Anda di halaman 1dari 33

KPD DAN KORIOAMNIONITIS

NOVIARSIH MUSLIMAH
K1A1 13 117

PEMBIMBING
dr. LIANAWATI, M. Kes, Sp. OG
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. A
• Umur : 31 th
• Alamat : Abeli Dalam
• Agama : Islam
• Suku : Tolaki
• Pekerjaan : IRT
• No. RM : 55 38 81
• Tanggal perawatan : 26 Mei 2019-29 Mei 2019
ANAMNESIS

• Keluhan utama : Riwayat keluar air dari jalan lahir


• Anamnesis terpimpin :
Pasien rujukan dari praktek bidan datang dengan riwayat keluar air dari
jalan lahir sejak 34 jam SMRS. Air berwarna kehijauan, berbau. Pelepasan
lendir (+), darah (-). Nyeri perut tembus belakang (+) sejak 1 hari SMRS,
nyeri dirasakan hilang timbul dan semakin memberat. Keluhan lain: sakit
kepala (-), pusing (-), mual (+), muntah (-) demam (-), keputihan (-). BAB
dan BAK dalam batas normal.
HPHT: ?/ 8 /2018, Taksiran persalinan: ? / 5 / 2019, ANC (-), TT (-), USG (-),
KB (-).
• Riwayat Pengobatan Sebelumnya:
Pasien mendapatkan pengobatan berupa drips oxytocin 10 IU dari praktek bidan
swasta sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Umum Bahteramas.
• Riwayat penyakit dahulu :
Hipertensi (-), diabetes melitus (-), asma (-), alergi (-)
• Riwayat obstetri :
Pasien pertama kali haid (menarche) usia 14 tahun. Lama haid 3-4 hari, siklus haid
sebelumnya teratur.
• Riwayat Obstetri :
Persalinan pertama tahun 2012 ditolong oleh bidan di rumah (cukup bulan, jenis kelamin
perempuan, berat badan lahir, pasien lupa).
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalisata
• Keadaan umum : Sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis

TD : 100/60 mmHg
Nadi : 118 x/m
Pernapasa : 22 x/m

n
Suhu : 38.7 oC
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Kepal • Normosefal, deformitas (-)
a
• Konjungtiva anemis (-)/(-)
Mata • Sclera ikterik (-)/(-)

• Pembesaran kelenjar (-), JVP dalam batas


Leher normal

• Inspeksi : simetris kiri = kanan, deformitas


(-)
Thora • Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), vocal
fremitus dalam batas normal
x • Perkusi : sonor kiri = kanan
• Auskultasi : bunyi nafas vesikuler, Ronkhi
(-)/(-), wheezing (-)/(-)
• Inspeksi : ictus kordis tidak tampak,
deformitas (-)
Jantung • Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), ictus
kordis teraba, thrill (-)
• Perkusi : pekak, batas jantung kesan
normal
• Auskultasi : BJ I/II murni regular, bising
(-)

Abdom • Status Obstetri


en

Extremit • Edema pretibial (-/-)


as
Pemeriksaan Luar PEMERIKSAAN DALAM VAGINA
• L1 : 4 Jari bawah px Vulva/vagina : Dalam batas normal
Portio : Melesap
• L2 : Punggung kiri
Pembukaan : 10 cm
• L3 : Kepala Ketuban : Mekonium
• L4 : Sudah masuk PAP Presentasi : Kepala
• DJJ : 180 kali / menit Denominator : UUK jam 12
Penurunan : Hodge III
• TBJ : 3128 gram
Panggul : Kesan cukup
• HIS :- Pelepasan : Lendir, mekonium
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM (26 MEI
2019)
DARAH RUTIN
Indikator Hasil Nilai Rujukan

WBC 18,71 x103/uL) Pr : 4,00-10,00 x 103/µL

RBC 6,72 x 106/uL) Pr : 4,50-6,00 x 106/µL

HGB 10,3 g/dl Pr : 12,0-16,0 g/dl

PLT 382.000/uL Pr: 150.000-450.000/uL

Hepatitis Marker

HbsAg Non Reaktif Non Reaktif


RESUME PASIEN
Ny. A, 31 tahun, keluar air dari jalan lahir sejak 34 jam SMRS. Air berwarna
kehijauan, berbau. Pelepasan lendir (+), darah (-). Nyeri perut tembus belakang
(-) . Riwayat penyakit (-). Riwayat kehamilan sekarang: HPHT: ?/ 8 /2018, Taksiran
persalinan: ? / 5 / 2019, ANC (-), TT (-), USG (-), KB (-). Riwayat obstetri: G2P1A0.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU: sakit ringan, compos mentis, tanda
vital TD: 100/60 mmHg, N: 118 kali/menit, P: 22 kali/menit, S: 38.7’C. Pemeriksaan
abdomen nyeri tekan (+) suprapubik, defans muskular (-). Pemeriksaan luar: L1: 2
jari bawah procesus xiphoideus, L2: punggung kiri, L3: kepala, L4: sudah masuk
PAP, DJJ: 180 kali /menit, TBJ luar: 3128 gram, HIS (-).
Pemeriksaan dalam vagina, vulva/vagina dalam batas normal, portio
melesap, pembukaan 10 cm, ketuban mekonium dan berbau, presentasi kepala,
UUK jam 12, Hodge III, panggul kesan cukup, pelepasan lendir dan mekonium.
Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan laboratorium (26/5/2019), WBC: 18,71
x103/uL), HGB 10,3 g/dl, PLT: 382.000/uL.
• DIAGNOSA KERJA
G2 P1 A0 + Gravid Aterm + Inpartu Kala II + KPD + Gawat Janin +
Korioamnionitis
 
• RENCANA TERAPI
IVFD RL 28 tpm
Pasang kateter urine
Rencana Cito SC
• Laporan Operasi
1.Jenis operasi : SC
2.Waktu : 04.45-05.25 WITA
3.Perdarahan : +/- 400 cc
4.BBL : 3.300 gram
5.PBL : 48 cm
6.JK : Laki-laki
7.AS : 6/9
Hari /
Tangga Perjalanan Penyakit Rencana Terapi
l
27 Mei 2019 S: Nyeri luka post operasi (+), P:
pusing (+) IVFD RL 20 TPM
  Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
O: Compos mentis Parasetamol 1V/8J/IV
  Metronidazole 1V/8J/IV
TD: 120/70 mmHg Ranitidine 1A/8J/IV
N: 96 x/menit Ketorolac 1A/8J/IV
P: 19 x/menit  
S: 38.0’C
 
Mammae: DBN
ASI: -/-
TFU: 2 JBP
BAB/BAK: -/ 60 cc/jam
Lokia: Rubra
Verban: Kering
 
A: POH 1 SC
28 Mei 2019 S: Nyeri luka post operasi (+), P:
  IVFD RL 20 TPM
O: Compos mentis Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
  Metronidazole 1V/8J/IV
TD: 110/70 mmHg Ranitidine 1A/8J/IV
N: 88 x/menit Ketorolac 1A/8J/IV
P: 19 x/menit  
S: 37.7’C
 
Mammae: DBN
ASI: -/-
TFU: 2 JBP
BAB/BAK: -/ 55 cc/jam
Lokia: Rubra
Verban: Kering
 
A: POH 2 SC
29 Mei S: keluhan (-) P:
  Aff Infus
2019
O: Compos mentis Aff Kateter
Terapi oral
 
Pasien Boleh Pulang
TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/menit
P: 18 x/menit
S: 37.4’C
 
Mammae: DBN
ASI: -/-
TFU: 2 JBP
BAB/BAK: -/ 60 cc/jam
Lokia: Rubra
Verban: Kering
 
A: POH 3 SC
KETUBAN PECAH DINI (KPD)

