Anda di halaman 1dari 3

PARTUS LAMA

A. Definisi Partus Lama Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
primi, dan lebih dari 18 jam pada multi. 3 Persalinan pada primi biasanya lebih lama 5-6 jam
daripada multi. Bila persalinan lama dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi baik terhadap
ibu maupun terhadap anak, dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.3 B. Gejala
Klinik 1. Pada Ibu : Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat dan lemah,
pernapasan cepat dan meteorismus, cincin retraksi patologis, edema vulva,edema serviks,his
hilang atau lemah. Cincin retraksi patologis bandl sering, timbul akibat persalinan yang
terhambat, disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus, dan menandakan
ancaman akan rupturnya segmen bawah uterus. Pada partus kasep dapat juga muncul tanda-tanda
rupture uteri, perdarahan dari OUE, his menghilang, bagian janin mudah teraba dari luar,
pemeriksaan dalam : bagian terendah janin mudah didorong ke atas, robekan dapat meluas
sampai serviks dan vagina. 2. Pada Janin : Denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur bahkan
negatif, air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau. Kaput suksedaneum
yang besar. Kaput ini dapat berukuran cukup besar dan menyebabkan kesalahan diagnostic yang
serius. Biasanya kaput suksedaneum, bahkan yang besar sekalipun akan menghilang dalam
beberapa hari. Moulage kepala yang hebat, akibat tekanan his yang kuat, lempeng-lempeng
tulang tengkorak saling bertumpang tindih satu sama lain. a. Kematian janin dalam kandungan
(KJDK) b. Kematian janin intraparital (KJIP) C. Komplikasi 1. Ibu : a. Infeksi sampai sepsis.
Infeksi adalah bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus lama, terutama
bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan
menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan
janin. b. Dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ-organ. 1) Robekan jalan lahir 2) Rupture uteri,
penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama partus lama,
terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada mereka dengan riwayat seksio sesarea. 3)
Robekan serta pembentukan fistula pada buli-buli, vagina, uterus dan rectum. Apabila bagian
terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak maju untuk jangka waktu yang
cukup lama, bagian jalan lahir yang terletak di antaranya dan dinding panggul dapat mengalami
tekanan berlebihan. Karena gangguan sirkulasi,maka dapat terjadi nekrosis yang akan jelas
dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula vesikovaginal, vesikoservikal,
atau rektovaginal. Umumnya nekrosis akibat penekanan ini terjadi setelah persalinan kala dua
yang sangat berkepanjangan. 2. Anak : a. Gawat janin dalam rahim sampai meninggal b. Lahir
dalam asfiksia berat sehingga menimbulkan cacat otak menetap. c. Trauma persalinan d. Patah
tulang dada, lengan, kaki, kepala karena pertolongan persalinan dengan tindakan. D.
Patofisiologi Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung awal
pembukaan sampai lahirnya anak. Apabila terjadi perpanjangan dari fase laten (primi 20 jam,
multi 14 jam) dan fase aktif (primi 1,2 cm per jam, multi1,5 cm per jam) atau kala pengeluaran
(primi 2 jam dan multi 1 jam), maka kemungkinan akan timbul partus kasep. Partus yang lama,
apabila tidak segera di akhiri, akan menimbulkan : a. Kelelahan ibu karena mengejan terus,
sedangkan intake kalori biasanya kurang. b. Dehidrasi dan gangguan kesimbangan asam
basa/elektrolit karena intake cairan kurang. c. Infeksi rahim : terjadi bila ketuban pecah lama,
sehingga terjadi infeksi rahim yang dipermudah karena adanya manipulasi penolong yang kurang
steril. d. Perlukaan jalan lahir : terjadi karean adanya disproporsi kepala panggul juga manipulasi
dan dorongan dari penolong. e. Gawat janin sampai kematian janin karena asfiksia dalam
rahim.8 E. Penyebab Partus Lama Persalinan lama, disebut juga “distosia”, didefinisikan sebagi
persalinan yang abnormal/sulit. Sebab-sebabnya dapat dibagi dalam 3 golongan berikut ini.1 a.
