Chikungunya
Morbili dan Leptospirosis
Protokol 2
Protokol 3
Protokol 4
Protokol 5
Chikungunya
• Chikungunya: Demam yang disebabkan oleh
alphavirus dan togaviridae yang disebarkan
oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes
Aegypti.
Patofisiologi chikungunya
• Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus
Chikungunya pada saat menggigit manusia yang
sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum
demam sampai 5 hari setelah demam timbul.
Kemudian virus yang berada di kelenjar liur
berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic
incubation period) sebelum dapat ditularkan
kembali kepada manusia pada saat gigitan
berikutnya. Di tubuh manusia, virus memerlukan
waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic incubation
period) sebelum menimbulkan penyakit.
Diagnosis Chikungunya
• Kriteria Klinis: Demam mendadak > 38,5ºC
dan nyeri persendian hebat (severe athralgia)
dan atau dapat disertai ruam (rash).
• Kriteria Epidemiologis: Bertempat tinggal atau
pernah berkunjung ke wilayah yang sedang
terjangkit Chikungunya dengan sekurang-
kurangnya 1 kasus positif RDT/ pemeriksaan
serologi lainnya, dalam kurun waktu 15 hari
sebelum timbulnya gejala (onset of symptoms)
• Kriteria Laboratoris: sekurang-kurangnya
salah satu diantara pemeriksaan berikut:
– Isolasi virus
– Terdeteksinya RNA virus dengan RT-PCR
– Terdeteksinya antibodi IgM spesifik virus Chik
pada sampel serum
– Peningkatan 4 kali lipat (four-fold) titer IgG pada
pasangan sampel yang diambil pada fase akut dan
fase konvalesen (interval sekurang-kurangnya 2-3
minggu)
• Berdasarkan kriteria di atas, Diagnosis Demam
Chikungunya digolongkan dalam 3 kategori yaitu:
– KASUS TERSANGKA (Suspected case/ Possible case)
Penderita dengan kriteria klinis.
– KASUS PROBABEL (Probable case)
Penderita dengan kriteria klinis + kriteria epidemiologis
– KASUS KONFIRM (Confirmed case)
Penderita dengan kriteria laboratoris.
TATALAKSANA
• Simptomatis
– Antipiretik dan analgetik
• Suportif
– Tirah baring (bedrest), batasi pergerakkan
– Minum banyak untuk mengganti kehilangan cairan
tubuh akibat muntah, keringat dan lain-lain.
– Fisioterapi
Perbedaan chikungunya dan DBD
• Masa inkubasi intrinsik chikungunya rata-rata 3-7
hari (range 1-12 hari), sedangkan masa inkubasi
ekstrinsik berkisar 10 hari
• Cikungunya tidak terdapat plasma leakage
Morbili
• Penyakit infeksi yang menular yang disebabkan oleh
measles virus.
• Terinfeksi virus menginfeksi jaringan limfatik lokal,
dibawa oleh makrofag paru, ampifilik virus morbilli
pada KGB regional darah seluruh tubuh
ruam infeksi
Tanda dan gejala Morbilli
• Masa inkubasi 10-20 hari. Gejalanya dibagi
menjadi 3 stadium, yaitu:
a. Stadium kataral : 4-5 hari dgn demam,
malaise, batuk fotofobia, konjungtivitis, dan
coryza.
b. Stadium erupsi : 4-7 hari dengan coryza, da
batuk-batuk bertambah. Timbul eksantema di
palatum durum dan palatum mole.
c. Stadium konvalensi : berupa meninggalkannya
bekas yang berwarna lebih tua yang lama
kelamaan akan menghilang sendiri.
Penatalaksanaan morbilli
• Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis,
terdiri dari istirahat, pemberian cairan yang
cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan
bila terjadi infeksi sekunder, anti konvulsi
apabila terjadi kejang, antipiretik bila demam.
Indikasi rawat inap bila hiperpireksia (suhu
>39,5˚C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit
atau adanya penyulit.
Perbedaan Morbilli dengan DBD
• Koplik spot
• 3C : Cough, Conjungtivitis, and Coryza
Leptospirosis
Suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman
Spirochaeta yaitu Leptospira interrogans
(WHO).
PATOGENESIS
Luka/ aberasi
Leptospira Mukosa membranosa atau konjungtiva
aerosol inhalation dari microscopic droplets
Ingesti
Masuk ke sirkulasi
Gejala klinis
Manifestasi Klinis
Fase I (septikemia)
• 4 – 7 hari
• Darah, LCS, Jaringan lain (-) pada akhir fase
• Leptospira masih tetap berada pada aqueos
humor dan parenkim ginjal
Manifestasi Klinis
Fase II (fase Imun)
• 4 – 30 hari
• Peninggkatan titer Ab leptospira
• Leptospirouria (1 – 4 mgg)
• Menigitis, gangguan hati dan ginjal terdapat
pada fase ini
Leptospirosis Nonikterik
Fase I :
Demam, malaise, nyeri kepala, dan nyeri abdomen
Mialgia, ruam kulit, hepatosplenomegali, dehidrasi
Gejala hilang dengan lisisnya leptospira.
Fase II :
Demam, uveitis, nyeri kepala
Demam tidak terlalu tinggi dan singkat
Tanda khas adalah meningitis (adanya pleositosis pada
LCS dengan/tanpa gejala meningeal
Ab tinggi Leptospira hilang dari LCS (minggu ke-2)
Leptospiuria
Leptospirosis Ikterik
Fase I :
Sama seperti Leptospira nonikterik
Fase II :
Gangguan fungsi hati dan ginjal
Kegagalan sirkulasi
Gangguan kesdaran
Ikterus (mulai pada hari ke-3 atau minggu ke-2)
Demam yang menetap antara kedua fase
Oliguri dan anuri
Aktivitas protrombin plasma dan albumin serum
Diagnosis
Daignosis pastinya:
1. Leptospira yang diisolasi dari cairan tubuh
2. Gambaran klinis sesuai leptospirosis
3. Kenaikan titer antibodi 4 kali atau lebih
Diagnosis
Diagnosis dibagi menjadi 3 klasifikasi:
Suspek: Gejala klinis (+) tanpa hasil lab