DENGUE
HAEMORRHAGIC
FEVER
Ruang XIV
DBD I Gejala di atas ditambah uji bendung positif Trombositopenia (<100.000/µl), bukti ada
kebocoran plasma
DBD II Gejala di atas ditambah perdarahan spontan Trombositopenia (<100.000/µl), bukti ada
kebocoran plasma
DBD III Gejala di atas ditambah kegagalan sirkulasi Trombositopenia (<100.000/µl), bukti ada
(kulit dingin dan lembab serta gelisah) kebocoran plasma
DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah dan Trombositopenia (<100.000/µl), bukti ada
nadi tidak terukur kebocoran plasma
*DBD derajat III dan IV juga disebut sindrom syok dengue (SSD)
Penatalaksaan
Protokol ini terbagi dalam 5 kategori, yaitu:
Protokol 1. Penanganan Tersangka (Probable) DBD Dewasa Tanpa Syok
Penatalaksaan
Protokol 2. Pemberian Cairan pada Tersangka DBD Dewasa di Ruang
Rawat
Penatalaksaan
Protokol 3. Penatalaksanaan DBD dengan Peningkatan Ht > 20%
Penatalaksaan
Protokol 4. Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DBD Dewasa
Penatalaksaan
Protokol 5. Tatalaksana Sindroma Syok Dengue pada Dewasa
Prognossa
Prognosis demam dengue dapat beragam, dipengaruhi oleh adanya
antibodi yang didapat secara pasif atau infeksi sebelumnya. Pada DBD,
kematian telah terjadi pada 40-50% pasien dengan syok, tetapi dengan
penanganan intensif yang adekuat kematian dapat ditekan <1% kasus.
Keselamatan secara langsung berhubungan dengan penatalaksanaan
awal dan intensif. Pada kasus yang jarang, terdapat kerusakan otak
yang disebabkan syok berkepanjangan atau perdarahan intrakranial.3
BAB 3
Laporan Kasus
DATA PRIBADI
Nama : Sri Hartati
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Dusun III jl. Pembangunan Banadar setia,
Percut Sei Tuan, Deli Serdang.
ANAMNESA PENYAKIT
Telaah:Hal ini dialami os sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam bersifat tinggi
dan tidak turun dengan obat penurun panas, mual dijumpai, muntah tidak dijumpai,. Mual
dialami sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk tidak dijumpai. Sesak tidak dijumpai.
Os juga mengeluhkan nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan merasa pusing sejak 6 hari
lalu. Os juga mengeluhkan ada bintik-bintik kemerahan di seluruh tubuh. Riwayat
perdarahan spontan seperti mimisan tidak dijumpai, gusi berdarah tidak dijumpai, lebam-
lebam di tubuh tidak dijumpai, namun bercak-bercak merah dijumpai pada tangan dan kaki
os sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. BAB dengan frekuensi 1x dalam sehari dengan
konsistensi keras, tinja berwarna kuning, BAB hitam tidak dijumpai, BAB berdarah tidak
dijumpai, BAB berlendir tidak dijumpai. BAK dijumpai dengan volume ±1500cc/24 jam
dengan urin berwarna seperti teh pekat. Riwayat darah tinggi disangkal, riwayat sakit gula
disangkal, riwayat sakit kuning disangkal, riwayat sakit dada disangkal, riwayat minum
obat-obatan disangkal oleh os. Riwayat bepergian ke tempat-tempat endemic disangkal oleh
os
RPT : tidak dijumpai
RPO : tidak jelas
Anamnesa organ
Jantung Sesak Nafas :(-) Edema :(-)
Angina Pectoris
:(-) Palpitasi
Lain-lain
:(-)
:(-)
Saluran Batuk-batuk :(-) Asma, bronchitis :(-)
Pernafasan Dahak :(-) Lain-Lain :(-)
