Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATANKELUARGA DEWASA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Keperawatan Keluarga


Dosen Pembimbing Ns. Heryanto AN, M. Kep., Sp.Kom

Oleh Kelompok VI

Toha Machsum (G2A216006)


Annisa Putri Vinesia (G2A216013)
Marlita Isti Pratiwi (G2A216014)
Noor Pratiwi (G2A216032)
Arina Nadya Falha (G2A216082)
Siti Fauziah (G2A216086)
Ratihanida Lukitasari (G2A216026)
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan kesehatan
yang bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
melalui peningkatan kesehatan. Salah satu upaya Pemerintah Indonesia dalam
merealisasikan kesehatan masyarakat yaitu dengan mencapai Sasaran
Pembangunan Milenium pada tahun 2015 yang tertuang dalam program-
program MDGs (Millennium Development Goals). Pencapaian MDGs
memerlukan peran serta aktif mulai dari masyarakat, lembaga pemerintah
maupun swasta.
Pelayanan kesehatan dilakukan untuk mempertahankan kesehatan individu
sepanjang hayat sejak masa konsepsi sampai lansia, dilakukan sesuai tingkat
tumbuh kembang dari bayi sampai lansia. Perkembangan individu dimulai
sejak dalam kandungan kemudian dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0 -11
bulan), balita (12 - 59 bulan), 2 anak-anak awal atau pra sekolah (60-72
bulan), sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda ( 18 – 35
tahun), dewasa tengah (35- 65) tahun, dan tahap terakhir yaitu dewasa akhir
(>65 tahun) (Wong dkk, 2009).
Keluarga sangat penting untuk membantu memberikan rangsangan atau
menstimulus perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh meliputi
pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan karena
perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi faktor internal
maupun eksternal (Afrilia & Kurniati. 2008). Pendidikan kesehatan
merupakan suatu cara penunjang program- program kesehatan, yang dapat
menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan dalam waktu yang
pendek. Konsep pendidikan kesehatan juga proses belajar pada individu,
kelompok, masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu
mengatasi masalah kesehatan menjadi mampu (Notoatmodjo, 2007).
Asuhan keperawatan keluarga komprehensif merupakan proses yang
kompleks, yang memerlukan pendekatan logis dan sistematis dalam bekerja
bersama keluarga dan individu anggota keluarga (Friedman, Bowden &
Jones, 2009). Teori model asuhan keperawatan terhadap 4 keluarga beraneka
ragam, namun teori model asuhan keperawatan yang digunakan perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan kepada keluarga kali ini yaitu Teori
Model Family Centre Nursing (FCN) menurut Friedman atau asuhan yang
berpusat pada keluarga. Proses keperawatan dalam asuhan keperawatan
keluarga model FCN meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, intervensi dan evaluasi (Friedman, Bowden & Jones, 2009).

B. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mampu memahami teori keluarga dewasa


2. Mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan keluarga
dewasa.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1.Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson L & Lenny
R,2010). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari
bapak,ibu,adik,kakak dan nenek (jhonson L & Lenny R,2010). Keluarga adalah
unit terkecil dari masyrakat yang terdiri ataskepala keluarga dan beberpa orang
yang terkumpul dan tinggal d suatutempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan(Murwani, 2007).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing,
dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya Andarmoyo (2012).
2. Perkembangan keluarga dewasa
a. Keluarga Dewasa awal
Menurut Fiedman (1998) Merupakan tahap perkembangan keluarga
yang ke VI.Permulaan tahap kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah dan berakhir dengan “rumah kosong” atau
ketika anak terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini dapat singkat atau agak
panjang, tergantung beberapa banyak anak ada didalam rumah atau
beberapa banyak anak yang belum menikah dan masih tinggal dirumah.
Akan tetapi ,trend yang meluas dikalangan dewasa muda yang umumnya
menunda perkawinan, hidup terpisah dan mandiri dalam tatanan hidup
mereka sendiri.
Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak perpisahan dari dan oleh
anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri. Orangtua mereka
membicarakan anak mereka yang pergi, melepaskan 20 tahun peran sebagai
orang tua dan kembali pada pasangan perkawinan mereka yang asli.Tugas-
tugas perkembangan menjadi penting ketika keluarga tersebut berubah dari
sebuah rumah tangga yang dengan anak-anak kesebuah rumah tangga yang
hanya terdiri dari sepasang suami dan istri. Tujuan utama keluarga adalah
pengorganisasian keluarga menjadi sebuah unit yang tetap berjalan
sementara melepaskan anak-anak yang dewasa kedalam kehidupan mereka
sendiri (Duvall,1977). Selama tahap ini pasangan tersebut mengambil peran
sebagai kakek dan nenek, perubahan lainnya dalam peran maupun citra diri
mereka.
b. Keluarga Dewasa Pertengahan
Menurut Fiedman (2010) merupakan tahap dari siklus kehidupan
keluarga, merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai dari
anak terakhir meninggalkan rumah sampai dan berakhir dengan pensiunan
atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang
tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir dengan pensiunnya pasangan,
biasanya 16-18 tahun kemudian.Biasanya, pasangan baru di tahun-tahun
pertengahan mereka merupakan keluarga inti, walaupun tetap berinteraksi
dengan orang tua lansia merekadan dengan anggota keluarga lain dari
keluarga asalnya, dan dengan keluarga baru yang didapat dari pernikahan
anak cucu (keturunan) mereka. Pasangan pasca menjadi orang tua saat ini
tidak lagi terisolasi, semakin banyak pasangan paruh baya yang tidak lagi
melaksanakan kesibukan harian mereka dan meluangkan waktu lebih
banyak dalam fase pascaparental, dengan perluasan kekeluargaan antara
empat generasi bukanlah hal yang jarang (Roth,1996).
c. Keluarag Dewasa Akhir
Tahap perkembangan keluarga usia lanjut menurut Friedman (1998)
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga yang dimulai ketika salah satu
atau kedua pasangan memasuki masa pensiunan, sampai salah satu
pasangan meninggal dan berakhir ketika kedua pasangan
meningggal.Persepsi terhadap siklus kehidupan ini sangat berbeda
dikalangan keluarga lanjut usia. Beberapa orang merasa menyedihkan,
sementara yang lain merasa hal ini merupakan tahun-tahun terbaik dalam
hidup mereka. Banyak dari mereka yang tergantung dari sumber-sumber
finansialyang adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan
dan status kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit,
umumnya memiliki norma yang rendah dan kesehatan fisik yang buruk.
3. Tugas Perkembangan Keluarga Dewasa
a. Keluarga Dewasa Awal
Tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap dewasa awal adalah sebagai
berikut (Friedman, 2010).
1) Memperluas lingkaran keluarga terhadap anak dewasa muda,
termasuk memasukan anggota keluarga baru yang berasal dari
pernikahan anak-anaknya. Ketika anak laki-laki atau perempuan
yang dilepas atau menikah, tugas keluarga adalah memperluas siklus
keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru lewat
perkawinan dan menerima nilai-nilai dan gaya kehidupan dari
pasangan tersebut.
2) Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan. Dengan emptynest (keluarnya anak dari
rumah), orang tua memiliki lebih banyak waktu untuk aktivitas dan
hubungan lainnya.Mereka tidak tumbuh saling berjauhan dari satu
sama lain dimana mereka tidak dapat dimana mereka tidak dapat
melembagakan dan membentuk kembali peran suami-istri yang
pernah mereka lakukan.
3) Membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit.
Perawatan orang tua yang lanjut usia dan atau tidak mandiri
bukanlah fungsi yang diharapkan dari keluarga. Aktivitas tersebut
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk mulai dari menelpon secara
rutin hingga bantuan financial, transportasi, dan mengunjungi serta
merawat orang tumereka dirumah.

