Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS ASUHAN PERSALINAN NORMAL DIRUANG VK

RUMAH SAKIT A.DADI TJOKRO DIPO


BANDAR LAMPUNG

OLEH KELOMPOK 26:


Husni mubarok (2111515117)
Yogi budi santoso (2111515118)
Aprida wahyu siska rini (2111515123)
Resifen yunilam balla (2111515124)
Cheni elsya utami (2111515121)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
BANDAR LAMPUNG
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini
secara umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan membawa resiko bagi ibu. WHO
memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi
komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta mengancam jiwanya. Dari 5.600.000
wanita hamil di Indonesia, sejumlah besar akan mengalami komplikasi atau masalah yang bisa
menjadi fatal. Persalinan merupakan suatu proses alami yang dialami setiap wanita yang
memerlukan kondisi yang optimal sebelum persalinan. Persalinan merupakan suatu proses alami
yang dialami setiap wanita yang memerlukan kondisi yang optimal dari alat kandungan wanita.
Maka sangat diperlukan kesiapan fisik dan mental sebelum persalinan.(Mochtar, 2008).
Menurut WHO melalui pemantauan ibu meninggal di berbagai belahan dunia memperkirakan
bahwa setiap tahun jumlh 500.000 ibu meninggal di sebabkan kehamilan, persalinan dan nifas
(Depkes, 2002).
Kelahiran bayi yang merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan
keluarganya. Sebagai Bidan, kita beruntung dapat berbagi peristiwa ini dengan keluarga. Kita
juga berada pada posisi yang unik untuk meningkatkan kemampuan menemani ibu dalam proses
kelahiran untuk memberikan dukungan dan dorongan.
Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan ini adalah proses yang normal serta
merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi komplikasi yang mengancam jiwanya
juga selalu ada, sehingga Bidan harus mengamati dengan ketat Ibu dan Bayi sepanjang kelahiran
Jika dilihat dari data – data diatas maka sangat penting bagi bidan untuk mengetahui
bagaimana cara deteksi dini penyulit dan komplikasi selama masa kehamilan dan masa
persalinan, sebagai upaya menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada Ibu dan Bayi.
Pelayanan kesehatan maternal yang baik dapat mencegah 4 terlambat yaitu: terlambat
mengenali ibu resiko tinggi, terlambat mengambil keputusan, terlambat kesiapan transportasi dan
terlambat pertolongan adekuat di rumah sakit.
Berdasarkan latar belakang di atas maka sangat penting bagi sorang bidan untuk
memberikan asuhan persalinan sebagai upaya deteksi adanya komplikasi/penyulit yang
memerlukan tindakan segera sehingga dapat dicapai derajat kesehatan yang tinggi pada Ibu dan
Bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas

B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan fisiologis yang meliputi
pengkajian, merumuskan diagnosa dan penatalaksanaan.

2.      Tujuan Khusus


a.       Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang ditemukan pada persalinan.
b.      Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai ibu pada saat melahirkan
c.       Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan persalinan

C.    MANFAAT
1.      Dapat diterapkannya ilmu pengetahuan yang telah didapat selama dibangku kuliah
sebagai upaya pengaplikasian suatu ilmu.
2.      Dapat menambah pengalaman dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin.
3.      Mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan pasien sehingga dapat tercipta hubungan
yang baik diantara keduanya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Asuhan Intranatal


1.      Pengertian
Asuhan yang diberikan pada kala II persalinan yang dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai kala
pengeluaran bayi.
2.      Tujuan
Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagi upaya yang terintegerasi
dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat
terjaga pada tingkat optimal.

a.       Tanda-tanda inpartu


1)      Rasa sakit oleh adanya his datang yang kuat, sering dan teratur (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit)
2)      Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
3)      Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4)      Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan sudah ada.

