Dosen Pembimbing
TIM
Oleh:
MASLIKAH
JNR0200112
I. Pengertian
1. Sebelum dua puluh minggu kematian janin dapat terjadi dan biasanya
berakhir dengan abortus. Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak
dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim disebut missed abortion.
2. Sesudah dua puluh minggu biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak
kehamilan dua puluh minggu dan seterusnya. Apabila wanita hamil tidak
meraskan gerakan janin dapat dicurigai terjadi kematian janin dalam rahim.
II. Etiologi (Agustina, 2015)
1. Faktor plasenta :
a. Insufisiensi plasenta
b. Infark plasenta
c. Solusio plasenta
d. Plasenta previa
2. Faktor Ibu
a. Diabetes mellitus
b. Preeklamsi dan eklamsi
c. Nefritis kronis
d. Polihidramnion dan oligohidramnion
e. Shipilis
f. Penyakit jantung
g. Hipertensi
h. Penyakit paru atau TBC
i. Inkompatability rhesus
j. AIDS
3. Faktor Intrapartum
a. Perdarahan antepartum
b. Partus lama
c. Partus macet
d. Persalinan presiptatus
e. Persalinan sungsang
f. Obat-obatan
4. Faktor Janin
a. Prematuritas
b. Postmaturitas
c. Kelainan bawaan
d. Perdarahan otak
5. Faktor Tali Pusat
a. Prolapsus tali pusat
b. Lilitan tali pusat
c. Tali pusat pendek
Kecuali itu ada sebagai penyebab yang bisa mengakibatkan kematian janin
dalam kandungan, diantaranya :
V. Komplikasi
1) Syok berat dapat terjadi bila waktu antara kematian janin dan perslinan
cukup lama
2) Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah
3) Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari dua
minggu
Ditanyakan mengenai usia, tanya jawab yang dilakukan oleh bidan dan
dengan klien, keluarga atau tim kesehatan lainnya. Data yang dikumpulkan
Menurut Agustina 2015 gambaran klinik yang biasanya timbul pada klien
dalam kandungan.
a. Data subjektif
cultural.
hasil pemeriksaan fisik, klien mengatakan nyeri pada pinggang dan perut
bagian bawah, serta janinnya tidak bergerak sejak tiga hari yang lalu.
b. Data Objektif
intervensi langsung oleh tenaga medik, berupa keadaan umum, tinggi badan,
dan perkusi.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Auskultasi
dalam kandungan.
3. Pemeriksaan Diagnostik
1. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
dialami oleh klien dan diagnosa yang ditetapkan dan sering di identifikasi
oleh bidan dengan berfokus pada hasil penuturan klien secara individu.
3) Solusio plasenta
4) Perdarahan
adalah masalah yang mungkin akan timbul dan bila tidak segera diatasi
merupakan persiapan untuk segala sesuatu yang dapat terjadi (Depkes RI)
1) Syok berat dapat terjadi bila waktu antara kematian janin dan
dua minggu
3. Analisis Data
Identifikasi dan analisa data dasar merupakan langkah awal dari asuhan
dimiliki sejak dini, langkah ini merupakan langkah dasar dari langkah
1. Pengumpulan Data
a. Anamnese/wawancara
IUFD.
Data Subyektif
Data objektif
Adanya nyeri tekan pada daerah pinggang dan perut bagian bawah
Konjungtiva pucat
Suhu : 370C
Nadi : 80 x / menit
Pernapasan : 20 x / menit
Pemeriksaan Laboratorium
HB : 7,5 gr %
Adapun diagnosa/masalah aktual yang dapat di identifikasi pada Ny. “S” adalah :
2) Anemia Sedang
3) Nyeri Abdomen
4) Kecemasan
II dengan IUFD pada Ny. s dapat berlangsung dengan baik, namun perlu
diantisipasi masalah potensial yang dapat timbul yaitu : terjadinya infeksi pada ibu.
Tindakan Kolaborasi di lakukan oleh bidan dengan dr. SpOG dan Petugas Lab,
Hasil :
- dr. SpOG :
3) Amoxillin 3 x 1 kap
- Petugas Lab :
1) HB : 7,5 gr %
Suhu : 370C
Nadi : 80 x / meni
Pernapasan : 20 x / menit
4. Diagnosa Keperawatan
2. Berduka berhubungan dengan pasien dapat melalui proses Tahap penyangkalan a. Tingkatkan S : Pasien
kehilangan bayi klien berduka secara normal dan (memberikan kesadaran pasien mengatakan dirinya
sehat kesempatan untuk secara bertahap, merasa kehilangan
mengungkapkan siap mental (berduka)
perasaan) O : Pasien nampak
a. Dorong pasien tidak tenang dan
mengungkapkan gelisah
perasaan duka A : Berduka
b. Dengarkan pasien (Kehilangan)
dengan penuh P:
pengertian, jangan 1. Berikan dorongan
menghukum atau dan berikan waktu
menghakimi untuk
c. Jelaskan bahwa mengungkapkan
sikap pasien wajar pikiran dan
terjadi dengarkan
d. Beri dukungan keluhannya
nonverbal : 2. Jelaskan semua
memegang tangan, prosedur dan
menepuk bahu pengobatan
e. Jawab pertanyaan 3. Berikan dorongan
pasien dengan spritual
bahasa sederhana,
I : Pasien dapat
jelas dan singkat
tenang dan tidak
f. Amati respon
berduka
pasien selama
E : Pasien belum
berbicara
dapat tenang dan
g. ingkatkan kesadaran
masih terlihat
pasien secara
berduka
bertahap
R : Pertahankan
Intervensi
3. Cemas berhubungan dengan Tingkat Ansietas menurun Reduksi Anxietas 1. Mengetahui S : Pasien
Observasi
tindakan curetage 1. Tingkat ansietas 1. sejauh mana mengatakan dirinya
Identifik
menurun asi saat tingkat tingkat kecemasan cemas akan
2. Harga diri terpenuhi anxietas berubah
3. Proses informasi yang dirasakan dilakukan nya
(mis. Kondisi,
4. Tingkat pengetahuan waktu, stressor) oleh klien sehingga tindakan operasi
2. Identifik
memudahkan O : Pasien nampak
asi kemampuan
mengambil dalam tindakan tidak tenang dan
keputusan
3. Monitor selanjutnya gelisah
tanda anxietas
2. Pasien A : Ansietas
(verbal dan non
verbal) merasa ada yang P :
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian obat
anti anxietas, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA
riana, A. (2015). Pengaruh Kadar Hb dan Paritas dengan Kejadian Intra Uterine
Fetal Death (IUFD) di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru . Associated Hb and
Parity with the Incidence of Intra Uterine Fetal Death (IUFD) General Hospital
Arifin Achmad Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(05), 20–25.