khusus
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru)
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai
sesak.
2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi
tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan
bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak)
dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya
adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-
kejang.
2. Status gizi
Kekurangan kalori,protein,vitamin,zat besi dan lain- lain akan
mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang,sehingga rentan terhadap
berbagai penyakit termasuk TB Paru.Keadaan ini merupakan faktor
penting yang berpengaruh di Negara miskin,baik pada orang dewasa
maupun anak-anak (Naga,2012).
3. Umur
Penyakit tuberculosis paru paling sering ditemukan pada usia
muda atau usia produktif,yaitu 15-50 tahun.Dewasa ini dengan
terjadinya transisi demografi,menyebabkan usia harapan hidup lansia
menjadi lebih tinggi.Pada usia lanjut,lebih dari 55 tahun system
imunolgis seseorang menurun,sehingga sangat rentan terhadap
berbagai penyakit,termasuk TB Paru (Naga,2012)
4. Jenis kelamin
Menurut WHO,kaum perempuan lebih rentan terhadap kematian
akibat serangan TB Paru dibandingkan akibat proses kehamilan dan
persalinan.Pada laki-laki panyakit ini lebih tinggi karena rokok dan
minuman alcohol dapat menurunkan system pertahanan
tubuh.Sehingga wajar jika perokok dan peminum beralkohol sering
disebut sebagai agen dari penyakit tuberculosis paru (Naga,2012).
Dexabut ol
INH (Isonicotinic acid hydrazide) (Junaidi,2012) Indikasi :
TBC,kombinasi dengan obat lain Dosis : Sehari 4-5 mg/kgBB
dibagi dalam 3-4 kali,maksimum 400 mg perhari. Kontraindikasi:
Penyakit hati karena obat Perhatian : Gejala hepatitis,gangguan
hati,epilepsy Efek samping: Neuritis perifer/optic,nekrosis
hepatotoksik,insomnia,kejang otot,konvulsi,gangguan ulu hati.
Nama dagang: Bacbuthinh,Erabutol plus,INH soho,INH-Ciba
I. Pengkajian
Tanggal klien masuk : 26 November 2006
Tangal pengkajian : 5 Desember 2006
Nama pasien : Tn “ W “
Umur : 37 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Bandar Jaya
DX. Medik : TB Paru
Penanggung jawab
Nama : Tn “R”
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 50 tahun
Status perkawinan : Sudah Menikah
Pendidikan : SD
Alamat : Bandar Jaya
Data pengkajian :
1. Keluhan utama pengkajian :
Batuk yang disertai Darah
2. Riwayat perjalan penyakit (PQRST) :
± 3 hari sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh batuk disertai
darah dengan frekuensi sering. Sputum yang dikeluarkan bercampur
darah dan buih.
3. Riwayat kesehatan dahulu :
± 2 Tahun yang lalu klien pernah menderita penyakit yang sama.
4. Riwayat penyakit keluarga :
Anggota keluarga tidak pernah menderita penyakit seperti ini.
5. Keadaan umum :
Kesaaran : CM
Status Gizi : ideal
personal Higiene :
PENGKAJIAN FISIK :
Data sistemik
1. Sistem pernafasan
Frekuensi : 24 x/menit
Keadaan saat ini : batuk
Sumbatan jalan napas : sputum bercampur darah dan buih
Suara napas : bronki
2. Sistem kardiovaskuler
TD : 110/70 MmHg
Pols : 90 x/menit, irama : Reguler / teratur.
Pengisian kapiler : < 3 detik
Kekuatan : kuat
Akral : Hangat
Edema : Tidak ada
Inspeksi : Edema tidak ditemukan
Palpasi : Tidak terdapat benjolan pada rongga dada
Perkusi : Tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi : BJ1 dan BJ2
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Makanan Cairan dan Elektrolit.
