Virus dengue
Terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009,
World Health Organization (WHO) mencatat
negara Indonesia sebagai negara dengan kasus
Indonesia
DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Rangsang monosit yang telah terinfeksi virus dengue atau antigen virus dengue,
limfosit T manusia dapat mengeluarkan interferon (IFN) alfa dan gamma.
Pada infeksi sekunder oleh virus dengue serotipe berbeda dengan infeksi pertama,
limfosit T CD4 berproliferasi dan menghasilkan IFN alfa.
IFN alfa merangsang sel yang terinfeksi virus dengue dan mengakibatkan monosit
memproduksi mediator yang menyebabkan kebocoran plasma dan perdarahan.
13
MANIFESTASI KLINIS
1.Demam Mendadak Disertai Gejala Klinik Yang Tidak Spesifik :
Anoreksia, Nyeri Punggung, Nyeri Perut (Karena Pembesaran
Hati), Nyeri Sendi, Nyeri Kepala. Demam Terjadi 2 - 7 Hari.
2.Manifestasi Perdarahan Muncul Pada Hari Ke 2 Atau Ke 3.
- Uji Torniqet (+).
- Petechie, ekimosis, purpura
- Epitaksis, Perdarahan Gusi.
- Hematomisis, Melena.
3. Hepatomegali.
4. Trombocytopeni Nilai Trombosit < 100.000/Mm
5. Kenaikan Nilai Hematrokit 20%.
6. Manifestasi Lain : Nyeri Epigastrium Dan Muntah.
VIRUS DENGUE, NYAMUK AEDES AEGYPTI, RASH PD. MANUSIA
PERDARAHAN PADA MATA
BERBAGAI BENTUK PERDARAHAN PADA KULIT
DERAJAT DHF
ADA 4 BAGIAN YAITU :
1. DERAJAT RINGAN : DEMAM MENDADAK 2 - 7 HARI DENGAN GEJALA KLINIS LAIN
DAN MANIFESTASI PERDARAHAN JARINGAN, TEST TORNIQUET (+).
2. DERAJAT SEDANG : LEBIH BERAT DARI GOLONGAN 1, GEJALA PERDARAHAN
KULIT, MANIFESTASI PERDARAHAN LAIN (PERDARAHAN GUSI, EPITAKSIS,
HEMATEMISIS, MELENA).
3. DERAJAT BERAT: PASIEN MENGALAMI RENJATAN DENGAN KEGAGALAN
SIRKULASI, NADI CEPAT DAN LEMAH, TEKANAN DARAH MENURUN, GELISAH,
KULIT DINGIN.
4. DERAJAT SANGAT BERAT: GEJALA TERSEBUT DIATAS DITAMBAH RENJATAN YANG
DALAM DENGAN TEKANAN DARAH TIDAK TERATUR,NADI TIDAK TERABA.
PENEGAKAN DIAGNOSA DBD
KLINIS 1. DEMAM TINGGI MENDADAK, TERUS MENERUS SELAMA 2-7 HARI
3. PEMBESARAN HATI
4. SYOK DITANDAI DENGAN NADI LEMAH DAN CEPAT, TEKANAN NADI TURUN,
TEKANAN DARAH TURUN, KULIT DINGIN,
Transfusi Darah
Monitoring
KOMPLIKASI YANG SERING TERJADI
ENSEPALOPATI.
• DEMAM TINGGI.
• GANGGUAN KESADARAN DISERTAI ATAU TANPA KEJANG.
• DISORIENTASI PROGNOSANYA BURUK.
RENJATAN / SYOK HIPOVOLEMIK
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Riwayat Penyakit,
2. Pemeriksaan Fisik.
- Tingkat Kesadaran.
- Ttv : Suhu, Nadi, Rr, Td.
- Tes Rumple Leede.
- Palpasi Nyeri Tekan Dan Pembesaran Hepar.
- Perdarahan : Kulit, Gusi, Hematemisis, Melena.
