KEPERAWATAN MATERNITAS II
Disusun oleh:
Kelompok 4:
1. Ahmad Robby Masduki (21120008)
2. Andini (21120009)
3. Cindy Pricilia (21120010)
4. Desi Sahlima Wati (21120011)
5. Devi Aprilia Pramesti (21120012)
6. Dewanti Suliandari (21120013)
7. Diah Agustina (21120014)
8. Dian Indriani (21120015)
9. Jesica Mutiara Bintang (21120023)
10. Julian Dwi Saputra (21120024)
11. Kelvin Aditya (21120025)
12. Lia Fitriana (21120026)
13. M. Alba Julio Aldin (21120027)
Dosen Pembimbing: Sri Tirtayanti, S.Kep., Ns., M.Kep
Keperawatan Maternitas II
Ny. M usia 28 tahun mengaku hamil 2 bulan datang ke Puskesmas dengan keluhan
perdarahan dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu. Usia kehamilan saat ini
(berdasarkan hari pertama haid terakhir) adalah 8 minggu. Sejak 6 jam yang lalu,
keluar darah dari kemaluan berwarna merah kehitaman, disertai kontraksi yang
sering. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi
nadi 90 kali/menit, frekuensi pernapasan 20 kali/menit, dan suhu 37 oC.
Konjungtiva tidak pucat, sklera ikterik. Abdomen lemas, tidak ada nyeri tekan
maupun nyeri lepas. Tampak perdarahan mengalir dari kemaluan. Pada
pemeriksaan inspekulo, tampak ostium licin, terbuka dan terdapat jaringan keluar
dari ostium. Perdarahan mengalir dari ostium. Pada pemeriksaan dalam, korpus
uteri berukuran setelur bebek, ostium terbuka, tidak teraba massa dan tidak ada
nyeri tekan.
Sekretaris/Notulen : Andini
Step 1: Klarifikasi istilah
Jawab:
1. Konjungtiva adalah lendir atau lapisan mukosa yang melapisi permukaan
dalam kelopak mata (Devi Aprilia Pramesti).
2. Pemeriksaan inspekulo adalah pemeriksaan menggunakan spekulum atau alat
yang menyerupai mulut bebek (Julian Dwi Saputra).
3. Ostium adalah pembukaan ke dalam sinus untuk pertukaran bebas udara dan
lendir. Lapisan ostium memiliki epitel bersilia (sel rambut halus) yang
memindahkan lendir ke hidung (Dewanti Suliandari).
4. Sklera ikterik merupakan suatu gejala perubahan sklera, membran mukosa dan
kulit menjadi kuning sebagai akibat dari kenaikan konsentrasi bilirubin. (Lia
Fitriana).
5. Corpus uteri merupakan bagian utama dari rahim, pada kehamilan ini berfungsi
utama bagi janin untuk hidup (Cindy Pricilia).
6. Nyeri lepas tekan adalah ketika menekan perut memang terasa sakit, namun
ketika tekanan tersebut dilepas, seketika akan terasa lebih sakit (Dian
Indriani).
Step 2: Mengindentifikasi permasalahan
1. Apa itu pemeriksaan inspekulo dan apa yang di periksa? (Dian Indriani).
1. PD terdiri atas vaginal touch (colok vagina) dan inspekulo (melihat saluran
kelamin luar dengan menggunakan alat spekulum). pada dasarnya pemeriksaan
ini di lakukan untuk memantau kehamilan dan kelainan lain pada organ
reproduksi, sehingga beberbagai risiko atau dampak negatif pada kehamilan
yang muncul bisa di tangani (Andini).
2. - perbanyak istirahat dan berbaring
- mengurangi aktivitas fisik yang berat
- menghindari hubungan seksual (Diah Agustina).
3. Karena sudah terjadi abortus maka dari itu tidak teraba masa dan sudah tidak
adanya nyeri tekan (Lia Fitriana).
4. Faktor utama pada pendarahan tersebut disebabkan oleh kontraksi yang sering
menimbulkan rasa nyeri (Lia Fitriana).
Step 4: Pathway (Jessica Mutiara Bintang)
Kasus: Abortus
PATHWAY
Step 5: Learning Objective
Diagnosa keperawatan:
(Andini)
1. Abortus Spontan
sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba.
2. Abortus Provokatus
a. Abortus Medisinalis
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
b. Abortus Kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
(Cindy Pricilia)
Edukasi pada kasus abortus adalah pasien tidak dianjurkan untuk menggunakan
tampon, douching atau berhubungan seksual sementara selama minimal 1-2
minggu atau selama masih ada flek yang keluar dari vagina. Hal tersebut
dilakukan untuk mencegah timbulnya infeksi dan perdarahan lanjut. Pasien juga
dianjurkan untuk untuk tirah baring dan abstinensia.
