Anda di halaman 1dari 9

RESUME

KEPERAWATAN TROPIS
Asuhan Keperawatan DHF dan Hepatitis

Disusun oleh:

A M I R (R011191105)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSIATAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
A. DHF (Dengue haemorrhagic fever)
DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang
mengakibatkan demam akut. DBD adalah salah satu manifestasi simptomatik dari
infeksi virus dengue. Penyakit DBD ditandai dengan demam mendadak 2-7 hari
tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda
perdarahan dikulit berupa petechie, purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis, melena, hepatomegali, trombositopeni, dan kesadaran
menurun atau renjatan (Nurarif, 2016).
Penyebab DHF adalah Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga
flaviridae. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.
Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN- 3 sebagai serotipe terbanyak.
Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe vang
bersangkutan, sedangkan antibodi yangterbentuk terhadap serotipe lain sangat
kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue
dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.

Patofisiologi

Patofisiologi primer DHF dan dengue syock syndrome (DSS) adalah peningkatan
akut permeabilitas vaskuler yang mengarah ke kebocoran plasma ke dalam ruang
ekstravaskuler, sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan
darah. Pada kasus berat, volume plasma menurun lebih dari 20%, hal ini didukung
penemuan post mortem meliputi efusi pleura, hemokonsentrasi dan
hipoproteinemia. Setelah masuk dalam tubuh manusia, virus dengueberkembang
biak dalam sel retikuloendotelial yang selanjutnya diikuti dengan viremia yang
berlangsung 5-7 hari. Akibat infeksi ini, muncul respon imun baik humoral
maupun selular, antara lain anti netralisasi, anti-hemaglutinin dan anti
komplemen. Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada
infeksi dengueprimer antibodi mulai terbentuk, dan pada infeksi sekunder kadar
antibodi yang telah ada jadi meningkat.
Tanda dan Gejala
Pasien penyakit DBD pada umumnya disertai dengan tanda-tanda berikut:
1. Demam selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas.
2. Manifestasi perdarahan dengan tes Rumpel Leede (+), mulai dari petekie
sampai perdarahan spontan seperti mimisan, muntah darah, atau BAB darah-
hitam.
3. Hasil pemeriksaan trombosit menurun (normal: 150.000-300.000 dL)
hematokrit meningkat (normal: pria < 45, wanita < 40).
4. Akral dingin, gelisah, tidak sadar (dengue shock syndrome).
Terdapat 4 derajat spektrum klinis DBD (WHO, 1997 dalamArsin, 2013) yaitu:
 Derajat 1: Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah uji tourniquet.
 2. Derajat 2: Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan
perdarahan lain.
 3. Derajat 3: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi (sitolik
menurun sampai 80 mmHg atau kurang), sianosis di sekitar mulut, akral
dingin, kulit dingin/lembab, dan pasien tampak gelisah.
 Derajat 4 : Syok berat (profound shok) yaitu nadi tidak dapat diraba dan
tekanan darah tidak terukur.

Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue :


DD/DBD Derajat Laboratorium
DD demam disertai 2 atau lebih Leukopenia, serologi dengue
tanda : myalgia, sakit kepala, positif, trombositopenia,tidak
nyeri retroorbital, arthralgia ditemukan bukti adanya
kebocoran plasma
DBD I Gejala diatas ditambah uji Trombositopenia (<100.000/µl)
bendung positif bukti adanya kebocoran plasma
DBD II Gejaladiatas ditambah
perdarahan spontan
DBD III Gejala diatas ditambah
kegagalan sirkulasi (kulit
dingin dan lembab serta
gelisah)
DBD IV Syok berat disertai dengan
tekanan darah dan nadi tidak
teratur

Kriteria Diagnosis
1. Kriteria klinis
a) Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung terus-
menerus selama 2-7 hari.
b) Terdapat manifestasi perdarahan dibawah kulit
c) Pembesaran hati.
d) Syok.
2. Kriteria laboratoris
a. Trombositopenia (<100.000/mm3).
b. Hemokonsentrasi (Hit meningkat >20%).
Seorang pasien dinyatakan menderita penyakit DBD bila terdapat minimal 2gejala
klinis yang positif dan 1 hasil laboratorium yang positif. Bila gejala dan tanda
tersebut kurang dari ketentuan di atas maka pasien belum dapat dinyatakan
menderita demam dengue (Widoyono, 2011).

Pencegahan
1. 3M plus
2. Pembersihan jentik
a) Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN), larvasidasi
b) Menggunakan ikan (ikan kepala timah, ikan cupang, ikan sepat)
3. Pencegahan gigitan nyamuk
a) Menggunakan obat nyamuk (oles)
b) Menggunakan kelambu
c) Tidak melakukan kebiasaan berisiko (menggantung baju)

Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Ketidakefektifan perfusi jaringhan perifer
4. Nyeri akut
5. Kekurangan volume cairan
6. Resiko syok hipovolemik
7. Ketidakseimbnagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
8. Resiko perdarahan
9. kecemasan

B. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas atau menyebar.
Hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan, dimana merupakanhasil
infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima golongan besar jenis virus,
antara lain :
 Virus Hepatitis A (HAV)
  Virus Hepatitis B (HBV)
 Virus Hepatitis C (HCV)
 Virus Hepatitis D (HDV) atau Virus Delta
 Virus Hepatitis E (HEV)
 Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan atau identitas tersendiri, tetapi jenis
ini jarang ada.
 Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan
infeksi dengan virus-virus lainnya, seperti : Cytomegalovirus, Virus Epstein-
Barr, Virus Herpes simplex, Virus Varicella-zoster.