3. Pemeriksaan Penunjang :
- Laboratorium : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit.
- Foto Thorax.
4. Faktor Psikososial Dan Perkembangan.
5. Tingkat Pengetahuan Klien Dan Keluarga.
LINGKUP MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit.
2. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.
3. Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri.
4. Keterbatasan Aktifitas.
5. Kecemasan Anak Dan Orang Tua.
6. Self Care Deficit.
7. Potensial Terjadi Syok
8. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan O2
RENCANA KEPERAWATAN
Dx: Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh: Kurang Dari
Kebutuhan B.D Peningkatan Permeabilitas Dinding Pembuluh
Darah Yang Mengakibatkan Keluarnya Plasma Dari Pembuluh
Darah.
Tujuan: Gangguan Keseimbangan Cairan Dapat Diatasi
Kriteria Evaluasi:
• Turgor Baik, Rasa Haus Hilang, Tronbosit Normal(200.000 –
300.000/Mm)
• TD 100/70 – 140/90 Mmhg, Nadi 60 – 100x/Mt, Respirasi 16-24
X/Mt, Produksi Urine 30-50 Cc/Jam
Intervensi Keperawatan.
• Pada Pasien Tampak Perdarahan/Tanpa Syok.
• Penggantian Cairan Beri Pasien Minum Sebanyak 1 ½ - 2 Liter/24 Jam.
• Indikasi Pemasangan Infus :
• Jika Pasien Muntah Terus Menerus.
• Hematokrit Terus Meningkat.
• Observasi Tanda-tanda Perdarahan Dan Tanda-tanda Syok.
• Observasi Tanda-tanda Vital Setiap Jam.
• Kompres Dingin Sesuai Suhu Tubuh.
• Catat Intake Dan Out-put.
• Periksa Hb, Ht, L, Tromb Setiap 4 - 6 Jam.
Cara Pemberantasan.
Nyamuk Dengan Insektisida (Fogging)
Jentik Dengan Psn (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
Kimia Abatisasi Larvasida.
Biologi : Memelihara Ikan Pemakan Jentik.
Fisik 3m : Menguras, Menutup Dan Mengubur
Penyelidikan epidemiologi
Kegiatan pencarian penderita/tersangka DBD
lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk
penular DBD di rumah penderita, dalam radius
sekurang-kurangnya 100 meter, serta tempat-
tempat umum yang diperkirakan menjadi
sumber penyakit lebih lanjut (Depkes RI, 2006)
Langkah-langkah PE
• Catat identitas
• Menyiapkan peralatan PE
• Datang ke Lurah atau kades di wilayah dengan
penderita DBD
• Menanyakan ada tidaknya penderita panas dalam
kurun waktu 1 minggu sebelumnya
• Memeriksa jentik di tempat penampungan air di
dalam dan di luar rumah
• Hasil pemeriksaan jentik dicatat dalam formulir
PE
Angka Bebas Jentik
• Persentase tempat yang ditemukan
jentik pada pemeriksaan jentik.
Rumus ABJ
Penyelidikan Epidemiologi
YA TIDAK
• PSN
• PSN
• Larvasida Selektif
• Larvasida Selektif
• Penyuluhan
• Penyuluhan
• Fogging radius +/- 200 m
CARA PENANGGULANGAN KASUS DBD DI
INDONESIA
Yang harus dilakukan jika terjadi KLB
• Pengobatan/perawatan penderita
• Penyelidikan epidemiologi
• Pemberantasan vektor
• Penyuluhan kepada masyarakat
• Evaluasi/penilaian penanggulangan KLB
PEMBERANTASAN VEKTOR
Pemberantasan vektor stadium dewasa
Dilakukan fogging atau penyemprotan
lingkungan dengan insektisida malathion
Pemberantasan vektor stadium jentik
Dengan insektisida
Dengan larvasida yaitu Abate (temephos) abatisasi
Tanpa insektisida
Lebih dikenal dengan PSN
Dengan tindakan 3M (menguras, menutup,
mengubur)