Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF

KANKER PARU – PARU

Dosen Pengampu :
Ns. Pipit Feriani S.kep, MARS

Disusun Oleh :
Dwina Oktavia Deli 1811102411193
Fitri Lailatul Hasanah 1811102411087
Muhammad Iqbal 1811102411113
Revina Larasati Devi 1811102411196
Rifkal Artha Yuda 1811102411155
Sari Puspita Ningrum 1811102411164
Shely Nurjani 1811102411171
Tasya Ria Ananda 1811102411178
Widya Putri 1811102411187

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami persembahkan kehadirat Allah SWT, di mana berkat rahmat dan
hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan tema “ASUHAN
KEPERAWATAN PALIATIF DENGAN KANKER PARU-PARU” sesuai dengan waktu yang
di tetapkan. Tugas ini di susun berdasarkan penjelasan yang di berikan dan media
internet yang valid. Sehingga kami berharap agar hasil dari tugas ini bermanfaat
sebagai informasi yang penting bagi para pembaca.
Dalam penyusunan penugasan ini, kami mendapatkan bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ns. Pipit Feriani S.kep, MARS selaku dosen yang mengajar Keperawatan
Menjelang Ajal & Paliatif
2. Kepada orang tua yang selalu memberikan semangat dan motivasi
3. Kepada teman teman dan sahabat sejawat seperjuangan yang selalu setia
dan senantiasa untuk menolong, menegur dan mengingatkan saya jika saya jika
terjadi kesalahan
Kami menyakini masih banyak sisi kekurangan dari penulisan penugasan ini.
Maka dari itu kritik dan sarannya sangat diharapkan guna membangun
perkembangan informasi sesuai dengan harapan kita semua.

Samarinda, 15 Februari 2021

Kelompok lima (5)


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada
tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang (Kemenkes, 2017).
Insidensi kanker paru terus meningkat sepanjang tahun terutama dinegara berkembang.
Kanker paru merupakan penyebab utama kematian karna kasus keganasan di dunia,
insidensinya mencapai hingga 13 persen dari semua diagnosis kanker (Kemenkes, 2017).
Berdasarkandata World Health Organization (WHO), kanker paru merupakan
penyumbang1/3 angka kematian akibat kanker pada laki- laki. Di Indonesia. kanker paru
merupakan penyebab pertama kematian akibatkanker padalaki-laki (21.8%) dan penyebab
kematian kedua akibat kanker pada perempuan(9.1%) setelah kanker payudara (21.4%)
(Kemenkes, 2017).
Kanker paru seringkali menyebabkan penimbunan cairan disekitar rongga paru-paru
atau lebih sering kita sebut dengan (efulsi pleura).Efusi pleura merupakan akumulasi cairan
tidak normal di rongga pleura yang diakibatkan oleh transudasi dan eksudasi permukaan
pleura. Kanker paru merupakan jenis keganasan yang menyebabkan terjadinya efusi pleura
diikuti oleh kanker payudarah dan limfoma Hodgkin dan non Hodgkin. Efusi dan adanya
obstruksi pada bronkus oleh karsinoma paru jenis epidermoid akan menyebabkan sesak
nafas hebat, kadar oksigen rendah dan gagal jantung.
2. Perumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud Kanker Paru-Paru ?
B. Apa etiologi Kanker Paru-Paru ?
C. Apa tanda dan gejala Kanker Paru-Paru?
D. Apa saja klasifikasi Kanker Paru-Paru?
E. Bagaimana perjalanan penyakit Kanker Paru-Paru?
F. Apa saja komplikasi saat terkena Kanker Paru-Paru?
G. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk pasien Kanker Paru-Paru?
H. Bagaimana penatalaksanaan pada Kanker Paru-Paru?
I. Bagaimana pencegahan Kanker Paru-Paru?

3. Tujuan Penulisan
A. Untuk mengetahui pengertian Kanker Paru-Paru
B. Untuk mengetahui etiologi penyakit Kanker Paru-Paru
C. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit Kanker Paru-Paru
D. Untuk mengetahui klasifikasi Kanker Paru-Paru
E. Untuk mengetahui perjalanan penyakit Kanker Paru-Paru
F. Untuk mengetahui komplikasi Kanker Paru-Paru
G. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Kanker Paru-Paru
H. Untuk mengetahui penatalaksanaan Kanker Paru-Paru
I. Untuk mengetahui apa saja pencegaha Kanker Paru-Paru
4. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada para pembaca, baik dari
segi pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai penyakit Kanker Paru-Paru .
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru,
mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) dan metastasis tumor
diparu. Metastatis tumor di paru adalah tumor yang tumbuh sebagai akibat penyebaran
(meta statis) dari tumor primer organ lain. Definisi khusus untuk kanker paru primer
yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus. Kanker paru-paru adalah
pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru dapat
disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok.

