Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Angelou Demianus Mato 142012020007
2. Gebby 142012020023
3. Halimah Isyfahani 142012020045
4. Khaerunnisa 142012020028
5. Nurmianti 142012020044
6. Rahmawati 142012020046
6. Yoyon Karunia Saputra 142012020056
Dosen Pengampu :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat yang melimpah sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah
“Pendekatan Teori Model Keperawatan Anak” dengan tepat waktu dan tanpa
halangan suatu apapun.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah
diberikan dalam proses penyusunan makalah Keperawatan Anak I yang berjudul
“Pendekatan Teori Model Keperawatan Anak” kami ucapkan terimakasih kepada:
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP.............................................................................................................20
A. Kesimpulan................................................................................................20
B. Saran...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan.
perkembangan ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
karena ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang dapat berubah seiring
dengan perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di
Indonesia, kedepan diharapkan perawat harus mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang selalu berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia
umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan .
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori
keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat
suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata,
sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan .
Keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada
keluarga (family centered care), pencegahan terhadap trauma (atrumatic care), dan
manajemen kasus. Dalam dunia keperawatan anak, perawat perlu memahami,
menginggat adanya beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan
dikarenakan anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik
(Hidayat, 2005). Sebagai perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
anak, harus mampu memfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan
kesehatan baik berupa pemberian tindakan keperawatan langsung maupun
pemberian pendidikan kesehatan pada anak dan asuhan keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata
atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian
yang
1
didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara
langsung. Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan . Teori
keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan, dan model konsep keperawatan digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan. Dalam keperawatan anak terdapat teori
dan model yang dapat diterapkan sebagai dasar keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keperawatan anak?
2. Apa saja prinsip keperawatan pada anak?
3. Bagaimana paradigma keperawatan anak?
4. Apa saja pendekatan teori model keperawatan pada anak menurut para ahli?
5. Bagaimana pendekatan teori model keperawatan pada anak menurut para ahli?
6. Bagaimana penerapan teori model keperawatan pada anak menurut para ahli?
C. Tujuan
1. Menguraikan pengertian keperawatan pada anak
2. Menguraikan prinsip keperawatan pada anak
3. Menjabarkan paradigma keperawatan anak
4. Mendeskripsikan pendekatan teori model keperawatan pada anak menurut
para ahli
5. Menguraikan pendekatan teori model keperawatan pada anak menurut para ahli
6. Menjabarkan penerapan teori model keperawatan pada anak menurut para ahli
D. Manfaat
Pembuatan makalah Keperawatan Anak I yang berjudul “Pendekatan Teori
Model Keperawatan Anak” diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa untuk dapat
memahami berbagai pendekatan teori model keperawatan anak menurut para ahli
dan mampu mengetahui penerapan dari pendekatan teori model keperawatan anak
dalam dalam memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan pada anak
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Prinsip Keperawatan Anak
Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai
pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Perawat harus
memahaminya, mengingat ada beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan
asuhan. Di antara prinsip dalam asuhan keperawatan anak tersebut adalah:
Pertama, anak bukan miniature orang dewasa tetapi sebagai individu yang
unik. Prinsip dan pandangan ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandang
anak dari ukuran fisik saja sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai
individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan
menuju proses kematangan. Pola-pola inilah yang harus dijadikan ukuran, bukan
hanya bentuk fisiknya saja tetapi kemampuan dan kematangannya.
Kedua, anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan
sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki
berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai dengan usia
tumbuh kembang. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti
kebutuhan nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur, dan lain-lain.
Selain kebutuhan fisiologis tersebut, anak juga sebagai individu yang juga
membutuhkan kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual. Hal tersebut dapat
terlihat pada tahap usia tumbuh kembang anak. Pada saat yang bersamaan perlu
memandang tingkat kebutuhan khusus yang dialami oleh anak.
Ketiga, pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan
penyakit dan peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang
sakit. Upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan bertujuan
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak, mengingat anak
adalah generasi penerus bangsa.
Keempat, keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang
berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara
komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak.
Kelima, praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan
keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan
kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai
dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).
4
Keenam, tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai mahluk
biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat.
Ketujuh, pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak
berfokus pada ilmu tumbuh kembang sebab ilmu tumbuh kembang ini yang akan
mempelajari aspek kehidupan anak (Azis, 2005).
