LAPORAN KASUS
BLIGHTED OVUM
Disusun oleh:
Febri Yudha Adhi Kurniawan 114170022
Pembimbing :
dr. Anwar Sandi Wibowo, Sp.OG.
Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RSUD Waled Kabupaten Cirebon
Periode 24 September – 26 November 2018
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. Su
• Umur : 32 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Gebang, Babakan, Cirebon
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : SMA
• Status Perkawinan: Menikah
• Agama : Islam
• Masuk RS : 24 September 2018
• Suami : Tn. Sa
• Umur : 36 tahun
• Pekerjaan : Buruh
ANAMNESIS
Pasien saat ini mengetahui hamil anak ketiga usia kehamilan sekitar ± 3bulan, dan mengaku terakhir haid 18 Juni 2018,
kemudian memeriksakan urin dengan testpack hasilnya positif. Keluhan mual muntah saat ini diakui oleh pasien. Selain itu
pasien mengatakan perutnya terasa membesar, payudara membesar, menegang dan puting menghitam. Pasien sempat USG
pada tanggal 24/9/2018 di dr.Haris dengan hasil G2P1A0 usia kehamilan 9-10 minggu dengan blighted ovum.
Menikah I kali lamanya 18 tahun. Pemeriksaan ANC (+) di bidan swasta sebanyak 2 kali. Suntik TT 1 kali. HPHT: 11-06-2018 ,
HTP: 7-3-2018. Anak I: Jenis Kelamin laki-laki, hidup, usia 12 tahun, BBL 2600 gram, lahir ditolong paraji. Anak II: Jenis kelamin
laki-laki, hidup, usia 5 tahun, BBL 2800 gram, lahir ditolong paraji. Menarche pada usia 16 tahun, siklus haid teratur, lamanya ±
5-7 hari. Jumlah darah yang keluar 2-3 kali pembalut perhari, nyeri haid (-).
Penggunaan KB (+) suntik 3 bulan selama 5 tahun. TFU tidak teraba. Pemeriksaan dalam: v/v tidak ada kelainan, Ø kuncup,
porsio tebal lunak, tidak teraba sisa jaringan. Pemeriksaan In spekulo: Tampak darah kehitaman keluar dari ostium uteri
eksternum. PP test: (+)
Pemeriksaan Penunjang
PP test : (+)
USG : fetal pole (-), DJJ (-), UK 10 minggu, Ketuban (+), Kantung gestasi (+) Kesan Blighted Ovum
- Hematokrit : 42 %
- Gol. Darah :B
• Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel
telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit kencing manis
(diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor
imunologis
Patofisiologi
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagai
faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan
hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap
tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic
gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium)
dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim.
Gambaran Histopatologi
Didapatkan adanya gambaran infark yang luas dan nekrosis pada plasenta wanita yang mengalami abortus
yang disebabkan antifosfolipid antibodi. antifosfolipid antibodi (aPL) dengan adanya trombosis plasenta
pada abortus menyebabkan infark dan menimbulkan kematian fetus.
Didapatkan adanya gambaran vaskulopati desidua yang nekrotik pada pasien dengan aPL. Ciri-cirinya
adalah nekrosis fibrinoid, atherosis pembuluh desidua (infiltrasi dinding pembuluh darah oleh sel-sel dengan
sitoplasma yang jernih atau foamy cytoplasm) dan inti yang menebal.