Anda di halaman 1dari 46

REPORTING SEKENARIO 1 PENDARAHAN OBSTETRI

“ ANTEPARTUM BLEEDING” : PLASENTA PREVIA


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Reproduksi
Dosen Pembimbing : Ns. Rudi Karmi.,M.Kep

Disusun Oleh:
Ketua

Gibran Fajar M C.0105.22.024


Sekretaris

Dila Safitri C.0105.22.017

Anggota
Futri Rahmawati C.0105.22.023
Diana Guslah C.0105.22.016
Eri Teguh C.0105.22.019
Feri Pebriansyah C.0105.22.022
Lutfi Achmad Hidayat C.0105.22.026
Mila Jamilah C.0105.22.028
Elisa Siti A C.0105.22.018
Herlinda Dwiyanti C.0105.22.025
Meuti Ardelia P C.0105.22.027

PENDIDIKAN NERS TINGKAT II A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI 2024
SKENARIO 1 Perdarahan Obstetri

“Antepartum Bleeding”

Seorang perempuan usia 39 tahun dengan kehamilan 20 minggu, datang ke unit emergency
bersama suami dengan perdarahan pervaginam sejak beberapa jam yang lalu. Klien
memberikan keterangan bahwa dia merasakan kontraksi tapi menyangkal kalau ada nyeri
abdomen yang lain, dia juga menyangkal adanya trauma/jatuh sebelumnya.
Riwayat Obstetri sebelumnya :

• G4P2A1
• Kedua anak sebelumnya melahirkan normal
• Kelahiran terakhir adalah 1,5 tahun yang lalu dengan kelahiran normal, dan berat 2600 gr
• Ada Riwayat abortus pada kehamilan ke-dua Tidak mempunyai Riwayat medis
sebelumnya Riwayat Keluarga :

• Tidak ada riwayat penyakit keturunan Tidak ada riwayat anak kembar Riwayat Sosial :

Klien tinggal dengan suaminya di wilayah padat penduduk, menyangkal pernah merokok,
minum alcohol atau obat-obatan selama kehamilan, menyangkal adanya kekerasan dalam
rumah tangga. Pendidikan terakhir Sekolah Dasar, dan bekerja sebagai ibu rumah tangga, serta
status ekonomi yang rendah.
Riwayat Kesehatan Sekarang :

• G4P2A1
• HPHT 11 April 2023
• Perkiraan melahirkan 22 Januari 2024 Perkiraan usia kehamilan 20 4/7 minggu
Pemeriksaan Fisik :

TD 100/65 mmHg, nadi 72x/menit, respirasi 18x/menit, suhu 36,4c. Keadaan umum klien
tampak cemas, terlihat pucat, CRT < 3 detik. Pemeriksaan Leofold, TFU 18 cm, presentasi fetal
longitudinal, ada kontraksi, DJJ 128x/menit.
Pemeriksaan USG dan Transabdominal :
Tampak adanya plasenta menutup jalan lahir.
Ø LANGKAH 1. Klarifikasi istilah/terminologi asing (yang tidak dimengerti)
1. Fetal Logitudinal (Feri Pebriansyah)
2. Trans Abdominal (Feri Pebriansyah)
3. Abortus (Eri Teguh)
4. USG (Lutfi achmad)
5. Pendarahan Obsterti (Gibran Fajar M)
6. Pervaginam (Gibran Fajar M)
7. CRT (Dila Safitri)
8. Antepartum Bleeding (Dila Safitri)
9. Plasenta (Futri Rahmawati)
10. TFU (Futri Rahmawati)
11. HPHT (Diana Guslah)
12. GPA (Herlinda dwiyanti)
13. Abdomen (Elisa Siti A)
14. Leopold (Mila Jamilah)
15. DJJ (Meuti A)
Ø Langkah 2. Mendefinisikan Masalah
1. Pervaginam : Melahirkan Normal (Dila Safitri)
2. Antepartum Bleeding : Pendarahan pervaginam semasa kehamilan dimana
umur kehamilan telah melebihi 28 minggu atau berat janin lebih dari 100 gram.
(Dila Safitri)

3. Abortus : Aborsi/keguguran yang dialami seorang Wanita sebelum minggu ke20 yang
dapat menyakitkan secara fisik maupun emosional (Gibran Fajar M)
4. HPHT : Hari Pertama Haid Pertama atau hari pertama dalam satu siklus
menstruasi terakhir (Gibran Fajar M)
5. DJJ : Detak Jantung Janin, istilah ini mengacu pada detak jantung bayi saatmereka
masih berada di dalam rahim (Mila Jamilah)
6. Abdomen : Perut (Eri Teguh)
7. USG : Ultrasonografi, digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran
mereka, struktur, luka patologi yang membuat teknik ini berguna untukmemeriksa organ.
Sonografi obstetric biasa digunakan Ketika masa kehamilan. (Feri Pebriansyah)
8. CRT : CRT (Capillary Refill Time) adalah tes yang dilakukan cepat pada daerahdasar
kuku untuk memonitor dehidrasi dan jumlah aliran darah ke jaringan. CRT yang
memanjang merupakan tanda dehidrasi pada pasien. Ini diperkuatjika disertai dengan
turgor kulit dan pola pernapasan yang abnormal. Normaldari CRT adalah kurang dari
dua detik. (Feri Pebriansyah)
9. Fetal Logitudinal : Posisi janin horizontal atau sungsang (Herlinda dwiyanti)
10. Leopold : Pemeriksaan dengan menggunakan Teknik palpasi yaitu tangan sebagai indra
peraba untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, pada janin yang berada dalam Rahim
ibu. (Elisa Siti A)
11. Plasenta : Ari – ari (Meuti A)
12. TFU : Tinggi Fundus Uteri adalah jarak yang bisa didapatkan seorang Wanita
hamil dari atas tulang kemaluan hingga atas perut yang dihitung secara vertical
(Diana Guslah)
13. Transabdominal : Ada macam USG Transabdominal yaitu pemeriksaandilakukan di
lauar tubuh untuk pemeriksaan kehamilan (Futri Rahmawati)
14. GPA : Gravida Para Abortus (Futri Rahmawati)
15. Pendarahan obsterti : Perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu
(Lutfi achmad)
Ø Langkah 3. Curah pendapat (brainstorming)
1. Apakah abortus pada kehamilan ke dua ada hubungannya dengan pendarahansaat ini ?
(Gibran Fajar M)
2. Mengapa plasenta menutupi jalan lahir ? (Lutfi achmad)
3. Pendarahan pada ibu apakah berpengaruh dengan DJJ ? (Diana Guslah)

4. Bagaimana terjadinya pendarahan pada Ibu hamil ? (Feri Pebriansyah)


5. Apakah tekanan darah rendah terjadi karena pendarahan ? (Eri Teguh)
6. Mengapa posisi bayi sungsang ? (Meuti A)
Ø Langkah 4. Membuat daftar penjelasan – penjelasan yang dapat diterima
1. Apakah abortus pada kehamilan ke dua ada hubungannya dengan pendarahan
saat ini ?