Kelainan tenaga (kelainan His). His yang tidak normal dalm kekuatan atau sifatnya
menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak
dapat di atasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. b. Kelainan janin.
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam letak atau dalam
bentuk janin. c. Kelainan jalan lahir. Kelainan dalam bentuk ukuran atau bentuk jalan lahir bisa
menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan. 1. Kelainan His : a. Inersia
uteri Disini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu
daripada bagian-bagian lain, peranan fundus tetap menonjol. Kelainannya terletak dalam hal
kontraksi uterus lebih aman, singkat, dan jarang daripada biasa. Keadaan umum penderita
biasanya baik dan rasa nyeri tidak seberapa.Selama ketuban masih utuh umumnya tidak
berbahaya, baik bagi ibu maupun janin, kecuali persalinan berlangsung terlalu lama; dalam hal
terakhir ini morbiditas ibu dan mortalitas janin baik.Keadaan ini dinamakan inersia uteri primer
atau hypotonic uterine contraction. Kalau timbul setelah berlangsung his kuat untuk waktu yang
lama, dan hal itu dinamakan inersia uteri sekunder. Karena dewasa ini persalinan tidak dibiarkan
berlangsung demikian lama sehingga dapat menimbulkan kelelahan uterus, maka inersia uteri
sekunder seperti di gambarkan dibawah jarang ditemukan, kecuali pada ibu yang tidak diberi
pengawasan baik waktu persalinan.Dalam menghadapi inersia uteri, harus di adakan penilaian
yang saksama untuk menentukan sikap yang harus di ambil.Jangan dilakukan tindakan yg
tergesa-gesa untuk mempercepat lahirnya janin.Tidak dapat diberikan waktu yang pasti, yang
dapat dipakai sebagai pegangan untuk membuat diagnosis inersia uteri atau untuk memulai terapi
aktif. Diagnosis inersia uteri paling sulit ditegakkan pada masa laten. Kontraksi uterus yang
disertai dengan rasa nyeri, tidak cukup untuk menjadi dasar utama diagnosis bahwa persalinan
sudah di mulai.Untuk sampai pada kesimpulan ini diperlukan kenyataan bahwa sebagai akibat
kontraksi itu terjadi perubahan pada serviks yakni pendataran dan/atau pembukaan.Kesalahan
yang sering dibuat ialah mengobati seorang penderita untuk inersia uteri padahal persalinan
belum mulai (fase labour). Etiologi : Kelainan his terutama ditemukan pada primigravida,
khususnya primigravida tua.Pada multipara lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat
inersia uteri.Faktor herediter mungkin memegang peranan pula dalam kelainan his. Sampai
seberapa jauh faktor emosi (ketakuatan dan lain-lain) mempengaruhi kelainan his, khususnya
inersia uteri ialah apabila bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah
uterus seperti pada kelainan letak janin atau pada disproporsi sefalopelvik. Peregangan rahim
yang berlebihan pada kehamilan ganda ataupun hidramnion juga dapat merupakan penyebab
inersia uteri yang murni.Akhirnya, gangguan dalam pembentukan uterus pada masa embrional,
misalnya uterus bikornis unikolis, dapat pula mengakibatkan kelainan his.Akan tetapi, pada
sebagian besar kasus kurang lebih separuhnya, penyebab inersia uteri tidak diketahui.
