Anda di halaman 1dari 9

REFERAT OBSTETRI GINEKOLOGI

PARTUS KASEP

OLEH :

ANINA NI’MATUL JANNAH

201510330311088

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyebab kematian ibu 90% disebabkan oleh pendarahan, toksemia


gravidarum, infeksi, partus lama dan komplikasi abortus. Partus lama atau
partus kasep merupakan satu fase akhir dari suatu persalinan yang telah
berlangsung lama dan tidak mengalami kemajuan sehingga timbul komplikasi
pada ibu, janin atau keduanya. Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak
lebih dari 24 jam dihitung dari awal pembukaan sampai lahirnya anak.
Apabila terjadi perpanjangan dari fase laten (pada primipara 20 jam,
multipara 14 jam) dan fase aktif (pada primipara 1,2 cm per jam dan 1,5 cm
perjam pada multipara) atau kala pengeluaran (primipara 2 jam dan multipara
1 jam), maka kemungkinan dapat terjadi partus kasep.

Persalinan lama merupakan penyebab 8% kematian ibu di Negara –


Negara berkembang. WHO (World Health Organization) mengungkapkan
sampai saat ini partus lama merupakan suatu masalah di Indonesia karena
80% dari persalinan masih ditolong oleh dukun. Insiden partus lama rata –
rata di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8% dan di Indonesia sebesar
9%.

Proses persalinan dipengaruhi oleh 3 faktor yang berperan yaitu kekuatan


mendorong janin keluar (power), yang meliputi his (kekuatan uterus),
kontraksi otot dinding perut, dan kontraksi diafragma. Faktor lain adalah
faktor janin (passanger), faktor jalan lahir (passage) dan faktor penolong
serta faktor psikis. Persalinan yang mengalami kesulitan untuk berjalan
spontan normal juga dipengaruhi berbagai faktor yang kompleks, misalnya
ketidaktahuan akan bahaya persalinan, keterampilan yang kurang, sarana
yang tidak memadai,masih tebalnya kepercayaan pada dukun serta rendahnya
pendidikan danrendahnya keadaan sosial ekonomi rakyat .
1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang
partus kasep terkait definisi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinis,
diagnosis, dan penatalaksanaannya.

1.3 Manfaat

Penulisan referat ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan


pemahaman penulis maupun pembaca mengenai partus kasep beserta
patofisiologi dan penangananannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Partus lama atau partus kasep merupakan satu fase akhir dari suatu
persalinan yang telah berlangsung lama dan tidak mengalami kemajuan
sehingga timbul komplikasi pada ibu, janin atau keduanya.

2.2 Etiologi

Penyebab partus kasep multikompleks, yang berhubungan dengan


pengawasan pada waktu hamil dan penatalaksanaan pertolongan persalinan.
Penyebab kemacetan dapat terjadi karena :

a. Kelainan his
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan
kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan
tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau
kemacetan
b. Kekuatan uterus yang tidak terkoordinasi
Kontraksi uterus tidak ada koordinasi antara kontraksi bagian atas,
tengah, dan bawah, tidak adanya dominasi fundal, tidak adanya
sinkronisasi antara kontraksi daripada bagian – bagiannya maka tonus
otot trus meningkat sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang terus
menerus dan hipoksia janin.
c. Faktor janin (malpresentasi, malposisi, janin besar)
d. Kesalahan petugas kesehatan memastikan bahwa pasien sudah masuk
dalam persalinan atau belum

2.3 Manifestasi Klinis

Pada ibu :

a. gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat dan lemah,
pernapasan cepat dan meteorismus
b. cincin retraksi patologis, edema vulva, edema serviks, his hilang atau
lemah
c. ruptur uteri yang berupa perdarahan dari OUE, his menghilang, bagian
janin mudah teraba dari luar, pada pemeriksaan dalam didapatkan bagian
terendah janin mudah didorong keatas, robekan dapat meluas sampai
serviks dan vagina

pada janin :

a. denyut jantung janin cepat, hebat, tidak teratur, bahkan negatif


b. air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau – hijauan, berbau
c. kaput suksedaneum yang besar, kaput ini dapat berukuran cukup besar
dan menyebabkan kesalahan diagnosis yang serius
d. moulase kepala yang hebat akibat tekanan his yang kuat, tulang
tengkorak saling bertumpang tindih satu sama lain
e. kematian janin dalam kandungan (IUFD)
2.4 Patofisiologi
Partus lama yakni partus yang berlangsung lebih dari 18 jam, partus
berlangsung lebih dari 24 jam atau kala I 20 jam atau kala II 2 jam. Pada
pertus lama sering ditemukan bahwa ibu dalam kondisi lelah, demikian juga
keadaan janin dan uterus. Bila partus lama dibiarkan tanpa pertolongan aktif,
tidak dapat diharapkan bahwa persalinan akan berakhir sendiri tanpa
membahayakan jiwa ibu maupun janin. Untuk ini perlu diperhatikan adanya
tanda-tanda partus lama seperti :
 Kelelahan ibu
Karena mengejan terus, sedangkan asupan kalori biasanya kurang.
 Dehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa/elektrolit karena intake
cairan kurang
 Infeksi rahim; terjadi bila ketuban pecah lama, sehingga terjadi
infeksirahim yang dipermudah karena adanya manipulasi penolong
yang kurangsteril.
 Perlukaan jalan lahir; terjadi karena adanya disproporsi kepala
panggul juga manipulasi dan dorongan dari penolong.
2.5 Diagnosis