Jawaban : Abortus pada kehamilan keduaa tidak ada kaitannya dengan pendarahan
yang dialami pasien saat ini, karena jika ada kaitannya dengan abortus pasien di
kehamilan kedua, seharusnya di kehamilan ketiga pun pasienmengalami pendarahan.
Akan tetapi pada kehamilan dan melahirkan di kehamilan ke tiga, pasien tidak
mengalami pendarahan (Dila Safitri)
2. Mengapa plasenta menutupi jalan lahir ?
Jawaban : kondisi ini plasenta atau ari – ari berada di bagian bawah Rahim sehingga menutupi
Sebagian/seluruh jalan lahir yang disebut dengan Plasenta Previa dan kondisi ini akan
mengakibatkan pendarahan hebat. (Herlinda dwiyanti)
3. Pendarahan pada ibu apakah berpengaruh dengan DJJ ?
Jawaban : Akan berpengaruh pada denyut jantung janin di karena kondisi detakjantung Janin
yang lamah bisa terjadi karena adanya gangguan pada kehamilandan perkembangan Janin seperti
gangguan plasenta, lilitan tali pusat, cairan ketuban yang terlalu banyak, ibu hamil yang sedang
mengalami stres, atau karena adanya kelainan genetik pada ibu hamil.Jadi denyut jantung janin
sangatterpengaruh pada keberlangsungan janin (Elisa Siti A)
4. Bagaimana terjadinya pendarahan pada Ibu hamil ?
Jawaban : Penyebab terjadinya pendarahan pada ibu hamil ketika usia kehamilan sudah lebih
tua atau trimester akhir adalah infeksi vagina melakukanpemeriksaan serviks atau pemeriksaan
panggung (pap smear) dan polip serviks (Mila Jamilah)
5. Apakah tekanan darah rendah terjadi karena pendarahan ?
Jawaban : Tekanan darah rendah bisa terjadi akibat pendarahan karena kehilangan
banyak darah akibat cedera besar atau pendarahan internal dapat mengurangi jumlah
darah dalam tubuh sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah yang parah. (Dila
Safitri)
6. Mengapa posisi bayi sungsang ?
Jawaban : Posisi bayi jadi sungsang juga bisa terjadi karena jumlah air ketuban,baik terlalu
banyak ataupun terlalu sedikit. Jika air ketuban terlalu banyak, bayijadi terlalu sering berubah
posisi, sedangkan air ketuban yang terlalu sedikit juga bisa membuat bayi sulit bergerak di
dalam kandungan (Gibran Fajar M)

Ø Langkah 5 LAPORAN PENDAHULUAN ANTEPARTUM


BLEEDING :PLASENTA PREVIA
1. DEFINISI
Merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum
merupakan perdarahan pervaginam yang terjadi pada kehamilan diatas 28 minggu.
Sampai saat ini penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada
beberapa faktor yang diduga kuat menimbulkan kelainan ini, yaitu multiparitas dan
cacat rahim, riwayat bedah sesar, usia 35 tahun atau lebih, ibu hamil yang merokok,
Plasenta previa merupakanplasenta yang berimplementasi pada segmen bawah rahim
(SBR) sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (OUI).
Plasenta previa riwayat kuretase, riwayat kehamilan ganda dan riwayat miomektomi
(Manuaba, 2014).
Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Gejala perdarahan awal plasenta
previa pada umumnya hanya berupa perdarahan bercak atau perdarahan ringan dan
umumnya akan berhenti secara spontan. Jumlah perdarahan yang terjadi sangat
tergantung dari jenis plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi pada saat uterus
merenggang dan tumbuh, tidak terasa nyeri dan terlihat sebagai pengeluaran darah yang
segar. Sering kali ditemukan malpresentasi bagian presentasi janin. Terdapat risiko
perdarahan pascapartumyang lebih lanjut saat kekuatan retraksi segmen bawah uteri
buruk setelah terjadi plasenta previa. (Prawirohardjo, 2010; Medforth, 2012).
2. ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI
Etiologi plasenta previa belum diketahui secara pasti. Frekuensi plasenta previa
meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas secsio sesarea, bekas aborsi,
kelainan janin, dan leioma uteri. Penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas.
Menurut beberapa ahli penyebab plasenta previa yaitu :
a. Plasenta previa merupakan implementasi di segmen bawah rahim dapat disebabkan
oleh endometrium di fundus uteri belum siap menerima implanmtasi, endometrium
yang tipis sehingga diberpulakan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi
pada janin dan vili korealis pada chorion leave yang persisten.
b. Etiologi plasenta previa belum diketahui pasti namun meningkat pada grande multi
para, primigravida tua, bekas secsio sesarea, bekas operasi dan leiomioma uteri.
(Norma, dkk. 2013)
Menurut Sofian (2012), penyebab plasenta previa yaitu :
a) Endometrium yang inferior
b) Chorion leave yang persesiten
c) Korpus luteum yang bereaksi lambat
Strassman mengatakan bahwa faktor terpenting adalah vaskularisasi yang kurang
pada desidua yang menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan Brown menekankan
bahwa faktor terpenting ialah vili korealis persisten pada desidua kapsularis.

Faktor risiko perdarahan antepartum untuk plasenta previa menurut Prawiroharjo


(2010) adalah paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misal bekas bedah cesar atau miomektomi,
perokok, cacat bekas bedah cesar, plasenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda dan
eritoblastosis fetalis bisa yang dapat menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh segmen ostium uteri internum.
Faktor predisposisi plasenta previa menurut Jordan (2014) yang merupakan faktor
risiko plasenta previa adalah usia ibu > 35 tahun, Multiparitas, ibu dengan riwayat bedah
cesar, infertilitas buatan, perokok, Alpha Feloprotein (AFP), ibu dengan kehamilan
kembar, Jarak kehamilan yang terlalu dekat serta riwayat ibu dengan kuretase. Manuaba
(2012) menambahkan bahwa mioma uteri dan malnutrisi merupakan juga merupakan
faktor risiko plasenta previa.