B. KLASIFIKASI
Kanker paru-paru secara luas diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Small Cell Lung Cancer (SCLC)
SLCL merupakan jenis kanker paru-paru yang paling agresif dan berkembang cepat.
SLCL berhubungan erat dengan kebiasaan merokok, dengan hanya 1 % dari seluruh
kasus terjadi pada penderita yang bukan perokok. SLCL cepat menyebar ke beberapa
area dalam tubuh dan paling sering ditemukan setelah kanker menyebar luas.
2. Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC).
NSCLC merupakan jenis kanker paru-paru yang paling umum terjadi, sekitar 80 % dari
seluruh kasus janjer paru-paru. NSCLC memiliki 3 jenis utama yang diberi nama
berdasarkan jenis sel yang ditemukan dalam tumor.
- Adenocarcinomas
- Squamous cell carcinomas
- Large cell carcinomas

C. Etiologi

1. Merokok
Sebanyak 90% dari kanker paru paru timbul sebagai akibat dari penggunaan
tembakau. Seseorang yang merokok satu bungkus rokok perhari mempunyai suatu
resiko mengembangkan kanker paru yang 25 kali lebih tinggi daripada seorang yang
tidak merokok, perokok pipa dan cerutu mempunyai satu resiko kanker paru bima
kali daripada seorang yang tidak merokok. Asap tembakau mengandung lebih dari
4000 senyawa senyawa kimia, banyak darinya telah ditunjukkan menyebabkan
kanker, atau karsinogen. 2 karsinogen utama dalam asap tembakau adalah kimia
kimia kimia yang dikenal sebagai nitrosamines dan polycylic aromatic.
2. Paparan asbes
Serat serat asbes( asbestos fibers) adalah serat serat silikat yang dapat menetap
untuk seumur hidup dalam jaringan paru seiring dengan paparan pada asbes asbes.
Pekerja asbes yang tidak merokok mempunyai suatu resiko sebesar 5 kali
mengembangkan kanker paru daripada bukan perokok dan pekerja asbes yang
merokok mempunyai suatu risiko sebesar 50 sampai 90 kali lebih besar daripada
bukan perokok.
3. Radon gas
Radon gas adalah suatu penyebab kanker paru yang dikenal dengan suatu estimasi
12% dari kematian kematian kanker paru diakibatkan oleh radon gas, atau 15,000
sampai 22,000 kematian - kematian yang berhubungan dengan kanker paru setiap
tahun di amerika membuat radon penyebab utama kedua dari kanker paru di
amerika. Radon gas dapat bergerak melalui tanah dan masuk ke dalam rumah melalui
celah celah di antara pondasi, pipa, saluran-saluran atau tempat terbuka lainnya.
Radonn gas tidak terlihat dan tidak berbau namun ia dapat terdeteksi dengan kotak
kotak tes yang sederhana.
4. Genetik
Faktor genetik terdapat mutasi atau perubahan beberapa gen yang berperan dalam
kanker paru yakni :
• Proto onkogen adalah gen yang mengkode dan mengatur pembentukan protein
untuk pertumbuhan.
• tumor supressor gene adalah gen yang mengurangi kemungkinan bahwa sebuah sel
dalam organisme multi sel akan berubah menjadi sel tumor.
• gene encoding enzyme adalah enzim yang mengkode gen yang mengalami mutasi
5. Polusi udara
Sebanyak 1% kematian karena kanker paru disebabkan oleh pernapasan udara yang
ter polusi dan ahli-ahli percaya bahwa paparan yang memanjang atau lama pada
udara yang ter polusi sangat tinggi dapat membawa suatu resiko serupa dengan
perokok pasif untuk mengembangkan kanker paru
6. Kekurangan vitamin a dan c
Kandungan betakaroten dari vitamin a bersama dengan vitamin e dan c berperan
aktif sebagai antioksidan yang mampu melawan radikal bebas yang mampu
mencegah terjadinya kanker. fakta menunjukkan bahwa vitamin c dosis tinggi telah
terbukti menjadi toxic bagi sel kanker
7. Konsumsi zat karsinogen
Zat kimia ini umumnya berasal dari pewarna, pengawet maupun bahan tambahan
makanan atau minuman yang berbahaya bagi tubuh

D. TANDA DAN GEJALA


Berikut tanda dan gejala dari penyakit kanker paru :
- Terdapat lesi kulit dipermukaan kulit
- Perubahan kebiasaan buang air besar (BAB)
- Batuk yang mengganggu / batuk berkelanjutan / batuk berdarah.
- Kesulitan menelan
- Tidak nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Nyeri pada dada
- Sesak napas
Jika terdapat tanda dan gejala diatas lebih baik segera diperiksakan kedokter
atau ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar lebih jelas diagnosa nya dan cepat
diberikan tindakan agar kanker tidak semakin ganas.