SaluranNafsu Makan : Menurun Penurunan BB :(-)
Pencernaan Keluhan Mengunyah : ( - ) Keluhan Defekasi :(-)
Keluhan Perut :(-) Lain-lain :(-)
Darah :DBN
LABORATORIUM RUTIN Kemih :DBN
Tinja :DBN
DIAGNOSIS BANDING
Bronkial
- Asma
- PPOK
- Pneumonitis hipersensitivitas
- Bronkitis
- Emfisema paru
- CHF
- Asidosis metabolic
DIAGNOSA SEMENTARA
Demam Haemorrhagic Fever grade I
Aktivitas: Tirah baring
PENATALAKSANAAN
Diet: Diet MB
Tindakan Suportif:
IVFD RL 30 gtt/i mikro
Medikamentosa:
IVFD fima Hes 30 gtt/i makro 1 fls saja
IVFD RL 300cc guyur dalam 1 jam pertama, selanjutnya 180cc/jam selama 4
jam berikutnya, selanjutnya 40 gtt/i makro
Inj. Ranitidin 50mg/12 jam/iv
Domperidone 3x10 mg (ac)
Follow up ketat
RENCANA PENJAJAKAN DIAGNOSTIK / TINDAKAN
LANJUTAN
Foto Thoraks
USG abdomen
BAB 4 FOLLOW UP
Tanggal S O A P
01 Demam Sens : Compos Mentis DHF Grade I Tirah Baring
September TD : 120/80 mmHG Diet MB TKTP
2017 HR : 80 x/i IVFD RL 300 cc guyur dalam 1 jam
RR : 24 x/i pertama – 180 cc/jam selama 4 jam
T : 37,1 C – 40 gtt/i
KEPALA Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam/IV
Domperidon 3x1 mg ac
Mata :
Follow up /3 jam
Konjunctiva anemis (-/-)
Sclera ikterik (-/)
THORAX
SP : Vesikuler
ST : -
ABDOMEN
Soepel, simetris, H/L/R TTB, BU (+) normal
EXTREMITAS
Edema
Superior (- | -)
Inferior (- | -)
LAB : Hb 14,4
WBC 7460
PLT 8000
IgM, IgG anti dengue : positif
02 Demam Sens : Compos Mentis DHF Grade I Tirah Baring
September TD : 110/70 mmHG Diet MB TKTP
2017 HR : 80 x/i IVFD Fina HES 30 gtt/I 1 flash
RR : 26 x/i saja
T : 37,0 C IVFD RL 40 gtt/i
KEPALA Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam/IV
Laxadine 3xCI
Mata :
Domperidon 3x1 mg ac
Konjunctiva anemis (-/-)
Sclera ikterik (-/)
THORAX
SP : Vesikuler
ST : -
ABDOMEN
Soepel, simetris, Hepar teraba 3 cm BAC, BU (+) normal
EXTREMITAS
Edema
Superior (- | -)
Inferior (- | -)
LAB
Hb / WBC / RBC / PLT (16,6 / 6,43 / 6,34 / 2000)
Na / K / U
(145 / 4,4 / 110)
KGD AdR 143
03 Demam Sens : Compos Mentis DHF Grade I Tirah Baring
September TD : 140/110 mmHG Diet MB TKTP
2017 HR : 83 x/i IVFD RL 40 gtt/i
RR : 28 x/i Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam/IV
T : 36,0 C Laxadine 3xCI
KEPALA Domperidon 3x1 mg ac
Folket / 2 jam
Mata :
Konjunctiva anemis (-/-)
Sclera ikterik (-/)
THORAX
SP : Vesikuler
ST : -
ABDOMEN
Soepel, simetris, Hepar teraba 3 cm BAC, BU (+) normal
EXTREMITAS
Edema
Superior (- | -)
Inferior (- | -)
LAB
Hb / WBC / Ht / PLT
(14 / 8140 / 42,3 / 14000)
04 Demam Sens : Compos Mentis DHF Grade I Tirah Baring
Septemb menurun TD : 140/90 mmHG Diet MB TKTP
er 2017 HR : 78 x/i IVFD RL 40 gtt/i
RR : 30 x/i Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam/IV
T : 36,6 C Laxadine 3xCI
KEPALA Domperidon 3x1 mg ac
Mata :
Konjunctiva anemis (-/-)
Sclera ikterik (-/)
THORAX
SP : Vesikuler
ST : -
ABDOMEN
Soepel, simetris, Hepar teraba 3 cm BAC, BU (+)
normal
EXTREMITAS
Edema
Superior (- | -)
Inferior (- | -)
LAB
BT 4 menit / PT 1107 / INR 1,46 / APTT 1,2
05 Sens : Compos Mentis DHF Grade I -Hipertensi grade I Tirah Baring
Septemb TD : 150/100 mmHG Diet MB TKTP
er 2017 HR : 84 x/i IVFD RL 40 gtt/i
RR : 20 x/i Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam/IV