Nafsu makan : Tidak ada
Minum : + 1000 cc/hari
Diet : BB
Pola makan : 3 x/hari
Mengunyah : Normal
Kemampuan menelan : Normal
keadaan saat ini : mual dan muntah
4. Eliminasi
Buang Air Kecil (BAK)
Frekuensi : 6 x/hari
Jumlah : ± 1500 ml / hari
Keadaan saat ini : Tidak ada
kesulitan Buang Air Besar (BAB)
Frekuensi : 1x/hari
Keadaan saat ini : Tidak ada kesulitan
5. Neuro sensori
Glasgow Comma Scale (GCS) E : 4, M : 6, V: 5, Total : 15
Tingkat kesadaran : CM
Orientasi : waktu, tempat, orang
Sifat : Cemas
Bicara : sesuai/teratur
pendengaran : normal
Penglihatan : normal
pengecap : normal
Kesimetrisan mata : simetris
Sklera : putih
Reflek mata : ada
Pupil : Isokor
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Sistem muskuluskeletal
Rentang gerak ; Bebas
ADL : Dibantu sebagian
Genggaman tangan : kuat tangan kanan dan kiri
Otot kaki : kuat kaki kanan dan kiri
Akral : hangat
Masalah Keperawatan : Intoleransi Aktivitas
7. Sistem integument
Warna kulit : Hitam
Turgor : Baik
Luka : Tidak ada
Memar : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. Tidur dan Istirahat
Lama tidur : 6 jam/ hari
Keadaan saat ini : Sering terbangun saat tidur
Masalah keperawatan : Gangguan pola istirahat dan tidur
9. Sistem reproduksi
Skrotum ; Normal
Testis : Normal
Masalah Keperawatan :-
10. PsikoSosial
Persepsi keluarga klien tentang penyakitnya : Keluarga Berharap
Klien Cepat Sembuh Dan Pulang Kerumah
Yang merawat klien : Istri dan cucunya
Hubungan dalam keluarga : Harmonis
Masalah keperawatan :-
11. Spiritual
Agama : Islam
Kegiatan yang biasa dilakukan : Sholat 5 waktu.
Kegiatan yang tidak bisa dilakukan : Sholat 5 waktu
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
keperawatan
Pengelua ran
zat neurotra
nsmitter
Reseptor
nyeri
Korteks
serebri
nyeri
DS :
1. Klien mengatakan badannya terasa lemah dan Tindakan Keterba
nyerinya bertambah saat bergerak. operatif tasan
DO :
1. Klien hanya berbaring ditempat tidur Insisi mobilis asi
2. Aktivitas klien dibantu oleh keluarga. pembedah an fisik
DS :
- Klien mengatakan nyeri pada daerah opersi dan Trauma
penisnya. jaringan
Keterbatasan
mobilitas
fisik
Gangguan
mobilisasi
fisik
Insisi
pembedahan
Terputus nya
jaringan kulit
Media
pertumbu han
kuman dan
bakteri
Resiko tinggi
infeksi
1
Gangguan rasa nyaman nyeri 5- 12- 2006
berhubungan dengan Tindakan
operatif
2 5- 12- 2006
Keterbatasan mobilisasi fisik
berhubungan dengan nyeri luka
3 operasi
5 -12 - 2006
1. observasi 1. mengetahui
balutan/ proses
bersihkan penyembuhan 3. mengidentifika si
perhatikan
dan catat 5. mencegah
3.Klien
memahami
dan
1. Mengobservas i mengikuti
2 Selasa tanda- tanda vital yang
5-12- Keterbatas an diajarkan
2006 mobilisasi 2. Mengobservas i oleh perawat
16.30 fisik b.d nyeri tingkat kemampuan
WIB luka operasi klien dalam
mobilisasi 1. TD :
110/80
mmHg,
Pols :
86x/menit, S
: 37.2ºC, RR
3 1. Melakukan : 26x/menit
Selasa tindakan perawatan
5-12- Resiko tinggi kateter 2. Klien
2006 infeksi b.d (membersihkan darah belum dapat
17.00 luka operasi disekitar area melakukan
WIB dan prosedur kemaluan klien) mobilisasi
fisik
2. Mengobservasi
3. Klien
memahami
apa fungsi
dari
pemasanga
kateter
1.TD :
120/80
mmHg,
Pols :
84x/menit ,
S : 36.8ºC,
RR :
24x/menit
2. klien
masih
enggan
untuk
melakukan
mobilisas i
ringan
dikarenak an
nyeri akan
bertambah
bila klien
FASE-FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN TBC
PARU
1. Fase Prainteraksi
Dalam fase ini perawat mempersiapkan diri untuk bertemu dengan
klien dan dalam tahap ini juga perawat sudah harus mengetahui identitas
klien berupa (nama, alamat, jenis kelamin, dll).
2. Fase Orientasi
Dalam tahap ini perawat sudah bertemu langsung dengan pasien
serta melakukan kontrak waktu untuk melakukan tindakan kepada pasien.
Perawat: Assalamualaikum, Pak buk perkenalkan saya perawat dian, saya
yang bertugas di pagi ini. Sebelumnya nama ibu siapa?
Pasien : Nama saya Kiki, suster
Perawat: Kalau Bpk namanya siapa?
Pasien: Nama saya Andika, sus
Perawat: OH iya buk pak. Kalau boleh tau ibu sakitnya sudah berapa lama
buk?
Pasien: sudah 3 bulan sus, dan saya sudah ke puskesmas untuk
memeriska tapi blm ada perubahan maknya saya minta untuk di rujuk ke
rs ini sus?
