PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan
adanya kemunduran sejalan dengan waktu dan proses alami yang disertai dengan
adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial serta saling berinteraksi
satu sama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pelayanan lansia, yaitu pelayanan
konsultasi, pelayanan mediasi, dan pelayanan advokasi. Pelayanan ini tidak lain untuk
ekonomi lansia.
Mengingat proyeksi penduduk lansia pada tahun 2020 akan meningkat menjadi
dibuat sebagai bagian integral dari kebijakan organisatoris pelayanan kesehatan pada
1
dimanfaatkan sebagai strategi akuntabilitas publik, justifikasi tindakan keperawatan,
issue lansia.
keperawatan lansia.
2. Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami peran perawat pada lansia.
lansia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
berasal dari kata geros yang berarti lanjut usia dan logos berarti ilmu. Gerontologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang lanjut usia dengan masalah-masalah yang
terjadi pada lansia yang meliputi aspek biologis, sosiologis, psikologis, dan
terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan (Tamher dan Noorkasiani, 2009).
proses penuan dan masalah yg mungkin terjadi pada lansia. Geriatrik adalah salah
satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus aspek kesehatan
dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotof, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang mencakup kesehatan badan, jiwa, dan sosial, serta penyakit
According to Lueckerotte (2000) gerontic nursing is the study of care for the
3
2.2 Peran Perawat Pada Lansia (the role of nursing elderly)
Peran perawat gerontik secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu peran secara umum dan peran spesialis. Peran secara umum yaitu
pada berbagai setting, seperti rumah sakit, rumah, nursing home, komunitas,
dengan para ahli dalam perawatan klien mulai dari perencanaan hingga evaluasi.
Peran secara spesialis terbagi menjadi dua macam yaitu perawat gerontik spesialis
klinis atau gerontological Clinical Nurse Specialist (CNS) dan perawat gerontik
pelaksana atau Geriatric Nurse Practitioner (GNP). Peran CNS yaitu perawat
bagi klien lansia dan keluarganya pada setting rumah sakit, fasilitas perawatan
kesehatan klien; manajemen kasus, dan advokat pada setting klinik ambulatori,
4
Hal ini sedikit berbeda dengan peran perawat gerontik spesialis klinis.
sakit dengan kondisi akut, rumah perawatan, dan fasilitas perawatan jangka
panjang. (Clinical nurses provide direct care to clients, both in hospitals with
biasanya memiliki gejala yang tidak lazim yang membuat rumit diagnose dan
dan sindrom yang biasanya muncul di usia lanjut termasuk faktor resiko,
tanda dan gejala, terapi medikasi, rehabilitasi, dan perawatan di akhir hidup.
dengan metode evidence based practice.( The aim is to improve the quality of
penelitian yang dapat dipercaya dan valid. Sedangkan perawat yang berada
pada level undergraduate degrees dapat ikut serta dalam penelitian seperti
5
Manajer perawat harus memiliki keahlian dalam kepemimpinan,
Sebagai konsultan dan sebagai role model bagi staf perawat dan memiliki jiwa
khusus dan protokol untuk orang tua di rumah sakit. Perawat gerontik
d) Advokat
tidak adil atau tidak adanya kesetaraan terhadap berbagai layanan masyarakat
bahwa menjadi advokat tidak berarti membuat keputusan untuk lansia, tetapi
e) Edukator
6
Perawat harus mengambil peran pengajaran kepada lansia, terutama
konsekuensi dari gejala atipikal yang menyertai usia tua.( The nurse should
that accompany old age) Perawat harus mengajari para lansia tentang
fisik seperti latihan dan manajemen stres untuk menghadapi usia tua dengan
cara dan sarana untuk mengurangi risiko penyakit seperti serangan jantung,
f) Motivator
provide support to the elderly to obtain optimal health, maintain health, accept
gerontik.
7
Manajemen kasus adalah metode intervensi lain yang dapat mengurangi
Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada
dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-
kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses
diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat berthan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa,
menurut Kane dan Ouslander sering disebut dengan istilah 14 I(Health problems
that often occur in the elderly are different from adults, according to Kane and
c. incontinence (beser buang air kecil dan atau buang air besar),
8
d. Intellectual Impairment (gangguan intelektual/dementia),
e. Infection (infeksi),
h. Isolation (depresi),
n. Impotence (impotensi).
Masalah kesehatan utama tersebut di atas yang sering terjadi pada lansia perlu
dikenal dan dimengerti oleh siapa saja yang banyak berhubungan dengan
gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan
pembuluh darah.
9
proses menua, penyakit maupun faktor ekstrinsik (hal-hal yang berasal
dari luar tubuh) seperti obat-obat tertentu dan faktor lingkungan. Akibat
yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bahagian
tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera
pada kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat
mandi.
membatasi pergerakannya.