T : 36,7 C Laxadine 3xCI
KEPALA Domperidon 3x1 mg ac
Captopril 3x12,5 mg
Mata :
Amlodipine 1x5 mg
Konjunctiva anemis (-/-)
Sclera ikterik (-/)
THORAX
SP : Vesikuler
ST : -
ABDOMEN
Soepel, simetris, Hepar teraba 3 cm BAC, BU (+)
normal
EXTREMITAS
Edema
Superior (- | -)
Inferior (- | -)
LAB
Hb 13,6 / WBC 1072 / PLT 94.000
06 Sens : Compos Mentis DHF Grade I Tirah Baring
Septemb TD : 140/90 mmHG HT stg 1 Diet MB TKTP
er 2017 HR : 82 x/i IVFD RL 40 gtt/i
RR : 25 x/i Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam/IV
T : 36,5 C Laxadine 3xCI
KEPALA Domperidon 3x1 mg ac
Mata :
Konjunctiva anemis (-/-)
Sclera ikterik (-/)
THORAX
SP : Vesikuler
ST : -
ABDOMEN
Soepel, simetris, Hepar teraba 3 cm BAC, BU (+)
normal
EXTREMITAS
Edema
Superior (- | -)
Inferior (- | -)
LAB
-
07 Sens : Compos Mentis DHF Grade I Tirah Baring
Septemb TD : 130/80 mmHG HT stg 1 Diet MB TKTP
er 2017 HR : 84 x/i IVFD RL 40 gtt/i
RR : 23 x/i Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam/IV
T : 37,2 C Domperidon 3x1 mg ac
KEPALA Captopril 3x12,5mg
Amlodipin 1x5mg
Mata :
PBJ:
Konjunctiva anemis (-/-) - Captopril 3x12,5mg
Sclera ikterik (-/) - Amlodipin 1x5mg
THORAX
SP : Vesikuler
ST : -
ABDOMEN
Soepel, simetris, Hepar teraba 3 cm BAC, BU (+)
normal
EXTREMITAS
Edema
Superior (- | -)
Inferior (- | -)
BAB 5
Diskusi Kasus
Teori Pasien
Definisi
Manifestasi Klinis
Pada pasien dijumpai demam tinggi, timbul mendadak dan bersifat hilang
Manifestasi klinis untuk demam berdarah dengue yaitu :
timbul. Demam dijumpai sudah 6 hari SMRS. Pada pasien juga dijumpai
Demam tinggi , timbul mendadak, kontinua, kadang bifasik.
keluhan sakit kepala, nyeri sendi, dan sakit pada belakang kelopak mata. Mual
Berlangsung antara 2-7 hari.
dijumpai tapi tidak ada muntah. Pada pemeriksaan fisik pasien terdapat bintik –
Muka kemerahan (facial flushing), anoreksi, mialgia, dan arthralgia.
bintik merah pada kedua tangan dan kaki.
Nyeri epigastrik, muntah, nyeri abdomen difus.
Kadang disertai sakit tenggorok.
Faring dan konjungtiva kemerahan.
Dapat disertai kejang demam.
Anamnesa
Pada pasien dijumpai demam tinggi, timbul mendadak dan bersifat hilang
Keluhan utama:
timbul. Demam dijumpai sudah 6 hari SMRS. Pada pasien juga dijumpai
Tanda dan gejala klinis berbeda pada setiap pasien. keluhan sakit kepala, nyeri sendi, dan sakit pada belakang kelopak mata. Mual
Demam tinggi , timbul mendadak, kontinua, kadang bifasik. dijumpai tapi tidak ada muntah. Pada pemeriksaan fisik pasien terdapat bintik –
Berlangsung antara 2-7 hari. bintik merah pada kedua tangan dan kaki.
Muka kemerahan (facial flushing), anoreksi, mialgia, dan arthralgia.
Nyeri epigastrik, muntah, nyeri abdomen difus.
Kadang disertai sakit tenggorok.
Faring dan konjungtiva kemerahan.
Dapat disertai kejang demam.
Pemeriksaan Fisik
Pada pasien dijumpai
- Kepala :
Mata : Muka kemerahan (facial flushing), anoreksi, mialgia, dan arthralgia. - Rasa mual yang disertai dengan anoreksia
- Ekstremitas : terdapat ptechie - Mialgia dan athralgia
- Perdarahan (mimisan, muntah & BAB hitam, menstruasi berlebih, urin - Ptechie pada kedua ekstremitas
berwarna hitam/hemoglobinuria atau hematuria)
- Pusing.