 Kebocoran spontan cairan dari kantung


amnion sebelum adanya tanda-tanda
inpartu. Kejadian KPD dapat terjadi sebelum
atau sesudah masa kehamilan 40 minggu.
 Preterm, aterm dan post preterm.
 KPD awal <12 jam setelah pecah ketuban
dan
 KPD lanjut ≥s 12 jam setelah pecah ketuban.
EPIDEMIOLOGI

• 12,9 juta kelahiran (9,6%) di seluruh dunia adalah prematur


• Sekitar 45-50% penyebab dari kelahiran prematur adalah idiopatik, 30%
terkait dengan KPD dan 15-20%
• Sekitar 70% : kehamilan di aterm
• Lebih dari 50% : kehamilan preterm
• 2011: 445 > 2012 : 542 penderita.
FAKTOR RISIKO
infeksi
ascende
ns

kelainan
trauma
kelahiran
kongeni
tal
kelemah
an
selaput
ketuban
gemeli
Vitamin
polihidra
C
mnion

CPD
PATOGENESIS
Faktor risiko Respon immune korion

Fosfolipase A2
COX II

Prostaglandin

MMP rendah
Gangguan sintesis kolagen TIMP tinggi
DIAGNOSIS
• Keluar cairan tiba-tiba dari jalan
Anamnesis lahir
• Warna bening hingga mekonium

Pemeriksaa • Cairan ketuban di kanalis servikalis


atau forniks posterior
n Fisik • Cairan amnion yang keruh dan
berbau

Laboratoriu • Leukositosis
• Tes lakmus
m • Tes Fern

• Oligohidramnion
USG
KOMPLIKASI

MAT E R N A L N E O NATA L
• Korioamnionitis Sindrom gangguan pernapasan
• Prolaps tali pusat Septikemia, meningitis, pneumonia,
sepsis dan konjungtivitis.
KORIOAMNIONITIS
• Infeksi secara klinis pada cairan amnion,
selaput korioamnion dan atau uterus yang
timbul segera sebelum atau pada saat
persalinan yang disebabkan oleh bakteri
EPIDEMIOLOGI

1 sampai 4 % kelahiran di Amerika Serikat mengalami komplikasi berupa


koriamionitis.

Komplikasi : 40 sampai 70% pada kelahiran preterm dengan ketuban pecah


dini pada prematur
1 sampai 13 % pada kelahiran aterm.

25% infeksi intrauterin disebabkan oleh ketuban pecah dini


ANATOMI
ETIOLOGI

Organisme penyebab dari korioamnionitis seringkali multipel.


• Bakteroides Sp (25%)
• Gardnerella vaginalis (24%)
• grup β streptokokus (12%)
• streptokokus aerob jenis lain (13%)
• E.coli (10%), dan gram negatif lain (10%).
Hampir semua bakteri dalam penelitian tersebut merupakan bakteri yang
ditemukan pada sediaan apus wanita dengan vaginosis bakterial.
PATOFISIOLOGI
Iatrogenik (amniosintesi kordosintesis).

Faktor risiko :
• Waktu antara ketuban pecah dan
persalinan,
• Penggunaan monitor fetal internal
• Jumlah pemeriksaan dalam selama
persalinan
• Nulipara
• Bakterial vaginosis.
DIAGNOSIS

• Demam (suhu intrapartum > 100.4˚ F atau > 37,8˚ C)


• Takikardia ibu (>120x/menit)
• Takikardia janin (>160x/menit)
• Cairan ketuban berbau atau tampak purulen
• Uterus teraba tegang
• Leukositosis ibu (leukosit 15.000-18.000 sel/mm3)
PENATALAKSANAAN

ANTIBIOTIK L AH I R K AN BAY I
• Spektrum luas • Disarankan pervaginam
Ampisilin+gentamisin • > 12 jam disarankan dilakukan
Cefoxitin, cefotetan perabdominal
Metronidazole
• 48-72 jam pasca demam oral
KOMPLIKASI

IBU B AY I
• Endomiometritis, infeksi luka, • Kematian janin, sepsis
absces pelvis, bakteremia dan neonatorum
perdarahan post partum.

Jarang terjadi
Syok septik, koagulasi intravaskular
diseminata, dan kematian ibu
ANALISIS KASUS
KASUS KEPUSTAKAAN
• Perempuan Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai kebocoran spontan
• 31 tahun cairan dari kantung amnion sebelum adanya tanda-tanda inpartu.
• Keluar air dari jalan Infeksi intrauterin atau korioamnionitis merupakan infeksi secara
lahir sejak 34 jam klinis pada cairan amnion, selaput korioamnion dan atau uterus yang
SMRS. timbul segera sebelum atau pada saat persalinan yang disebabkan oleh
bakteri.
Sekitar 25% infeksi intrauterin disebabkan oleh ketuban pecah dini.
Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi
pula risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin
Faktor risiko terjadinya korioamnionitis adalah waktu antara
ketuban pecah dan persalinan, penggunaan monitor fetal internal,
jumlah pemeriksaan dalam selama persalinan, nulipara, dan adanya
bakterial vaginosis.
KASUS KEPUSTAKAAN
Air berwarna kehijauan dan berbau Tanda dan gejala klinis korioamnionitis meliputi : demam (suhu
busuk. intrapartum > 37,8˚ c), takikardia ibu (>120x/menit), takikardia
janin (>160x/menit), cairan ketuban berbau atau tampak
TD: 100/60 mmHg, N: 118
purulen, uterus teraba tegang, leukositosis ibu (leukosit 15.000-
kali/menit, P: 22 kali/menit, S:
38.7’C. 18.000 sel/mm3). Bila terdapat dua dari enam gejala diatas
dapat di diagnosis korioanmnitis
Pemeriksaan luar L1: 2 jari bawah
procesus xiphoideus, L2: punggung
kiri, L3: kepala, L4: sudah masuk
PAP
DJJ: 180 kali /menit, TBJ luar:
3128 gram, HIS (-).

Pemeriksaan dalam vagina,


vulva/vagina dalam batas normal,
portio melesap, pembukaan 10 cm,
ketuban mekonium, presentasi
kepala, UUK jam 12, Hodge III,
panggul kesan cukup, pelepasan
lendir dan meconium, berbau

Laboratorium (26/5/2019), WBC:


18,71 x103/uL), HGB 10,3 g/dl,
PLT: 382.000/uL.
KASUS KEPUSTAKAAN

Medikamentosa Pada korioamnionitis diterapi antimikroba dan janin dilahirkan


• IVFD RL 20 TPM tanpa memandang usia gestasi. Antibiotika yang diberikan
• Ceftriaxone 1gr/12 adalah antibiotika intravena berspektrum luas. Untuk sebagian
besar kasus, cukup digunakan antibiotika tunggal.
jam/IV
Pada korioamnionitis lama pemberian antibiotika belum ada
• Parasetamol 1V/8J/IV standar baku. Pemberian antibiotika intravena dapat dilanjutkan
• Metronidazole 1V/8J/IV hingga 48-72 jam bebas demam, kemudian dilanjutkan dengan
• Ranitidine 1A/8J/IV antibiotika oral.
• Ketorolac 1A/8J/IV. Pilihan cara persalinan pada kasus korioamnionitis sebaiknya
pervaginam. Persalinan perabdominam meningkatkan risiko
Cito Sectio Caesaria demam postpartum akibat infeksi (endometritis) pada ibu.
Namun persalinan perabdominam dapat dipertimbangkan bila
persalinan diperkirakan belum selesai dalam interval 12 jam
setelah diagnosis ditegakkan. Hal ini didasarkan dari suatu
penelitian yang mengemukakan tidak terdapatnya perbedaan
peningkatan infeksi neonatus jika jarak antara diagnosis
korioamnionitis dan persalinan < 12 jam, namun peningkatan
kejadian infeksi neonatus setelah interval 12 jam belum dapat
dipastikan.
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai