A. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis(Price dan Wilson, 2005).
Penyakit tuberculosis pada bayi dan anak disebut juga tuberculosis primer
dan merupakan suatu penyakit sistemik.Tuberculosis primer biasanya mulai
secara perlahan-lahan sehingga sukar ditentukan saat timbulnya gejala pertama.
Kadang terdapat keluhan demam yang tidak diketahui sebabnya dan sering
disertai tanda-tanda infeksi saluran napas bagian atas. Penyakit ini bila tidak
diobati sedini mungkin dan setepat-tepatnya dapat tmbul komplikasi yang berat
dan reinfeksi pada usia dewasa.
B.Etiologi
1
2
1.Merokok pasif
Anak yang memiliki kontak dengan orang dewasa dengan TBC aktif,
daerah endemis, penggunaan obat-obat intravena, kemiskinan serta lingkungan
yang tidak sehat. Pajanan terhadap orang dewasa yang infeksius. Resiko
timbulnya transmisi kuman dari orang dewasa ke anak akan lebih tinggi jika
pasien dewasa tersebut mempunyai BTA sputum yang positif, terdapat infiltrat
luas pada lobus atas atau kavitas produksi sputum banyak dan encer, batuk
produktif dan kuat serta terdapat faktor lingkungan yang kurang sehat, terutama
sirkulasi udara yang tidak baik. Pasien TBC anak jarang menularkan kuman
pada anak lain atau orang dewasa disekitarnya, karena TBC pada anak jarang
infeksius, hal ini disebabkan karena kuman TBC sangat jarang ditemukan pada
sekret endotracheal, dan jarang terdapat batuk5. Walaupun terdapat batuk tetapi
jarang menghasilkan sputum. Bahkan jika ada sputum pun, kuman TBC jarang
sebab hanya terdapat dalam konsentrasi yang rendah pada sektret endobrokial
anak.
kronik dan silikosis. Status sosial ekonomi yang rendah, penghasilan yang
kurang, kepadatan hunian, pengangguran, dan pendidikan yang rendah.
C. Patofisiologi
Berbeda dengan TBC pada orang dewasa, TBC pada anak tidak menular.
Pada TBC anak, kuman berkembang biak di kelenjar paru-paru. Jadi, kuman ada
di dalam kelenjar, tidak terbuka. Sementara pada TBC dewasa, kuman berada di
paru-paru dan membuat lubang untuk keluar melalui jalan napas. Nah, pada saat
batuk, percikan ludahnya mengandung kuman. Ini yang biasanya terisap oleh
anak-anak, lalu masuk ke paru-paru (Wirjodiardjo, 2008).
D. Manifestasi Klinik
1. Apakah anak sudah mendapat imunisasi BCG semasa kecil. Atau reaksi BCG
sangat cepat. Misalnya, bengkak hanya seminggu setelah diimunisasi BCG. Ini
juga harus dicurigai TBC, meskipun jarang.
2. Berat badan anak turun tanpa sebab yang jelas, atau kenaikan berat badan
setiap bulan berkurang.
3. Demam lama atau berulang tanpa sebab. Ini juga jarang terjadi. Kalaupun
ada, setelah diperiksa, ternyata tipus atau demam berdarah.
E. Komplikasi
5
1. Meningitis
2. Spondilitis
3. Pleuritis
4. Bronkopneumoni
5. Atelektasis
F. Penatalaksanaan Medis
3. Terapi obat harus dilakukan terus menerus dalam waktu yang cukup untuk
menghasilkan terapi yang paling efektif dan paling aman pada waktu yang paling
singkat.
3. Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan daya tahan
imunologis.
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
6
a. Identitas Data Umum (selain identitas klien, juga identitas orangtua; asal kota
dan daerah, jumlah keluarga)
2) Intranatal : Bayi terlalu lama di jalan lahir , terjepit jalan lahir, bayi menderita
caput sesadonium, bayi menderita cepal hematom
3) Post Natal : kurang asupan nutrisi , bayi menderita penyakit infeksi , asfiksia
ikterus
1) Penyakit yang pernah diderita (tanyakan, apakah klien pernah sakit batuk
yang lama dan benjolan bisul pada leher serta tempat kelenjar yang lainnya dan
sudah diberi pengobatan antibiotik tidak sembuh-sembuh? Tanyakan, apakah
pernah berobat tapi tidak sembuh? Apakah pernah berobat tapi tidak teratur?)
5) Alergi
7) Imunisasi/Vaksinasi : BCG
2) Kondisi rumah
3) Merasa dikucilkan
3) Pola eliminasi. Perubahan karakteristik feses dan urine, nyeri tekan pada
kuadran kanan atas dan hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan
splenomegali.
5) Pola tidur dan istirahat Iritable, sulit tidur, berkeringat pada malam hari.
6) Pola kognitif perseptual. Kadang terdapat nyeri tekan pada nodul limfa, nyeri
tulang umum, takut, masalah finansial, umumnya dari keluarga tidak mampu.
7) Pola persepsi diri. Anak tidak percaya diri, pasif, kadang pemarah.
j. Pemeriksaan Fisik
1) Demam
2) Batuk
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang/ mengeluarkan
produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulen (menghasilkan
sputum).
3) Sesak nafas
Terjadi bila sudah lanjut, dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.
4) Nyeri dada
Ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura.
5) Malaise
Ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan
kering diwaktu malam hari. Pada tahap dini sulit diketahui. Ronchi basah, kasar
dan nyaring. Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada
auskultasi memberi suara limforik. Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan
lanjut dan fibrosis. Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan
suara pekak). Pembesaran kelenjar biasanya multipel. Benjolan/pembesaran
kelenjar pada leher (servikal), axilla, inguinal dan sub mandibula. Kadang terjadi
abses.
2) Foto rontgent Rutin : foto pada rongga paru. Atas indikasi: tulang, sendi,
abdomen. Rontgent paru tidak selalu khas.
1) Pertumbuhan
b) BB normal
d) Kaji berat badan lahir dan berat badan saat kunjungan TB = 64 x 77R =
usia dalam tahun
2) Perkembangan
2. Diagnosa Keperawatan
d. Intoleransi aktivitas
3. Rencana Keperawatan
b. Monitor
b. Auskultasi 11
pernafas
suara
an
nafas,
takipnea
dan
c. Kemampua
adanya
n untuk
suara
mengeluark
nafas
an sekret
tambaha
n
c. Posisikan
pasien
untuk
memaksim
alk an
ventilasi
d. Frekwensi e. Instruksikan
pernafas bagaimana
a normal agar bisa
batuk efektif
f. Buang
sekret
dengan
memotiva
si pasien
untuk
melakuka
n batuk
2. Monitor
Pernafas
an Kode:
3350 (hal:
236)
a. Monitor
suara nafas
tambahan
b. Monitor
pola nafas
monitor
12
1 2 3 4
a. Asupan a. Tentukan
makanan status gizi
b. Asupan Gizi dan
c. Energi kemampu
d. Rasio an untuk
berat b. memenuhi
badan kebutuhan
gizi
c. Tentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrisi yang
dibutuhkan
d. Anjurkan
makan sedikit
tapi sering
dengan tinggi
Kalori tinggi
protein
4 Intoleransi Toleransi Manajemen
aktivitas Terhadap Energi Kode :
Aktivitas 0180
Kode : 0005 Hal (177)
Hal (582) a. Bantu
a. Frekuensi pasien untuk
terhadap identifikasi
aktivitas pilihan
b. Frekuensi nadi aktivitas yang
ketika akan
beraktivitas Dilakukan
c. Kemudah b. Tentukan
an banyaknya
bernapas aktivitas
ketika yang
beraktivitas dibutuhkan
13
c. Bantu
pasien
untuk
menjadwalk
an jam
istirahat
14
1. Implementasi
2. Evaluasi
iv. P : Planning
DAFTAR PUSTAKA
Buleche, G.M., Butcher, H.K., & Dochterman, J.C. (Eds.). (2008). Nursing `
Interventions Classification (NOC) (5th ed.). St. Louis: Mosby/Elsevier
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M., & Swanson, E. (Eds). (2008). Nursing
Outcomes Classification (NOC) (4th ed.). St. Louis: Mosby/Elsevier