b. Keluarga Dewasa Pertengahan


Tugas-tugas perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) pada tahap
ini adalah sebagai berikut :
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
Dalam masa ini,upaya yang melaksanakan hidup sehat menjadi lebih
menonjol bagi pasangan.,meskipun kenyataan mereka telah
melakukan kebiasaan yang sifatnya merusak kesehatan. Motivasi
utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup
mereka adalah adanya perasaan yang rentan terhadap penyakit akibat
adanya teman atau anggota keluarga, mengalami serangan jantung
stroke atau kanker. Kenyakinan bahwa pemeriksan yang teratur dan
kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara efektif untuk
mengurangi kerentangan terhadap berbagai penyakit juga merupakan
kekuatan pendorong yang ampuh.
2) Mempertahankan kepuasan dan hubungan yang bermakna antara
orang tua yang telah menua dan anak mereka.
Menerima dan menyambut kedatangan cucu kedalam keluarga
membantu dalam meningkatkan kepuasan hubungan antar generasi.
Hadirnya cucu memungkinkan kepuasan hubungan paru baya untuk
tetap merasa sebagai sebuah keluarga dan membawa kebahagiaan
tersendiri ketika mereka menjadi seorang kakek atau nenek selama
tahap ini (Sprey & Matthews,1982). Kakek/ nenek menyediakan
dukunagan yang besar untuk anak dan cucu mereka ketika mereka
dalam keadaan kritis dan membantu anak mereka dalam
menjalankan fungsi sebagai orang tua melalui dukungan. Peran yang
lebih menyebabkan adalah yang berhubungan dengan dan
membantu orang tua lansia. Tanggung jawab perawatan bagi orang
tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan hal yang harus
dilakukan oleh keluarga ini.
c. Keluarga Dewasa Akhir
Tugas-tugas perkembangan keluarga dewasa akhir atau usia lanjut menurut
Fiedman (1998) adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
Orang tua yang tinggal dirumah sendiri biasanya
mempunyaipenyesuaian diri yang baikdari pada tinggal bersama
anaknya. Orang tua yang pindah kerumah anaknya biasanya lansia
dengan penurunan kesehatan atau ekonomi sehingga tidak punya
pilihan lain. Hal ini merupakan buktipengaturan diri hidup secara
mandiri merupakan predictor kesejahteraan yang ampuh bagi
lansia.Perpindahan tempat, merupakan traumatik karena berarti
meninggalkan pertalian tetangga dan persahabatan yang member
kenyamanan dan keamanan.Akan tetapi, jika hal ini harus terjadi
maka menciptakan lingkungan seperti lingkungan lama merupakan
hal yang penting pada saat ini.
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
Ketika pensiun, terjadi penurunan pendapatan secara tajam, dan
seiringnya dengan berlalunya tahun, pendapatanpun semakin menuru