Manusia/ anak
Keperawatan
1. Manusia (anak)
Sebagai klien dalam keperawatan anak adalah individu yang berusia antara
0 sampai 18 tahun, yang sedang dalam proses tumbuh kembang, mempunyai
kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial, dan spiritual) yang berbeda
dengan orang dewasa. Kebutuhan fisik/biologis anak mencakup makan, minum,
udara, eliminasi, tempat berteduh dan kehangatan. Secara psikologis anak
membutuhkan cinta dan kasih sayang, rasa aman atau bebas dari ancaman. Anak
membutuhkan disiplin dan otoritas untuk menghindari bahaya, mengembangkan
kemampuan berpikir dan bertindak mandiri. Anak juga membutuhkan kesempatan
untuk belajar berpikir dan membuat keputusan secara mandiri. Untuk
5
pengembangan harga diri, anak membutuhkan penghargaan pribadi terutama pada
usia 1 sampai 3 tahun (todler), penghargaan merupakan pengalaman positif dalam
membentuk hargadiri. Untuk itu di perlukan penerimaan dan pengakuan dari
orang tua dan lingkungannya. Secara sosial anak membutuhkan lingkungan yang
dapat memfasilitasinya untuk berinteraksi dan mengekspresikan ide/ pikiran dan
perasaanya.
2. Sehat
Sehat dalam keperawatan anak adalah sehat dalam rentang sehat-sakit. Sehat
adalah keadaan kesejahteraan optimal antara fisik, mental, dan sosial yang harus
di capai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya. Denagan demikian,
apabila anak sakit, hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
fisik, psikologis, intelektual, sosial, dan spiritual. Sehat-sakit berada dalam suatu
rentang mulai dari sehat optimal pada satu kutub sampai meninggal pada kutub
lainya seperti terlihat berikut ini.
6
3. Lingkungan
Anak adalah individu yang masih bergantung pada lingkungan, yaitu orang
dewasa di sekitarnya. Lingkungan terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan
eksternal, dan dapat mempengaruhi kesehatan anak. Lingkungan internal, yaitu
genetik ( keturunan), kematangan biologis, jenis kelamin intelektual, emosi, dan
adanya predisposisi atau resistensi terhadap penyakit. Lingkungan eksternal, yaitu
status nutrisi, orang tua, sodara sekandung (sibling), masyarakat atau kelompok
sekolah, kelompok atau geng, disiplin yang di tanamkan orang tua, agama ,
budatya, status sosial-ekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan fisik/biologis
baik rumah maupun sanitasi di sekelilingnya. Perkembangan anak sangat di
pengaruhi rangsangan terutama dari lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang
aman, perduli, dan penuh dengan ksih sayang.
4. Keperawatan
8
diinginkan (Illman, 1996). Untuk mendukung teori dan mengidentifikasi
beresiko keluarga, Dr. Barnard dirancang skala penilaian yang dikenal sebagai
Nursing Child Assessment Feeding Scale(NCAFS) dan Nursing Child
Assessment Teaching Scale(NCATS), untuk mengukur perilaku antara orangtua
dan anak akurat (Huber, 1991).Skala ini telah diuji dan ditemukan diandalkan
untuk digunakan baik sebagai langkah penilaian dan hasil untuk kelompok
berisiko termasuk rendah bayi sosial-ekonomi, prematur, dan bayi dari ibu
remaja (Huber, 1991).
Menurut Baker et al.(1994), Model Barnard juga dapat diterapkan di banyak
disiplin ilmu lain yang mengamati hubungan orangtua anak. Selain adaptasi
mereka, kekuatan tambahan skala penilaian Barnard adalah waktu singkat
administrasi, kemudahan penggunaan, dan kemampuan mereka untuk dilakukan
di sekitar aktivitas normal anak makan dan atau bermain tanpa memerlukan
gangguan pola harian nya (Huber, 1991). Keumuman Model Dr Barnard,
awalnya dirancang untuk mengatasi tahun pertama kehidupan seorang anak,
sejak burgeoned untuk menyertakan penilaian anak-anak sampai usia tiga tahun
(Masters, 2012).