Faktor risiko plasenta previa menurut Mochtar dalam Norma (2013) adalah:
• Usia ibu > 35 tahun
• Paritas banyak

• Endometrium cacat oleh karena bekas cesar atau bekas kuretase

• Jarak persalinan yang dekat yaitu kurang dari 2 tahun

• Mioma uteri

• Polip endometrium
• Kehamilan kembar

• Ibu yang merokok

• Riwayat plasenta previa sebelumnya

• Adanya luka jaringan parut sehingga dapat menyebabkan hipoplasia endometrium


sedangkan faktor lainnya adalah reaksi luteum korpus melambat

3. PATOFISIOLOGI
Perdarahan antepartum disebabkan oleh plasenta previa umumnya terjadi pada trimester
ketiga karena pada saat itu segmen bawah rahim lebih mengalami perubahan karena
berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan.
Menurut manuaba (2014), implementasi plasenta disegmen bawah rahim disebabkan:
a. Endomentriumdi fundus uteri belum siap menerima implantasi
b. Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu
memberikan nutrisi ke janin.
c. Vili korealis pada korion leave (korion yang gundul yang persisten.
Menurut Davood (2008), sebuah penyebab utama pada perdarahan trimester tiga yaitu
plasenta previa yang memiliki tanda khas dengan perdarahan tanpa rasa sakit. perdarahan
diperkirakan terjadi dalam hubungan dengan perkembangan segmen bawah rahim (SBR)
pada trimester tiga.
Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah rahim (SBR) lebih melebar lagi
dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah rahim (SBR),
pelebaran segmen bawah rahim (SBR) dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat disitu tanpa diikuti tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding
uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya bewarna merah segar,berlainan
dengan darah yang disebabkanoleh solusio plasenta yang bewarna kehitam-hitaman.
Sumber perdarahannya ialah sinus uteri yang robek karena terlepasnya plasenta dari
dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannya tidak
dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah rahim (SBR) untuk
berkontraksi menghentikan perdarahan itu, sebagaimana serabut otot uterus menghentikan
perdarahan pada kala tiga dengan plasenta yang letanya normal. Makin rendah letak
plasenta, makin dini perdarahan terjadi.
4. PATHWAYS

5. MANIFESTASI KLINIS
Ciri yang menonjol pada plasenta previa adalah perdarahan biasanya terjadi pada
akhir trimester II hingga trimester III atau sebelum persalinan, perdarahan uterus keluar
tanpa disertai rasa nyeri. Perdarahan pertama biasanya sedikit kemudian berhenti
sendiri, namun perdarahan berulng tanpa sebab yang jelas akan timbul kembali. Pada
plasenta letak rendah, perdarahan baru terjadi pada saat mulai persalinan, bisa sedikit
sampai banyak mirip dengan solusio plasenta.
Perdarahan berat disebabkan segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi sekuat
segmen atas rahim sehingga dapat menybabkan perdarahan berlangsung hingga pasca
persalinan. Perdarahan bisa juga bertambah disebabkan serviks dan segmen bawah
rahim pada plasenta previa lebih rapuh dan mudah mengalami robekan. Robekan lebih
mudah terjadi pada upaya pengeluaran plasenta dengan tangan misalnya pada retensio
plasenta sebagai komplikasi plasenta akreta (Prawirohardjo, 2010).

6. KOMPLIKASI
• Karena pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka pelepasan plasenta
dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan semakin banyak, dan
perdarahan yang terjadi tidak dapat dicegah sehingga penderita menjadi anemia
bahkan syok.
• Karena plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifat segmen ini
yang tipis, maka jaringan trofoblas dengan kemampuan invasinya menerobos ke
dalam miometrium bahkan sampai ke perimetrium dan menjadi sebab dari kejadian
plasenta inkreta dan bahkan plasenta perkreta.
• Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah sangat
potensial untuk robek disertai perdarahan yang banyak. Oleh karena itu, harus
sangat berhati-hatipada semua tindakan manual di tempat ini misalnya pada waktu
mengeluarkan anak melalui insisi pada segmen bawah rahim ataupun waktu
mengeluarkan plasenta dengan tangan pada retensio plasenta.
• Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini memaksa lebih
sering diambil tindakan operasi dengan segala konsekuensinya.
• Kelahiran premature dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian oleh karena
tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan belum
aterm.
• Berisiko tinggi untuk solusio plasenta (risiko relative 13,8), seksio sesarea (risiko
relative 1,7). kematian maternal akibat perdarahan (50%), dan disseminated
intravascular coagulation (DIC) 15,9%.
7. PENGKAJIAN
A. Anamnesa
1. Identitas
Identitas berisi nama, usia, alamat, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku bangsa,
tanggal masuk dirawat, tanggal dikaji, diagnosa medis, dan identitas penanggung
jawab.
2. Keluhan utama
• Gejala pertama, perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester III.
• Sifat perdarahan : tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
• Penyebab perdarahan : placenta dan pembuluh darah yang robek, terbentuknya
SBR, terbukanya osteum/manspulasi intravaginal/rectal
• Sedikit banyaknya perdarahan : tergantung besaratau kecilnya robekan pembuluh
darah dan plasenta
3. Inspeksi
• Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit
• Jika perdarahan lebih banyak, ibu tampak anemia
4. Palpasi Abdomen
• Janin sering belum cukup bulan : TFU masih rendah
• Sering dijumpai kesalahan letak
• Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya kepala masih
goyang/floating
B. Riwayat Kesehatan
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST, Paliatif
Atau Provokatif (P) yaitu fokus utama keluhan Pasien, Quality Atau Kualitas (Q) yaitu
bagaimana nyeri dirasakan oleh Pasien, Regional (R) yaitu nyeri menjalar kemana,
Safety (S) yaitu posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri atau Pasien merasa
nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan Pasien merasakan nyeri tersebut.

C. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat
dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan sekarang.
Riwayat Obstetri meliputi :
• Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
• Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
• Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan
• Jenis anestesi dan kesulitan persalinan
• Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan
• Komplikasi pada bayi
• Rencana menyusui bayi
D. Riwayat Menstruasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menentukan taksiran persalinan (TP), TP
ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP
berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus naegle yaitu hari ditambah tujuh, bulan
dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
E. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau kedua
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan
pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan
yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual pada janin.
F. Riwayat Penyakit atau Operasi
Kondisi kronis seperti diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek
buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya Riwayat infeksi, prosedur operasi, dan
trauma pada persalinan sebelumnya harus di dokumentasikan.
G. Pemeriksaan fisik
Untuk menentukan penanganan yang tepat, guna mengatasi perdarahan antepartum
yang disebabkan oleh plasenta previa. Perlu dilakukan beberapa langkah pemeriksaan.
a. Pemeriksaan luar
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan letak janin
b. Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sumber terjadinya
perdarahan, Pemeriksaan ini bertujuan untuk megetahui secara pasti letak.
Penentuan letak plasenta tidak langsung plasenta atau ari-ari, Pemeriksaan ini dapat
dilakukan dangan radiografi, radioisotopi dan ultrasonografi
c. Penentuan letak plasenta secara langsung
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menegakkan diagnosis yang tepat tentang adanya
dan jenis plasenta previa dan pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan secara
langsung meraba plasenta
H. Pemeriksaan penunjang
Plasenta previa dapat didiagnosis dengan melihat gejala klinis dan pemeriksaan
obstetri menggunakan USG. Pemeriksaan spekulum dapat dilakukan untuk menilai
vagina dan serviks. Vaginal toucher harus dihindari pada semua ibu yang mengalami
perdarahan antepartum sampai terdiagnosis bukan sebagai plasenta previa.
Beberapa metode pemeriksaan penunjang telah digunakan untuk mendiagnosis
plasenta previa diantaranya USG transabdominal, USG transvaginal dan MRI.
Penggunaan USG transvaginal lebih direkomendasikan karena mempunyai tingkat
akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan USG transabdominal. Terdapat beberapa
kekurangan USG transabdominal yaitu visualisasi yang kurang baik pada plasenta letak
posterior dan segmen bawah rahim akibat terhalang kepala bayi, obesitas serta keadaan
kandung kemih yang kosong atau terlalu penuh. MRI juga mempunyai tingkat akurasi
yang lebih baik bila dibandingkan dengan USG transabdominal. Namun tidak dapat
memberikan gambaran lokasi plasenta sebaik USG transvaginal, selain itu MRI tidak
tersedia pada semua pelayanan kesehata
I. Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan medis :
Penatalaksanaan plasenta previa atau placenta previa terbagi berdasarkan klinis
pasien, yaitu pasien asimtomatik atau mengalami perdarahan aktif. Bila asimtomatik,
maka pasien dapat dirawat di rumah dan mengulang transvaginal sonography (TVS)
pada usia kehamilan 36 minggu, untuk mempersiapkan persalinan.
Pasien dengan perdarahan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.
Pemberian medikamentosa berupa tokolitik, seperti nifedipine, dan kortikosteroid,
dapat dilakukan jika pasien diperkirakan akan segera menjalani persalinan. Jika
terjadi perdarahan hebat, lakukan stabilisasi keadaan hemodinamik pasien dengan
pemberian cairan, dan bila dibutuhkan, transfusi darah
b) Penatalaksanaan keperawatan :
Prinsip dasar yang harus segera dilakukan pada semua kasus perdarahan
antepartum adalah menilai kondisi ibu dan janin, melakukan resusitasi secara tepat
apabila diperlukan, apabila terdapat fetal distress dan bayi sudah cukup matur untuk
dilahirkan maka perlu dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan dan memberikan
Imunoglobulin anti D pada semua ibu dengan rhesus negatif.
Penanganan ibu dengan plasenta previa simtomatik meliputi : setelah
terdiagnosis maka ibu disarankan untuk rawat inap di rumah sakit, tersedia darah
transfusi apabila dibutuhkan segera, fasilitas yang mendukung untuk tindakan bedah
sesar darurat, rencana persalianan pada minggu ke 38 kehamilan namun apabila
terdapat indikasi sebelum waktu yang telah ditentukan maka dapat dilakukan bedah
sesar saat itu juga.
Cara pesalinan ditentukan oleh jarak antara tepi plasenta dan ostium uteri
internum dengan pemeriksaan USG transvaginal pada minggu ke 35 kehamilan.
Apabila jaraknya >20 mm persalinan pervaginam kemungkinan besar berhasil.
Apabila jarak antara tepi plasenta dengan ostium uteri internum 0-20 mm maka besar
kemungkinan dilakukan bedah sesar, namun persalinan pervaginam masih dapat
dilakukan tergantung keadaan klinis pasien.

8. ANALISA DATA

NO ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH


1. D.0009 Perfusi perifer Plasenta Previa Perfusi Perifer tidak
tidak efektif ↓ Efektif

Gejala dan Tanda Pemebentukan Segmen


Mayor Bawah Uterus Dan Dilatasi
Subjektif: Ostium Uteri
- ↓
Objektif: Servix Membuka
1) Pengisian kapiler > 3 ↓
detik Tidak Dapat Di Ikuti Oleh
2) Nadi perifer menurun Plasenta Yang Melekat
atau tidak teraba ↓
3) Akral teraba dingin Terlepasnya Vili Plasenta
4) Warna kulit pucat Dari Dinding Uterus

5) Turgor kulit menurun Perdarahan

Gejala dan Tanda COP Menurun
Minor ↓
Subjektif: Perfusi Perifer tidak Efektif
1) Parastesia
2) Nyeri ekstremitas
(klaudikasi intermiten)
Objektif:
1) Edema
2) Penyembuhan luka
lambat
3) Indeks ankle-
brachial <0,90
Bruit Femoral

2. Tanda dan gejala Umur kehamilan Ansietas


Mayor ↓
Subjektif : Riwayat abortus
• Merasa bingung ↓
• Merasa khawatir Section Caesar
dengan akibat dari ↓
kondisi yang Plasenta berkembang
dihadapi menutupi osteum uteri
□ Sulit berkonsentrasi ↓
Objektif : Uterus lebih besar
• Tampak gelisah ↓
• Tampak tegang Serviks mulai terbuka
• Sulit tidur ↓
Tanda dan gejala Sinus margialis pada plasenta
Minor ↓
Subjektif : Ansietas
• Mengeluh pusing
• Anoreksia
• Palpitasi
• Merasa tidak berdaya
Objektif :
• Frekuensi napas
meningkat
• Frekuensi nadi
meningkat
• Tekanan darah
meningkat
• Diaforesis
• Tremor
• Muka tampak pucat
• Suara bergetar
• Kontak mata buruk
• Sering berkemih
• Berorientasi pada
masa lalu

2 Tanda dan gejala Riwayat aborsi Hipovolemia


Mayor ↓
Subjektif : Penipisan endometrium
tidak ada ↓
Plasenta menenpel disegmen
Objektif : bawah Rahim/plasenta lepas

• Frekuensi nadi dari dinding uterus


meningkat ↓
• Nadi teraba lemah Plasenta menutupi seluruh
• Tekanan darah jalan lahir
menurun ↓
• Tekanan nadi Tipisnya pembuluh darah
menyempit ↓
• Turgor kulit Kontraksi uterus
menurun ↓
• Membran mukosa Pendarahan
kering ↓
• Volume urin Hipovolemia
menurun
• Hematokrit
meningkat
Tanda dan gejala
Minor
Subjektif :
• Merasa lemah
Mengeluh haus
Objektif :
• Pengisian Vena
menurun
• Status mental
berubah
• Suhu tubuh
meningkat
• Konstruksi urin
meningkat
• Berat badan turun
tiba tiba

4. Tanda dan gejala Perdarahan Intoleransi Aktifitas


Mayor ↓
Subjektif : Volume darah menurun
Mengeluh lelah ↓
Objektif : Cop menurun
□ Frekuensi jantung ↓
meningkat Intoleransi aktifitas
Tanda dan gejala
Minor
Subjektif :
• Dispnea setelah/saat
melakukan aktifitas
• Merasa tidak nyaman
setelah beraktivitas
• Merasa lemah
Objektif :
• Tekanan darah
berubah
• Sianosis
5. Faktor Risiko: Plasenta Previa Resiko Cidera
Eksternal ↓
1) Terpapar patogen Pemebentukan Segmen
2) Terpapar zat kimia Bawah Uterus Dan Dilatasi
toksik Ostium Uteri
3) Terpapar agen ↓
nosocomial Servix Membuka
4) Ketidakamanan ↓
transportasi Tidak Dapat Di Ikuti Oleh
Internal Plasenta Yang Melekat
1) Ketidaknormalan ↓
profil darah Terlepasnya Vili Plasenta
2) Perubahan orientasi Dari Dinding Uterus
afektif ↓
3) Perubahan sensasi Perdarahan
4) Disfungsi autoimun ↓
5) Disfungsi biokimia COP Menurun
6) Hipoksia jaringan ↓
7) Kegagalan Perfusi Jaringan Menurun
mekanisme ↓
pertahankan tubuh Hipoksia Jaringan
8) Malnutrisi ↓
9) Perubahan fungsi Resiko Cidera
psikomotor
10) Perubahan fungsi
kognitif