dan semakin tidak memadahi karena terus naiknya biaya hidup dan
terkurasnya tabungan. Lansia lebih banyak menghabiskan uang
untuk perawatan kesehatan sehingga perlu menyesuaikan
pengeluaran dengan pendapatannya.Program asuransi atau bantuan
orang lain terutami dari generasinya mungkin sangat dibutuhkan
pada saat ini.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
Perkawinan yang dirasakan memuaskan memuaskan dalam tahun
tahun berikutnya biasanya mempunyai sejarah positif yang panjang
dan sebaliknya. Riset membuktikan bahwa perkawinan mempunyai
kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung
kedua pasangan lansia.
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
Lansia umumnya menyadari bahwa kematian merupakan proses
kehidupan yang normal. Akan tetapi, kematian pasangan merupakan
hal-hal yang sulit untuk diadaptasi.Kehilangan pasangan merupakan
hal yang paling traumatis bagi lansia dan mampu melunturkan
semua dukungan, meskipun anak anak telah mengisi
kekosongannya.
5) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi.
Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi. Meskipun ada
suatu kecenderunagan bagi lansia untuk menjauhkan diri dari
hubungan sosial, keluarga tetap menjadi fokus interaksi-interaksi
sosisl lansia dan sumber utama dukungan social. Karena lansia
menarik dari aktivitas-aktivitas dunia sekitarnya, hubungan-
hubungan dengan pasangan, anak-anak, cucu-cucu dan saudara-
saudaranya menjadi lebih penting.
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan
integrasi hidup).
Penelaahan hidup merupakan “life review” merupakan aktivitas
yang vital dan umum dilakukan lansia, karena aktivitas ini
menggambarkan suatu penelaahan sentral kehidupan. Aktivitas ini
dipandang sebagai tugas perkembangan “ tipe kognitif” . hal penting
dari aktivitas ini terletak pada fakta bahwa penelaahan kehidupan
memudahkan penyesuaian terhadap situasi-situasi yang sulit dan
memberikan pandangan terhadap kejadian-kejadian masa lalu.
Lansia sangat peduli dengan kualitas hidup mereka dan berharap
agar mereka dan berharap agar dapat hidup terhormat dan penuh arti.
4. Masalah Perkembangan Keluarga
a. Keluarga Dewasa Awal
Masalah-masalah kesehatan munurut Friedman (2010) pada tahap
perkembangan keluarga dewasa awal adalah :
1) Komunikasi isu antar orang tua dan anak dewasa muda.
2) Masalah transisi peran bagi suami dan istri.
3) Kedaruratan masalah kesehatan kronik.
4) Perencanaan keluarga bagi anak dewasa muda.
5) Perhatian terhadap menopause.
6) Efek yang berkaitan dengan mimum alcohol, merokok, dan praktek
diet yang buruk yang telah berlangsung dalam jangka panjang.