Perawat: oh iya buk. Dengan apa yang tadi ibu katakan Saya akan
melakukan tindakan tapi sebelum saya melakukannya saya mau kontrak
waktu sama ibu dan bpk terlebih dahulu. Jadi ibu pak kira-kira 2 jam
kedepan saya akan kembali untukmelakukan tindakan kepada ibu apakah
bpk dan ibu bersedia?
Pasien: iya sus kami setuju
Perawat: baik kalau begitu buk pak, kita akan bertemu di 2 jam kedepan
sesuai dengan waktu yang telah kita sepakati bersama. Untuk itu saya
permisi buk pak terima kasih untuk waktunya, assalamualaikum.
3. Fase Kerja
Dalam fase ini perawat sudah datang dan akan melakukan tindakan
kepada pasien
Perawat: Assalamualaikum buk pak sesuai dengan kontrak waktu ang tadi
sudah kita lakukan sekarang saya ingin melakukan tindakan berupa TTV
dan bersihan jalan nafas
Pasien : oh iya sus silahkan!
Perawat: jadi TD: 160/60 mmHg, RR: 32x/menit, S: 38 C, N: 120/menit.
4. Fase Evaluasi
Dalam fase ini dimana perawat datang dan mengecek keadaan
pasiennya kembali apakah sudah membaik/belum.
Perawat: Assalamualaikum selamat pagi pak buk
Pasien: Pagi juga sus
Perawat: Bagaimana keadaannya buk?
Pasien: Alhamdulila sus sudah membaik
Perawat: Walaupun ibu sudah membaik tetapi jangan lupa untuk
mengkunsumsi obat-obatan yang telah diberikan oleh dokter buk. Dan
juga ibu harus minum banyak air putih supaya ibu jangan kekuranngan
nurisi dan juga jangan lupa untuk selalu berdoa karena segala sesuatu
tuhan yang mengaturnya kami sebagai perawat hanya perantara.Semoga
cepat sembuh ibu, saya permisi pak buk asalamualaikum.
Pasien: Iya suster terima kasih banyak
Perawat: Sama-sama
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis mengharapkan agar masyarakat dalam mengenai penyakit
tuberkulosis yaitu, Selalu berusaha mengurangi kontak dengan penderita
TBC paru aktif. Selalu menjaga standar hidup yang baik, caranya bisa
dengan mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi, menjaga
lingkungan selalu sehat baik itu di rumah maupun di tempat kerja (kantor),
dan menjaga kebugaran tubuh dengan cara menyempatkan dan
meluangkan waktu untuk berolah raga. Pemberian vaksin BCG, tujuannya
untuk mencegah terjadinya kasus infeksi TBC yang lebih berat. Vaksin
BCG secara rutin diberikan kepada semua balita,dan jika sudah terinfeksi
penyakit tuberculosis,obat tradisional yang biasa digunakan yaitu ramuan
bawang putih,umbi lobak,sawi putih,sambiloto dan tembelekan yang
sudah terbuktu khasiatnya yang dapat menyembuhkan penyakit
tuberculosis.
B. Saran
Saran penulis mengharapkan agar kita sebagai masyarakat untuk
menjaga dan memelihara tanaman-tanaman untuk penyakit tuberkulosis
yang memiliki khasiat dalam menyembuhkan penyakit tersebut,karena
tanaman-tanaman di atas tidak kalah lebih baik dari obat-obat sintetik yang
sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Dexter JR, Wilkins RL. Tuberculosis, In : Wilkins RL, Dexter JR, Gold PM,
editors. Respiratory Disease A Case Study Approach to Patient Care , 3rd edition.
Philadelphia : F. A. Davis Company, 2007 : 442-440
LoBue PA, Iademarco MF, Castro KG. The Epidemiology, Prevention, and
Control of Tuberculosis in the United States, In : Fishman AP, editor. Fishman’s
Pulmonary Diseases and Disorders, 4th edition. New York : The McGraw-Hill
Companies, 2008 : 2447-2457.
Hachem RR. Tuberculosis, In : Shifren A, Lin TL, Goodenberger DM, editors.
Washington Manual Pulmonary Medicine Subspecialty Consult, 1st edition.
Washington : Lippincott Williams & Wilkins, 2006 : 91-97
Leitch AG. Tuberculosis : Pathogenesis, Epidemiology and Prevention, In :
Seaton A, Seaton D, Leitch AG, editors. Crofton and Douglas’s Respiratory
Diseases, 5th edition, volume 1. London : Blackwell Science Ltd, 2000 : 485-500
World Health Organization : Global tuberculosis control - surveilance, planning,
financing. WHO report 2006. Available from
http://www.who.int/globalatlas/dataQuery/default.asp
World Health Organisation. Global Tuberculosis Control – Epidemiology,
Strategy, Financing. Geneva : WHO 2007.