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Kekurangan Volume Cairan d.d Pengisian Kapiler >3

Detik

2. Ansietas b.d perdarahan pervaginam d.d merass bingung, merasa khawatir, tampak
gelisah, tampak tegang, dan sulit tidur
3. Hipovolemia b.d Hilangnya cairan dalam tubuh d.d frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, membran mukosa kering dan volume urin
menurun
4. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan d.d mengeluh lelah, frekuensi jantung meningkat
dan merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
5. Risiko Cedera d.d Hipoksia Jaringan
10. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

No Tujuan Intervensi Rasional


1. Setelah dilakukan I.02079 Perawatan Observsi:
tindakan keperawatan Sirkulasi 1. Sebagai acuan
selama 3x24 jam Tindakan keadaan pada
diharapkan perfusi Keperawatan sirkulasi perifer klien
perifer( L.02011 ) yang Observasi: 2. Mengerahui faktor
dialami klien meningkat 1. Periksa sirkulasi yang menjadi
Dengan kriteria hasil: perifer (mis. nadi penyebab gangguan
perifer, edema,
1. Denyut nadi meningkat pengisian kapiler, sirkulasi
2. Warna kulit pucat warna, suhu, 3. Memantau ada
ankle-bracial tidaknya tanda
menurun
indeks) infeksi pada
3. Pengisian kapiler ekstermitas
membaik
4. Akral membaik

Turgor kulit membaik 2. Indentifikasi Terapeutik:


faktor risiko 1. Menjaga agar tidak
gangguan terjadinya luka pada
sirkulasi (mis. daerah yang memiliki
diabetes, perokok, keterbatasan perfusi
orang tua,
hipertensi, dan 2. Menjaga agar tidak
kadar kolesterol adanya penekanan
tinggi) pada daerah yang
3. Monitor panas, memiliki
kemerahan, nyeri atau keterbatasan perfusi
bengkak pada 3. Menjaga agar tidak
Ekstremitas adanya penekanan
Terapeutik: pada daerah yang
1. Hindari cedera
pemasangan infus 4. Mencegah
atau pengmbilan terjadinya infeksi
darah diarea
keterbatasan 5. Menjaga kebersihan
perfusi pada area
2. Hindari ekstermitas
pengukuran Edukasi:
tekanan darah 1. Mengurangi faktor
pada ekstremitas resiko yang dapat
dengan memperparah
keterbatasan 2. Menjaga kesehatan
perfusi tubuh dan membantu
proses penyembuhan
3. Hindari
penekanan dan
pemaangan
tourniquet pada
area yang cedera
4. Lakukan
pencegahan
infeksi
5. Lakukan
perawatan kaki
dan kuku
Edukasi:
1. Anjurkan berhenti
merokok

2. Anjurkan
berolahraga rutin

Kolaborasi:
-

2. Setelah dilakukan Tindakan Rediuksi Ansietas Obvervasi


Keperawatan selama 3x24 Observasi • Untuk mengetahui
jam Tingkat ansietas • Monitor tanda- tanda-tanda ansietas
(L.09093) menurun, tanda ansietas Terapeutik
dengan kriteria hasil: Terapeutik • Untuk menemani
□ Verbalisasi • Temani pasien pasien supaya bisa
kebingungan menurun untuk mengurangi mengurangi ansietas
□ Verbalisasi khawatir ansietas □ Untuk memahami
akibat kondisi yang □ Pahami situasi situasi yang membuat
dihadapi menurun yang membuat ansietas Edukasi
• Perilaku gelisah ansietas Edukasi • Agar pasien tidak
menurun □ Anjurkan keluarga merasa kesepian
• Perilaku tegang untuk tetap • Untuk menurunkan
menurun

• Keuhan pusing menurun Bersama pasien kecemasan pada


• Anoreksia menurun □ Jelaskan prosedur, pasien
• Frekuensi nadi menurun termasuk sensasi □ Untuk melatih Teknik
relaksasi pada pasien
• Tekanan darah yang mungkin
menuruntremor dialami
menurun □ Latih Teknik
• Pucat menurun relaksasi
• Konsentrasi membaik
• Pola tidur membaik
• Pola berkemih membiak

3. Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Observasi


Keperawatan selama 3x24 Hipovolemia □ Untuk mengetahui
jam status cairan Observasi gejala hipovolemia
(L.03028) membaik dengan • Periksa tanda dan • Agar cairan dapat
kriteria hasil gejala hipovolemia terjaga
• Kekuatan nadi • Monitor intake dan Terapeutik
meningkat output cairan • Agar merasakan
• Turkor kulit meningkay Terapeutik nyaman
• Pengisian vena • Berikan posisi • Agar dapat asupan
meningkat modified cairan oral
• Ortopnea menurun Trendelenburg Edukasi
• Dispnea menurun • Berikan asupan • Untuk mengetahui
• Distensi vena jugularis cairan oral seberapa banyak
menurun’ Edukasi asupan cairan oral
• Kongesti paru menurun • Anjurkan yang sudah diberikan
• Perasaan lemah memperbanyak • Agar tidak terdapat
menurun asupan cairan oral kesalahan Kolaborasi
• Keluhan haus menurun • Anjurkan • Untuk memenuhi
• Frekuensi nadi membaik menghindari posisi kebutuhan cairan
• Tekanan darah membaik mendadak Kolaborasi • Agar tidak ada
• Kolaborasi kekurangan dalam
• Tekanan nadi membaik
pemberian cairan produk darah
• Membran mukosa
isotonis (mis. NaCl

dan RL)
embaik
• Berat badan membaik □ Kolaborasi
• Intake cairan membaik pemberian produk
darah
• Suhu tubuh membaik
4. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi observasi
keperawatan selama 3 x 24 Observasi • Agar dapar
jam maka toleransi • Identifikasi mengetahui lokasi
aktifitas (05047) gangguan fungsi dan ketidaknyamanan
meningkat dengan kriteria tubuh pasien
hasil : • Monitor kelelahan Terapeutik
• Freuensi nadi fisik • Agar pasien merasa
meningkat • Monitor lokasi dan nyaman
• Saturasi oksigen ketidaknyamanan • Agar pasien
meningkat Terapeutik mendapatkan
• Kecepatan berjalan • Sediakan distraksi yang
meningkat lingkungan yang menenangkan
• Kekuatan tubuh nyaman dan rendah Edukasi
bagian atas dan stimulus • Agar pasien dapat
bawah meningkat • Lakukan latihan mengetahui strategi
untuk mengurangi
• Jarak berjalan rentang gerak pasif
kelahan
meningkat atau aktif

• Keluhan lelah • Berikan aktifitas


menurun distraksi yang

• Dispnea saat menenangkan

beraktivitas Edukasi

menurun • Anjurkan tirah

• Frekuensi nadi baring

membaik • Anjurkan

• Tekanan darah melakukan


menurun aktifitas secara

• Sianosis menurun bertahap


• Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan Kolaborasi
□ Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
cara meningkatkan
asupan makanan

5. Setelah dilakukan tindakan I.14537 Pencegahan Observasi:


keperawatan selama 3x24 Cedera 1. Untuk mengetahui
jam diharapkan Tingkat Observasi: lingkungan yang
Cedera (L.14136 ) 1. Identifikasi area berpotensi
menurun Dengan kriteria lingkungan yang menyebabkan cedera
hasil: berpotensi 2. Untuk mengetahui
• Kejadian cedera menyebabkan obat-obat yang dapat
menurun cedera beresiko
• Luka/lecet menurun 2. ldentifikasi obat menyebabkan cedera
• Ketegangan otot yang berpotensi pada pasien.
menyebabkan
menurun cedera Terapeutik:
• Fraktur menurun 1. Agar supaya baik
• Pendarahan menurun pasien maupun

keluarga dapat tahu


• Tekanan darah
Terapeutik: menggunakan
membaik
1. Sosialisasikan fasilitas yang
• Frekuensi nadi pasien dan
keluarga dengan tersedia dengn baik
membaik
• Nafsu makan membaik 2. Untuk mencegah

lingkungan ruang terjadinya cedera


rawat (mis. pada pasien
Penggunaan 3. Mencegah klien
telepon, tempat terjatuh
tidur, penerangan Edukasi:
dangan dan lokasi 1. Agar klien dan
kamar mandi) keluarga mengetahui
2. Gunakan alas alasan intervensi
lantai jika berisiko pencegahan jatuh
mengalami cedera 2. Mencegah terjadinya
serius cedera
3. Sediakan alas kaki
antislip terjadi cedera
pada pasien Edukasi:
1. Jelaskan alasan
intervensi
pencegahan jatuh
pada pasien dan
keluarga
2. Anjurkan berganti
posisi secara
perlahan dan
duduk selama
beberapa menit
sebelum berdiri
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan kriteria hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Ø Langkah 6 ASUKAN KEPERAWATAN SEKENARIO 1 DENGAN
PENDARAHAN OBSTETRI “ANTEPARTUM BLEEDING : PLASENTA
PREVIA”
Ruang Perawatan : Carmelia
No. MR/CM 114482
Tgl masuk RS : 13 Februari 2024
Tgl Pengkajian : 14 Februari 2024
Pukul : 08.00 WIB

I. BIODATA
a. Nama Pasien : Ny.X
b. Jenis Kelamin : Perempuan
Usia ibu : 39 tahun
Usia kehamilan : 20 minggu
Kehamilan ke 4
Status obstetri : G4P2A1
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Sunda
Diagnosa Medis : Plasenta Previa
Alamat : Cibiru
c. Nama Penanggung jawab : Tn.Z
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Alamat
: Cibiru

II. STATUS KESEHATAN


• Datang pada tanggal : 13 Februari 2024
• Alasan kunjungan ini :
Pasien mengatakan terjadi perdarahan pervaginam sejak beberapa jam yang
lalu.
• Keluhan – keluhan :
Klien memberikan keterangan bahwa dia merasakan kontraksi tapi
menyangkal kalua ada nyeri abdomen yang lain, dia juga menyangkal adanya
trauma/jatuh sebelumnya.
• Riwayat kehamilan/persalinan : -

• Riwayat Kesehatan sekarang :


• G4P2A1
• HPHT 11 April 2023
• Perkiraan melahirkan 22 Januari 2024 Perkiraan usia
kehamilan 20 4/7 minggu Riwayat obstetri sebelumnya
:
• G4P2A1
• Kedua anak sebelumnya melahirkan normal
• Kelahiran terakhir adalah 1,5 tahun yang lalu dengan
kelahiran normal, dan berat 2600 gr
• Ada Riwayat abortus pada kehamilan ke-dua Tidak
mempunyai Riwayat medis sebelumnya
• Riwayat menstruasi : Haid pertama : Siklus
: Dismenorae : Lamanya : Teratur/tidak
teratur : Sifat darah : Keputihan :
• Kontrasepsi yang pernah digunakan : -
• Riwayat keluarga :
Pasien mengatakan bahwa tidak ada riwayat penyakit keturunan dan tidak
ada riwayat anak kembar.
• Riwayat sosial :
Klien tinggal dengan suaminya di wilayah padat penduduk, menyangkal
pernah merokok, minum alcohol atau obat-obatan selama kehamilan,
menyangkal adanya kekerasan dalam rumah tangga. Pendidikan terakhir
Sekolah Dasar, dan bekerja sebagai ibu rumah tangga, serta status ekonomi
yang rendah.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan umum dan kesadaran
GCS : E4V5M6
Eyes 4
Motorik 6
Verbal 5
Kesadaran umum : Composmentis
Keadaan umum : Cemas
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 100/65 mmHg
Nadi : 72x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu : 36,4°c
c. Berat badan saat ini dan sebelum hamil :
Inspeksi :
a) Bentuk tubuh ibu :
b) Konjungtiva :
c) Hyperpigmentasi :
d) Mulut dan gigi :
e) Leher :

d. Dada

a) Jantung

b) Paru

e. Payudara
d)
Bentuk :
e)
Putting susu :
f)
Pengeluaran :
g)
Benjolan :
h)
Striae :
f. Pemeriksaan abdome n
• Inspeksi

Membesar :

Striae :
Linea nigra :
Bekas luka :
Oedem : Ascites :
Kelainan lain : Presentasi fetal longitudinal
• Palpasi

TFU : 18 Cm Leopold I :
Leopold II :

Leopold III :
Leopold IV :
• Auskultasi

DJJ Frekuensi : 128x/menit


Irama :
IV. ACTIVITY DAILY LIVING
No. Pola Aktivitas Sehari-Hari Sebelum Hamil Setelah Hamil
1. Pola Nutrisi
Makan
Frekuensi
Jenis makanan
Pantangan
Keluhan

Minum
Jenis minuman
Frekuensi
Keluhan
2. Eliminasi :
BAK
Frekuensi
Warna
Keluhan

BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Keluhan
3. Pola Istirahat dan Tidur :
Siang
Malam
Keluhan
4. Personal Hygiene
Mandi
Gosok gigi
Keramas
Perawatan payudara
Perawatan vulva
Keluhan