b.      Asuhan Kala I


Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
(frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan
terdiri atas dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Asuhan yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
1)      Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang
telah dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
2)      Memperbolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang
air besar atau kecil.
3)      Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara:
1)      Gunakan kipas angin, AC, atau kipas biasa dalam kamar.
2)      Menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya.
3)      Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi, berikan cukup minum.
4)      Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.
5)      Melakukan pemantauan persalinan kala I dengan menggunakan partograf yaitu
penilaian, suhu badan, denyut nadi, denyut jantung, anak, kontraksi, pembukaan
serviks, penurunan kepala janin, dll.
6)      Lakukan perubahan posisi, bantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah,
ketakutan, dan kesakitan
7)      Sarankan ibu untuk berjalan.
8)      Ajaklah orang untuk menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau
menggosok punggungnya atau membasuh mukanya diantara kontraksi.
9)      Ibu diperbolehkan untuk beraktifitas sesuai dengan kemampuan/ kesanggupannya.
10)      Ajarkan ibu tehknik relaksasi: ibu diminta untuk menarik nafas panjang, menahan
nafasnya sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu
kontraksi.
11)      Penolong tetap menjaga hak privacy ibu dalam persalinan, yaitu dengan
menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa seizin dan
sepengetahuan ibu.

2)      Asuhan Kala II


Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan
keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikut sertakan suami dan keluarga
selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibuselama
proses persalinan akan mendapatkan rasa aman dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam,
dan seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat.
a)      Anjurkan ibu selalu didampingi keluarganya selama proses persalinan dan kelahiran
bayinya. Dukungan dari suami, orang tua, dan kerabat yang disukai ibu sangat diperlukan
dalam menjalani proses persalinan.
Alasan: Hasil persalinan yang baik ternyata erat hubungannya dengan dukungan dari keluarga
yang mendampingi ibu selama proses persalinan.
b)      Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam asuhan diantaranya membantu ibu untuk berganti
posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, teman bicara dan
memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan bayinya.
c)      Penolong persalinan dapat memberikan dukungan serta semangat kepada ibu dan anggota
keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan dan kelahiran
bayi kepada mereka.
d)      Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala II persalinan. Lakukan
bimbingan dan tawarkan bantuan bila diperlukan.
e)      Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman untuk meneran.
f)     Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan yang sopan
dan kuat untuk meneran. Jangan menganjurkan ibu untuk meneran berkepanjangan dan
menahan nafas. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
Alasan: Meneran secara berlebihan menyebabkan ibu sulit bernafas sehingga terjadi
kelelahan yang tidak perlu dan meningkatkan resiko asfiksia pada bayi sebagai akibat
turunya pasokan oksigen melalui plasenta.
g)      Anjurkan ibu untuk minum selama kala dua persalinan.
Alasan: Ibu bersalin mudah sekali mengalami dehidrasi selama proses persalinan dan
kelahiran bayi. Cukupnya asuhan cairan dapat mencegah ibu mengalami hal tersebut.
h)      Adakalanya ibu merasa khawatir dalam menjalani kala dua persalinan. Berikan rasa aman
dan semangat serta tentramkan hatinya selama proses persalinan berlangsung. Dukungan dan
perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancara proses persalinan dan
kelahiran bayi. Beri penjelasan dan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali
penolong akan melakukannya, jawab setiap pertannyaan yang diajukan ibu, jelaskan apa yang
dialami oleh ibu dan bayinya dan hasil pemeriksaan yang dilakukan (misalnya tekanan darah,
denyut jantung janin, periksa dalam)
i)        Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan
tersebut
j)        Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya
k)      Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan mententramkan perasaan ibu beserta
anggota keluarganya yang lain
l)        Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten
m)    Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi
n)      Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia
menginginkannya.
o)      Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi, pencukuran, dan
klisma)
p)      Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir dan membantu memulai
pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi
q)      Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu)
r)       Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan, perlengkapan dan
obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran
bayi.

Memberikan pertolongan asuhan persalinan normal:


I.      Melihat Tanda Dan Gejala Kala Dua
1.      Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua
a.       Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b.      Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
c.       Perineum menonjol
d.      Vulva vagina dan sfingter anal membuka
II.      Menyiapkan Pertolongan Persalinan
1.      Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan
ampul oksitosin 10 unti dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus
set.
2.      Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
3.      Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/
pribadi yang bersih.
4.      Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
5.      Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi
tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik.
III.      Memastikan Pembukaan Lengkap Dengan Janin Baik
a.       Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang
dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika
mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan
seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi
(meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi)
b.      Dengan menggunakan teknik aseptik, melakkan pemeriksaan dalam untuk memastikan
bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan
pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.
c.       Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam
keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci
kedua tangan (seperti di atas)
d.      Memeriksa denyut janin janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal (100 – 160 kali/ menit)
e. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 f. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta
asuhan lainnya pada partograf.
IV.      Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Pimpinan Meneran
1.      Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu
berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.
a.       Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan pemantauan
kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan
mendokumentasian temuan-temuan.
b.      Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dpat mendukung dan memberi
semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran
2.      Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
3.      Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran:
a.       Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai dorongan untuk meneran
b.      Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran
c.       Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu
berbaring terlentang)
d.      Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
e.       Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
f.       Menganjurkan asupan cairan per oral
g.      Menilai DJJ setiap 5 menit
h.      Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120
menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1jam) untuk ibu multipara,
merujuk segera.
i.        Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
j. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok untuk mengambil posisi yang aman. Jika
       

ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk mulai meneran pada
puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat diantara kontraksi.
k.      Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60 menit
meneran, merujuk ibu dengan segera.
V.      Persiapan Pertolongan kelahiran Bayi
1.      Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter
5 – 6 cm, meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
2.      Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu
3.      Membuka partus set
4.      Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
VI.      Menolong Kelahiran Bayi
Lahirnya kepala
1.      Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi oerineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang
lembut dan tidak menghambat kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat bayi lahir. Jika ada
mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung setelah kepala lahir
menggunakan delee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap yangbaru
atau bersih.
2.      Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kasa steril.
3.      Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan
kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:
a.       Jika tali pusat melilit leher bayi dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
b.      Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan pemotongnya.
4.      Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya Bahu
1.      Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi
muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah luar hingga bahu anterior
muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik keatas dan kearah luar
untuk melahirkan bahu posterior.
Lahir Badan dan Tungkai
2.      Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di
bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan
tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perienum, gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunkan tangan
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
3.      Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari
punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dari kaki lahir. Memegang
kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki bayi.
a.       Penanganan Bayi Baru Lahir
1.      Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala
bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi
ditempat yang memungkinkan)
2.      Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.
3.      Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pangkal pusat bayi. Melakukan
urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem
pertama (kearah ibu)
4.      Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali
pusat di antara kedua klem tersebut
5.      Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih
dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami
kesulitan bernafas, mengambil tindakan yang sesuai.
6.      Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.

3)      Asuhan Kala III


Pada kala III persalinan, otot uterus berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus
setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan plasenta yang semakin kecil, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudia lepas dari dinding
uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau kedalam vagina
Penatalaksanaan Aktif Kala III
a.         Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
b.        Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
c.         Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di
1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
Peregangan Tali Pusat Terkendali
a.         Memindahkan klem pada tali pusat
b.        Meletakkan satu tangan di atas kain yangberada diperut ibu, tepat diatas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan lain.
c.         Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada
tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus
dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya involusio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai. Jika
uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan
rangsangan puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
Setelah plasenta terlepas meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat kearah bawah
dankemudian kearah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan
arah pada uterus.
a.       Jika tali pusat bertambang panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva.
b.      Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:
1)      Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2)      Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik
aseptik jika perlu
3)      Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4)      Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
5)      Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi
Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan
kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua tangan dan dengan hati hati memutar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban
tersebut. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau
steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan
atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput
yang tertinggal.
Massase Uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan massase uterus, meletakkan
telapak tangan di fundus dan melakukan massase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras)
Menilai Perdarahan
a.       Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel pada ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta
didalam kantung plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan
massase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
b.      Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang
mengalami perdarahan aktif.

4)      Asuhan Kala IV


a.       Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam:
1)      2-3 Kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
2)      Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
3)      Setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
4)      Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai untuk
menatalaksana atonia uteri.
5)      Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjaitan dengan anastesi
lokal dengan menggunakan teknik yang sesuai.
b.      Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase uterus dan memeriksa
kontraksi uterus
c.       Mengevaluasi kehilangan darah
d.      Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit salama satu jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua persalinan
1)      Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan
2)      Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

Hari / Tanggal : jumat/ 25 November 2022 RM :006059-22


Pukul : 08;00 WIB Ruang : VK Bersalin Rs tjokro dipo

A.       DATA SUBJEKTIF


1.        Identitas
Istri
Nama : Ny. M
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Lampung/ Indonesia
Pendidikan :-
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : jl.ikan sepat gg.eka jaya lk III, kangkung bumi waras bandar lampung