Agen Penyebab Hepatitis dengan Transmisi secara Enterik:


Terdiri atas virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV). Secara
umum, tanda-tanda virus A dan E adalah tidak mempunyai selubung, rusak bila
terpajan cairan empedu/deterjen, tidak terdapat dalam tinja, tidak dihubungkan
dengan penyakit hati kronis, dan tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau
kondisi karier intestinal.

Agen penyebab hepatitis dengan transmisi melalui darah:


Virus yang menjadi agen hepatitis melalui darah terdiri dari virus hepatitis B
(HBV), hepatitis C (HCV), dan hepatitis D (HDV). Secara umum, ciri-ciri dari
virus tersebut adalah tidak mempunyai selubung, tahan terhadap cairan empedu,
ditemukan di tinja, tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronis, dan tidak
terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal.   

Manifestasi Klinis
Ada beberapa manifestasi klinis dari hepatitis. Gejala hepatitis akut terbagi dalam
empat tahap, yaitu fase inkubasi, fase prodormal, fase ikterik, dan konvalesen.
 Fase Inkubasi
Fase inkubasi merupakan waktu di antara masuknya virus sampai timbulnya gejala
keluhan.
 Fase Prodromal
Fase ini adalah fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama sampai gejala
timbulnya ikterus. Fase ini ditandai dengan rasa tidak enak badan umum (malaise),
mialgia, antralgia, mudah lelah, gejala infeksi saluran napas atas, anoreksia, mual,
muntah, diare/konstipasi, demam, derajat rendah (Hepatitis A), dan nyeri ringan
pada abdomen kuadran kanan atas. Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang
disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Keluhan yang lain adalah
nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, dan nyeri perut
kanan atas (uluh hati). Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu, dan
malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC
berlangsung selama 2-5 hari, pusing, dan nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal
mencolok juga pada virus hepatitis B.
 Fase Ikterik
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi juga muncul bersamaan dengan gejala.
Setelah timbul ikterus, jarang terjadi perburukan gejala prodromal, namun justru
akan terjadi perbaikan klinis yang nyata. Urine berwarna seperti the pekat, tinja
berwarna pucat, dan terjadi penurunan suhu badan yang disertai dengan
bradikardia. Ikterus muncul pada kulit dan sclera yang terus meningkat pada satu
minggu, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-
kadang, fase ini disertai dengan timbulnya gatal-gatal pada seluruh badan, rasa
lesu, dan lekas capek dirasakan selama 1-2 minggu.
 Fase Konvalesen (penyembuhan)
Fase ini dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di
hulu hati, dan kemudian disusul bertabahnya nafsu makan. Fase ini berlangsung
rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal,
penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capek.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Penyakit hati disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
a. pola hidup yang tak sehat. tubuh dipaksa untuk bekerja keras sampai-sampai tidak
memperhatikan asupan gizi.
b. pekerja malam atau yang sering bergadang, rentan mengidap penyakit hati. Ini
disebabkan secara biologis fungsi hatinya dipicu untuk bekerja lebih cepat
sehingga detoksifikasi lebih tinggi. akibatnya, kondisi tubuh mudah drop.
c. adanya infeksi virus atau bakteri
d. kecandual alkohol
e. efek samping obat-obatan tertentu yang merupakan racun bagi hati
f. kelainan bawaan lahir
g. kelainan-kelainan dalam metabolisme tubuh
h. adanya trauma atau luka
i. kurang gizi
j. tidak memperhatikan kebersihan alat-alat makan dan minum
k. penularan penyakit hati lewat darah, keringat, hubungan seks dan air liur

Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
 Urobilirubin direk
 Bilirubin serum total
 Bilirubin urine
 Urobilirubin urine
 Urobilirubin feses
b. Pemeriksaan protein
 Protein total serum
 Albumin serum
 Globulin serum
 HbsAg
c. Waktu protombin
 Respon waktu terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
 AST atau SGOT
  ALT atau SGPT
 LDH
 Amonia serum
2. Radiologi
 Rontgen abdomen
 Kolestogram dan kalangiogram
 Arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
 Laparoskopi
 Biospi hati

Penatalaksanaan Medis
1. Pengobatan pada hepatitis virus lebih ditekankan pada tindakan pencegahan
2. Rawat jalan kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan  enyebabkan
dehidrasi.
3.  Mempertahankan asupan kalori dan cairan memadai
4. Pemberian intraferon alpa pada hepatitis C akut dapat menurunkan risiko kejadian
infeksi kronis.
5. Obat-obatan yang tidak penting harus dihentikan
6. Pemantauan fungsi hati dan serologi hati HVB enam bulan kemudian, bila terdapat
peningkatan titer SGOT-SGTP lebih besar dari sepuluh kali nilai batas atas normal,
koagulopati, ensefalopati, sebab dapat dicurigai adanya hepatitis fulminan.
7. Pemeriksaan HbeAg, Ig anti-HBc, SGOT/PT, dan USG hati.
8. Terapi antivirus yang terdiri dari antireplikasi virus, imunomodulator, dan
antiproliferasi. Pegylated interferon alfa disebut dengan polythylene glikol (PEG)
yang larut dalam air terdiri dari penginterferon alfa-2a, dan penginterferonalfa-2b.
Ribavirin diberikan bersama interferon alfa untuk pengobatan hepatitis C kronis.
Sementara, tujuan tetapi antivirus adalah:
 Menekan replikasi virus sehingga mengurangi risiko transmisi,
 Normalisasi amino transferasi dan perbaikan histologis hati,
 Menghilangkan atau mengurangi gejala dan,
 Mencegah progretivitas.

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
2. Hipertermi
3.Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Risiko keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan
5. Risiko infeksi
6. Intoleransi aktivitas
7. Kerusakan integritas kulit
8. Harga diri rendah situasinal
9. Kurang pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai