Di Susun Oleh :
A. Klarifikasi Istilah
1. Abdominalgia (Indriana Eka Yulianti)
Jawaban :
Sakit perut (Ifrohati Fitri)
2. Pemeriksaan hispatologi (Jumisi)
Jawaban :
Pemeriksaan histopatologi adalah pemeriksaan dari jaringan tubuh
manusia, di mana jaringan itu dilakukan pemeriksaan dan pemotongan
makroskopis, diproses sampai siap menjadi slide atau preparat yang
kemudian dilakukaan pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan
diagnosis (Kiki Rizki Amelia)
3. Pemeriksaan biopsi (Eva Cica Susanti)
Jawaban :
Biopsi prosedur yang dilakukan dengan mengambil sedikit jaringan dari
bagian tubuh. Sampel ini kemudian diperiksa dengan lebih teliti di bawah
mikroskop (Hayati Oktaviani)
4. Pemeriksaan rektal (Febiola)
Jawaban :
Pemeriksaan colok dubur adalah suatu pemeriksaan dengan memasukkan
jari telunjuk yang sudah diberi pelicin ke dalam lubang dubur. Untuk
melihat atau memeriksa apakah ada penyakit atau kelainan (Mei Aggraeni)
5. Cauliflower (Kiki Meilinda Sari)
Jawaban :
Maksud dari cauliflower adalah massanya berbentuk seperti kembang kol
(Khotibul Umam)
D. Mekanisme/ Pathway
Virus HIV
Adanya massa
Ca Serviks berdiameter 10cm
Resiko Infeksi
Perdarahan
Mediator
abnormal selama
pertumbuhan
1 bulan
mikroorganisme
Hipovelemia
F. Belajar mandiri
(2) Radioterapi
Ada dua jenis radioterapi, radioterapi eksternal dan radioterapi internal.
Biasanya kedua metode ini digunakan secara bersamaan untuk
mendapatkan hasil pengobatan terbaik.
• Radioterapi eksternal – menggunakan akselerator linier untuk
mengirimkan sinar radiasi berenergi tinggi ke tempat tumor dan rongga
panggul untuk membasmi tumor.
• Radioterapi internal – prosedur ini dilakukan di ruang operasi saat pasien
berada di bawah pengaruh anestesi umum. Dokter akan memasukkan alat
kecil ke dalam vagina pasien dan leher rahim untuk memancarkan radiasi
yang diperlukan untuk pengobatan. Pasien biasanya perlu menjalani 3
hingga 4 sesi pengobatan dengan durasi 10 hingga beberapa menit di
setiap sesinya. Potensi efek samping dari radioterapi:
• Diare dan dan rasa lelah
• Pendarahan kandung kemih atau rektum
• Penyempitan vagina
(3) Kemoterapi
Kemoterapi membantu mengecilkan ukuran tumor dan melengkapi
tindakan radioterapi untuk meningkatkan efek pengobatannya.
Kemoterapi intravena biasanya digunakan dengan menyuntikkan obat
melalui pembuluh darah. Jumlah hitungan darah pasien akan menurun jika
kemoterapi dilakukan secara bersamaan dengan radioterapi, yang bisa
menyebabkan rasa lelah dan rentan terhadap infeksi. Pasien mungkin
perlu mengonsumsi obat antibiotik dan pasien yang menderita anemia
mungkin perlu melakukan transfusi darah. Pengobatan dengan tindakan
bedah dan radioterapi memiliki efek penyembuhan yang sama pada
kanker serviks Stadium I dan II. Namun bagi pasien yang berusia lebih
muda dan dalam kondisi kesehatan yang lebih baik, tindakan bedah lebih
dipilih untuk menyelamatkan ovarium demi keperluan hormon
reproduksi. Tindakan ini juga bisa menurunkan aktivitas kehidupan
seksual yang terkait dengan penyempitan dan pengerasan vagina sebagai
akibat dari radioterapi. Efek jangka panjang dari tindakan operasi
biasanya lebih sedikit daripada radioterapi. Untuk kanker serviks stadium
lanjut, radioterapi dan kemoterapi adjuvan menjadi tindakan pengobatan
utama. (Lantika, Yuniar F. O, dkk. 2017.)
Ada pun cara metode-metode dalam deteksi dini pada Kanker serviks antara
lain yaitu:
1) Pap smear
merupakan salah satu cara deteksi dini Kanker serviks, test ini
mendeteksi adanya perubahan-perubahan sel leher rahim yang abnormal,
yaitu suatu pemeriksaan dengan mengambil cairan pada leher rahim dengan
spatula kemudian dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop. Pap smear
hanyalah sebatas skrining, bukan diagnosis adanya kanker serviks. Jika
ditemukan hasil pap smear yang abnormal, maka dilakukan pemeriksaan
standar berupa kolposkopi. Kolposkopi merupakan pemeriksaan dengan
pembesaran (seperti mikroskop) yang digunakan untuk mengamati secara
langsung permukaan Kanker serviks dan bagian Kanker serviks yang
abnormal. Dengan kolposkopi akan tampak jelas lesi-lesi pada permukaan
leher rahim, kemudian dilakukan biopsy pada lesilesi tersebut
2) Biopsi
Ini dilakukan untuk melengkapi hasil pap smear. Teknik yang biasa
dilakukan adalah punch biopsy yang tidak memerlukan anestesi dan teknik
cone biopsy yang menggunakan anestesi. Biopsi dilakukan untuk
mengetahui kelainan yang ada pada kanker serviks. Jaringan yang diambil
dari daerah bawah kanal servikal. Hasil biopsi akan memperjelas apakah
yang terjadi itu kanker invasif atau hanya tumor saja (Prayetni, 2007)
3) Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) tes merupakan alternatif skrining untuk kanker
serviks. Tes sangat mudah dan praktis dilaksanakan, sehingga tenaga
kesehatan non dokter ginekologi, bidan praktek dan lain-lain. Prosedur
pemeriksaannya sangat sederhana skrining untuk kanker serviks. Tes sangat
mudah dan praktis dilaksanakan, sehingga tenaga kesehatan non dokter
ginekologi, bidan praktek dan lain-lain. Prosedur pemeriksaannya sangat
sederhana, permukaan leher rahim diolesi dengan asam asetat, akan tampak
bercak-bercak putih pada permukaan Kanker serviks yang tidak normal
(Darmawati, D. (2010).
13. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala kanker serviks? (Ifrohati
Fitri)
Jawaban :
Tanda gejala kanker serviks :,
1. Adanya pertumbuhan sel - sel pada leher rahim
2. Keputihan (flour albus)
3. Ketidakteraturannya siklus haid
4. Amenorhea
5. Hipermenorhea
6. Perdarahan intermenstrual
7. Nyeri yang menjalar sampai kaki
8. Hematuria
9. Gagal ginjal
10. Perdarahan rektum. (Darmawati, D. (2010).
14. Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan untuk Ca Servik
IIIB? (Mei Anggraeni)
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS TUTORIAL 2
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1. DS: Virus HIV Hipovelimia
1. Tanggal 19 Maret
pasien mengeluh CA Serviks
perdarahan vagina
yang abnormal dan Adanya massa
terjadi terus- berdiameter
menerus selama 1 10cm
bulan
2. Tanggal 17 April Kehilangan
pasien datang cairan aktif
kembali dengan
keluhan perdarahan Hipovelimia
vagina yang banyak
melebih darah
menstruasi
DO:
1. Pemeriksaan biopsi
dan pemeriksaan
hematologi
didapatkan hasil
serviks bentuk
abnormal dan berisi
masa seperti
cauliflower dengan
diameter 10cm
2. Pemeriksaan biopsi
dan pemeriksaan
hematologi
didapatkan hasil
serviks bentuk
abnormal dan berisi
masa seperti
cauliflower dengan
diameter 10cm
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi
No Data Tujuan Keperawatan
Keperawatan
yang
2. Nyeri 3 5
abnormal
dan 3. Ketidakstab
3 5
terjadi ilan suhu
terus-
menerus 4. Hilang
selama 1 nafsu 3 5
bulan makan
2. Tanggal
Keterangan:
17 April
1. Berat
pasien
2. Cukup Berat
datang
3. Sedang
kembali
4. Ringan
dengan
5. Tidak ada
keluhan
perdarah
an vagina
yang
banyak
melebih
darah
menstrua
si
DO:
1. Pemeriks
aan
biopsi
dan
pemeriks
aan
hematolo
gi
didapatka
n hasil
serviks
bentuk
abnormal
dan berisi
masa
seperti
cauliflow
er dengan
diameter
10cm
2. Pemeriks
aan
biopsi
dan
pemeriks
aan
hematolo
gi
didapatka
n hasil
serviks
bentuk
abnormal
dan berisi
masa
seperti
cauliflow
er dengan
diameter
10cm
DAFTAR PUSTAKA
Juanda, D., & Kesuma, H. (2015). Pemeriksaan metode IVA ( Inspeksi Visual
Asam asetat ) untuk pencegahan kanker serviks. Jurnal Kedokteran
Dan Kesehatan, 2(2), 169–174. Retrieved from
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/view/2549
Lantika, Yuniar Firsty Oktavia, dkk. 2017. Kajian Pola Pengobatan Penderita
Kanker Serviks Pada Pasien Rawat Inap di Instalasi RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Periode 2014-2015.
Evriarti, P. R., & Yasmon, A. (2019). Patogenesis Human Papillomavirus (HPV)
pada Kanker Serviks. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, 8.1, 23–32.
Darmawati, D. (2010). Kanker Serviks Wanita Usia Subur. Idea Nursing Journal,
1(1), 09–13.
Chairani R. 2018. Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian kanker serviks pada
wanita di Rumah Sakit Umum daerah dr. Pirngadi kota Medan (tesis).
Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara;
Puteri, A. P. (2020). Karsinoma Serviks : Gambaran Radiologi dan Terapi
Radiasi. 47(4), 277–286.
Rasjidi Imam. 2009 Epidemiologi Kanker Serviks. Indonesian Journal of Cancer
Vol. III, No. 3
Destiana, F., 2012. Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres Pasien
Kanker Serviks di Ruang Obgyn Gedung Kemuning Lantai III RS
Hasan Sadikin Bandung, Karya Tulis Ilmiah, tidak dipublikasikan.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.