Kala I persalinan
Kala II persalinan
Kala III persalinan
Kala IV persalinan
Penipisan dan dilatasi serviks Dilatasi serviks
Mekanisme persalinan meliputi (a) penurunan presentasi; (b) fleksi kepala; (c) rotasi internal; (d)
distensi perineum dan ekstensi kepala janin; (e) kelahiran kepala; (f) kelahiran bahu 4
Persalinan Lama
Persalinan lama ialah persalinan yang berlangsung lebih dari 12 jam, baik pada primipara
maupun multipara.
Persalinan lama dapat terjadi dengan pemanjangan kala I dan atau kala II. Persalinan
lama dapat terjadi akibat his yang tidak efisien (adekuat), faktor janin (malpresentasi,
malposisi, janin besar), faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor).
Kelainan-kelainan tersebut dapat mengakibatkan pembukaan serviks berjalan sangat
lambat, akibatnya kala I menjadi lama.
Bila partus lama dibiarkan tanpa pertolongan aktif, tidak dapat diharapkan persalinan
akan berakhir sendiri tanpa membahayakan kondisi ibu maupun janin.
Gejala dalam partus lama
Dehidrasi
Tanda infeksi seperti suhu tubuh yang tinggi, nadi dan pernafasan yang cepat, abdomen
meteorismus
Pemeriksaan abdomen: meteorismus, dan lingkar bandl tinggi serta nyeri pada segmen bawah
Rahim
Pemeriksaan lokal vulva vagina meliputi edema vulva, cairan ketuban berbau, serta cairan
ketuban bercampur meconium
Pemeriksaan dalam melitputi edema serviks, bagian terendah sulit terdorong ke atas, terdapat
kapur pada bagian terendah. Kondisi janin mengalami asfiksia sehingga terjadi kematian janin
Akhir dari persalinan lama yaitu ruptur uteri imminen sampai ruptur uteri dan kematian karena
perdarahan atau infeksi.
Diagnosis persalinan lama
Tanda dan Gejala Klinik Diagnosis
Pembukaan serviks tidak membuka (< 3 cm). Tidak didapatkan his atau his tidak teratur Belum inpartu atau persalinan palsu
Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm setelah 8 jam inpartu dengan his yang teratur Fase laten memanjang
Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengedan tetapi tidak ada kemajuan penurunan Kala II lama
Penegakan Diagnosis Persalinan Lama
Inersia uteri adalah perpanjangan fase laten atau fase aktif atau
kedua-duanya dari kala pembukaan.
Pemanjangan fase laten dapat disebabkan oleh serviks yang
belum matang atau karena penggunaan analgetik yang terlalu
dini.
Pemanjangan fase deselerasi ditemukan pada disproporsi
sefalopelvik atau kelainan anak. Perlu disadari bahwa
pemanjangan fase laten maupun fase aktif meninggikan kematian
perinatal.
Etiologi
Hingga saat ini masih belum diketahui. akan tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi :
Faktor umum
Faktor lokal
Tipe
Pemeriksaan umum :
Pemeriksaan untuk menentukan disproporsi, malresentasi atau malposisi dan tetalaksana
sesuai dengan kasus
Penatalaksaan kala 1 yang baik
Pemberian antibiotik pada proses persalinan yang memanjang terutama pada kasus
dengan membrane plasenta telah pecah
a)Amniotomi
b)Oksitosin
Induksi Persalinan
Indikasi darurat
Indikasi segera (Urgent)
Indikasi tidak segera (Non urgent)
Kontraindikasi Induksi Persalinan
Disproporsi sefalopelvik
Insufisiensi plasenta
Malposisi dan malpresentasi
Plasenta previa
Gemelli
Distensi rahim yang berlebihan
Grandemultipara
Cacat rahim
Persyaratan Induksi Persalinan
Sebaiknya serviks uteri sudah matang, yakni serviks sudah mendatar dan menipis
dan sudah dapat dilalui oleh sedikitnya 1 jari, serta sumbu serviks mengarah ke
depan.
