Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

Y DENGAN
FETAL DISTRESS DI RSUD BALARAJA

OLEH
LULU LUSITA (01030300061)

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG


TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah


SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-Nya berupa nikmat iman dan
kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pada Ny. Y Dengan Fetal Distress Di Rsud Balaraja”
tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan bagi
Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Makalah Asuhan Kebidanan Pada Ny. Y Dengan Fetal Distress Di
Rsud Balaraja ini merupakan makalah yang disusun sebagai pegangan
mahasiswa pada mata kuliah Praktek Klinik Kebianan 3 di Jurusan D III
Kebidanan STIKes Widya Dharma Husada Tangerang. Semoga penyusunan
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi dosen maupun mahasiswa.
Penulis ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Balaraja, Desember 2022

Lulu Lusita

i
A. Latar BAB I
Belakang
PENDAHULUAN

Fetal distress pada saat intrauterin sebagai kondisi yang berkaitan dengan
asfiksia neonatorum serta hipoksia, dikarenakan gangguan aliran oksigen dari ibu ke
janin. Menurut data dengan 700.000 kematian intrapartum di seluruh dunia,
sebanyak hampir 45% berhubungan dengan fetal distress (Liam, et al., 2016)
Dilansir dari Rumah Sakit Pendidikan Federal, Abakaliki, Nigeria, pada tahun
2008 sampai 2014, didapatkan sebanyak 29,1% kasus yang didiagnosis mengalami
fetal distress, dari total 15.640 persalinan. (Leonard, et al., 2016).

Di Indonesia kejadian fetal distress pada saat intrauterin terdapat sebesar


34,7% dari 100.000 kelahiran hidup. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2013) Hasil survei pada tahun 2014 terdapat 326 jumlah kelahiran dengan 60 bayi
dilahirkan atas indikasi fetal distress di RSUD Balaraja. (Michelle G. Manoeroe,
2015). Menurut WHO dari data penyebab kematian bayi pada tahun 2010- 2015 di
Indonesia, sejumlah 637.000 kematian disebabkan oleh fetal distress.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan maka asuhan kebidanan sangat
dibutuhkan untuk mengatasi fetal distress. Oleh karena itu, rumusan masalah yang
penyusun ajukan adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Fetal
Distress“.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Kebidanan pada Ny. Y Dengan
Fetal Distress di Ruang Bersalin RSUD Balaraja tahun 2022 dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus
1
a. Melakukan pengkajian data dasar pada Ny U dengan Ny. Y dengan Fetal
Distress Death Di Ruang Bersalin RSUD Balaraja

b. Menginterprestasikan data, meliputi diagnose, masalah dan kebutuhan pada


Ny. Y dengan Fetal Distress Di Ruang Bersalin RSUD Balaraja

c. Merumuskan diagnose pada pada Ny. Y dengan Fetal Distress Di Ruang


Bersalin RSUD Balaraja

d. Menyusun rencana tindakan pada pada Ny. Y dengan Fetal Distress Di


Ruang Bersalin RSUD Balaraja

e. Melaksanakan rencana tindakan pada Ny. Y dengan Fetal Distress Di


Ruang Bersalin RSUD Balaraja

f. Melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan pada Ny. Y dengan Fetal


Distress Di Ruang Bersalin RSUD Balaraja

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Persalinan

2.1.1 Pengertian

Persalinan adalah proses pembukaan dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir ( Hidayat, 2010). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui
jalan lahir atau jalan lain. (Widia, 2015). Persalinan adalah proses pengeluaran
hasil konspesi (janin dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010).

Dengan demikian dapat disimpulkan persalinan adalah proses membukanya


serviks dan adanya kontraksi uterus sampai dikeluarkannya janin dan plasenta
dengan bantuan atau kekuatan sendiri.

2.1.2 Klasifikasi Persalinan

Menurut Nurasiah (2012), ada 2 klasifikasi persalinan yaitu:

1. Jenis Persalinan Berdasarkan Bentuk Persalinan


a. Persalinan spontan adalah persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri.
b. Persalinan buatan adalah proses persalinan denagn bantuantenaga dari luar.

3
c. Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang di perlukan untuk persalinan di
timbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.