(tambahan dari Andini)
(Dewanti Suliandari)
1. Pastikan tiap hari minum minimal 400mg asam folat, dua kali sehari
2. Olahraga teratur
3. Konsumsi makanan sehat dan bergizi
4. Kelola stres
5. Jaga berat badan saat hamil normal
6. Jangan merokok dan hindari paparan asap rokok
7. Jangan konsumsi alkohol
8. Jangan konsumsi kafein maksimal 200mg
9. Jangan pakai obat-obatan terlarang
10. Rutin imunisasi
11. Teratur cek ke dokter supaya segera diketahui bila ada kelainan pada
kandungan Bunda.
(Dian Indriani)
Mengutip WebMD, ciri-ciri keguguran atau abortus dapat diamati dari kondisi
ibu hamil sebagai berikut:
2. Kram parah
3. Sakit perut
8. Kontraksi
Learning Outcome
1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah
mati.
2. Pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup.
3. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion Data
laboratorium tes urine, hemoglobin dan hematokrit, menghitung
trombosit.
4. Kultur darah dan urine.
5. Pemeriksaan Ginekologi:
a. Inspeksi vulva
a) Perdarahan pervaginam sedikit atau banyak
b) Adakah disertai bekuan darah
c) Adakah jaringan yang keluar utuh atau sebagian
d) Adakah tercium bau busuk dari vulva
b. Pemeriksaan dalam speculum
a) Apakah perdarahan berasal dari cavum uteri
b) Apakah ostium uteri masih tertutup / sudah terbuka
c) Apakah tampak jaringan keluar ostium
d) Adakah cairan/jaringan yang berbau busuk dari ostium
c. Pemeriksaan dalam/Colok vagina
a) Apakah portio masih terbuka atau sudah tertutup
b) Apakah teraba jaringan dalam cavum uteri
c) Apakah besar uterus sesuai, lebih besar atau lebih kecil dari
usia kehamilan
d) Adakah nyeri pada saat porsio digoyang
e) Adakah rasa nyeri pada perabaan adneksa
f) Adakah terasa tumor atau tidak
g) Apakah cavum douglasi menonjol, nyeri atau tidak
a) Infeksi.
b) Pembekuan darah dalam kandungan.
c) Aborsi yang tidak tuntas.
d) Aborsi yang gagal.
e) Trauma rahim. Karena adanya perobekan rahim dan leher rahim, rahim
mengalami trauma.
f) Pendarahan.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Membutuhkan kemampuan menganalisa sehingga dapat diketahui masalah dan
kebutuhan perawatan bagi klien. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah:
a. Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perkawinan ke-, lamanya perkawinan dan alamat.
b. Anamnesis: perdarahan, haid terakhir, pola siklus haid, ada tidak gejala /
keluhan lain , cari faktor risiko / predisposisi. Riwayat penyakit umum dan
riwayat obstetri / ginekologi.
c. Prinsip: wanita usia reproduktif dengan perdarahan per vaginam abnormal
harus selalu dipertimbangkan kemungkinan adanya kehamilan
d. Pemeriksaan fisis umum: keadaan umum, tanda vital, sistematik. JIKA
keadaan umum buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi segera.
e. Pemeriksaan ginekologi: ada tidaknya tanda akut abdomen. Jika
memungkinkan, cari sumber perdarahan: apakah dari dinding vagina, atau
dari jaringan serviks, atau darah mengalir keluar dari ostium.
f. Jika diperlukan, ambil darah / cairan / jaringan untuk pemeriksaan
penunjang (ambil sediaan SEBELUM pemeriksaan vaginal touche).
g. Pemeriksaan vaginal touche: hati-hati. Bimanual tentukan besar dan letak
uterus. Tentukan juga apakah satu jari pemeriksa dapat dimasukkan ke
dalam ostium dengan MUDAH / lunak, atau tidak (melihat ada tidaknya
dilatasi serviks). Jangan dipaksa. Adneksa dan parametrium diperiksa, ada
tidaknya massa atau tanda akut lainnya.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas
pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain:
a. Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi
terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan
kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan
ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya.
2. Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
a. Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi
uterus.
b. Tekanan: menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati
turgor.
c. Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan/tonus otot atau respon
nyeri yang abnormal.
3. Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau
jaringan yang ada dibawahnya.
a. Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
b. Menggunakan palu perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut
apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak.
4. Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan
stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang
terdengar. Mendengar: mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan
darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau
denyut jantung janin.
C. Pemeriksaan Laboratorium
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang: rontgen, USG, biopsi, pap
smear. Keluarga berencana: Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB,
apakah klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan
KB jenis apa.
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d kontraksi uterus, sisa hasil konsepsi
2. Ansietas b.d kemungkinan akan kehilangan janin
3. Defisit volume cairan b.d pendarahan
E. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut berhubungan dengan dengan Pain Management Pain Management
kontraksi uterus, perubahan dinding 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Untuk memberikan tindakan
endometrium dan jalan lahir. Setelah komprehensif termasuk lokasi, keperawatan yang sesuai
dilakukan tindakan keperawatan selama karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas 2. Untuk mengetahui kemajuan
1x60 menit (1 jam) diharapkan nyeri akan dan faktor presipitasi,. persalinan dan ketidaknyamanan yang
berkurang 2. Kaji kontraksi uterus dan dirasakan ibu
NOC: ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, 3. Respon mimik dari nyeri yang
1. Pain level durasi, intensitas, dan gambaran dirasakan ibu.
2. Pain control ketidaknyamanan) 4. Dapat mengurangi faktor yang
3. Comfort level 3. Observasi reaksi nonverbal dari reaksi memperparah tingkat nyeri
Kriteria Hasil: ketidaknyamanan 5. Membantu mengurangi nyeri
1. Mampu mengontrol nyeri 4. Kontrol lingkungan yang dapat 6. Untuk diberikan tindakan selanjutnya
2. Menyatakan rasa nyaman mempengaruhi nyeri seperti suhu dalam mengatasi nyeri yang tidak
3. Mengungkapkan penurunan nyeri ruangan, pencahayaan, dan kebisingan berhasil tersebut
4. Menggunakan tehnik yang tepat 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
untuk mempertahankan kontrol
nyeri.
6. Kolaborasikan dengan dokter jika ada Analgesic administration
keluhan dan tindakan penanganan nyeri 1. Verifikasi dalam pemberian obat,
yang tidak berhasil. menghindari kesalahan dalam
pemberian obat
Analgesic administration 2. Menurunkan tingkat nyeri dengan
1. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis dan frekuensi
2. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat
analgesik pada klien
3. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah diberikan analgesik
2 Ansietas berhubungan dengan NIC: Anxiety Reduction
kemungkinan akan kehilangan janin Anxiety Reduction 1. Mengidentifikasi perhatian pada
NOC: 1. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi bagian khusus dan menentukan arah
Anxiety self-control, anxiety level, kecemasan. dan kemungkinan pilihan/ intervensi.
coping. Setelah dilakukan tindakan 2. Berikan informasi tentang penyimpangan 2. dapat menghilangkan ansietas
keperawatan selama (1x30 menit) genetic khusus, resiko yang dalam berkenaan dengan ketidaktahuan dan
Ansietas klien teratasi dengan reproduksi dan ketersediaan membantu keluarga mengenai stress,
tindakan/pilihan diagnose
kriteria hasil: 3. Kembangkan sikap berbagi rasa secara membuat keputusan, dan beradaptasi
1. Klien mampu mengidentifikasi dan terus menerus. secara positif terhadap pilihan.
mengungkapkan gejala cemas 4. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal 3. kesempatan bagi klien untuk mencari
2. Mengidentifikasi,mengungkapkan perubahan fisik/psikologis. pemecahan situasi.
dan menunjukkan tekhnik untuk 4. dapat menghilangkan kecemasan/
mengontrol cemas depresi pada pasangan.
3. Vital sign dalam batas normal
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya
kecemasan
3 Kekurangan volume cairan berhubungan NIC: Fluid Management
dengan adanya pendarahan Fluid Management 1. mengetahui keadaan umum pasien
NOC: Fluid Balance, Hydration, 1. Monitor vital sign 2. mengetahui perkembangan rehidrasi
Intake Setelah dilakukan tindakan selama 2. Monitor status hydrasi (kelembaban 3. rehidrasi optimal evaluasi intervensi
1x24 jam, masalah teratasi dengan membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan 4. mengurangi risiko kekurangan voume
darah ortostatik), jika diperlukan cairan semakin bertambah
3. Monitor masukan makanan/ cairan dan 5. mengurangi risiko kekurangan voume
hitung intake kalori harian cairan semakin bertambah
kriteria hasil: 4. Kolaborasi pemberian cairan IV 6. mengurangi risiko kekurangan voume
1. Mempertahankan urin output 5. Dorong masukan oral cairan semakin bertambah
dalam batas normal sesuai dengan 6. Berikan penggantian nasogastric sesuai 7. mengurangi risiko kekurangan voume
usia, dan BB, output cairan semakin bertambah.
2. TD, nadi, suhu tubuh dalam batas 7. Atur kemungkinan transfusi
normal 8. Persiapan untuk transfuse Hypovolemia Management
3. Tidak ada tanda dehidrasi 1. mengetahui perkembangan rehidrasi
4. Elastisitas turgor kulit baik. Hypovolemia Management 2. mencegah infeksi dan
Membrane mukosa lembab, tidak 1. Monitor intake dan output cairan mempertahankan input cairan yang
ada haus tambahan 2. Pelihara IV line adekuat
3. Monitor adanya kelebihan cairan 3. mencegah masuknya cairan berlebihan
4. Monitor BB 4. mengetahui BB dan membandingkan
5. Monitor tingkat HB dan hemtokrit BB pasien sebelum dan sesudah
6. Pasang urin kateter jika diperlukan diberikan intervensi
7. Kolaborasikan pemberian diuretic sesuai 5. memonitor status kebutuhan cairan
interuksi pasien
6. mengetahui jumlah output cairan
DAFTAR PUSTAKA