Tanda dan gejala klinik Diagnosis


Pembentukan serviks tidak membuka (kurang dari 3 Belum inpartu atau
cm). Tidak didapatkan his atau his tidak teratur persalinan palsu
Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm sesudah 8 Fase laten yang
jam inpartu dengan his yang teratur memanjang
Pembukaan serviks melewati garis waspada Fase aktif memanjang
partograf Insersia uteri
 Frekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari 3
kali kontraksi per 10 menit dan kurang dari 40 Diporposi
detik sefalopelvik
 Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin
yang dipresentasi tidak maju dengan kaput,
terdapat maulage hebat, edema serviks, tanda Obstruksi kepala
ruptur uteri, gawat janin Malpresentasi atau
 Kelainan presentasi malposisi

 Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengedan


tetapi tidak ada pengertian nyeri persalinan
Sistem saraf otonom menunjukan bahwa baik Kala II lama
komponen simpatis kemajuan penurunan

2.6 Tatalaksana
1. Persalinan palsu
Periksa apakah ada infeksi saluran kemih atau ketuban pecah. Apabila
didapatkan adanya infeksi, obati secara adekuat dan jika tidak ada, pasien
boleh rawat jalan
2. Fase laten memanjang
a. Jika tidak ada perubahan pada pendataan atau pembukaan serviks dan
tidak ada gawat janin, mungkin pasien belum inpartum
b. Jika ada kemajuan dalam pendataan dan pembukaan serviks, lakukan
amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau protaglandin
o Lakukan penilaian ulang tiap 4 jam
o Jika pasien tidak masuk fase laten setelah dilakukan pemberian
oksitosin selama 8 jam, lakukan operasi
c. Jika didapatkan tanda-tanda infeksi :
o Lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin
o Berikan antibiotika kombinasi ampicilin 2 g IV tiap 6 jam dan
gentamicin 5mg/kgBB IV setiap 24 jam
o Jika terjadi persalinan pervaginaan stop antibiotik pasca persalinan
o Jika lanjut operasi, lanjut antibiotik dan Metronidazol 500 mg IV
setiap 8 jam sampai ibu bebas demam selama 48 jam
3. Fase aktif memanjang
Jika tidak ada tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban
masih utuh, pecahkan ketuban. Nilai his :
 Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan lamanya
kurang dari 40 detik), pertimbangkan adanya inersia uteri
 Jika his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40
detik), pertimbangkan adanya kelainan posisi atau presentasi badan
bayi
BAB III

KESIMPULAN

Partus lama atau partus kasep merupakan satu fase akhir dari suatu
persalinan yang telah berlangsung lama dan tidak mengalami kemajuan sehingga
timbul komplikasi pada ibu, janin atau keduanya.

Penyebab partus kasep multikompleks, kemacetan dapat terjadi karena kelainan


his, kekuatan uterus yang tidak terkoordinasi, faktor janin (malpresentasi,
malposisi, janin besar), dan kesalahan petugas kesehatan memastikan bahwa
pasien sudah masuk dalam persalinan atau belum

Pada presentasi kepala, distosia adalah indikator untuk dilakukannya operasi


sesar. Apabila persalinan dengan panggul sempit dibiarkan berlangsung sendiri
tanpa pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya pada ibu dan janin. oleh
sebab itu, penatalaksanaan yang tepat akan sangat membantu
mengurangi dan memperbaiki masalah-masalah yang berhubungan dengan
resiko tinggi persalinan pada distosia. Dengan tatalaksana yang tepat, dapat
membantu mengurangi potensi dari komplikasi dan kematian pada ibu dan anak.
DAFTAR PUSTAKA

1. Heriani. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Partus


Lama Di Ruang Kebidanan RSUD Ibnu Sutowo Baturaja Tahun 2015.
Volume 1 Nomor 1. 71 – 80
2. Mose, J & Alamsyah, M. (2014). Persalinan Lama. Ilmu Kebidanan ed. 4.
Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 562 - 580
3. Nugraha, N & Hussein, Z. (2014). G2P1A0 Aterm Pregnancy Inpartu
Singular Embryo Life Presentation Of Head With Partus Kasep. Medula
Volume 2, Nomer 3. 60 – 65
4. Nurfatimah. (2014). Determinan Kejadian Penyulit Persalinan Di Rsia
Pertiwi Makassar. Jurnal MKMI. 160 – 165

Anda mungkin juga menyukai