Suami
Nama :Tn. R
Umur : 22 tahun
Agama :Islam
Suku/Bangsa : Lampung / Indonesia
Pendidikan :-
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : jl.ikan sepat gg.eka jaya lk III, kangkung bumi waras bandar lampung
2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan, mengeluh perut mules – mules sejak pukul 07.00 wib,
rasa mules yang dirasakan ibu semakin bertambah serta rasa sakit dan mules tersebut menjalar
dari pinggang keperut bagian bawah, sakit yang dirasakan ibu semakin bertambah hingga
sekarang. Ibu juga mengatakan ada pengeluaran lendir darah dan air-air dari daerah kemaluannya
sejak jam 08.00 wib

3.         Riwayat Perkawinan


Kawin 1 kali, Kawin pertama kali umur 18 tahun, dengan suami sekarang sudah 2 tahun.

4.        Riwayat Haid


a.         Menarche umur :13 tahun
b.        Siklus : ±28 hari
c.         Teratur/tidak : Teratur
d.        Lamanya : ± 6 – 7 hari
e.         Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut / hari
f.         Dismenorhoe : Tidak ada
g.        HPHT : 18-februari-2021
h.        Taksiran Partus : 25-november-2022

5.      Riwayat Obstetri GI P0 A0

6.      Riwayat Keluarga Berencana


Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun. Tidak menggunakan
kondom pil kb ataupun lainnya.
7.      Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat kesehatan ibu

Ibu mengatakan tidak ada mempunyai riwayat penyakit kronis seperti jantung, penyakit
keturunan seperti DM, asma, hipertensi, serta penyakit menular seperti hepatitis.
b.      Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu ataupun suami tidak mempunyai riwayat penyakit
kronis seperti jantung, penyakit keturunan seperti DM, asma, hipertensi, serta penyakit
menular seperti hepatitis.

8.      KeadaanKehamilanSekarang
a. Selama hamil ibu periksa di : Bidan
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 6 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan :

ANC trimester I
1.      Frekuensi : 2x
2.      Tempat : puskesmas
3.      Umur Kehamilan : 6 minggu dan 12 minggu
4.      Imunisasi : belum di berikan
5.      Pergerakan Anak : Belum ada pergerakan
6.      Nasehat :Makan sedikit namun sering, makan bergizi
7.      Pengobatan :Antasid dan B6

ANC trimester II
1.        Frekuensi : 2x
2.        Tempat : Bidan
3.        Umur Kehamilan : 20 minggu dan 26 minggu
4.        Imunisasi : belum di berikan
5.        Pergerakan Anak : Positif (+).
6.        Keluhan : Pusing.
7.        Nasehat : Istirahat yang cukup
8.        Pengobatan : Sf dan kalk.
ANC trimester III
1.      Frekuensi : 2x
2.      Tempat : Bidan
3.      Umur Kehamilan : 32 minggu dan 39 minggu
4.      Imunisasi : Sudah di berikan TT
5.      Pergerakan Anak : Positif (+)
6.      Keluhan :Tidak ada keluhan
7.      Nasehat : Istirahat cukup dan makan bergizi
8.      Pengobatan :Sf dan Kalk
9.      Pola KebutuhanSehari-hari
a.         Nutrisi
Terakhir makan dan minum : Tadi malam
Banyaknya : 1 piring
b.        Eliminasi
BAB
Terakhir BAB : Sore kemarin
Konsistensi : Cair
Warna : Merah Kecoklatan
Masalah : Diare
BAK
Terakhir BAK : 15 menit yang lalu
Bau : Khas / Pesing
Warna : Kuning jernih
c.         Personal Hygiene
Terakhir mandi dan gosok gigi : Tadi Malam
d.        Aktivitas
Sejak merasakan mules ibu masih bisa beraktivitas seperti berjalan – jalan, duduk, berdiri,
dan berbaring.
e.         Tidur dan Istirahat
Sejak merasakan mules ibu tidak bisa tidur.
f.         Pola Seksual
Tidak ditanyakan
10.     Data Psikososialdan Spiritual
a.         Ibadah apa yang diinginkan ibu saa tini : Berdzikir dan berdo’a
b.        Persepsi ibu tentang proses persalinan : Suatu proses yang sulit
c.         Perasaan ibu terhadap proses persalinan : Ibu nampak cemas,Tapi ibu yakin dapat
melaluinya
d.        Siapa yang diharapkan ibu untuk menjadi pendamping persalinan : Suami dan ibu
e.         Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami

B.     DATA OBJEKTIF


1.      Pemeriksaan umum
a.         Keadaan umum : Baik
b.        Kesadaran : Compos Mentis
c.         Berat badan
Sebelum hamil : 49 kg
Sekarang :58 kg
d.        Tinggi badan : 150 cm
e.         LILA : 27 cm
f.         Tanda Vital : TD : 140/80 mmHg
Suhu : 36º C
Nadi : 90x/menit
Respirasi:20 x/menit

2.      Pemeriksaan khusus


a.         Inspeksi
Kepala : Pertumbuhan rambut tampak merata, berwarna hitam, rambut tidak
rontok, kulit kepala bersih.
Muka : Tidak tampak pucat dan tidak nampak oedem.
Mata : Konjungtiva tidak tampak pucat, sklera tidak ikterik.
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada pengeluaranserumen, tidak ada
peradangan.
Hidung : Tidak tampak pernafasan cuping hidung,tidak terdapat polip, tidak
terdapat pengeluarancairan.
Mulut : Bibir tidak tampak pucat, tidak pecah-pecah, gigi tidak berlubang
dan tidak caries , dan lidah bersih.
Leher : Tidak tampak pembesaran pada kelenjar thyroid dan vena
jugularis.
Dada : Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, tidak ada retraksi dada.
Mammae : Simetris, terdapat hyperpigmentasi pada areola, puting susu
menonjol, dan tidak ada luka bekas operasi.
Perut : Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan,tidak ada luka
bekas operasi, terdapat linea nigra dan striae gravidarum.
Genetalia : Tampak pengeluaran lendir darah
Tungkai : Tidak tampak adanya oedem dan varises.
b.        Palpasi
Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar thyroid dan vena
jugularis.
Mamae : Tidak teraba adanya massa dan adanya tedapat pengeluaran
colostrum.
Abdomen
Leopold I : TFU 3 jari dibawah prosessus xyphoideus, teraba bagian bulat,
lembek dan tidak melenting (bokong).
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba keras,memanjang seperti papan (Pu-
kiri), dan bagian kanan perut ibu teraba bagian terkecil janin (Pu-
kanan).
Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras dan tidak melenting
(Pres - Kep).
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP 4/5 (Divergen).
TFU : 29 cm
TBJ : (29 - 11) x 155 = 2790 gram.
His : 4 x 10’ selama 40”
Tungkai :Tidak teraba adanya oedem.
c.         Auskultasi
DJJ (+) ,terdengar jelas, irama teratur, dan frekuensi 148x/menit
d.        Perkusi : (-)
e.         Pemeriksaan Panggul Luar : (-)
f.         Periksa Dalam
Hari/Tanggal : Kamis/20 Maret 2014
Pukul : 02.30 Wita
Keadan vagina : Tidak teraba tumor/ massa
Arah serviks : Anterior
Pendataran serviks : Positif ( + )
Pembukaan Serviks : 8 cm
Selaput Ketuban : (-)
Presentasi : Kepala
Posisi Titik Penunjuk : Ubun – ubun kecil kiri depan
Penurunan Presentasi : Hodge II
Keadaan Panggul Dalam
Promontorium : Tidak teraba
Spina ischiadika : Tidak menonjol
Lengkung Sacrum : Konkaf
Dinding samping panggul : Tidak teraba
Arkus pubis dan os pubis : > 90o
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
HB : 10,7 gr/dl
C.      ANALISIS DATA
1.     DiagnosaKebidanan : GI P0 A0, Hamil 41 minggu, dengan inpartu kala I fase aktif
janin tunggal hidup intra uterin
2.     Masalah : Nyeri Kontraksi dan Cemas
3.     Kebutuhan : Perawatan ibu bersalin, konseling dan kolaborasi dokter

