NOVIARSIH MUSLIMAH
K1A1 13 117
PEMBIMBING
dr. LIANAWATI, M. Kes, Sp. OG
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. A
• Umur : 31 th
• Alamat : Abeli Dalam
• Agama : Islam
• Suku : Tolaki
• Pekerjaan : IRT
• No. RM : 55 38 81
• Tanggal perawatan : 26 Mei 2019-29 Mei 2019
ANAMNESIS
Status Generalisata
• Keadaan umum : Sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 118 x/m
Pernapasa : 22 x/m
n
Suhu : 38.7 oC
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Kepal • Normosefal, deformitas (-)
a
• Konjungtiva anemis (-)/(-)
Mata • Sclera ikterik (-)/(-)
Hepatitis Marker
Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU: sakit ringan, compos mentis, tanda
vital TD: 100/60 mmHg, N: 118 kali/menit, P: 22 kali/menit, S: 38.7’C. Pemeriksaan
abdomen nyeri tekan (+) suprapubik, defans muskular (-). Pemeriksaan luar: L1: 2
jari bawah procesus xiphoideus, L2: punggung kiri, L3: kepala, L4: sudah masuk
PAP, DJJ: 180 kali /menit, TBJ luar: 3128 gram, HIS (-).
Pemeriksaan dalam vagina, vulva/vagina dalam batas normal, portio
melesap, pembukaan 10 cm, ketuban mekonium dan berbau, presentasi kepala,
UUK jam 12, Hodge III, panggul kesan cukup, pelepasan lendir dan mekonium.
Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan laboratorium (26/5/2019), WBC: 18,71
x103/uL), HGB 10,3 g/dl, PLT: 382.000/uL.
• DIAGNOSA KERJA
G2 P1 A0 + Gravid Aterm + Inpartu Kala II + KPD + Gawat Janin +
Korioamnionitis
• RENCANA TERAPI
IVFD RL 28 tpm
Pasang kateter urine
Rencana Cito SC
• Laporan Operasi
1.Jenis operasi : SC
2.Waktu : 04.45-05.25 WITA
3.Perdarahan : +/- 400 cc
4.BBL : 3.300 gram
5.PBL : 48 cm
6.JK : Laki-laki
7.AS : 6/9
Hari /
Tangga Perjalanan Penyakit Rencana Terapi
l
27 Mei 2019 S: Nyeri luka post operasi (+), P:
pusing (+) IVFD RL 20 TPM
Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
O: Compos mentis Parasetamol 1V/8J/IV
Metronidazole 1V/8J/IV
TD: 120/70 mmHg Ranitidine 1A/8J/IV
N: 96 x/menit Ketorolac 1A/8J/IV
P: 19 x/menit
S: 38.0’C
Mammae: DBN
ASI: -/-
TFU: 2 JBP
BAB/BAK: -/ 60 cc/jam
Lokia: Rubra
Verban: Kering
A: POH 1 SC
28 Mei 2019 S: Nyeri luka post operasi (+), P:
IVFD RL 20 TPM
O: Compos mentis Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
Metronidazole 1V/8J/IV
TD: 110/70 mmHg Ranitidine 1A/8J/IV
N: 88 x/menit Ketorolac 1A/8J/IV
P: 19 x/menit
S: 37.7’C
Mammae: DBN
ASI: -/-
TFU: 2 JBP
BAB/BAK: -/ 55 cc/jam
Lokia: Rubra
Verban: Kering
A: POH 2 SC
29 Mei S: keluhan (-) P:
Aff Infus
2019
O: Compos mentis Aff Kateter
Terapi oral
Pasien Boleh Pulang
TD: 120/80 mmHg
N: 86 x/menit
P: 18 x/menit
S: 37.4’C
Mammae: DBN
ASI: -/-
TFU: 2 JBP
BAB/BAK: -/ 60 cc/jam
Lokia: Rubra
Verban: Kering
A: POH 3 SC
KETUBAN PECAH DINI (KPD)
kelainan
trauma
kelahiran
kongeni
tal
kelemah
an
selaput
ketuban
gemeli
Vitamin
polihidra
C
mnion
CPD
PATOGENESIS
Faktor risiko Respon immune korion
Fosfolipase A2
COX II
Prostaglandin
MMP rendah
Gangguan sintesis kolagen TIMP tinggi
DIAGNOSIS
• Keluar cairan tiba-tiba dari jalan
Anamnesis lahir
• Warna bening hingga mekonium
Laboratoriu • Leukositosis
• Tes lakmus
m • Tes Fern
• Oligohidramnion
USG
KOMPLIKASI
MAT E R N A L N E O NATA L
• Korioamnionitis Sindrom gangguan pernapasan
• Prolaps tali pusat Septikemia, meningitis, pneumonia,
sepsis dan konjungtivitis.
KORIOAMNIONITIS
• Infeksi secara klinis pada cairan amnion,
selaput korioamnion dan atau uterus yang
timbul segera sebelum atau pada saat
persalinan yang disebabkan oleh bakteri
EPIDEMIOLOGI
Faktor risiko :
• Waktu antara ketuban pecah dan
persalinan,
• Penggunaan monitor fetal internal
• Jumlah pemeriksaan dalam selama
persalinan
• Nulipara
• Bakterial vaginosis.
DIAGNOSIS
ANTIBIOTIK L AH I R K AN BAY I
• Spektrum luas • Disarankan pervaginam
Ampisilin+gentamisin • > 12 jam disarankan dilakukan
Cefoxitin, cefotetan perabdominal
Metronidazole
• 48-72 jam pasca demam oral
KOMPLIKASI
IBU B AY I
• Endomiometritis, infeksi luka, • Kematian janin, sepsis
absces pelvis, bakteremia dan neonatorum
perdarahan post partum.
Jarang terjadi
Syok septik, koagulasi intravaskular
diseminata, dan kematian ibu
ANALISIS KASUS
KASUS KEPUSTAKAAN
• Perempuan Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai kebocoran spontan
• 31 tahun cairan dari kantung amnion sebelum adanya tanda-tanda inpartu.
• Keluar air dari jalan Infeksi intrauterin atau korioamnionitis merupakan infeksi secara
lahir sejak 34 jam klinis pada cairan amnion, selaput korioamnion dan atau uterus yang
SMRS. timbul segera sebelum atau pada saat persalinan yang disebabkan oleh
bakteri.
Sekitar 25% infeksi intrauterin disebabkan oleh ketuban pecah dini.
Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan persalinan, makin tinggi
pula risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin
Faktor risiko terjadinya korioamnionitis adalah waktu antara
ketuban pecah dan persalinan, penggunaan monitor fetal internal,
jumlah pemeriksaan dalam selama persalinan, nulipara, dan adanya
bakterial vaginosis.
KASUS KEPUSTAKAAN
Air berwarna kehijauan dan berbau Tanda dan gejala klinis korioamnionitis meliputi : demam (suhu
busuk. intrapartum > 37,8˚ c), takikardia ibu (>120x/menit), takikardia
janin (>160x/menit), cairan ketuban berbau atau tampak
TD: 100/60 mmHg, N: 118
purulen, uterus teraba tegang, leukositosis ibu (leukosit 15.000-
kali/menit, P: 22 kali/menit, S:
38.7’C. 18.000 sel/mm3). Bila terdapat dua dari enam gejala diatas
dapat di diagnosis korioanmnitis
Pemeriksaan luar L1: 2 jari bawah
procesus xiphoideus, L2: punggung
kiri, L3: kepala, L4: sudah masuk
PAP
DJJ: 180 kali /menit, TBJ luar:
3128 gram, HIS (-).