Penanganan : Dalam menghadapi persalinan lama oleh sebab apapun, keadaan ibu yang
bersangkutan harus di awasi dengan seksama.Tekanan darah diukur tiap empat jam, bahkan
pemeriksaan ini perlu dilakukan lebih sering apabila ada gejala preeclampsia. Denyut jantung
janin dicatat setiap setengah jam dalam kala I dan lebih sering dalam kala II. Kemungkinan
dehidrasi dan asidosis harus mendapat perhatian sepenuhya.Karena ada persalinan lama selalu
ada kemungkinan untuk melakukan tindakan pembedahan dengan narcosis, hendaknya ibu
jangan diberi makanan biasa melainkan dalam bentuk cairan.Sebaiknya diberikan infus larutan
glukosa 5 % dan larutan NaCl isotonic secara intravena berganti-ganti.Untuk mengurangi rasa
nyeri dapa diberikan petidin 50 mg yang dapat di ulangi; pada permulaan kalai I dapat diberikan
10 mg morfin.Pemeriksaan dalam perlu dilakukan, tetapi harus selslu disadari bahwa setiap
pemeriksaan dalam mengandung bahaya infeksi. Apabila persalinan berlangsung 24 jam tanpa
kemajuan yang berarti, perlu dilakukan penilaian yang saksama tentang keaadaan. Selain
penilaian keadaan umum, perlu ditetapkan apakah persalinan benar-benar sudah mulai atau
masih dalam tingkat fase labour, apakah ada inersia uteri atau incoordinate uterine action; dan
apakah tidak ada disproporsi sefalofelvik biarpun ringan.Untuk menetapkan hal yang terakhir ini,
jika perlu dilakukan pelvimetri roentgenologik atau magnetic resonance imaging (MRI).Apabila
serviks sudah terbuka untuk sedikit-sedikitnya 3 cm, dapat di ambil kesimpulan bahwa
persalinan udah mulai. Dalam menentukan sikap lebih lanjut perlu diketahui apakah ketuban
sudah atau belum pecah.Apabila ketuban sudah pecah, maka keputusan untuk menyelesaikan
persalinan tidak boleh ditunda terlalu lama berhubung dengan bahaya infeksi.Sebaiknya dalm 24
jamsetelah ketuban pecah sudah dapat di ambil keputusan apakah perlu dilakukan seksio sesarea
dalam waktu singkat atau persalinan dapat dibiarkan berlangsung terus. 2. Kelainan Janin : a.
Malpresentasi dan Malposisi Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen
bawah rahim, bukan belakang kepala. Malposisi adalah penunjuk(presenting part) tidak berada di
anterior. Dalam keadaan normal, peresntasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk ubu-
ubun kecil dalam posisi tranversal (saat masuk pintu atas panggul), dan posisi anterior (setelah
melewati pintu tengah panggul). Dengan presentasi tersebut, kepala janin akan masuk panggul
dalam ukuran terkecilnya (sirkumferensia suboksipitobregmatikus). Hal tersebut dicapai bila
sikap kepala janin fleksi. Sikap yang tidak normal akan menimbulkan malpresentasi pada janin,
dan kesulitan persalinan terjadi oleh karena diameter kepala yang harus melalui panggul menjadi
lebih besar. Sikap ekstensi ringan akan menjadikan presentasi puncak kepala (dengan penunjuk
ubun-ubun besar), ekstensi sedang menjadikan presentasi dahi (dengan penunjuk sinsiput), dan
ekstensi maksimal menjadikan presentasi muka (dengan penunjuk dagu). Apabila janin dalam
keadaan malpresentasi atau malposisi, maka akan dapat terjadi persalinan yang lama atau bahkan
macet. Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain presentasi belakang kepala.Malposisi
adalah posisi abnormal ubun-ubun kecilrelatif terhadap panggul ibu.Pengertian persalinan lama
adalah persalinan kala I fase aktif dengan kontraksi uterus regular selama lebih dari 12 jam.
Persalinan macet adalah persalinan yang kemajuannya terhambat oleh faktor mekanis dan proses
kelahiran tidak mungkin dilakukan tanpa intervensi operatif. b. Presentasi dahi Presentasi dahi
terjadi manakala kepala janin dalam sikap ekstensi sedang.Pada pemeriksaan dalam dapat diraba
daerah sinsiputyang berada di antara ubun-ubun besar dan pangakal hidung.Bila menetap, janin
dengan presentasi ini tidak dapat dilahirkan oleh karena besarnya diameter oksipitomental yang
harus melalui panggul.Janin dengan ukuran kecil dan punggungnya berada di posterior atau
ukuran panggul yang sedemikian luas mungkin masih dapat dilahirkan pervaginam. Kejadian
presentasi dahi ini meningkat bila di dapatkan adanya polihidramnion(0,4%00, berat badan lahir

Anda mungkin juga menyukai