2. Menurut Usia Kehamilan

a. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum berusia 20 minggu atau bayi dengan berat
badan kurang dari 500 gram.
b. Partus Immatur
Pengeluaran buah kehamilan antara 20 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan
berat badan 500 gram dan kurang dari 1000 gram.
c. Partus Prematur
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan
berat badan 1000 gram dan kurang dari 2500 gram.
d. Partus matur atau aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan
berat badan antara 2500 gram atau lebih.
e. Partus posmatur atau partus serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.

2.1 Fetal Distress

2.1.1 Definisi Fetal Distress

Fetal distress didefinisikan sebagai hipoksia janin


progresif dan / atau asidemia sekunder akibat oksigenasi janin
yang tidak memadai. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan
perubahan dalam pola jantung janin, berkurangnya gerakan
janin, hambatan pertumbuhan janin, dan adanya mekonium pada
saat persalinan. Meskipun fetal distress mungkin berhubungan
dengan ensefalopati neonatal, sebagian besar neonatus akan
1
menjadi kuat dan sehat saat lahir meskipundengan diagnosis fetal
distress (Gravett, et al., 2016).

Fetal distress dinilai dengan skor Apgar (kurang dari 7 di


1 menit dan 5 menit), jejak kardiotokografi, dan pH tali pusat
atau darah kulit kepala janin (pH kurang dari 7,2) dll. Di
antaranya, penilaian skor Apgar adalah yang paling sederhana
dan umum digunakan (Tanima, et al., 2018)

Namun ada pula yang berpendapat bahwa fetal distress


hanya dapat diamati secara tidak langsung, biasanya melalui
pemantauan denyut jantung janin elektronik yang bersubjek pada
variabilitas intra-dan antar-pengamat yang tinggi dalam
interpretasi data. Karena alasan ini, banyak ahli
merekomendasikan untuk meninggalkan istilah fetal distress,
dan mengadopsi istilah non-reassuring fetal

1
5
status untuk menggambarkan interpretasi klinis kesejahteraan janin
(Williams,2014).

2.1.2 Etiologi Fetal Distress


Gawat janin dapat disebabkan oleh bermacam-macam hal. Beberapa
penyebab yang umum dan sering terjadi:
- Kontraksi
Pengencangan otot uterus secara involunter untuk melahirkan bayi.
Kontraksi secara langsung mengurangi aliran darah ke plasenta dan dapat
mengkompresi tali pusat sehingga penyaluran nutrisi terganggu. Hal ini dapat
terjadi pada keadaan:
o persalinan yang lama ( kala II lama)
o penggunaan oksitosin
o uterus yang hipertonik ( otot-otot menjadi terlalu tegang dan tidak
dapat berkontraksi ritmis dengan benar)
- Infeksi
- Perdarahan
- Abrupsi plasenta atau plasenta terlalu dini memisahkan diri dari fetus
- Tali pusat prolaps
- Hipotensi
Bila tekanan darah ibu menurun selama persalinan, jumlah aliran darah ke
fetus akan berkurang. Hipotensi dapat disebabkan oleh anestesi
epiduralmaupun posisi supine. Hal tersebut terjadi karena adanya
pengurangan jumlah aliran darah dari vena cava ke jantung
- Masalah pernafasan janin
- Posisi dan presentasi abnormal dari fetus
- Kelahiran multipel
- Kehamilan prematur atau postmatur
- Distosia bahu
Penyebab yang paling utama dari gawat janin dalam masa antepartum adalah
insufisiensi uteroplasental. Faktor yang menyebabkan gawat janin dalam

1
persalinan/
intrapartum adalah kompleks, contohnya seperti: penya1kit vaskular
uteroplasental,
perfusi uterus yang berkurang, sepsis pada janin, pengurangan cadangan in,
dan

kompresi tali pusat. Pengurangan jumlah cairan ketuban, hipovolemia ibu dan
pertumbuhan janin terhambat diketahui mempunyai peranan.

2.1.3 Patofisiologi Fetal Distress

Fetal distress merupakan indikator kondisi yang mendasari


terjadinya kekurangan oksigen sementara atau permanen pada janin,
yang dapat menyebabkan hipoksia janin dan asidosis metabolik.
Karena oksigenasi janin tergantung pada oksigenasi ibu dan perfusi
plasenta, gangguan oksigenasi ibu, suplai darah rahim, transfer
plasenta atau transportasi gas janin yang dapat menyebabkan
hipoksia janin dan non-reassuring fetal status. Kondisi yang
umumnya terkait dengan non- reassuring fetal status termasuk
penyakit kardiovaskular ibu, anemia, diabetes, hipertensi, infeksi,
solusio plasenta, presentasi janin yang abnormal, pembatasan

1
pertumbuhan intrauterin, dan kompresi tali pusat, antara lain kondisi
obstetri, ibu atau janin (Williams, 2014).