Menurut Swanson (1991) ada 5 dimensi yang mendasari konsep caring yaitu :
a. Maintaining Belief
Adanya kepercayaan dan keyakinan seseorang dalam melalui proses
kehidupan dan masa saat transisi dalam hidupnya untuk menghadapi masa depan
dengan penuh keyakinan, menumbuhkan bersikap optimisme, memaknai arti
atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain
dalam situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk membantu orang lain dalam
batas-batas kehidupannya sehingga dapat menemukan makna dan
mempertahankan sikap yang penuh harapan. Memelihara dan mempertahankan
keyakinan nilai hidup seseorang adalah dasar dari caring dalam praktek
keperawatan.
b. Knowing
9
Berusaha mengerti kejadian-kejadian yang memberikan makna dalam
kehidupan klien. Mempertahankan kepercayaan adalah dasar dari caring
keperawatan, knowing dianggap suatu pembelajaran terhadap pengalaman hidup
klien dengan mengesampingkan asumsi perawat yang mengetahui kebutuhan
klien, Universitas Sumatera Utara menggali/mencari informasi klien secara
detail, peka terhadap bahasa verbal dan non verbal, memfokus kepada satu
tujuan keperawatan, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang
yang diberi asuhan dan menyatukan persepsi antara perawat dan klien.
c. Being with
Bukan hanya hadir secara menyeluruh tetapi juga saling berkomunikasi yang
bertujuan untuk berbagi apa yang dirasakan klien dan secara emosional
memberikan dukungan dan kenyamanan serta memantau klien baik fisik maupun
emosional
d. Doing For
Melakukan sesuatu tindakan kepada klien dengan mengantisipasi kebutuhan
yang diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat klien
e. Enablings
Memberikan kemudahan atau memberdayakan klien, memfasilitasi klien agar
dapat melewati masa transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa
dalam hidupnya yang belum pernah dialami dengan memberi informasi,
menjelaskan, mendukung dengan fokus masalah yang relevan, berfikir melalui
masalah dan menghasilkan alternatif pemecahan masalah sehingga
meningkatkan penyembuhan klien atau klien mampu melakukan tindakan yang
tidak biasa dia lakukan dengan cara memberikan dukungan, memvalidasi
perasaan dan memberikan umpan balik/feedback.
10
dipandang dari sudut konservasi energy dalam lingkup area sebagai berikut ,
Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :
a. Konservasi Energi
Tujuan dari konversi energy ini adalah untuk menghindari penggunaan
energy yang berlebihan atau kelelahan. Karena individu memerlukan
keseimbangan energy dan memperbaharui energy sevara konstan untuk
mempertahankan aktivitas hidup.Dalam praktek keperwatan hal ini terlihat di
ruang rawat pasien disamping tempat tidur pasien .
b. Konservasi Struktur Integritas
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari intergritas struktur
Seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan
penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan .
c. Konservasi integritas personal
Seorang perawat harus dapat menghargai diri pasien .Hal ini bias terlihat
ketika klien dipanggil dengan namanya .Sikap menghargai tersebut terjadi
karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi selama prosedur.
d. Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas ,social dan kesehatan merupakan keadaan
social yang telah ditentukan .Oleh karena itu ,perawat berperan menyediakan
kebutuhan terhadap keluarga ,membantu kehidupan religius dan menggunakan
hubungan interpersonal .
Teori kenyamanan Kolcaba terdiri atas tiga tipe, yaitu (1) relief: kondisi
resipien yang membutuhkan penanganan spesifik dan segera, (2) ease: kondisi
tenteram atau kepuasan hati dari klien yang terjadi karena hilangnya
ketidaknyamanan fisik yang dirasakan pada semua kebutuhan, (3)
transcendence: keadaan dimana seseorang individu mampu mengatasi masalah
dari ketidaknyamanan yang terjadi.
11
sosiokultural, lingkungan. Kenyamanan fisik berhubungan dengan mekanisme
sensasi tubuh dan homeostasis, meliputi penurunan kemampuan tubuh dalam
merespon suatu penyakit atau prosedur invasif. Beberapa alternatif untuk
memenuhi kebutuhan fisik adalah memberikan obat, merubah posisi, backrub,
kompres hangat atau dingin, sentuhan terapeutik. Kenyamanan psikospiritual
dikaitkan dengan keharmonisan hati dan ketenangan jiwa, yang dapat difasilitasi
dengan memfasilitasi kebutuhan interaksi dan sosialisasi klien dengan orang-
orang terdekat selama perawatan dan melibatkan keluarga secara aktif dalam
proses kesembuhan klien.