Tidak ada disproporsi sefalopelvik (CPD).
Tidak terdapat kelainan letak janin yang tidak dapat dibetulkan.
Sebaiknya kepala janin sudah mulai turun ke dalam rongga panggul
Bishop Score
Faktor Nilai
0 1 2 3
Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 ≥5
Pendataran serviks 0-30 40-50 60-70 ≥ 80
(%)
Penurunan kepala -3 -2 -1, 0 +1, +2
diukur dari bidang
HIII (cm)
Konsistensi serviks Keras Sedang Lunak -
Posisi serviks Kebelakang Searah sumbu jalan Kedepan -
lahir
Apabila kondisi-kondisi di atas tidak terpenuhi maka induksi persalinan mungkin tidak memberikan hasil
yang diharapkan. Untuk menilai keadaan serviks dapat dipakai skor bishop. Bila skor ≥ 6, induksi cukup
dilakukan dengan oksitosin. Sedangkan bila skor ≤ 5, perlu dilakukan pematangan serviks terlebih
dahulu dengan pemberian prostaglandin atau pemasangan foley kateter.
Proses Induksi
Nama : Ny. A
Umur : 22 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Dusun I Pulau Negara Pemulutan Ogan Ilir Sumatra Selatan
MRS : 15 Februari 2019
No. RM : 59-44-18
Identifikasi Suami Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 27 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Dusun I Pulau Negara Pemulutan Ogan Ilir Sumatra Selatan
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Ibu hamil mengeluh mules ingin melahirkan.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Asma (-)
Alergi obat dan makanan (-)
Kejang-kejang saat hamil (-)
Penyakit Hipertensi (-)
Penyakit Diabetes Melitus (-)
Penyakit Jantung (-)
Penyakit Ginjal (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Asma (-)
Alergi obat dan makanan (-)
Kejang-kejang saat hamil (-)
Penyakit Hipertensi (-)
Penyakit Diabetes Melitus (-)
Penyakit Jantung (-)
Penyakit Ginjal (-)
Riwayat Penyakit dengan keluhan yang sama dengan keluarga (-)
Riwayat Menstruasi
Usia : 15 tahun
Siklus menstruasi : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
Keluhan : Tidak ada
Hari pertama haid terakhir : 03-05-2018
Taksiran persalinan : 10-02-2019
Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama pernikahan : 1 tahun 6 bulan
Usia menikah : 20 tahun
Riwayat kontrasepsi
Tidak pernah
Riwayat ANC
Tahun 2018/ab
Hamil sekarang
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Luar
Leopold I : 3 jari di bawah Proc. Xyphoideus, TFU : 32 cm di atas symphisis
pubis, teraba lunak, bundar, dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kanan teraba punggung, bagian kiri teraba bagian-
bagian kecil(ekstremitas)
Leopold III : teraba bagian bundar, keras, melenting (kepala)
Leopold IV : Divergen, memasuki PAP
DJJ : 138 x/menit
TBJ : (32-12) x 155 gram = 3100 gram
HIS : 2/10’/<40”
Pemeriksaan dalam
Persalinan lama dapat terjadi dengan pemanjangan kala I dan atau kala II.
Persalinan lama dapat terjadi akibat his yang tidak efisien (adekuat),
faktor janin (malpresentasi, malposisi, janin besar),
faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor).
Kelainan-kelainan tersebut dapat mengakibatkan pembukaan serviks berjalan sangat
lambat, akibatnya kala I menjadi lama.
Saran
Pada saat ibu sudah dalam keadaan inpartu sebagai seorang dokter harus
mengawasi secara intensif proses persalinan tersebut. Karena tidak dapat di
pungkiri dalam proses persalinan terjadi inersia uteri. Dengan adanya pengawasan
maka seorang dokter bisa dengan cepat mengambil keputusan jika terjadi inersia
uteri.
TERIMA KASIH :)