Janin mengalami tiga tahap penurunan kadar oksigen:


hipoksia sementara tanpa asidosis metabolik, hipoksia jaringan
dengan risiko asidosis metabolik, dan hipoksia dengan asidosis
metabolik. Respons janin terhadap kekurangan oksigen diatur oleh
sistem saraf otonom, yang dimediasi oleh mekanisme parasimpatis
dan simpatis. Janin dilengkapi dengan mekanisme kompensasi untuk
hipoksia sementara selama kehamilan, tetapi hipoksia janin yang
terus-menerus dapat menyebabkan asidosis secara progresif dengan
kematian sel, kerusakan jaringan, kegagalan organ, dan
kemungkinan kematian. Menanggapi hipoksia, mekanisme
kompensasi janin meliputi 1) penurunan denyut jantung; 2)
pengurangan konsumsi oksigen yang disebabkan oleh berhentinya
fungsi-fungsi yang tidak penting seperti gerakan tubuh; 3)
redistribusi output jantung ke organ perfusi, seperti jantung, otak,
dan kelenjar adrenal; dan 4) beralih ke metabolisme seluler anaerob
(Williams, 2014).

Hipoksia janin yang berkepanjangan dikaitkan dengan


morbiditas dan mortalitas perinatal yang signifikan dengan perhatian
khusus pada komplikasi jangka pendek dan jangka panjang termasuk
ensefalopati, kejang, cerebral palsy, dan keterlambatan
perkembangan saraf. Denyut jantung janin berubah secara nyata
sebagai respons terhadap kekurangan oksigen yang berkepanjangan,
membuat pemantauan detak jantung janin menjadi alat yang penting
dan umum digunakan untuk menilai status oksigenasi janin secara
cepat. Pola denyut jantung janin yang tidak meyakinkan diamati
pada sekitar 15% dari persalinan (Williams, 2014).

1
Metabolism anaerob yang terjadi saat hipoksia menyebabkan
siklus metabolisme glukosa janin menghasilkan timbunan asam
laktat dan piruvat, menyebabkan keterbatasan menetralisir asidosis,
menurunkan pH janin sehingga memberikan gangguan metabolism
lebih lanujt dan membahayakan fungsi organ serta dapat
menimbulkan kematian (Manuaba, et al., 2019).

Pada saat pH janin dalam rentang 7,35-7,45 dikatakan


normal, pendaparan darah janin masih dapat berfungsi dengan baik
selama fungsi ginjal dan paru masih baik. Pada saat janin mengalami
asidosis atau hipoksia moderat yakni dalam rentang pH 7,25-7,35,
terjadi reflex rangsangan saraf simpatis sehingga terjadi takikardi
sebagai kompensasi pengeluaran CO2 melalui plasenta. Metabolism
janin mulai terganggu secara ringan sehingga masih berpeluang
untuk diatasi. (Manuaba,et al., 2019)

Pada asidosis berat yaitu ketika pH janin dalam rentang 7,00-


7,20 akan terjadi rangsangan nervus vagus sehingga timbul
bradikardi diikuti dengan peningkatan peristaltik usus. Sehingga
spingter ani terbuka dan menyebabkan air ketuban tercampur
mekonium. Asidosis dan kekurangan glukosa akan cepat
menimbulkan gangguan metabolism otot jantung sehingga akan
mempercepat gagal jantung dan diikuti dengan kematian janin
intrauteri. Pada tahap ini, janin harus segera dilakukan terminasi.
Namun bila stress yang menimbulkan metabolism anaerob berakhir,
maka keadaan janin akan pulih dengan cepat (Manuaba, et al., 2019).

Jika janin sudah mencapai tahap asidosis sangat berat dan pH


mencapai 6,80-7,00 maka akan terjadi keadaan syok metabolism
yang sangat berat dan

1
irreversible. Sehingga dalam tahap ini akan segera diikuti oleh
kematian janinintrauterin (Manuaba, et al., 2019).

2.1.4 Tatalaksana Fetal Distress

Berikut ini adalah daftar standar untuk manajemen gawat


janin menurut WHO dan FIGO. Pemenuhan kriteria untuk
manajemen harus mencakup semua halberikut:

Standar pedoman manajemen:

1. Rehidrasi intravena (≥1 l kristaloid)

2. Reposisi ibu ke posisi berbaring lateral

2
3. Tinjau oleh spesialis (setidaknya sekali selama proses persalinan
hingga melahirkan, baik sendiri, melalui telepon atau selama putaran
bangsallayanan utama).

Standar Manajemen pra operasi:

1. Tiriskan kandung kemih (dengan kateter uretra diam)

2. Pencarian donor darah dan pencocokan silang

3. Pemberian antibiotik (spektrum luas)

4. Mencari persetujuan pasien

5. Menggunakan checklist pra-operasi (verifikasi protokol pra-operasi dan


jadwal intervensi untuk melakukan tindakan)

6. Operasi caesar harus dimulai ≤1 jam setelah keputusan (Interval


kedatangan ke ruang operasi ≤30 menit dan interval kedatangan menuju
persalinan ≤30 menit). (Mgaya, et al., 2016).

21
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, metode yang digunakan adalah
metode studi kasus. Metode yang dilakukan sebagai upaya pendekatan manajemen
kebidanan yaitu salah satu proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasi pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan,
keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu
keputusan yang terfokus dari klien.

Studi kasus adalah metode dengan memusatkan diri secara intensif terhadap suatu
objek tertentu, dengan mempelajari sebagai suatu kasus. Manajemen kebidanan
adalah suatu metode yang bersifat mengumpulkan suatu peristiwa atau gejala yang
saat ini dialami pasien tertuju pada proses pemecahan masalah melalui manajemen
kebidanan yang meliputi tahap pengkajian, interpretasi data, antisipasi masalah,
tindakan segera atau kolaborasi, rencana manajemen, pelaksanaan dan evaluasi.
Metode pendokumentasian yang penulis gunakan ialah dalam bentuk SOAP.

Metode ini membantu mengungkapkan suatu kasus atau kejadian berdasarkan teori
yang ditetapkan pada keadaan yang sebenarnya. Pendokumentasian SOAP terdiri
dari:

A. S (Subjektif) 21 Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil


diperoleh dari hasil anamnesa (wawancara)

B. O (Objektif) Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil


pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik yang menjadi
data fokus untuk mendukung pemberian asuhan

C. A (Analisa) Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan data
objektif yang didapat.

D. P (Penatalaksanaan) Menggambarkan pendokumentasian tindakan yang diberikan


kepada klien sesuai dengan analisa.

3.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada
22
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah :

1. Wawancara Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk


mengumpulkan data sebanyak mungkin yang ditujukan kepada klien, keluarga
dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini
secara lisan dari seseorang atau sasaran penelitian, atau bercakap-cakap,
berhadapan muka dengan orang tersebut. Jadi data tersebut diperoleh langsung
melalui suatu pertemuan atau percakapan. 22

2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan laboratorium merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan
untuk memperoleh data objektif klien yang sebenarnya, yang dilakukan secara
sistematis dan teliti sehingga didapatkan hasil yang akurat. Pemeriksaan
laboratorium merupakan bagian skrining rutin yang bervariasi berdasarkan usia
klien, status risikonya (misal bila jika terpajan penyakit menular seksual atau
tuberkulosis). Nilai laboratorium yang diperoleh bervariasi dari satu
laboratorium ke laboratorium lain. Oleh karena itu setiap laboratorium
menerbitkan tentang nilai untuk setiap uji dilakukan di dalam laboratorium
tersebut.

3. Observasi Observasi adalah prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi
melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti. Observasi yaitu metode pengumpulan data
tentang perilaku manusia, dilakukan tanpa melakukan interview kepada klien.
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
tampak yang dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak langsung yang
ditujukan terhadap kondisi, reaksi dan tingkah laku pasien yang ditangkap oleh
panca indra.

4. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu cara pengumpulan data secara


tertulis dengan cara mencari informasi dan memelajari 23 catatan medis pasien
dengan mencatat data yang ada dan sudah didokumentasikan dalam catatan
medis pasien. Dilakukan dengan mencari informasi data yang ada dan mencatat
data yang berhubungan dengan gangguan kesehatan reproduksi melalui status
pasien maupun rekam medis.
23
5. Studi Literatur Studi literatur adalah pengumpulan data yang diperoleh dari
berbagai informasi baik berupa teori, generalisasi, maupun konsep yang telah
dikemukakan oleh berbagai ahli. Pengumpulan data yang diperoleh dari
berbagai informasi, baik berupa teori, generalisasi, maupun konsep yang telah
dikemukakan oleh berbagai ahli. 24

24
BAB IV

TINJAUAN KASUS

Hari / Tanggal Pengkajian :SABTU, 9

DESEMBER 2022

Waktu Pengkajian : 20.00

WIB

Tempat Pengkajian : Kamar Bersalin RSUD Balaraja

Pengkaji : lulu lusita

A. Data Subjetif

1. Biodata

Nama Ny. Y Tn. S


Umur 27tahun 30 tahun
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan IRT Karyawan swasta
alamat Kp. Onom Kp. Onom

2. Keluhan Utama

Pasien dari poliklinik kebidanan dengan keluhan keluar


airair sejak pagi jam 07.00. Ibu mengatakan hamil 32
minggu, belum keluar air–airsudah periksa ke bidan
dan dirujuk ke RS karna djj bayi terlalu cepat.

25
3. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan anak ke 3 dan tidak pernah
keguguran
HPHT : 19 april 2022. Ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke
bidan 4 kali, puskesmas 1 kali, dan posyandu 2 kali. Ibu
mengatakan USG sudah 3 kali yaitu di klinik 2 kali dan RSUD 1
kali.
4. Riwayat kehamilan lalu

N Tahu Tempat Usia Jenis Penolon Penyuli Ana Ket.


o n g t
Persalinan Kehamil Persalina kJk
an n &
Bb
1 2018 Ruma 937 spontan bidan Tida Pr, hidu
h mg k 240 p
ada 0
2 2022 Hamil Ini

5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga


Ibu dan keluarga mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang
diturunkan, menular dan penyakit berat lainnya, seperti : DM,
hipertensi, asma dan jantung.
6. Riwayat Psikososial
Ini merupakan pernikahan pertama usia pernikahan 19 tahun.
Pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu oleh suami. Tidak
ada kebudayaan atau pantangan-pantangan apapun pada
kehamilan. Ini merupakan kehamilan yang tidak direncanakan
tetapi ibu dan keluarga tidak keberatan dengan kehamilan ini. Ibu
berniat untuk melahirkan di BPM dan ditolong oleh bidan.

26
7. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola nutrisi
Sebelum hamil : makan 3x/hari menu lengkap. Minum 7
gelas sehari
Saat hamil : makan 3x/hari, menu lengkap. Minum 7-8
gelas sehari.
b. Aktivitas Ibu melakukan pekerjaan rumah sendiri seperti
menyapu, mengepel, dan mencuci baju.

B. Data Objektif

1. Keadaan umum : Baik


2. Emosional : stabil
3. Kesadaran : Composmentis
4. Antropometri
a. BB saat hamil : 69 kg
b. Tinggi badan : 159 cm
c. Lila : 30 cm
5. TTV
a. Tekanan Darah : 117/73 mmHg
b. Nadi : 86 x/menit
c. Suhu : 36,6°C
d. Respirasi : 20 x/menit
6. Pemeriksaan fisik
a. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih.
b. Payudara : tidak ada retraksi, tidak ada massa atau benjolan
pada payudara, belum keluar kolostrum. 8.

27
c. Abdomen :TFU 29 cm, fundus teraba bulat tidak melenting,
punggung kanan, presentasi kepala Konvergent. DJJ (178 ) ,
His (-)

d. Ektremitas : Ekstremitas atas dan bawah tidak ada varisses dan


odema.
e. Genetalia : vulva vagina tidak ada kelainan portio tebal belum
ada pembukaan, belum ada lendir darah atau air – air.
f. Anus : Tidak ada hemoroid.

C. Analisa

G2P1A0 hamil 34 minggu dengan fetal distres

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.


E : ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaaan
2. Melakukan informent consent tindakan rawat inap dan
persalinan di runah sakit
E : Ibu dan keluarga mengerti
3. Meberikan oksigen 3 liter dan
menganjurkan ibu untuk miring kiri

E.ibu mengerti dan mau melakukan

4. Menganjurkan keluarga menemaniibu dan


membantu memenuhi nutrisi , hidrasi serta
eliminasi ibu

E. Ibu ditemani
5. Mengobservasi kemajuan persalinan dan keadaan
ibu E.ibu mengerti .
6. mempersiapkan alat dan perlengkapan persalinan

28
29
CATATAN PERKEMBANGAN INTRA NATAL CARE

Hari / Tanggal pengkajian : minggu,11 Desember 2022

Waktu pengkajian : 00.10 WIB

A. Data Subjektif

1. Keluhan Utama
Ibu cukup tenang dan mengeluh sudah mulai terasa mulas – mulas,
belum keluar air – air, sudah ada lendir bercampur darah.

B. Data Objektif

1. Keadaan umum : Baik


2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD: 110/70 mmHg, N: 89 x/menit, R: 21 x/menit S: 36,5°C
4. Mata : konjungtiva merah muda, sklera
putih. 5. Abdomen : DJJ (178) , His 3x10’30’’
6. Genetalia : vulva vagina tidak ada kelainan, pembukaan 4 cm
portio tebal lunak, ketuban utuh, presentasi kepala, molage 0,
Hodge 1

C. Analisa

G3P2A0 Hamil 32 minggu dengan inpartu kala 1 fase aktif dan


Fetal distress

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu


baik E : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

30
2. Memeriksa kandung kemih ibu
E : kandung kemih kosong
3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi untuk mengurangi rasa sakit
ketika mulas yaitu menarik nafas melalui hidung dan
mengeluarkannya melalui mulut
E : Ibu melakukan dengan benar
4. Menganjurkan ibu miring
kiri E : Ibu melakukan dengan
benar
5. Memberikan rasa nyaman kepada ibu dengan menemani ibu dan
mengusap punggung ibu.
E : Ibu tampak lebih nyaman
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar tidak lemas saat
proses persalinan
E : Ibu mengerti
7. Menyarankan kepada keluarga untuk sealu menemani ibu agar ibu
selalu tenang dalam proses persalinan
E : Keluarga mengerti
8. Mempersiapkan kelengkapan kain ibu dan kain
bayi E : Kain bayi dan ibu lengkap
9. Mempersiapkan partus set, hecting set dan obat – obatan
esensial. E : Alat lengkap
10. Mengobservasi keadaan ibu dan kemajuan persalinan.

CATATAN PERKEMBANGAN INTRA NATAL CARE

Hari / Tanggal pengkajian : minggu 11 Desember 2022

31
Waktu pengkajian : 04.00 WIB

A. Data Subjetif

2. Keluhan Utama
Ibu mengeluh mulas terus menerus dan terasa ingin BAB, serta
sudah keluar air – air.

B. Data Objektif

1. Keadaan umum : Baik


2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD: 123/73 mmHg, N: 88 x/menit, R: 21 x/menit S: 36,6°C
4. Mata : konjungtiva merah muda, sklera
putih. 5. Abdomen : DJJ (176) , His 5x10’45’’.
6. Genetalia : vulva vagina tidak ada kelainan, pembukaan lengkap,
portio tidak teraba, ketuban bercampur mekonium, presentasi
kepala, molage 0, Hodge 3

C. Analisa

Inpartu kala II dengan fetal distress

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu akan di pimpin


bersalin
E : Ibu mengerti
2. Mengajarkan ibu teknik meneran yang
baik E: Ibu megikuti dengan baik

32
3. Memimpin persalinan teknik APN. Pukul 04.26 WIB Bayi lahir
spontan, tidak menangis, tonus negative, warna kuit kebiruan,
terdapat lepuh – lepuh pada kulit bayi, jenis kelamin laki – laki.
E : telah dilakukan

CATATAN PERKEMBANGAN

Pukul : 04.30 WIB

A. Data subjektif

1. Keluhan utama

Ibu mengeluh masih terasa mulas.

B. Data objektif

1. Keadaan umum : baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Abdomen : TFU sepusat, kontraksi baik.

4. Genetalia : terdapat semburan darah ± 100 cc, tali pusat menjulur

C. Analisa

Inpartu kala

III

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu akan disuntik oxytosin.

33
E : Suntik oxytosin 10 IU secara IM
2. Jepit potong tali pusat
E: telah dilakukan
3. Menyerahkan bayi ke
perinatologi E : telah dilakukan
4. Melahirkan plasenta. Terdapat semburan darah dan tali pusat
menjulur
E : PTT dan Dorso kranial. plasenta lahir spontan jam 04.33 WIB
5. Melakukan masase
uterus E : Kontraksi baik
6. Memeriksa adanya laserasi
E : Tidak ada laserasi

CATATAN PERKEMBANGAN

Pukul : 04.35 WIB

A. Data Subjektif

1. Keluhan utama

Ibu merasa sedih setelah melihat bayinya, ibu merasa mulas dan
lemas.

B. Data Objektif

2. Keadaan umum : sedang


3. Kesadaran : Composmentis
4. TTV : TD : 122/77 N : 80 x/m R : 21 x/m S : 36,6 C

34
5. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik (globuler)
6. Genetalia : Darah ± 100 cc, tidak ada laserasi jalan lahir.

C. Analisa

Inpartu kala

IV

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan


baik.
E : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Merapihkan ibu, alat dan diri.
E : telah dilakukan
4. Memberitahu ibu tanda bahaya nifas yaitu perdarahan, keluar
cairan berbau dari jalan lahir, demam tinggi, payudara bengkak
dan kemerahan
E: ibu mengetahui tanda bahaya nifas
5. Melakukan pendokumentasian dan mengobservasi kala IV
E : Hasil terlampir dalam patograf

35
BAB V

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang yang dilakukan serta diagnosa masalah sesuai
kebutuhan dan dilakukan rencana tindak lanjut dan evaluasi asuhan serta
telah dibahas kesesuaian serta kesenjangan yang ada antara teori dan
kenyataan yang ada maka dibuatlah kesimpulan sebagai berikut :

1. Data Subjektif
Ny. Y Usia 36 tahun mengatakan hamil 34 minggu, Ibu
mengatakan hari pertama haid terakhir ibu pada bulan April 2021.
Ibu rajin memeriksakan kehamilannya di bidan dan di puskesmas.
2. Data Objektif
Keadaan umum ibu baik, tanda – tanda vital normal, TFU 30
cm, kepala belum masuk pintu panggul atas, his belum ada, tidak
adanya gerakan janin, pada auskultasi abdomen ditemukan adanya
DJJ, pada pemeriksaan genetalia belum terdapat pembukaan,
belum ada lendir darah atau air – air.
3. Analisa
G2P1A0 hamil 34 minggu dengan Fetal Distress
4. Penatalaksaanaan
a. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan DJJ
melebihi batas normal.

36
E : ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaaan
b. Memberitahu ibu dan keluarga tentang penyebab dan rencana
penatalaksanaannya.
E : Ibu dan keluarga mengerti
c. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG.
E : Telah dilakukan
d. Memasang infus
dewasa E : telah
dilakukan
e. Mengobservasi kemajuan persalinan dan keadaan ibu
5. Menolong persalinan dengan teknik APN, bayi lahir spontan,
menangis, tonus positif.

6.2 Saran

1. RSUD Balaraja

Diharapkan tenaga kesehatan tetap mempertahankan kualitas


pelayanan terutama dalam memperhatikan keadaan psikologis ibu dan
terutama pada klien yang sedang merasa kehilangan bayinya.

2. Klien

Untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang karna usia


ibu sudah beresiko tinggi jika hamil lagi.

3. Mahasiswa

a. Lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam berbagai


kasus kegawatdaruratan khususnya pada kasus dengan Fetal
Distress.

37
b. Lebih terampil dalam melakukan asuhan kebidanan pada kasus
dengan Fetal Distress.

38
DAFTAR PUSTAKA

Winkjosastro, Hanifa 2009. Ilmu Kebidanan.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Maternity,Dainty dkk. Asuhan Kebidanan
Patologis. Jakarta:Binarupa Aksara; 2014.hal
151
Kementrian Kesehatan R. Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;
(2012)
Widia, 2015. Asuhan Persalinan Normal,
Yogyakarta: NuhaMedika
Varney. 2008. Buku Ajar Kebidanan edisi I.
Jakarta: EGC Manuaba. 2007. Gawat Darurat
Obstetri Ginekoligi Sosial Untuk
Profesi Bidan.Jakarta: EGC
Idawati,Mugiati. Hipertensi Dalam Kehamilan
Terhadap Luaran Janin. Jurnak Keperawatan
Volume VIII No 2.(2012) h.132
Nola, Evi Gerungan, dkk. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian Intra Uterine
Fetal Death (IUFD). Jurnal Ilmiah Bidan
Volume 4 Nomor 1; (2016). h.9-10.
Sulansi, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian IUFD Di RSUD Ende. Jurnal Info
Kesehatan, Vol 11 No 2 (2013). h.393-39
Triana, Ani. Pengaruh Kadar Hb dan Paritas
dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death
(IUFD) di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol 2, No.1
(2012). h.23.

Anda mungkin juga menyukai