b. Keluarga Dewasa Pertengahan


Masalah-maslah kesehatan pada keluarga dewasa tengah adalah :
1) Kebutuhan promosikesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan waktu
luang dan tidur, nutrisi yang baik, program olahraga yang teratur,
pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum,
berhenti merokok, berhenti atau mengurangi penggunan alkohol,
pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
2) Perhatian hubungan perkawinan.
3) Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar,cucu dan orang
tua yang telah menua.
4) Perhatian pemberi asuhan membantu dalam mengasuh orang tua
lansia atau tidak berdaya.
c. Keluarga Dewasa Akhir
Masalah –masalah kesehatan pada tahap keluarga dewasa akhir atau
menurut Friedman (2010) adalah sebagai berikut:
1) Disabilitas disfungsional meningkat
2) Gangguan mobilitas
3) Penyakit kronik
4) Kekuatan dan fungsi otot menghilang
5) Layanan perawatan dalam jangka panjang
6) Memberikan asuhan Isolasi social
7) Berduka atau depresi
8) Gangguan kognitif.

5. Pengkajian Pada Keluarga Dewasa


a. Pengkajian
1) Identitas
2) Riwayat dan tahap perkembangan : Tahap perkembangan keluarga
ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
3) Pengkajian lingkungan
4) Struktur keluarga: pola komunikasi, struktur peran
5) Fungsi keluarga : Afektif, reproduktif, ekonomi
6) Stress dan koping keluarga
7) Pemeriksaan fisik
8) Harapan keluarga
b. Diagnosa
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dn gejala dari
gangguan kesehatan.
Contoh:
a) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
gangguan nutrisi.
b) Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
keterbatasan gerak (rematik).
c) Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran sebagai suami.
2. Risiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang namun belum terjadi gangguan, misalnya :
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,
stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.
Contoh:
a) Risiko terjadi konflik berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah komunikasi
b) Risiko gangguan perkembangan keluarga berhubungan dengan
dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi .
c) Risiko gangguan pergerakan pada lansia berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
keterbatasan gerak
3. Potensial (keadaan sejahtera/”wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Contoh:
a) Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil
b) Potensial peningkatan status kesehatan pada keluarga
c) Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah
keluarga
Daignosa yang sering muncul dalam asuhan keperawatan kelurga menurut
NANDA:
1. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan
a. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Adalah suatu kondisi dimana keluarga mengalami atau berisiko
mengalami kesulitan mempertahankan kebersihan dan menjaga
lingkungan rumah.
b. Risiko cedera
Suatu kondisi dimana keluarga mempunyai resiko yang merugikan
yang disebabkan kurangnya kesadaran terhadap bahaya lingkungan
atau usia maturasi.
c. Resiko infeksi
Kondisi dimana keluarga beresiko menularkan agen-agen patogen ke
anggota yang lain.
2. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi
Komunikasi keluarga disfungsional : Keadaan dimana keluarga
mengalami atau beresiko terhadap penurunan untuk mengirim atau
menerima pesan.
3. Diagnosa keperawatan keluarga pada maslah struktur peran
a. Berduka dan diantisipasi
b. Berduka disfungsional
c. Isolasi sosial
d. Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit
terhadap keluarga)
e. Proses keluarga terhenti
f. Resiko ketegangan peran pemberi perawatan dan resiko terhadap
kerusakan kedekatan orang tua/ bayi/ anak
4. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial
a. Perubahan perkembangan
b. Kurang pengetahuan
c. Isolassi sosial
d. Kerusakan interaksi sosial
e. Resiko kekerasan terhadap orang lain
f. Resiko kekerasan terhadap diri
g. Konflik peran orang tua
5. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan
kesehatan
a. Manajemen regimenterapeutik keluarg tidak efektif
b. Kerusakan pemeliharaan rumah
c. Perilaku mencari kesehatan
d. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
6. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping
a. Koping keluarga melemah
b. Kesiapan dalam peningkatan koping keluarga
c. Koping keluarga cacat
d. Resiko berduka disfungsional.
c. Intervensi
Perawat dapat melekukan tindakan keperawatan dalam rangka menstimulasi
kesadaran dan penerimaan terhadap masalah atau kebutuhan kesehatan
keluarga dengan jalan :
1. Memperluas informasi atau pengetahuan keluarga
2. Membantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat dari situasi yang
ada
3. Menghubungkan antara kebutuhan kesehatan dengan sasaran yang telah
ditentukan
4. Menunjang sikap atau emosi yang sehat dalam menghadapi masalah.

Perawat dalam menolong keluarga agar dapat menentukan keputusan yang


tepat dalam rangka menyelesaikan masalahnya, dapat melakukan tindakan
antara lain :
1. Mendiskusikan tentang konsekuensi yang akan timbul jika tidak
melakukan tindakan
2. Memperkenalkan kepada keluarga tentang alternatif kemungkinan yang
dapat diambil serta sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan
alternatif tersebut
3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat dari masing-masing
alternatif atau tindakan.

Untuk meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam memberikan


keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, perawat dapat
melakukan tindakan antara lain :
1. Mendemonstrasikan tindakan yang dipperlukan
2. Memanfaatkan fasilitas atau sarana yang ada dirumah keluarga
3. Menghindarkan hal-hal yang mengganggu keberhasilan keluarga dalam
merujuk pasien pasien atau mencari pertolongan kepada tim kesehatan
yang ada.
Perawat dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam rangka
menciptakan lingkungan yang menunjang kesehatan keluarga antara lain
dengan cara :
1. Membantu mencari cara untuk menghindarkan adanya ancaman
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
2. Membantu keluarga dalam rangka memperbaiki fasilitas fisik yang
sudah ada
3. Menghindarkan ancaman psikologis dalam keluarga antara lain dengan
cara memperbaiki pola komunikasi keluarga, memperjelas masing-
masing anggota dan lain-lain.
4. Mengembangkan kesanggupan keluarga dalam rangka penemuan
kebutuhan psikososial.
Agar dapat membantu keluarga dalam rangka memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada, maka perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas
dan tepat tentang sumber daya yang ada dimasyarakat dan cara
memanfaatkannya. Sumber-sumber yang terdapat dimasyarakat antara lain :
instansi-instansi kesehatan, program-program peningkatan kesehatan,
organisasi-organisasi masyarakat.
1. Menentukan kriteria dan standart kriteria
Kriteria merupakan tanda atau indikator yang digunakan untuk mengukur
pencapaian tujuan, sedangkan standart menunjukan tingkat perfomance
yang diinginkan untuk membandingkan bahwa perilaku yang menjadi
tujuan tindakan keperawatan telah tercapai. Pernyataan tujuan yang tepat
akan menentukan kejelasan kriteria dan standart evaluasi. Sebagai contoh
:
a. Tujuan
Sesudah perawat kesehatan masyarakat melakukan kunjungan
rumah, keluarga akan memanfaatkan puskesmas atau poliklinik
sebagai tempat mencari pengobatan.
b. Kriteria
Kunjungan ke puskesmas atau poliklinik
c. Standart
Ibu memeriksakan kehamilannya ke puskesmas atau poliklinik,
keluarga membawa berobat anaknya yang sakit ke puskesmas.
2. Tahapan pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarga untuk mengadakan perbaikan
kearah perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan, kebingungan,
ketidakmampuan yang dihadapi keluarga, hal tersebut harus
menjadikan suatu perhatian, sehingga perawat diharapkan dapat
memberikan kekuatan dan membantu mengembangkan potensi-
potensi yang ada sehingga keluarga dapat mempunyai kepercayaan
diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah. Dalam kondisi ini
untuk membangkitkan minat keluarga dalam berperilaku hidup
sehat, maka perawat harus memahami teknik-teknik motivasi.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara : memberikan
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara cara perawatan
yang tepat dengan cara : mengidentifikasi konsekuensi tidak
melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang
dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap
tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan cara : mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah dan mengawai
keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara : menemukan
sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan
perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada, dengan cara : mengenalkan fasilitas kesehatan yang
ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat
keluarga untuk bekerjasama melakukan tindakan kesehatan :
a. Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau
mendapatkan informasi tetapi keliru
b. Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap, sehingga
mereka melihat masalah hanya sebagian.
c. Keliru tidak dapat mengkaitkan antara informasi yang diterima
dengan situasi yang dihadapi
d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi.
e. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga
atau sosial
f. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku
g. Keluarga gagal mengkaitkan tindakan dengan sasaran atau
tujuan upaya keperawatan.
h. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.
d. Evaluasi
Langkah-langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan yang
diberikan baik kepada individu maupun keluarga adalah :
1. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana
keluarga mengatasi masalah tersebut
2. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai
3. Tentukan kriteria dan standart untuk evaluasi. Kriteria dapat
berhubungan dengan sumber-sumber proses atau hasil, tergantung
kepada dimensi evaluasi yang diinginkan
4. Tentukan metodeatau teknik evaluasi yang sesuai serat sumber-sumber
data yang diperlukan
5. Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan
standart untuk evaluasi
6. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau
pelaksanaan yang kurang memuaskan
Tahapan evaluasi dapat dilakukan pula secara formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan
keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson L &
Lenny R,2010).
Fase keluarga dewasa dibagi menjadi tiga fase yaitu fase keluarga
dewasa awal, keluarga dewasa pertengahan, keluarga dewasa akhir. Masing-
masing fase tersebut tentu berdeda, baik dari segi tahap perkembangan,
tugas perkembangan,maupun masalah perkembangan yang terjadi. Setiap
keluarga pasti melalui fase-fase tersebut, sehingga perlunya pemberian
asuhan keperawatan pada kelurga dewasa diharapkan dapat membantu
keluarga tersebut melewati tahapan-tahapan yang ada dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Johnson L. dan Leny R. 2010. Keperawatan Keluarga: plus Contoh Askep


Keluarga. Cetakan I. Yogyakarta: Nuha Medika.

Arita, Murwani.2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi


Kasus. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan


Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Friedman, 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori


dan Praktek. Jakarta : EGC

Duvall, Evelyn Millis. 1977. Marriage and Family Development, Fifth Edition :
J. B. Lippincott Company Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai