Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGUE HEMORHAGI FEVER

IKA NUR PRATIWI


DENGUE
Merupakan persoalan pokok di seluruh dunia

 2,5-3 juta manusia berisiko


 Aedes aegypti merupakan vektor primer penyakit
 Kasus yang diimpor umum terjadi
 Penyakit perkotaan tetapi mulai meluas ke pedesaan
 diperkirakan terjadi 50-100 juta kasus demam dengue per
tahun
 500.000 kasus DHF perlu dirawat inap, setiap tahunnya 90%
pada anak2 yang berusia kurang dari 15 tahun
 rata- rata kematian mencapai 5% dari semua kasus DHF
 epidemi memiliki siklus
PENDAHULUAN
Dengue Haemorragic Faver (DHF) Atau Demam Berdarah Dengue (DBD).

Adalah Suatu Penyakit Infeksi Akut Yang Disebabkan Oleh Virus Dengue Yang
Termasuk Golongan Arthtropod Boon Virus Grup B Yang Ditularkan Oleh
Nyamuk Aedes Aegypti dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus,.

“The Secondary Infection”
Apabila Seseorang Setelah Terinfeksi Virus Dengue Pertama Kali Mendapatkan Infeksi
Kedua Dengan Virus Dengue Serotipe Lain Dalam Waktu 6 Bulan Sampai 5 Tahun.
DHF Terjadi Jika Seseorang Telah Mendapat Infeksi Virus Dengue Pertama 
Mendapat Infeksi Berulang Dengan Tipe Virus Berlainan Dalam Jangka
Waktu Tertentu.
Demam Berdarah Penyakit menular berbahaya yang dapat
Dengue (DBD) menyebabkan kematian dalam waktu
singkat dan sering menimbulkan wabah

Virus dengue
Terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009,
World Health Organization (WHO) mencatat
negara Indonesia sebagai negara dengan kasus
Indonesia
DBD tertinggi di Asia Tenggara.

Kasus ini tersebar di seluruh 33 propinsi di


Indonesia; di 357 dari total 480 kabupaten
Vektor penyakit

Siklus hidup nyamuk aedes aegypti


Pola epidemiologis
 Vektor: aedes aegypti, spesies aedes
(stegomya)
 Masa inkubasi ekstrinsik dari lambung
sampai kelenjar ludah nyamuk berlangsung
selama 8-10 hari (pada tubuh nyamuk) Pada
suhu 30o C
 Masa inkubasi intrinsik sekitar 3-14 hari
(rata-rata 4-7 hari) pada tubuh manusia.
Sebelum demam muncul pada penderita
yang telah terinfeksi, virus sudah terlebih
dahulu berada dalam darah selama 1-2 hari.
 Viremia tampak sebelm awitan gejala dan
berlangsung selama rata2 5 hari setelah
awaitan
Ciri-ciri Nyamuk Aedes Aegypti
 Tubuh hitam kecoklatan, tubuh dan tungkainya
ditutupi sisik dengan garis-garis putih
keperakan
 Berkembang biak di air jernih yang tidak
beralaskan tanah seperti bak mandi, WC,
tempayan, drum, dan barang-barang
menampung air
 Jarak terbang ± 100 m.
 Nyamuk betina bersifat multiple biters (
menggigit beberapa orang karena sebelum
nyamuk tersebut kenyang sudah berpindah
tempat).
 Tanah dalam suhu panas dan kelembaban tinggi.
 Nyamuk saat menggigit manusia yang sedang
sakit dan veremia (terdapat virus dalam
darahnya).
Faktor-faktor risiko pada
demam berdarah dengue
- Status imun setiap individu
- Strain/ serotipe virus yang
menginfeksi (Keempat virus tersebut
adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4)
- Usia pasien
- Latar belakang genetik pasien
Patofisiologi:
Infeksi dengue terbentuk antibody, terdiri atas imunoglobulin G berfungsi
menghambat peningkatan replikasi virus dalam monosit, yaitu enhancing antibody
dan neutralising antibody

Rangsang monosit yang telah terinfeksi virus dengue atau antigen virus dengue,
limfosit T manusia dapat mengeluarkan interferon (IFN) alfa dan gamma.

Pada infeksi sekunder oleh virus dengue serotipe berbeda dengan infeksi pertama,
limfosit T CD4 berproliferasi dan menghasilkan IFN alfa.

IFN alfa merangsang sel yang terinfeksi virus dengue dan mengakibatkan monosit
memproduksi mediator yang menyebabkan kebocoran plasma dan perdarahan.

Dasar utama hipotesis ialah meningkatnya reaksi immunologis.


PATOFISIOLOGI

13
MANIFESTASI KLINIS
1.Demam Mendadak Disertai Gejala Klinik Yang Tidak Spesifik :
Anoreksia, Nyeri Punggung, Nyeri Perut (Karena Pembesaran
Hati), Nyeri Sendi, Nyeri Kepala. Demam Terjadi 2 - 7 Hari.
2.Manifestasi Perdarahan Muncul Pada Hari Ke 2 Atau Ke 3.
- Uji Torniqet (+).
- Petechie, ekimosis, purpura
- Epitaksis, Perdarahan Gusi.
- Hematomisis, Melena.
3. Hepatomegali.
4. Trombocytopeni  Nilai Trombosit < 100.000/Mm
5. Kenaikan Nilai Hematrokit 20%.
6. Manifestasi Lain : Nyeri Epigastrium Dan Muntah.
VIRUS DENGUE, NYAMUK AEDES AEGYPTI, RASH PD. MANUSIA
PERDARAHAN PADA MATA
BERBAGAI BENTUK PERDARAHAN PADA KULIT
DERAJAT DHF
ADA 4 BAGIAN YAITU :
1. DERAJAT RINGAN : DEMAM MENDADAK 2 - 7 HARI DENGAN GEJALA KLINIS LAIN
DAN MANIFESTASI PERDARAHAN JARINGAN, TEST TORNIQUET (+).
2. DERAJAT SEDANG : LEBIH BERAT DARI GOLONGAN 1, GEJALA PERDARAHAN
KULIT, MANIFESTASI PERDARAHAN LAIN (PERDARAHAN GUSI, EPITAKSIS,
HEMATEMISIS, MELENA).
3. DERAJAT BERAT: PASIEN MENGALAMI RENJATAN DENGAN KEGAGALAN
SIRKULASI, NADI CEPAT DAN LEMAH, TEKANAN DARAH MENURUN, GELISAH,
KULIT DINGIN.
4. DERAJAT SANGAT BERAT: GEJALA TERSEBUT DIATAS DITAMBAH RENJATAN YANG
DALAM DENGAN TEKANAN DARAH TIDAK TERATUR,NADI TIDAK TERABA.
PENEGAKAN DIAGNOSA DBD
KLINIS 1. DEMAM TINGGI MENDADAK, TERUS MENERUS SELAMA 2-7 HARI

2. TERDAPAT MANIFESTASI PENDARAHAN SEPERTI TORNIQUET (+),


PETECHIAE, ECHIMOSIS, PURPURA, PERDARAHAN MUKOSA, EPITAKSIS,
PERDARAHAN GUSI, DAN HEMATEMESIS DAN ATAU MELENA

3. PEMBESARAN HATI

4. SYOK DITANDAI DENGAN NADI LEMAH DAN CEPAT, TEKANAN NADI TURUN,
TEKANAN DARAH TURUN, KULIT DINGIN,

LABORATORIS 1. TROMBOSITOPENIA (100.000µL ATAU KURANG)

2. HEMOKONSENTRASI, Adanya kebocoran plasma karena peningkatan


permeabilitas kapiler, dengan manifestasi sebagai berikut:
a. Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai standar
b. Penurunan hematokrit ≥ 20%, setelah mendapat terapi cairan
c. Efusi pleura/perikardial, asites, hipoproteinemia.
Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue

DD/ DBD Derajat* Gejala Laboratorium


DD Demam disertai 2 atau lebih tanda :  Leukopenia
sakit kepala, nyeri retro-orbital,  Trombositopenia, tidak
myalgia, arthralgia ditemukan bukti kebocoran
plasma
 Serologi dengue positif

DBD I Gejala diatas ditambah uji bendung Trombositopenia, bukti ada


positif kebocoran plasma
DBD II Gejala diatas ditambah perdarahan Trombositopenia, bukti ada
spontan kebocoran plasma
DBD III Gejala diatas ditambah kegagalan Trombositopenia, bukti ada
sirkulasi (kulit dingin dan lembab kebocoran plasma
serta gelisah)
DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan Trombositopenia, bukti ada
darah dan nadi tidak terukur kebocoran plasma

KETERANGAN: TROMBOSITOPENIA (<100.000µL) (Suhendro et al, 2009)


Penatalaksanaan
 Demam Dengue
• Antipiretik
• Analgesik atau sedatif ringan diberikan untuk
penderita dengan keluhan nyeri hebat.
• Cairan dan elektrolit peroral
 Demam Berdarah Dengue
• Tatalaksana DBD Tanpa Syok: Penggantian
Volume Plasma
• Tatalaksana DBD denganSyok(Sindrom Syok
Dengue/ SSD):
 Penggantian Volume Plasma Segera

 Pemeriksaan Hematokrit untuk Memantau


Penggantian Volume Plasma
 Pemberian Oksigen

 Transfusi Darah

 Monitoring
KOMPLIKASI YANG SERING TERJADI

 ENSEPALOPATI.
• DEMAM TINGGI.
• GANGGUAN KESADARAN DISERTAI ATAU TANPA KEJANG.
• DISORIENTASI  PROGNOSANYA BURUK.
 RENJATAN / SYOK HIPOVOLEMIK
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Riwayat Penyakit,
2. Pemeriksaan Fisik.
- Tingkat Kesadaran.
- Ttv : Suhu, Nadi, Rr, Td.
- Tes Rumple Leede.
- Palpasi Nyeri Tekan Dan Pembesaran Hepar.
- Perdarahan : Kulit, Gusi, Hematemisis, Melena.
3. Pemeriksaan Penunjang :
- Laboratorium : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit.
- Foto Thorax.
4. Faktor Psikososial Dan Perkembangan.
5. Tingkat Pengetahuan Klien Dan Keluarga.
LINGKUP MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit.
2. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.
3. Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri.
4. Keterbatasan Aktifitas.
5. Kecemasan Anak Dan Orang Tua.
6. Self Care Deficit.
7. Potensial Terjadi Syok
8. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan O2
RENCANA KEPERAWATAN
Dx: Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh: Kurang Dari
Kebutuhan B.D Peningkatan Permeabilitas Dinding Pembuluh
Darah Yang Mengakibatkan Keluarnya Plasma Dari Pembuluh
Darah.
Tujuan: Gangguan Keseimbangan Cairan Dapat Diatasi
Kriteria Evaluasi:
• Turgor Baik, Rasa Haus Hilang, Tronbosit Normal(200.000 –
300.000/Mm)
• TD 100/70 – 140/90 Mmhg, Nadi 60 – 100x/Mt, Respirasi 16-24
X/Mt, Produksi Urine 30-50 Cc/Jam
Intervensi Keperawatan.
• Pada Pasien Tampak Perdarahan/Tanpa Syok.
• Penggantian Cairan  Beri Pasien Minum Sebanyak 1 ½ - 2 Liter/24 Jam.
• Indikasi Pemasangan Infus :
• Jika Pasien Muntah Terus Menerus.
• Hematokrit Terus Meningkat.
• Observasi Tanda-tanda Perdarahan Dan Tanda-tanda Syok.
• Observasi Tanda-tanda Vital Setiap Jam.
• Kompres Dingin Sesuai Suhu Tubuh.
• Catat Intake Dan Out-put.
• Periksa Hb, Ht, L, Tromb Setiap 4 - 6 Jam.

Pada Pasien Dengan Syok.


• Infus Rl/Kg Bb/Jam.
• Pemberian O2 2liter/Menit.
• Observasi Tanda-tanda Vital Tiap Lima Belas Menit.
Jika Syok Belum Teratas  Rawat Diruang Icu
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
 Upaya Pemberantasan Demam Berdarah.
Pemberantasan Nyamuk Aedesaegypti Dilaksanakan Terhadap Nyamuk
Dewasa Atau Jentiknya.

Cara Pemberantasan.
Nyamuk  Dengan Insektisida (Fogging)

Jentik  Dengan Psn (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
 Kimia  Abatisasi Larvasida.
 Biologi : Memelihara Ikan Pemakan Jentik.
 Fisik 3m : Menguras, Menutup Dan Mengubur
Penyelidikan epidemiologi
Kegiatan pencarian penderita/tersangka DBD
lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk
penular DBD di rumah penderita, dalam radius
sekurang-kurangnya 100 meter, serta tempat-
tempat umum yang diperkirakan menjadi
sumber penyakit lebih lanjut (Depkes RI, 2006)
Langkah-langkah PE
• Catat identitas
• Menyiapkan peralatan PE
• Datang ke Lurah atau kades di wilayah dengan
penderita DBD
• Menanyakan ada tidaknya penderita panas dalam
kurun waktu 1 minggu sebelumnya
• Memeriksa jentik di tempat penampungan air di
dalam dan di luar rumah
• Hasil pemeriksaan jentik dicatat dalam formulir
PE
Angka Bebas Jentik
• Persentase tempat yang ditemukan
jentik pada pemeriksaan jentik.
Rumus ABJ

• Apabila ABJ lebih atau sama dengan 95%


diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau
dikurangi
Kejadian Luar Biasa (KLB DBD)
timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan atau kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan
keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya
wabah (Depkes RI, 2006)
Penentuan KLB DBD
• Terjadi peningkatan jumlah kasus DBD dan
DSS di suatu wilayah lebih luas 
• ≥ 2x dalam kurun waktu 1 minggu/bulan
dibanding minggu/bulan sebelumnya

≥2x dibanding minggu/bulan yang sama tahun


lalu
Alur Penanggulangan KLB-DBD
Penderita/Tersangka DBD

Penyelidikan Epidemiologi

• Ditemukan 1 atau lebih penderita DBD lainnya dan atau


ada penderita panas ≥ 3 orang tersangka DBD
• Ditemukan jentik (≥ 5%)

YA TIDAK

• PSN
• PSN
• Larvasida Selektif
• Larvasida Selektif
• Penyuluhan
• Penyuluhan
• Fogging radius +/- 200 m
CARA PENANGGULANGAN KASUS DBD DI
INDONESIA
Yang harus dilakukan jika terjadi KLB

• Pengobatan/perawatan penderita
• Penyelidikan epidemiologi
• Pemberantasan vektor
• Penyuluhan kepada masyarakat
• Evaluasi/penilaian penanggulangan KLB
PEMBERANTASAN VEKTOR
 Pemberantasan vektor stadium dewasa
Dilakukan fogging atau penyemprotan
lingkungan dengan insektisida malathion
 Pemberantasan vektor stadium jentik
 Dengan insektisida
Dengan larvasida yaitu Abate (temephos)  abatisasi
 Tanpa insektisida
Lebih dikenal dengan PSN
Dengan tindakan 3M (menguras, menutup,
mengubur)

Anda mungkin juga menyukai