- Pucat (akral teraba dingin)
Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada pasien ini :
Aktivitas : Tirah baring
Protokol 1 : Diet : MII
Tindakan suportif:
Hb, Ht, dan trombosit normal atau trombosit antara 100.000-200.000, pasien -IVFD fima Hes 30 gtt/i makro 1 fls saja
dapat dipulangkan dengan anjuran konrol atau berobat jaan ke Poliklinik dalam
-IVFD RL 300cc guyur dalam 1 jam pertama, selanjutnya 180cc/jam
waktu 24jam berikutnya (dilakukan pemeriksaan Hb,Ht, dan trombosit tiap 24
Medikamentosa :
jam) atau bila keadaan penderita memburuk segera kembali ke Unit Gawat
Inj. Ranitidin 50mg/12 jam/iv
Darurat.
Domperidone 3x10 mg (ac)
Hb, Ht normal tetapi trombosit < 100.000 dianjurkan untuk dirawat.
Hb,Ht, meningkat dan trombosit normal atau turun juga dianjurkan untuk
dirawat.
Protokol 2 :
Pasien yang tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan masif dan tanpa syok
maka di ruang rawat diberikan cairan infus kristaloid dengan jumlah seperti rumus
berikut ini. Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan, sesuai rumus berikut:
Bila Hb, Ht meningkat 10-20% dan trombosit < 100.000 jumlah pemberian
cairan tetap seperti rumus di atas tetapi pemantauan Hb, Ht, trombosit tiap
12jam.
Bila Hb, Ht, meningkat >20% dan trombosit < 100.000 maka pemberian caian
sesuai dengan protokol penatalaksanaan DBD dengan peningkatan Ht >20%.
Protokol 3 : Protokol 5 :
Meningkatnya Ht > 20% menunjukkan bahwa tubuh mengalami defisit Pada fase awal, cairan kristaloid diguyur sebanyak 10-20 ml/kgBB an
cairan sebanyak 5 %. Pada keadaan ini terapi awal pemberian cairan dievaluasi setelah 15-30 menit. Bila renjatan telah teratasi (ditandai
adalah dengan memberikan infus cairan kristaloid sebanyak 6-7 dengan tekanan darah sisitolik 100 mmHg dan tekana nadi kurang dari
ml/kg/jam. Pasien kemudian dipantau setelah 3-4 jam pemeberian 100 kali per menit dengan voume cukup, akral teraba hangat, dan kulit
cairan. Bila terjadi perbaikan yang ditandai dengan tanda-tanda tidak pucat serta diuresis 0,5-1 ml/kgBB/jam) jumla cairan dikurangi
hematokrit turun, frekuensi nadi turun, tekanan darah stabil, produksi menjadi 7 ml/kgBB/jam. Bila dalam waktu 60-120 menit kemudian
urin meningkat maka jumlah cairan infus dikurangi menjadi keadaan tetap stabil pemberian cairan menjadi 3 ml/kgBB/jam. Bila
5ml/kg/jam. Dua jam kemudian dilakukan pemantauan kembali dan 24-48 jam setelah renjatan teratasi tanda-tanda vital dan hematokrit
bila keadaan tetap menunjukkan perbaikan maka jumlah cairan infus tetap stabil serta diuresis cukup maka pemberian cairan perinfus harus
dikurangi menjadi 3ml/kg/jam. Bila pemantauan keadaaan tetap dihentikan.
membaik maka pemberian cairan dapat dihentikan 24-48 jam
kemudian.
Protokol 4 :
Pada keadaan seperti ini jumlah dan kecepatan pemebrian cairan tetap
seperti keadaan DBD tanpa syok lainnya. Pemeriksaan tekanan darah,
nadi, pernapasan, dan jumlah urin dilakukan sesering mungkin
dengan kewaspadaan Hb, Ht, dan trombosit serta hemostasis harus
segera dilakukan dan pemeriksaan Hb, Ht, dan trombosit sebaiknya
diulang seiap 4-6 jam. PRC diberikan bila nilai HB kurang dari 10 g/dl.
Transfusi trombosit hanya diberikan pada pasien DBD dengan
perdarahan spontan dan masif dengan jumlah trombosit
<100.000/mm3 disertai atau tanpa KID.
BAB 6
Kesimpulan