V. TES DIAGNOSIS ATAU PEMERIKSAAN PENUNJANG


No. Pemeriksaan Hasil
1. USG Tampak adanya plasenta menutup jalan lahir
VI. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Multiparitas, usia ibu Hipovolemia
11. Pasien mengatakan lanjut, gestasi multiple,
mengalami persalinan sesarae
sebelumnya, dan insis
perdarahan uterus
pervaginam sejak ↓
beberapa jam yang Plasenta Previa

lalu
Pembentukan segmen
bawah uterus dan dilatasi
DO : ostium uteri
12. TTV : ↓
TD : 100/65 mmHg Serviks membuka
N : 72x/menit ↓
RR : 18x/menit Tidak dapat diikuti oleh
S : 36,4⁰ c plasenta yang melekat
• CRT < 3 detik ↓
• Pasien tampak pucat Terlepasnya vili plasenta
• Tampak adanya plasenta dari dinding uterus
menutup jalan lahir ↓
• Ada kontraksi Terjadi perdarahan
intervilus plasenta

Darah keluar merah segar
dari vagina tanpa rasa
nyeri

Perdarahan

Hipovolemia

2. DS : - Multiparitas, usia ibu Perfusi Perifer


DO : lanjut, gestasi multiple, Tidak Efektif
persalinan sesarae
13. TTV : sebelumnya, dan insis
: 100/65 mmHg uterus
N 72x/menit ↓
: 18x/menit :36,4⁰ Plasenta Previa

S Klien tampak cemas Pembentukan segmen
14. Klien terlihat pucat bawah uterus dan dilatasi
15. CRT < 3 detik. ostium uteri
16. ↓
Serviks membuka

Tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat

Terlepasnya vili plasenta
dari dinding uterus

Terjadi perdarahan
intervilus plasenta

Darah keluar merah segar
dari vagina tanpa rasa
nyeri

Perdarahan

Volume darah menurun

COP menurun

Perfusi Perifer Tidak
Efektif

3. DS : Multiparitas, usia ibu Intoleransi


17. Pasien mengatakan lanjut, gestasi multiple, Aktivitas
mengalami perdarahan persalinan sesarae
sebelumnya, dan insis
pervaginam sejak beberapa
uterus
jam yang lalu ↓
DO : Plasenta Previa
18. TTV : ↓
TD : 100/65 mmHg
S 72x/menit Pembentukan segmen
19. 18x/menit :36,4⁰ bawah uterus dan dilatasi
20. ostium uteri
Klien tampak cemas ↓
Klien terlihat pucat Serviks membuka

Tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat

Terlepasnya vili plasenta
dari dinding uterus

Terjadi perdarahan
intervilus plasenta

Darah keluar merah segar
dari vagina tanpa rasa
nyeri

Perdarahan

Volume darah menurun

COP menurun

Intoleransi Aktivitas

4. DS : Multiparitas, usia ibu Ansietas


21. Klien mengatakan lanjut, gestasi multiple,
bahwa dia merasakan persalinan sesarae
kontraksi tapi sebelumnya, dan insis
menyangkal kalau ada uterus
nyeri abdomen yang lain, ↓
dia juga menyangkal Plasenta Previa
adanya trauma/jatuh ↓
sebelumnya. Pembentukan segmen
bawah uterus dan dilatasi
DO : ostium uteri
□ Pasien tampak cemas ↓
□ Pasien tampak pucat Serviks membuka
TTV : ↓
TD : 100/65 mmHg Tidak dapat diikuti oleh
N : 72x/menit plasenta yang melekat

RR : 18x/menit ↓
S : 36,4⁰ c Terlepasnya vili plasenta
dari dinding uterus

Terjadi perdarahan
intervilus plasenta

Darah keluar merah segar
dari vagina tanpa rasa
nyeri

Perdarahan

Ansietas
5. DS : Multiparitas, usia ibu Defisit
• Klien mengatakan lanjut, gestasi multiple, Pengetahuan
bahwa dia merasakan persalinan sesarae
kontraksi tapi sebelumnya, dan insis
menyangkal kalau ada uterus
nyeri abdomen yang ↓
lain, dia juga Plasenta previa
menyangkal adanya ↓
trauma/jatuh Kurangnya
sebelumnya. pengetahuan/paparan
• Pendidikan terakhir tentang penyakit
Sekolah Dasar ↓
• Bekerja sebagai ibu Defisit Pengetahuan
rumah tangga, serta
status ekonomi yang
rendah

DO :
• Klien tampak cemas
6. DS : Multiparitas, usia ibu Risiko Cedera
• Pasien mengatakan lanjut, gestasi multiple, pada Janin
mengalami perdarahan persalinan sesarae
pervaginam sejak sebelumnya, dan insis
beberapa jam yang lalu. uterus
• Pasien mengatakan ↓
bahwa dia merasakan Pembentukan segmen
kontraksi bawah uterus dan dilatasi
ostium uteri
DO : ↓
• Pemeriksaan Leopold, Bertambahnya usia
TFU 18 cm kehamilan
• Presentasi fetal ↓
longitudinal Uterus lebih besar
• Ada kontraksi, ↓
• DJJ 128x/menit Serviks membuka
• Tampak adanya plasenta ↓
menutup jalan lahir Plasenta ikut melebar

Plasenta menutupi jalan
lahir

Plasenta previa

Risiko Cedera Pada
Janin

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


• Hipovolemia b.d kekurangan cairan akibat perdarahan d.d tekanan darah
100/65 mmHg, nadi 72x/menit, respirasi 18x/menit, suhu 36,4⁰ c, CRT < 3
detik dan pasien tampak pucat.
• Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d
tekanan darah 100/65 mmHg, nadi 72x/menit, respirasi 18x/menit, suhu
36,4⁰ c, klien tampak cemas, terlihat pucat, dan CRT < 3 detik.
• Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan akibat perdarahan d.d pasien
mengalami perdarahan pervaginam, tekanan darah 100/65 mmHg, nadi
72x/menit, respirasi 18x/menit, suhu 36,4⁰ c, klien tampak cemas, dan
terlihat pucat.
• Ansietas b.d gangguan psikologis akibat perdarahan d.d pasien tampak
cemas dan pucat.
• Defisit Pengetahuan b.d kurangnya kurangnya pengetahuan/paparantentang
penyakit d.d pendidikan terakhir Sekolah Dasar, dan bekerja sebagai ibu
rumah tangga, serta status ekonomi yang rendah.
• Risiko Cedera pada Janin d.d presentasi fetal longitudinal dan tampak
adanya plasenta menutup jalan lahir.
VIII. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO DX TUJUAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI) RASIONAL


1. Hipovolemia Setelah dilakukan (I.03116) • Untuk
intervensi selama Manajemen mengetahui
3x24 jam, maka Hipovolemia gejala
Status Cairan hipovolemia
(L.03028) Observasi • Agar cairan dapat
membaik dengan • Periksa tanda dan terjaga
kriteria hasil : gejala hipovolemia • Agar merasakan
• Frekuensi nadi • Monitor intake dan nyaman
membaik output cairan • Agar dapat
• Tekanan darah asupan cairan
membaik Terapeutik oral
• Tekanan nadi • Berikan posisi • Untuk
membaik modified mengetahui
Trendelenburg seberapa banyak
• Berikan asupan asupan cairan
cairan oral oral yang sudah
diberikan
Edukasi • Agar tidak
• Anjurkan terdapat
memperbanyak kesalahan
asupan cairan oral • Untuk memenuhi
• Anjurkan kebutuhan cairan
menghindari • Agar tidak ada
perubahan posisi kekurangan
dalam produk
mendadak darah

Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl,
RL)
• Kolaborasi
pemberian produk
darah

2. Perfusi Setelah dilakukan (I.02079) • Untuk


Perifer intervensi selama Perawatan Sirkulasi mengetahui
Tidak
3x24 jam maka Observasi apakah TTV
Efektif
Perfusi Perifer • Periksa sirkulasi pasien dalam
(L.02011) perifer (mis. nadi batas normal
Meningkat dengan perifer, edema, atau tidak
kriteria hasil: pengisian kapiler, • Untuk

• Denyut nadi warna, suhu, ankle- mengetahui


perifer meningkat brachial index) apakah ada
• Warna kulit pucat • Identifikasi faktor faktor risiko
menurun risiko gangguan gangguan
• Pengisian kapiler sirkulasi (mis. sirkulasi
membaik diabetes, perokok, • Supaya
orang tua, hipertensi membantu
• Turgor kulit
mempercepat
membaik dan kadar kolesterol
penyembuhan
tinggi) pasien
• Tekanan darah
sistolik membaik
Terapeutik
• Tekanan darah • Lakukan
diastolic pencegahan infeksi
membaik • Lakukan hidrasi

Edukasi
• Ajarkan program
diet untuk
memperbaiki
sirkulasi (mis.
rendah lemak
jenuh, minyak ikan
omega 3)

3. Intoleransi Setelah dilakukan (I.05178) • Agar dapar


Aktivitas intervensi selama Manajemen Energi mengetahui
3x24 jam maka lokasi dan
Toleransi Aktivitas Observasi ketidaknyamanan
(L.05047) • Identifikasi pasien
Meningkat dengan gangguan fungsi • Agar pasien
kriteria hasil: tubuh merasa nyaman
• Frekuensi nadi • Monitor kelelahan • Agar pasien
meningkat fisik mendapatkan
• Kemudahan • Monitor lokasi dan distraksi yang
dalam melakukan ketidaknyamanan menenangkan
aktivitas sehari- • Agar pasien
hari meningkat dapat
Terapeutik
mengetahui
• Keluhan lelah • Sediakan strategi untuk
menurun lingkungan yang mengurangi
kelahan
• Perasaan lemah nyaman dan rendah
menurun stimulus
• Sianosis menurun • Lakukan latihan
• Warna kulit rentang gerak pasif
membaik atau aktif
• Tekanan darah • Berikan aktifitas
membaik distraksi yang
• Frekuensi napas menenangkan
membaik
Edukasi
• Anjurkan tirah
baring
• Anjurkan
melakukan aktifitas
secara bertahap
• Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan

Kolaborasi
• Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
cara meningkatkan
asupan makanan

4. Ansietas Setelah dilakukan (I.09314) □ Untuk mengetahui


intervensi selama Reduksi Ansietas tanda-tanda
ansietas
3x24 jam maka Observasi f. Untuk menemani
Tingkat Ansietas c. Monitor tanda- pasien supaya
(L.09093) tanda ansietas bisa mengurangi
ansietas
Menurun dengan Terapeutik
g. Untuk
d. Temani pasien
kriteria hasil: memahami
untuk mengurangi
• Verbalisasi ansietas situasi yang
kebingungan e. Pahami situasi yang
membuat
membuat ansietas ansietas
menurun
• Agar pasien tidak
• Verbalisasi merasa kesepian
Edukasi • Untuk
khawatir akibat
• Anjurkan keluarga menurunkan
kondisi yang untuk tetap bersama kecemasan pada
dihadapi pasien pasien
menurun • Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
• Perilaku gelisah
□ Pucat menurun yang mungkin Untuk melatih
dialami teknik
□ Latih teknik relaksasi relaksasi pada
pasien

5. Defisit Setelah dilakukan (I.12383) Untuk


Pengetahuan intervensi selama Edukasi Kesehatan mengetahui
3x24 jam maka
Tingkat Observasi : apakah pasien
Pengetahuan • Identifikasi bisa menerima
(L.12111)
kesiapan dan informasi atau
Meningkat dengan
kriteria hasil: kemampuan tidak Untuk
• Perilaku sesuai menerima informasi mengetahui
anjuran Terapeutik : hal apa saja
meningkat • Sediakan materi
yang dapat
• Verbalisasi dan media
memotivasi
minat dalam Pendidikan
pasien
belajar Kesehatan
Untuk
meningkat • Jadwalkan
membantu
• Kemampuan Pendidikan
mempermudah
menjelaskan Kesehatan sesuai
penyampaian
pengetahuan kesepakatan
pendidikan
tentang suatu • Berikan
kesehatan
topik meningkat kesempatan untuk
Supaya pasien
• Kemampuan bertanya
Edukasi : dapat
menggambarkan
• Jelaskan faktor mempertanyakan
pengalaman
resiko yang dapat hal yang
sebelumnya
mempengaruhi diketahui dan
yang sesuai
Kesehatan tidak diketahui
dengan topik
• Ajarkan perilaku oleh pasien
meningkat hidup bersih dan Untuk
• Perilaku sesuai sehat meningkatkan
dengan perilaku hidup
pengetahuan bersih dan
meningkat sehat
□ Persepsi yang □ Ajarkan strategi yang
keliru terhadap dapat digunakan
masalah untuk
menurun meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat.

6. Risiko Setelah dilakukan (I.14554) Untuk


Cedera pada intervensi selama Pengukuran Gerakan mengetahui
Janin
3x24 jam, maka Janin kemampuan
Tingkat Cedera Observasi dalam
(l.14136) menurun • Identifikasi menghitung
dengan kriteria hasil pengetahuan dan gerakan janin
: kemampuan ibu Agar gerakan
Perdarahan menghitung janin dapat
menurun gerakan janin terpantau
Tekanan darah • Monitor gerakan Untuk
membaik janin mengetahui

Frekuensi nadi perkembangan


membaik Terapeutik janin
• Hitung dan catat Agar janin dapat
gerakan janin (min merasakan
10 kali gerakan oksigen dengan
dalam 12 jam) optimal
• Berikan oksigen 2- Agar dapat
3 liter/menit jika mengetahui
gerakan janin apakah janin
belum mencapai 10 dapat bergerak
kali dalam 12 jam setelah
mendapatkan
Edukasi nutrisi
• Anjurkan ibu
memenuhi
kebutuhan nutrisi
sebelum □ Agar janin dapat
menghitung gerakan memperoleh
janin oksigen
□ Anjurkan posisi e. Agar tidakterdapat
kesalahan pada
miring kiri saat
janin
menghitung gerakan
janin
Kolaborasi
d. Kolaborasi dengan
tim medis jika
ditemukan gawat
janin

Anda mungkin juga menyukai