3. Beser: beser buang air kecil (bak) merupakan salah satu masalah yang
sering didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam
sosial. Beser bak merupakan masalah yang seringkali dianggap wajar dan
normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi
memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak
dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat
10
menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan shari-hari. Kejadian ini
meningkat dengan cepat mulai usia 60 sampai 85 tahun atau lebih, yaitu
lansia, karena selain sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan
berkurang. Selain dari pada itu, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan
gangguan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara
lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.
11
7. Sulit buang air besar (konstipasi): beberapa faktor yang mempermudah
obat tertentu dan lain-lain. Akibatnya, pengosongan isi usus menjadi sulit
terjadi atau isi usus menjadi tertahan. Pada konstipasi, kotoran di dalam
usus menjadi keras dan kering, dan pada keadaan yang berat dapat terjadi
akibat yang lebih berat berupa penyumbatan pada usus disertai rasa sakit
menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi pada lansia. Namun
seringkali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal
dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak
ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang, sulit
rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa bersalah
dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan
12
gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi pada lansia sering timbul depresi
terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit
kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang
sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkan faktor kondisi
11. Penyakit akibat obat-obatan: salah satu yang sering didapati pada lansia
13
obat yang lebih banyak, apalagi sebahagian lansia sering menggunakan
obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat
digunakan.
12. Gangguan tidur: dua proses normal yang paling penting di dalam
penting akan tetapi karena sangat rutin maka kita sering melupakan akan
proses itu dan baru setelah adanya gangguan pada kedua proses tersebut
maka kita ingat akan pentingnya kedua keadaan ini. Jadi dalam keadaan
enak dan tidur nyenyak. Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering
dilaporkan oleh para lansia, yakni sulit untuk masuk dalam proses tidur.
tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, tidurnya banyak mimpi, jika
dipagi hari.
13. Daya tahan tubuh yang menurun: daya tahan tubuh yang menurun pada
disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan
yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan
14
14. Impotensi: merupakan ketidakmampuan untuk mencapai dan atau
Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan pada pria
proses menua maupun penyakit, dan juga berkurangnya sel-sel otot polos
yang terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat
Kenyataan :
b. Depresi
c. Kekhawatiran
d. Paranoid
e. Masalah psikotik
15
a. Konservatif
b. Tidak kreatif
c. Menolak inovasi
g. Susah berubah
h. Keras kepala
i. Cerewet
3. Mitos berpenyakitan
menua.
4. Mitos semilitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian
otak.
Lansia tidak lagi jatuh cinta dan gairah terhadap lawan jenis tidak ada atau
sudah berkurang.
6. Mitos aseksualitas
Ada pandangan bahwa pada lansia, hubungan seksual itu menurun, minat,
7. Mitos ketidakproduktifan
16
Lansia dipandang sebagai usia tidak produktif
lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat
kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakitnya yang
dapat dicegah atau progresivitasnya. Perawatan fisik umum bagi klien lanjut
usia dapat dibagi atas dua bagian(General physical care for elderly clients can
a. Klien lanjut usia yang masih aktif dan memiliki keadaan fisik yang masih
still active and has a physical condition that is still able to move without the
help of other people so that in his daily needs he is still able to do it himself)
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, keadaan fisiknya
perawatan klien lanjut usia ini, terutama tentang hal yang terhubung dengan
clients who are passive or unable to wake up, are physically disabled or sick.
Nurses must know the basics of care for these elderly clients, especially those
17
2. Pendekatan psikis (physical approach)
edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan sebagai pendukung
dan interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahasia pribadi
kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bdentuk
keluhan agar lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip
triple S yaitu sabar, simpatik dan service.( Nurses should have patience and
forms of complaints so that the elderly feel satisfied. Nurses must always hold
pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban. Bila perlu, usahakan agar
Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan salah satu upaya
mereka. Jadi, pendekatan sosial ini merupakan pegangan bagi perawat bahwa
orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain.
18
Dalam pelaksanaannya, perawat dapat menciptakan hubungan sosial, baik
membaca surat kabar dan majalah.( The nurse provides the widest possible
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
terhadap klien yaitu lanjut usia. Asuhan diberikan agar klien mendapatkan
3.2 Saran
19
Dalam keperawatan gerontik, seorang perawat hendaklah mengetahui asuhan
keperawatan yang akan diberikan terhadap klien yaitu para lansia sehingga lansia
Bagi keluarga klien juga hendaklah mengetahui tentang cara-cara asuhan pada
lansia sehingga lansia dapat menjalani masa tuanya dengan lebih baik dan
nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
doc-d189511678
Mubarak Wahid iqbal,dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. 2006. Jakarta: Sagung Seto
20
21