D.      PENATALAKSANAAN
1.      Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik, yaitu :
Pembukaan : 8 cm
Kontraksi uterus : Baik
TTV : TD : 140/80 mmHg
Suhu : 36º C
Nadi : 90 x/menit
Respirasi : 21 x/menit
“ Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan "
2.      Mengobservasi kemajuan persalinan dan pemantauan kondisi janin serta mencatat semua
hasil observasi pada lembar partograf kemudian memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
ibu dan keluarga, diantaranya:
  Djj tiap 30 menit
  Kontraksi uterus tiap 30 menit
  Tekanan darah tiap 4 jam
  Nadi tiap 30 menit
  Pemeriksaan dalam tiap 4 jam atau apabila ada indikasi, untuk mengetahui pembukaan
serviks, penurunan kepala dan keadaan selaput ketuban dan penyusupan kepala.
“ Kemajuan persalinan dipantau dengan menggunakan lembar partograf “
3.      Melakukan asuhan sayang Ibu pada kala I persalinan, seperti:
a.         Memberikan dukungan kepada Ibu dengan menganjurkan suami/keluarga untuk
mendampingi Ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayi serta menganjurkan pihak
keluarga untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali berbagai upaya yang
mungkin sangat membantu kenyamanan Ibu, menghargai keinginan ibu untuk menghadirkan
teman atau keluarga yang secara khusus diminta untuk menemaninya.
b.        Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada Ibu
c.         Membantu Ibu bernafas secara benar pada saat kontraksi
d.        Memasase daerah punggung ibu
e.         Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman.
f.         Membantu ibu dalam pengaturan posisi dengan cara menganjurkan ibu mencoba posisi yang
nyaman selama persalianan.
g.        Memberikan cairan dan nutrisi, karena makanan dan minuman yang cukup selama
persalinan akan memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi, karena dehidrasi
dapat memperlambat kontraksi dan atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan
kurang efektif.
h.        Menganjurkan ibu agar mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan,
ibu harus berkemih sedikitnya tiap 2 jam atau lebih sering apabila ibu merasa ingin
berkemih atau jika kandung kemih terasa penuh
“ Keluarga cukup aktif serta bersedia bekerjasama dengan Bidan dan Ibu pun bersedia
melaksanakan setiap saran yang diberikan Bidan”
4.      Menyarankan Ibu agar memberitahukan Bidan apabila sudah ada keinginan untuk Buang Air
Besar dan mengedan karena hal tersebut merupakan salah satu tanda melahirkan.
” Ibu bersedia mengikuti saran bidan”
5.      Menyiapkan alat partus seperti bak instrument, klem tali pusat, gunting tali pusat, gunting
tali pusat, gunting episiotomy, setengah koher, obat-obatan seperti oxytoxin,metil
ergometrin, pronages atau cygest, perlengkapan ibu dan bayi seperti selimut, pembalut,
bedong,dan alat resusitasi bayi
“ Alat partus, obat, perlengkapan ibu dan bayi sudah disiapkan “
CATATAN PERKEMBANGAN :

