Etiologi :
1. Abnormalitas tahanan yang rendah pada bagian jalan lahir.
2. Abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlalu kuat.
3. Pada keadaan yang sangat jarang dijumpai oleh tidak adanya
rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya
proses-proses persalinan yang sangat kuat (Doenges, 2012).
4. Penyebab kejadian ini adalah terlalu kuatnya kontraksi uterus
dan kurang lunaknya jaringan mulut rahim. Kasus seperti ini
sering terjadi pada ibu yang sudah pernah melahirkan lebih
dari sekali (anak kedua dan seterusnya) (Deri, Reski, 2013).
Komplikasi Persalinan Presipitatus
Komplikasi yang sering pada ibu, terjadi perdarahan post partum
pada kala IV. Kejadian perdarahan post partum disebabkan karena
terlalu cepatnya isi dalam kavum uteri keluar, sementara otot-otot
rahim belum maksimal berkontraksi (Sastrawinata dkk, 2007).
Persalinan presipitatus dapat menyebabkan emboli cairan amnion
pada ibu, ruptur uteri, robekan serviks atau jalan lahir. Dapat disertai
hipotonus uterus post partum dengan resiko pendarahan. Perinatal
juga sangat beresiko mengalami hipoksia (terancamnya pertukaran
darah uteroplasenta akibat kontraksi) dan pendarahan intrakranial
perinatal (trauma langsung atau tidak langsung). Lebih lanjut,
persalinan yang tidak didampingi (trauma langsung, tidak ada
resusitasi, kedinginan) akan membahayakan bayi baru lahir. (Ralph
C, Benson. 2008).