12
Model keperawatan Barnard pada awalnya dikembangkan untuk bayi/infant,
dan selanjutnya berkembang menjadi teori interaksi pengkajian pada anak.
Model ini difokuskan pada pengembangan perangkat atau suatu format
pengkajian untuk mengevaluasi kesehatan anak, perkembangan dan
pertumbuhannya dengan melihat hubungan orangtua- anak sebagai suatu
interaksi. Karakteristik orang tua dan anak dimodifikasi sedemikian rupa sesuai
dengan kebutuhan sistem. Barnard menekankan modifikasi sebagai perilaku
adaptif (Tomey & Alligood, 19980).
Perilaku adaptif tersebut meliputi :
13
2) Harus mengetahui tindakan yang tepat untuk mengurangi distress.
3) Dan akhirnya orang tua harus mampu melaksanakan tindakan sesuai
pengetahuannya.
e. Parent’s social and emotional growth fostering activities (orang tua
membantu pertumbuhan social dan emosional)
Kemampuan untuk membantu aktivitas pertumbuhan social emosional
bergantung kamampuan orang tua untuk beradaptasi secara luas. Orang tua harus
mampu bermain dengan mesra dengan anak, menggunakan interaksi social saat
memberi makan, member pujian atas perilaku anak. Orang tua harus menyadari
tingkat perkembangan anak dan mampu mengatur perilaku yang sesuai. Hal ini
tergantung pada kemampuan orang tua dalam menerapkan pengetahuan dan
keahliannya.
f. Parent’s cognitive growth fostering activities (orang tua membantu
perkembangan kognitif)
Pertumbuhan kognitif difasilitasi dengan pemberian stimulasi sesuai tingkat
pemahaman anak. Untuk melaksanakannya orang tua harus memiliki
pemahaman tentang kemampuan anaknya dan orang tua harus memiliki energy
untuk menerapkan keahliannya
a. Anak (Child)
Barnard menggambarkan anak dengan karakteristik berikut : perilaku bayi
baru lahir, pola makan dan tidur, tampilan fisik, temperamen dan kemampuan
anak beradaptasi terhadap lingkungan dan petugas kesehatan.
b. Ibu/ pengasuh (Mother/ care giver)
Karakteristik ibu yang digambarkan Barnard meliputi: aspek psikososial,
perhatian terhadap anak, kesehatan ibu sendiri, pengalaman ibu yang mengubah
kehidupannya, harapan ibu terhadap anaknya, dan yang paling penting adalah
pola hubungan orang tua- anak dan kemampuan adaptasinya.
c. Lingkungan (Environment)
14
Karakteristik lingkungan aspek lingkungan fisik dan keluarga, keterlibatan
ayah, dan derajat hubungan orang tua untuk menghormati anaknya
15
maupun kondisi lingkungan yang mempengaruhi perubahan kesehatan.
perawat bersifat empati dan peduli terhadap kondisi yang dialami
pasien.
16
memberi informasi, mencoba cara penyelesaian masalah, memberi dukungan,
mampu memberikan umpan balik kepada klien saat berkomunikasi.
Menurut (Kusnanto, 2019) peran perawat adalah Caregiver, Client
advocate, Counsellor, Educator, Collaborator, Coordinator, Change agent dan
Consultant. Perawat mempunyai tanggung jawab mencakup aspek
bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual dalam memberikan asuhan
keperawatan pemenuhan kebutuhan dasar klien dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan
a. Konservasi Energi
Perawat melakukan observasi terhadap kondisi bekas luka CVP, bekas CVC,
melepas balutan yang basah. Melakukan perawatan kulit dengan menggunakan
baby oil dan memandikan anak, mengubah posisi untuk menghindari dekubitus
17
setiap 2 jam sekali, mengobservasi kulit dari oedema tungkai dan kemerahan,
menilai capillary refill time (CRT). Mengobservasi saturasi oksigen, mencuci
tangan sebelum dan sesudah kontak dengan anak. Melakukan perawatan infuse,
mengganti alat kesehatan dan alat kedokteran sesuai prosedur rumah sakit.
Mengobservasi tingkat kesadaran dan mengajak bicara. Mengukur tanda-tanda
vital, tanda infeksi dan melakukan kolaborasi dalam pengambilan sampel darah
atau pemeriksaan penunjang yang lain. Memberikan terapi sesuai program
dokter.
Ibu dan keluarga diberi kesempatan untuk mengungkapkan apa yang dirsakan
ketika anak mengalami demam yang tidak kunjung turun, terkadang kejang,
keluarga juga perlu diberi dukungan baik perkembangan klien dapat difasilitasi
dengan memberikna terapi maupun aktivitas yang bersifat terpeutik, misalnya
dengan menyusun jadwal aktifitas harian, berdiskusi tentang perawatan nanti
ketika pulang ke rumah.
18
tinggi antara lain, nyeri akibat prosedur invasif (terkait prosedur diagnostik dan
terapi),
19
ketidakmampuan bayi dalam mempertahankan termoregulasi,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan kelemahan otot,
serta gangguan oksigenasi.
b. Kebutuhan kenyamanan psikospiritual
Pemenuhan kebutuhan psikospiritual pada bayi mungkin belum bisa diberikan
secara optimal, namun bagi keluarga, khususnya orang tua bayi, hal ini
membutuhkan intervensi khusus. Kebutuhan kenyaman dari aspek psiko-
spiritual pasien bisa dipenuhi meskipun pasien dengan tingkat kesadaran yang
menurun seperti memfasilitasi kunjungan orang tua, sentuhan terapeutik (caring
touch). Perawat perlu mengidentifikasi tahap penerimaan orang tua terhadap
kondisi bayi mereka (denial, anger, bargaining, depression, dan acceptance).
Setiap tahap memiliki karakteristik masalah emosional dan kebutuhan tertentu
yang bersifat spesifik. Kebutuhan spiritual juga menjadi fokus dalam konteks ini,
perawat perlu mengidentifikasi adanya tanda-tanda distress spiritual yang
dialami oleh orang tua, seperti perasaan marah kepada Tuhan, menolak untuk
melaksanakan kegiatan beribadah, perasaan tidak tenang setelah beribadah, dan
membutuhkan bimbingan spiritual khusus dari pemuka agama yang dipercaya.
c. Kebutuhan kenyamanan sosiokultural
Perawat dalam memberikan prosedur tindakan apapun perlu berkonsultasi
dengan keluarga untuk mengkaji apakah terapi sesuai dengan budaya yang
berlaku di lingkungan pasien, seperti misalnya saat melakukan transfusi darah,
apakah dalam keluarga terdapat budaya yang melarang prosedur itu dilakukan.
Selain budaya, sosial ekonomi keluarga juga perlu diidentifikasi untuk
menentukan pilihan prosedur yang tepat.
d. Kebutuhan kenyamanan lingkungan
Kebutuhan kenyamanan lingkungan yang perlu diidentifikasi adalah
ketenangan ruangan/pengontrolan kebisingan, suhu, bau, pencahayaan yang
cukup, tidak menginterupsi pola tidur bayi ,serta keamanan pasien selama
dirawat di ruang neonatus risiko tinggi (Kolcaba & Wilson, 2002). Hal ini perlu
mendapat perhatian khusus, karena bayi-bayi yang dirawat di ruang tersebut
terpasang banyak alat invasif dan monitor
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan dan calon perawat yang professional ada
baiknya kita benar-benar mendalami konsep teori keperawatan menurut para ahli
terutama pada pasien anak karena pada dasarnya melakukan tindakan keperawatan
tanpa dibekali dengan teori yang telah dikuasai akan sangat sulit untuk
tercapainya tujuan perawat dalam melakukan pengkajian dan juga akan menjadi
berbelit dan tidak nyaman bagi klien/pasien.
22
DAFTAR PUSTAKA
Maha, N. (2019). Konsep Dan Proses Dasar Keperawatan Terhadap Pasien Anak.
Muhlisin, A., & Ichsan, B. (2008). Aplikasi model konseptual caring dari Jean
Watson dalam asuhan keperawatan. Berita ilmu keperawatan, 1(3), 147-150
Setiyorini, E., Sari, Y. K., & Rahmawati, A. (2018). Buku Panduan Praktik
Profesi Ners Keperawatan Anak.
Wirastri, U., Nurhaeni, N., & Syahreni, E. (2017). Aplikasi Teori Comfort
Kolcaba Dalam Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Demam Di Ruang
Infeksi Anak RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Jurnal Kesehatan (vol 6;
2017), 6(1).
23