No Hari/Tanggal
Catatan Perkembangan
1. Jumat / S : S
27 November Ibu mengatakan adanya keluar air secara tiba-tiba dari kemaluannya
2022 serta sudah ada keinginan untuk BAB dan mengedan.
O :
Pemeriksaan umum
A.    Keadaan umum : Baik
B.     Kesadaran : compos mentis.
C.     Tanda vital :
TD 130/ 80 Mmhg, N: 87 x/menit,
R: 23 x/menit, T : 36 C
D.    His : 5x dalam 10 menit, frekuensi 45 detik
E.     Djj : Terdengar jelas,irama teratur frekuensi 142 x/menit
F.      Genetalia : vulva dan anus belum membuka, perineum belum
menonjol
G.    Pemerksaan dalam : Portio tidak teraba, ketuban positif,
pembukaan lengkap, kepala di hodge III
A:
Ibu Inpartu KALA II
P:
1.  Menyiapkan alat.
” Semua peralatan sudah tersedia dengan baik dan lengkap”
2.  Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik tetapi kepala janin masih tinggi, apabila sudah ada rasa
sakit dan adanya dorongan yang kuat untuk mengedan maka Ibu
meneran pada saat kontraksi.
” Ibu nampak khawatir dengan hasil pemeriksaan yang disampaikan
Bidan”
3.  Memberikan dukungan psikologis kepada Ibu agar Ibu tidak
merasa khawatir dan mengajarkan Ibu tekhnik meneran yang baik,
yaitu:
a) Tidak terlalu lama menahan nafas saat meneran
b)     Berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi
c) Lutut ditarik kearah dada dan dagu ditempelkan kedada.
d) Tidak mengangkat bokong saat meneran
” Ibu nampaknya sudah tenang dan tidak khawatir lagi dan dapat
memprakekkannya dengan baik”
4.  Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
” Ibu meneran dengan baik dan kepala bayi sudah ada di hodge
IV”
5.  Memberikan Ibu makan dan minum untuk membantu menambah
tenaga Ibu.
” Ibu tidak mau makan tapi hanya ingin minum air teh hangat
saja”
6.  Melakukan Episiotomi Medialis , dengan melebarkan jalan lahir
menggunaka teknik episiotomi arah medial
7.  Melakukan pertolongan kelahiran bayi :
a) Penolong berdiri disebelah kanan dan ibu dipimpin mengedan.
b)  Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm maka
tangan kanan penolong menahan perineum dan tangan kiri
menahan agar tidak terlalu cepat untuk mencegah defleksi kuat
kepala bayi.
c) Saat seluruh kepala bayi lahir, penolong membersihkan muka bayi
dengan kain bersih.
d) Memeriksa leher bayi apakah ada lilitan tali pusat saat kepala bayi
melakukan putaran paksi luar.
” Tidak terdapat lilitan tali pusat pada leher bayi namun dapat
dilonggarkan. ”
e)   Setelah kepala janin menghadap paha ibu tempatkan kedua telapak
tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati kearah bawah
sampai bahu anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke
atas sampai bahu posterior/belakang lahir.
f)   Setelah bahu lahir, lahirkan badan bayi secara keseluruhan.
” Bayi lahir spontan belakang kepala,segera menangis, pada pukul
03.30 wita, BB 2000 gram, PB 44 cm, AS: 8-9-10 ,Jenis Kelamin
Laki-laki.”
8. Segera melakukan pemotongan tali pusat dengan meletakkan klem
tali pusat ±3 cm dari pangkal lalu dorong isi tali pusat kearah ibu dan
letakkan klem kedua ±2 cm dari klem pertama, kemudian potong
sambil melindungi bayi dari gunting setelah itu ikat tali pusat dan
bungkus dengan kassa steril.
9.  Mengeringkan dan menghangatkan bayi.
10. Mengganti kain pembungkusnya dan setelah lahir bayinya
langsung diperlihatkan dengan Ibunya.
2. Jumat / S:
27 November Ibu mengatakan perutnya terasa sakit dan mules
2022 O:
a) Keadaan umum : baik
b) TD : 130/80 mmHg,
c) Nadi : 87x/menit
d) Temp : 36oC
e) Resp : 21 x/menit
f) TFU : Sepusat
g) Kontraksi : Baik
h) Genetalia : Nampak pengeluran darah dalam jumlah yang normal
dan tali pusat nampak didepan vagina
A:
PI A0 dengan KALA III (pengeluaran plasenta)
P:
1.     Melakukan Managemen aktif Kala III.
a)  Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.
b)   Memberitahu ibu akan disuntik oksitosin
c)   Keringkan badan dan kepala bayi
d)  Menyuntikan oksitosin 10 U secara IM pada bagian luar paha
kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah.
” Semua telah terlaksana dengan baik”
2.     Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
e) Meletakkan tangan kiri diatas simpisis menahan bagian bawah
uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat
menggunakan klem dengan jarak 5-10 cm dari vulva.
f)  Saat uterus berkontraksi, melakukan peregangan tali pusat
dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus
dengan hati-hati kearah dorsokrania.
g) Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati, kemudian pegang plasenta dengan kedua tangan
dan lakukan putaran searah jarum jam untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
3.     Melakukan rangsangan taktil uterus selama 15 detik untuk
merangsang kontraksi uterus.
” uterus berkontraksi dengan baik”
4.     Segera menilai perdarahan pada jalan lahir serta kelengkapan
plasenta.
”Plasenta lahir spontan lengkap dengan selaputnya pada pukul
03.35 wita dan tampak luka episiotomi medialis dan dilakukan
heacting jelujur menggunakan chromic gut”
3. Jumat / S:
27 November Ibu mengatakan merasa lelah dan perutnya masih terasa mules
2022 O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Tanda vital :
        Tekanan darah : 130/80mmhg
        Suhu : 36 °C
        Nadi : 85 x/menit
        Pernafasan : 21 x/ menit
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Muka sudah tidak terlihat pucat lagi
b. Palpasi
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
A:
PI A0 dengan KALA IV ( pengawasan )
P:
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada Ibu dan keluarga
bahwa kondisi Ibu dan bayi sehat.
” Ibu nampak sangat bahagia dan bersyukur karena telah
melewati proses persalinan ini dengan selamat”
2. Melakukan pemantauan/observasi setiap 15 menit selama 1 jam
pertama postpartum dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua
postpartum, untuk melakukan observasi terhadap:
a.       Tekanan darah
b.      Nadi
c.       Temperatur
d.      Tinggi fundus uteri
e.       Kontraksi uterus
f.       Kandung kemih
g.      Perdarahan
” Observasi dilakukan sesuai dengan jam”
3. Hasil observasi setiap 15 menit selama 1 jam pertama postpartum:
a.       15 menit I
1)        Tekanan darah : 130/80 mmHg
2)        Nadi : 85 x/menit
3)        Temperatur : 36,50C
4)        TFU : 2 jari bawah pusat
5)        Kontraksi uterus : Baik
6)        Kandung kemih : Kosong
7)        Perdarahan : ± 100cc
b.      15 Menit II
1)        Tekanan darah : 120/80 mmHg
2)        Nadi : 86 x/menit
3)        TFU : 2 jari bawah pusat
4)        Kontraksi uterus : Baik
5)        Kandung kemih : Kosong
6)        Perdarahan : ± 100cc
c.  15 Menit III
1)        Tekanan darah : 120/70 mmHg
2)        Nadi : 83 x/menit
3)        TFU : 2 jari bawah pusat
4)        Kontraksi uterus : Baik
5)        Kandung kemih : Kosong
6)        Perdarahan : ± 75cc