E. PATOFISIOLOGI

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen sub bronkus menyebabkan silia
hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila
lesi Perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang
pleura, bisa timbul edisi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada Kosta dan korpus
vertebra.

Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi
ini menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti supurasi dibagian distal.
Gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam. Pada Stadium
lanjut penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya mestastase, khususnya
pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur struktur terdekat seperti kelenjar
limfa, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
Karakteristik dari kanker ini adalah sel – sel kanker mampu menginvasi jaringan
yang sehat disekitarnya serta dapat menyebar kebagian tubuh yang lain melalui sistem
limfa (limfogen), pembuluh darah ( hematogen), dan lapisan serosa ( transcoelomic
spread) dan tumbuh sebagai tumor metastasis. Liver, paru – paru , tulang , otak dan
kelenjar adrenal merupakan organ tempat metastasis yang paling sering melalui jalur
hematogen.

F. PATHWAY

Asap tembakau Radiasi Genetik Polusi Udara

Adeno Karsinoma Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel Bronkial Alveolar

Bronkus mengandung mukus Perubahan epitel bronkus,metaplasia Penimbunan Toksin


dysplasia

Timbul pada bagian Bronkus besar Respon umum tubuh menghasilkan


Perifer segmen bronkus sputum
Fibrasi intertisial Perubahan Struktur alveoli Kehilangan fungsi silia

Timbul Lesi dan melebarnya Gangguan suplai O2 Peningkatan sekret


pembuluh darah

Gangguan Bersihan jalan


Nyeri Kronis
pertukaran gas nafas tidak efektif

G. KOMPLIKASI
1. Sindrom vena kava superior Obstruksi sebagian atau menyeluruh vena kava
superior, merupakan komplikasi potensial kanker paru, terutama ketika tumor
melibatkan mediastinum superior atau nodus limfe mediatinal.
2. Sindrom paraneoplastik biasanya berkaitan dengan kanker paru mencakup sindrom
sekresi ADH yang tidak tepat ( SIADH ) dengan retensi cairan, edema, terkait ACTH
abnormal dan hiperkalsemia. Tumor paru juga dapat menghasilkan factor
prokoagulasi, meningkatkan risiko thrombosis vena, emboli paru, dan endokarditis
trombotik. Pada kanker paru, gejala neuromuscular seperti kelemahan otot dan
keletihan ekstermitas dapat menjadi indikasi pertama penyakit .

H. PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu :
1. Tidak merokok
2. Jauhi asap rokok
3. Periksa paparan radon di rumah
4. Waspadai paparan karsinogen
5. Rajin memakan buah dan sayur
6. Olahraga teratur

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada pasien kanker paru antara lain (PDPI,2003) :
1. Fototoraks
2. Bronkoskopi
3. CT-Scantoraks
4. Biopsiaspirasijarum
5. Transbronchial Needle Aspiration (TBNA) didapat bahan untuk sitologi dan
informasi metastasis KGB subkarina atau paratrakeal.
6. Transbronchial Lung Biopsy (TBLB) mendeteksi lesi kecil yang lokasinya
agak diperifer.
7. Biopsi Transtorakal (Transthoraxic Biopsy, TTB)melihat lesi yang terletak di
perifer dan ukuran lebih dari 2cm.
8. Sitologi sputum pengambilan atau pengeluaran sputum.

J. PENATALAKSANAAN
1. Keperawatan
a. Penatalaksanaan keperawatan adalah Terapi Oksigen. Jika terjadi hipoksemia,
perawat dapat memberikan oksigenvia masker atau nasal kanula sesuai dengan
permintaan. Bahkan jika klien tidak terlalu jelas hipoksemianya, dokter dapat
memberikan oksigen sesuai yang dibutuhkan untuk memperbaiki dispnea dan
kecemasan
b. Monitor asupan dan keluaran sertapertahankan hidrasi
c. Anjurkan mobilisasi secara dini
d. Periksa tanda tanda vital dan awasi serta laporkan bila terjadi respirasi abnormal
dan perubahan lainnya.
e. Lakukan penghisapan secret sesuai kebutuhan dan anjurkan untuk melakukan
pernapasan dalam dan batuk sesegera mungkin. Periksa sekresi lebih sering.

2. Medis
a. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru –paru yang tidak terkena kanker.
b. Toraktomi eksplorasi
Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya
karsinoma, untuk melakukan biopsy.
c. Pneumonektomi (pengangkatan paru)
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat.
d. Lobektomi (pengangkatan lobus paru)
e. Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula
emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.
f. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa
juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti
mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.
g. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta
untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
a. Pemeriksaan fisik
 System pernafasan
 System perkemihan
 System kardiovaskuler
 System pencernaan
 System persyarafan
 System musculoskeletal & integument
b. Keluhan utama
c. Riwayat pasien dan keluarga:

1. Pengetahuan tentang jenis kanker & stadium

2. Pengobatan kanker sebelumnya;

 Perilaku pasien/ keluarga terhadap pengobatan


 Pengalaman efek samping dan tingkat keparahannya
 Cara untuk meminimalkan efek samping
 Efektifitas untuk menurunkan insiden dan keparahan efek samping

3. Diet ( Asupan nutrisi)

4. Pengobatan alternatif /komplementer

5. Pengetahuan tujuan dari pengobatan

2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan prioritas :

1. Nyeri Kronik B.d Kondisi kronis

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan

3. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolus-kapiler

3. Intervensi
No. Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI

1. Nyeri kronik berhubungan Setelah dilakukan asuhan Pemberian Analgesik


dengan kondisi kronis keperawatan diharapkan 1. Identifikasi karakteristik
nyeri kronik dapat teratasi nyeri (mis. Pencetus, Pereda,
dengan kriteria hasil : kualitas, lokasi, intensitas,
Tingkat Nyeri frekuensi, durasi)
1. Pasien tidak mengeluh 2. Identifikasi riwayat alergi
nyeri obat
2. Pola nafas klien membaik 3. Monitor tanda – tanda vital
3. Nafsu makan kembali sebelum dan sesudah
normal pemberian analgesik
4. Dokumentasikan renspons
terhadap efek analgesic dan
efek yang tidak diinginkan
5. Jelaskan efek terapi dan
efek samping obat

2. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan Napas
efektif berhubungan keperawatan diharapkan 1. Monitor sputum (jumlah,
dengan sekresi yang jalan nafas pasien bersih warna, aroma)
tertahan dengan kriteria hasil : 2. Posisikan semi-Fowler atau
Bersihan Jalan Napas Fowler
1. Pasien tidak mengalami 3. Lakukan penghisapan lendir
batuk kurang dari 15 detik
2. Tidak ada sputum dalam 4. Berikan oksigen, jika perlu
jalan nafas pasien 5. Ajarkan teknik batuk efektif
3. Frekuensi nafas pasien 6. Kolaborasi pemberian
normal kembali bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

3. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan asuhan Pemantauan Respirasi


berhubungan dengan keperawatan diharapkan 1. Monitor frekuensi, irama,
perubahan membrane gangguan pertukaran gas kedalaman, dan upaya napas
alveolus-kapiler pada pasien dapat teratasi 2. Monitor pola napas (seperti
dengan kriteria hasil : bradypnea, takipnea,
Pertukaran Gas hiperventilasi, Kussmaul,
1. Pasien tidak mengalami Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
dyspnea 3. Monitor kemampuan batuk
2. Tidak ada bunyi napas efektif
tambahan 4. Palpasi kesimetrisan
3. Pasien tidak mengalami ekspansi paru
takikardia 5. Auskultasi bunyi napas
6.Monitor hasil x-ray toraks

4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada rencana strategi untuk membantu mencapai tujuan yang
diharapkan. Rencana tindakan yang spesifik dilakukan untuk memodifikasi faktor
- faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Utama, Saktya Yudha Ardhi . 2018. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH SISTEM RESPIRASI”
Yogyakarta : DEEPUBLISH. ISBN : 978-602-475-147-0

Anonim. 2013. Ca Paru. (dalamhttp://www.slideshare.net/septianraha/ca paru?


related=1)diakses pada tanggal19 juli 2017.

Burke,M Karen, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Bedah. Jakarta.

Dewi Damayanti. 2018. APLIKASI MODEL KONSERVASI LEVIN PADA PASIEN KANKER PARU
DENGAN EFULSI PLEURA DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA. Jurnal Kesehatan Panca
Bhakti Lampung. Vol 6, No. 1.

Enie Novieastari, Kusman Ibrahim, Sri Ramdaniati, Deswani Deswani. 2019. Fundamentals


of Nursing Vol.1-9 Indonesian Edition. Elsevier. Singapore (dicetak di Indonesia).

Anda mungkin juga menyukai