d. 15 menit IV
1)        Tekanan darah : 120/80 mmHg
2)        Nadi : 83 x/menit
3)        TFU : 2 jari bawah pusat
4)        Kontraksi uterus : Baik
5)        Kandung kemih : Kosong
6)        Perdarahan : ± 75cc

4. Hasil observasi setiap 30 menit selama 1 jam kedua postpartum:


a. 30 Menit I
   Tekanan darah : 120/80 mmHg
   Nadi : 83 x/menit
   Temperatur : 36,50C
   TFU : 2 jari bawah pusat
   Kontraksi uterus : Baik
   Kandung kemih : Kosong
   Perdarahan : 75cc
b. 30 Menit II
   Tekanan darah : 110/70 mmHg
   Nadi : 82 x/menit
   Temperatur : 36,50C
   TFU : 1 jari bawah pusat
   Kontraksi uterus : Baik
   Kandung kemih : Kosong
   Perdarahan : 75cc
Memberikan terapi sesuai advis dokter yaitu:
Inj.Cefotaxime 1gr /IV Antibiotik)
Infus Ringer Lactate (RL) Drip Oxy 20 Tpm/Fls

BAB IV
PENUTUP
Persalinan merupakan suatu proses alami yang dialami setiap wanita yang memerlukan
kondisi yang optimal sebelum persalinan. Persalinan merupakan suatu proses alami yang dialami
setiap wanita yang memerlukan kondisi yang optimal dari alat kandungan wanita. Maka sangat
diperlukan kesiapan fisik dan mental sebelum persalinan.(Mochtar, 2005)
Asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagi upaya yang terintegerasi dan lengkap
serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada
tingkat optimal.
 Tanda-tanda inpartu
  Rasa sakit oleh adanya his datang yang kuat, sering dan teratur (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit)
 Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
 Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
 Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan sudah ada.
Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.M Ruang VK Bersalin RS tjokro dipo
bandar lampung telah melahirkan pada pukul 08.30 wib dengan berat badan bayi 2500 gram dan
panjang bayi 44 cm, pengeluaran plasenta pada pukul 08.35 wib dan berlanjut sampai kala IV
yaitu pemantauan kondisi ibu baik dan tidak ada masalah pada perdarahan yang keluar terlihat
normal dan diberikan terapi injeksi sesuai advis dokter yaitu Inj.Cefotaxime 1gr untuk antibiotic
dan infus Ringer Lactate (RL) Drip Fls/20 Tpm. Penerimaan Ibu terhadap Health education yang
diberikan / kepatuhan Ibu terhadap sebagian besar saran yang telah diberikan Bidan tetapi
walaupun demikian masih terdapat beberapa hal yang nampaknya masih belum bisa Ibu terima
tetapi mahasiswa pemberi asuhan tersebut selalu berupaya untuk meyakinkan Ibu agar bisa
menerima saran yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai